You are on page 1of 14

1.

Asumsi Dasar Gas Ideal


Gas ideal adalah suatu gas yang diidealkan oleh manusia. Pada
kenyataanya, gas ideal tersebut tidak ada di permukaan bumi. Untuk memberikan
gambaran tentang keadaan gas ideal, para ahli memberikan diskripsi baik secara
makroskopik maupun secara mikroskopik. Secara mikroskopik, gas ideal
digambarkan dengan beberapa asumsi dasar sebagai berikut
a) Suatu gas yang terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul dengan
jumlah molekul yang sangat besar. Ini didasari atas penemuan bilangan
Avogadro yang menunjukan jumlah molekul dalam 1 kilogram per mol
pada tekanan 76 cmHg dan temperatur 00 C (keadaan normal).
Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam 1 m3 gas yang dalam keadaan
normal terdapat 3 x 1025molekul.
b) Jarak pisah molekul gas sangat jauh dibandingkan ukuran molekul itu
sendiri dan dalam keadaan terus bergerak. Yang mana jarak jarak antar
molekul dalam kondisi standar ditentukan dengan pangkat tiga dari
volume molekul tersebut.
c) Tidak ada gaya yang cukup berarti antara molekul-molekul kecuali saat
terjadi tumbukan. Tidak adanya gaya yang cukup berarti antara molekul-
molekul saat molekul dalam kedaan diam karena jarak antar molekul jauh
lebih besar daripada diameter masing-masing molekul. Jadi secara
otomatis, gaya tarik menarik maupun tolak menolak antara satu molekul
dengan molekul yang lain pada keadaan diam sangatlah kecil dan dapat
diabaikan.
d) Tumbukan antara dua molekul bersifat elastis (tumbukan lenting
sempurna) dan tumbukan terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan
dinding tempat tumbukan licin sempurna.
e) Pada saat tidak ada gaya dari luar, kedudukan molekul dalam suatu
volume tersebar merata diseluruh ruangan. Dari asumsi tersebet, maka
disetiap titik dalam volume V harga n haruslah sama.
f) Semua arah dari kecepatan molekul memiliki kecepatan yang sama.
Asumsi ini member petunjuk bahwa arah kecepatan molekul pada suatu
saat dapat dianggap ke segala arah.

Makalah I\Fisika Statistik1


n
d 2 nθ φ = Sinθ dθ dφ
2. Menurunkan dan Menjelaskan Persamaan 4π
Untuk menurunkan persamaan tersebut, maka diperlukan analisa terhadap
asumsi-asumsi yang telah dikemukakan. Analisa dilakukan dengan memasangkan
vektor pada setiap molekul yang memberikan petunjuk arah kecepatan molekul.
Selanjutnya, vektor-vektor tersebut dipindahkan ke titik awal. Pusat titik awal ini
adalah bola dengan jari-jari sembarang r. Vektor kecepatan diperpanjang hingga
menembus bidang bola. Jumlah titik tembus yang pada bidang bola jumlahnya
akan sama dengan molekul yang terdapat dalam bola tersebut. Misalnya, jika
terdapat N buah molekul dalam bola, maka titik tembus kecepatannya pada bidang
bola juga N buah. Sesuai asumsi gas ideal, maka titik tembus pada bola haruslah
merata karena molekul-molekul tersebut tersebar secara merata. Artinya pula,
kecepatan molekul arahnya merata pada bola.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa
jumlah titik tembus persatuan luas di seluruh bidang bola harus sama di semua
titik dalam bidang bola. Jumlah rata-rata titik persatuan luasnya adalah:
N
4πr 2 ......................................................................................1
Dengan N menyatakan jumlah titik tembus kecepatan molekul dan pembaginya (

4πr 2 ) merupakan luas bola. Jika pada bola diambil elemen luas dA, maka dN
merupakan jumlah titik tembus di dA yang dirumuskan sebagai berikut.
N
dN = dA
4πr 2 ........................................................................2
Elemen luas dA akan selalu lebih besar dari luas penampang molekul.
Selanjutnya adalah menentukan elemen dA yang dinyatakan r, θ , dan φ .
Untuk lebih memudahkan perhitungan, dapat dilihat pada Gambar 1. Luas dA
tidak lain adalah hasil perkalian RS dan QR. Berdasarkan gambar, maka
diperoleh: RS = r sin θ dφ dan QR = r dθ . Sehingga, dA akan dapat dinyatakan
sebagai berikut.
dA = RS . QR
dA = r sin θ dφ . r dθ

dA = r 2 sin θ dθ dφ ................................................................3
Dengan mensubtitusikan persamaan 3 ke persamaan 2, maka akan
diperoleh formulasi untuk jumlah molekul yang kecepatannya menembus luasan
dA, yaitu dN sebagai berikut.
N 2
dN = r sin θ dθ dφ
4πr 2

N
dN = sin θ dθ dφ
4π .............................................................4
Bila jumlah molekul yang arah kecepatannya menembus dA dinyatakan

N
dN θ φ d 2 N θ φ = jumlah titik tembus pada dA = dN = sin θ dθ dφ
dengan , maka 4π .

d 2 Nθ φ
Di mana, menyatakan jumlah titik di luasan ini atau jumlah molekul-
molekul yang memiliki kecepatan di dalam arah θ + dθ , φ dan φ + dφ , yang
memenuhi persamaan:
N
d 2 Nθ φ = sin θ dθ dφ
4π ........................................................5
Bila persamaan 5 dibagi dengan V, maka akan diperoleh:

Makalah I\Fisika Statistik3


n
d 2 nθ φ = sin θ dθ dφ
4π .........................................................6
Pada kasus ini, juga dapat dimengerti bahwa kecepatan molekul tersebut berubah
akibat tumbukan.

3. Tumbukan dengan Dinding yang Diam


Molekul-molekul gas dalam suatu wadah tidak melakukan gaya antara satu
dengan yang lain. Molekul-molekul tersebut hanya menumbuk dinding wadah
yang diam, dan setelah terjadi tumbukan, dinding wadah tersebut tidak ikut
bergerak. Dalam proses tumbukan ini diasumsikan bahwa dinding wadah bersifat
licin, sehingga saat tumbukan terjadi, tidak timbul kalor antara permukaan
didnding dengan permukaan molekul.
Banyak kasus mengenai molekul gas yang menumbuk atau melewati
bidang batas. Perhitungan jumlah molekul yang menumbuk bidang batas per
satuan luas per satuan waktu digunakan pada kasus kesetimbangan zat cair dengan
uap. Pada kasus ini, jumlah molekul yang menguap atau ke luar bidang
permukaan per satuan luas per satuan waktu identik dengan jumlah molekul yang
menumbuk bidang batas per satuan luas per satuan waktu.
a. Tumbukan θ φ v per satuan luas per satuan waktu.
Tumbukan θ φ v berarti tumbukan yang dilakukan oleh molekul yang
memiliki arah kecepatan θ dan θ + dθ , φ dan φ +dφ serta besar kecepatan
v dan v +dv. Tumbukan θ φ v ditandai dengan d3θ φ v. Untuk membahas hal
ini, dapat dipergunakan silinder miring pada Gambar 2.
Silinder miring (pada gambar 2) dengan ujung berarah θ , φ dan panjang
vdt. Panjang ini merupakan jarak molekul dengan laju v yang ditempuh dalam
waktu dt. Jumlah tumbukan θ φ v dengan dA dalan waktu dt sama dengan jumlah
molekul θ φ v di dalam silinder. Dengan molekul θ φ v menyatakan molekul
dengan laju v dan berarah θ φ . Untuk menentukan banyaknya molekul dalam
silinder dapat diasumsikan bahwa molekul-molekul dalam jumlah yang besar,
jumlah N molekul dan sub group dNvatau dNθ φ terdistribusi merata. Misalkan dnV
menyatakan jumlah per mol per satuan volume dengan laju v dan v+dv, maka

n
d 2 nθ φ = sin θ dθ dφ
berdasarkan persamaan 4π , dengan mengganti n dengan
dnv , maka jumlah molekul per satuan volume adalah

1
d 3 nθ φv = nd v sin θ dθ dφ
4π ..................................................7
Volume silinder pada Gambar 2 adalah:
dV = Luas alas × tinggi = dA × vdt cos θ ..................................8

Jumlah molekul θ φ v di dalam silinder sama dengan jumlah tumbukan dengan


dA dalam waktu dt, yakni:
d 3 N θ φv = d 3 nθ φv × vdt cos θ dA

1
d 3 N θ φv = dnv sin θ dθ dφ ⋅ vdt cos θ dA

1
d 3 N θ φv = dA dt ⋅ vdnv sin θ cos θ dθ dφ
4π ...........................9
Selanjutnya dapat dihitung jumlah tumbukan θ φ v per satuan luas per satuan
waktu adalah:
d 3 N θ φv 1
= vdnv sin θ cos θ dθ dφ
dA ⋅ dt 4π .....................................10

b. Jumlah tumbukan oleh molekul dengan kecepatan v (yang

Makalah I\Fisika Statistik5


artinya dari v sampai v + dv) per satuan luas per satuan waktu.
Jumlah total tumbukan per satuan luas per satuan waktu yang dibuat oleh
molekul dengan laju v diperoleh dengan mengintegralkan seluruh θ antara 0 dan

π
2 dan seluruh φ antara 0 dan 2π sebagai berikut.
π
2π 2
1
= ∫ ∫ 4π
0 0
vdnv sin θ cos θ dθ dφ

π
2π 2
1
= ∫ ∫ 4π
0 0
vdnv sin θ d sin θ dφ

1 π

( ]
2π 2
1
= ∫ vdnv dφ 1 sin 2 θ
4π 2
0 0


= ∫ 8π
1
[
vdnv dφ sin 2 90 − sin 2 0 ]
0

1
vdnv dφ [1] ( φ ] 0

=

1
= vdnv
4 ..............................................................................11

c. Jumlah semua tumbukan dari molekul dari atas bidang dan


dengan segala kecepatan per satuan luas per satuan waktu.
Jumlah total molekul per satuan luas per satuan waktu, dengan semua laju
diberikan oleh persamaan:
1
=∫ vdnv

d. Hasil pada c akan digunakan dengan kecepatan rata-rata dari


molekul.
Jumlah tumbukan v per satuan luas per satuan waktu dapat pula dinyatakan
dengan kecepatan rata-rata v adalah:
∑v
v=
N

Jika terdapat N1 molekul semuanya dengan laju yang sama v1, N2 molekul

semuanya dengan laju yang sama v2, dan seterusnya, maka rata-ratanya dapat
dinyatakan sebagai berikut.
∑ N i vi
v=
N

Atau pembilang dan penyebut dibagi dengan volume V, maka diperoleh;


∑ ni v i
v=
n ..............................................................................12
Jika kecepatan molekul kontinu, maka persamaan 12 dapat dituliskan sebagai
berikut.

v=
∫ dn v v
n atau ∫ v dn v = n v
Jadi semua tumbukan yang timbul dari molekul dengan semua kecepatan dari atas
bidang adalah
v v
1 1
∫0 4 v dnv = 4 ∫0 v dnv

1
= nv
4 ..................................................................................13
Keterangan:
n = jumlah molekul per satuan volume
v = kecepatan rata-rata molekul

4. Persamaan Gas Ideal berdasarkan Teori Kinetik


Persamaan gas ideal dinyatakan dengan P (tekanan), V (Volume) dan T
(temperatur) gas, di mana dalam termodinamika persamaan gas ideal ini
ditemukan sebagai berikut:
PV = nRT ................................................................................14
Persamaan ini merupakan persamaan umum gas ideal (Kamajaya, 2003 ) di mana

Makalah I\Fisika Statistik7


N
n=
n = banyaknya mole gas, N0

N = jumlah molekul gas


N0 = bilangan Avogadro = jumlah molekul per mole

R = 8,3149 × 10 3 Joule
R = konstanta umum dengan kgm − mole. 0 K

Dalam mekanika dikenal tekanan adalah gaya persatuan luas, sebagai berikut:
F
p=
A ....................................................................................15
dikenal juga perumusan untuk impuls adalah sebagai berikut:
impuls = perubahan momentum
F dt = mv2 – mv1

sehingga:
mv 2 − mv1
F=
dt ......................................................................16

telah diperoleh pula jumlah tumbukan θ φ v pada luas dA dalam waktu dt adalah:
1
d 3 Nθ φ
v = dA.dt. vdnv sin θ cos θdθdφ

1
= vdnv sin θ cos θdθdφdA.dt
4π ................................17
Adapun langkah menentukan persamaan gas ideal berdasarkan teori kinetik gas
adalah:
a. Menentukan gaya oleh molekul yang bekerja pada bidang berdasarkan
impuls sama dengan perubahan momentum.
Pada gambar tersebut tumbukan yang terjadi pada luas dA adalah tumbukan
θ φ v . Tumbukan ini adalah lenting sempurna, akibatnya:

 Kecepatan v sebelum dan sesudah tumbukan tetap atau sama


 Komponen v yang mendatar adalah sama besar dan searah
 Komponen v yang vertikal sama besar tetapi berlawanan arah
Jika massa satu molekul sama dengan m maka perubahan momentum untuk

satu molekul pada tumbukan θ φ v adalah


mv cos θ − (− mv cos θ ) = 2mv cos θ

Oleh karena jumlah molekul yang melakukan tumbukan θ φ v pada luas dA


dalam waktu dt adalah seperti yang ditunjukan pada persamaan 4, maka dapat

ditentukan jumlah perubahan momentum dari tumbukan θ φ v adalah:


1
= vdnv sin θ cos θdθdφdA.dt 2mv cos θ

2
= mv 2 dnv sin θ cos 2 θdθdφdA.dt

dengan melakukan integrasi persamaan di atas dengan batas integrasi:

θ = 0 → 12 π
dan φ = 0 → 2π
maka perubahan momentum yang ditimbulkan tumbukan–v dari semua arah
diperoleh sebagai berikut:
1
2π 2π
2
= ∫∫
0 0

mv 2 dnv sin θ cos 2 θ dθ dφ dA .dt

1 π
2π 2
1
= ∫ mv 2 dnv dφ dA .dt ∫ sin θ cos 2 θ dθ
0
2π 0

Makalah I\Fisika Statistik9


1 π
2π 2
1
= ∫− mv 2 dnv dφ dA.dt ∫ cos 2 θ d cos θ
0
2π 0

1
2π π
1 1 2
= ∫− mv 2 dnv dφ dA.dt  cos 3 θ 
0
2π 3 0


1 1 1 
= ∫− mv 2 dnv dφ dA.dt  cos 3 90 − cos 3 0 
0
2π 3 3 


1  1
= ∫− mv 2 dnv dφ dA.dt  0 − 
0
2π  3

2π 2π
1 1
= ∫ mv 2 dnv dφ dA.dt = mv 2 dnv dA.dt ∫ dφ
0
6π 6π 0

1 1
= mv 2 dnv dA.dt ( φ ) 02π = mv 2 dnv dA.dt 2π
6π 6π

Jadi diperoleh jumlah tumbukan-v menimbulkan perubahan momentum total


1
= mv 2 dnv dA.dt
3

Sedangkan perubahan tumbukan total dari segala kecepatan adalah:


v v
1 1
= ∫ mv 2 dnv dA.dt = mdA.dt ∫ v 2 dnv
0
3 3 0

Gaya yang bekerja pada bidang dA adalah perubahan momentum yang terjadi
dibagi waktu dt.
v
1
mdA.dt ∫ v 2 dnv v
3 1
F= 0
= mdA.∫ v 2 dnv
dt 3 0 ....................18
Menentukan tekanan berdasarkan perumusan tekanan sama dengan gaya
persatuan luas.
v
F 1
p= = m ∫ v 2 dnv
dA 3 0
.................................................19
Selanjutnya harga p dapat dinyatakan dengan harga rata-rata kuadrat
2 2
kecepatan yaitu v . Harga rata-rata kecepatan v didefinisikan sebagai
berikut:

v 2
=
∑v 2

atau

∑N v ∑N v
2 2
i i i i
v 2
= =
∑N i N

dengan sama-sama dibagi V, diperoleh:


N v
∑ ∑n v
i 2 2

v 2
= V i
=
i i

N n
V
di mana

N= ∑N i
= banyaknya semua molekul
n = jumlah molekul persatuan volume
V = Volume
vi = kecepaan molekul ke i

Ni = jumlah molekul nomor i

Jika kecepatan molekul kontinu dan dnv merupakan jumlah molekul dengan

∑n v 2
i i
v2 =
kecepatan v maka bentuk n dapat diganti dengan bentuk integral
sebagai berikut.

∫v
2
i dnv
v 2
=
n
Bila n diganti dengan N/V , maka menjadi
V ∫ vi dnv
2

v = 2

N
sehingga

Makalah I\Fisika Statistik11


N 2
∫v
2
i dnv = v
V
Jika hasil ini disubstitusikan kepersamaan (19), diperoleh:
1 N
p = m v2
3 V .............................................................20
b. Menentukan harga PV. Untuk menentukan ini, dapat ditinjau dari
persamaan (20) dan diperoleh:
1
pV = mNv 2
3 ............................................................21
Persamaan (21) ini merupakan persamaan gas ideal yang dicari berdasarkan
teori kinetik gas. Di mana dalah hal ini:
P = tekanan yang dilakukan gas (tekanan gas)
V = Volume gas
m = massa satu molekul gas
N = jumlah molekul gas
mN = jumlah massa gas
v 2 = kecepatan kuadrat rata-rata dari gas ideal tersebut.
Mengingat bahwa gas ideal yang ditinjau dengan termodinamika dan teori kinetik
gas adalah sama, maka persamaan gas yang didapatkan haruslah identik, jadi:
1
PV = mNv 2
PV = nRT identik dengan 3
1
PV = mNv 2
5. Berdasarkan keidentikan persamaan PV = nRT dengan 3 ,
maka dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut:
a. Berdasarkan keidentikan tersebut, maka:
1
nRT = mNv 2
3

Mengingat bahwa:
N
n=
N 0 = jumlah mole gas,

R
=k 1,3803 × 10 −23 Joule 0
N0 = konstanta Boltzman = K
2
Maka dapat dicari hubungan v dengan k dan T, sebagai berikut:
1
nRT = mNv 2
3

3 3 N 3 R
v2 = nRT = RT = T
mN mN N 0 m N0

3
v2 = kT
m .............................................................................22
b. Berdasarkan persamaan (22), dapat ditentukan energi kinetik rata-rata
molekul gas sebagai berikut.
3
v2 = kT
m

mv 2 = 3kT , kedua ruas dibagi dengan 2, diperoleh


1 3
mv 2 = kT
2 2 ........................................................................23
1
mv 2
di mana 2 merupakan energi kinetik rata-rata molekul gas.
c. Berdasarkan persamaan (22), dapat pula ditentukan root mean square atau

v 2 sebagai berikut.

3
v2 = kT
2
Atau ditulis:
3
v rms = kT
2 .........................................................................25

Daftar Pustaka
Kamajaya, K. 2003. Fisika untuk SMU. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Ngurah, A. A. G. . Rencana Perkuliahan Teori Gas Kinetik dan Mekanika
Statistik. Bahan Ajar (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Fisika
Undiksha singaraja
Sujanem, R. Penghantar Fisika Statistik. Bahan ajar (tidak diterbitkan). Jurdik

Makalah I\Fisika Statistik13


Fisika FMIPA Undiksha

You might also like