You are on page 1of 33

Koreksi Fiskal

Tujuan
 Memperoleh nilai laba/rugi fiskal secara
akurat
 Menyesuaikan laba/rugi fiskal dan komersial
akibat terdapat beberapa perbedaan
mengenai pengakuan dan pengukuran
 Mempermudah menilai laba/rugi fiskal tanpa
harus melakukan pembukuan fiskal di
samping pembukuan komersial
Klasifikasi
 Waktu – Permanen
 Positif – Negatif
Waktu-Permanen
Sifat Perbedaan
 Perbedaan waktu
 Yaitu adanya perbedaan waktu pengakuan antara
akuntansi komersial dibandingkan dengan akuntansi
fiskal.
 Contoh: pengaturan waktu depresiasi dan amortisasi.
 Perbedaan tetap
 Terjadi apabila terdapat transaksi-transaksi yang diakui
oleh WP sebagai penghasilan/biaya dalam akuntansi
komersial yang menurut peraturan perpajakan hal
tersebut tidak dapat diakui sebagai penghasilan/biaya.
 Contoh: Pemberian hibah.
Perbedaan Waktu
 Pengakuan Depresiasi
 Pengakuan Amortisasi
 Pengakuan Kerugian Piutang Tak
Tertagih
 Pengakuan Pendapatan Diterima di
Muka
Depresiasi
 Tujuan depresiasi sama antara akuntansi
komersial dan akuntansi fiskal, yaitu
sebagai alokasi kos/pengakuan biaya atas
pembelian aktiva tetap.
 Dalam akuntansi komersial, ada beberapa
metoda yang digunakan.
 Sementara itu, metoda yang digunakan
dalam perpajakan adalah hanya garis lurus
atau saldo menurun.
 Kecuali untuk bangunan, metoda depresiasi
yang diizinkan hanya garis lurus.
Depresiasi
 Metoda yang digunakan harus konsisten.
 Penyusutan dimulai pada bulan
dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk
harta yang masih dalam proses pengerjaan
dimulai pada bulan selesainya aktiva
tersebut dikerjakan.
 Untuk aktiva yang belum dapat digunakan
dapat dimintakan surat izin kepada Dirjen
Pajak untuk ditangguhkan penyusutannya.
Metoda dan Tarif Depresiasi

Masa Manfaat Tarif Depresiasi


Kelompok
(tahun) Garis Lurus Saldo Menurun
A Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 25% 50%
Kelompok 2 8 12.50% 25%
Kelompok 3 16 6.25% 12.50%
Kelompok 4 20 5% 10%

B Bangunan
Tidak Permanen 10 10% -
Permanen 20 5% -
Perbedaan Waktu
 PT Andira mengakui biaya depresiasi
mesin (kos 500 juta) selama 5 tahun
dengan metoda garis lurus.
 Akuntansi komersial: biaya depresiasi
pertahun sebesar 100 juta.
 Akuntansi fiskal: biaya depresiasi
pertahun sebesar 125 juta.
 Koreksi: Biaya depresiasi +25 juta
Amortisasi
 Adalah penyusutan dalam rangka alokasi kos untuk
memperoleh aktiva tidak berwujud.
 Termasuk aktiva tidak berwujud:
 Hak guna bangunan
 Hak guna usaha
 Hak pakai
 Biaya pendirian
 Biaya perluasan modal
 Amortisasi dalam perpajakan juga termasuk deplesi
dalam akuntansi komersial.
Metoda dan Tarif Amortisasi

Masa Manfaat Tarif Depresiasi


Kelompok
(tahun) Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 25% 50%
Kelompok 2 8 12.50% 25%
Kelompok 3 16 6.25% 12.50%
Kelompok 4 20 5% 10%
Amortisasi-Deplesi
 Digunakan untuk:
 Perusahaan Migas
 Hak penambangan lain, maksimal 20%
setahun dari seluruh biaya untuk
memperoleh hak tersebut.
 Dilakukan dengan menghitung
persentase antara realisasi
penambangan dengan perkiraan total
cadangan deposit.
Cadangan Kerugian Piutang
 Cadangan kerugian piutang diakui dalam rangka
melaksanakan prinsip matching dan konservatisme.
 Menurut UU PPh, WP tidak diperbolehkan
membentuk cadangan piutang, kecuali:
 CKP untuk usaha bank
 CKP untuk usaha sewa guna usaha dengan hak opsi
 Cadangan untuk usaha asuransi
 Cadangan biaya reklamasi untuk pertambangan
 UU PPh hanya mengizinkan penghapusan piutang
menggunakan metoda direct write-off.
 Cadangan piutang yang dibuat dalam akuntansi
komersial harus dikoreksi untuk mendapatkan PKP.
Pendapatan Diterima di Muka
 Akuntansi komersial yang menggunakan
basis akrual akan mengakui penerimaan
uang sebelum penyerahan jasa sebagai
pendapatan diterima di muka, pada posisi
kewajiban. Dalam hal ini, pendapatan diakui
saat penyerahan jasa.
 Sementara itu, di dalam akuntansi fiskal,
perlakuan untuk penerimaan kas tersebut
diakui sebagai penghasilan fiskal untuk
perioda penerimaan kas.
Pendapatan Diterima di Muka
 Tanggal 20 Desember, salon Cantika
Rahayu menerima kas sebesar 10 juta
untuk merias para calon wisudawati UGM
bulan Februari mendatang.
 Akuntansi komersial:
Kas 10 juta
Pendapatan DDM 10 juta

 Akuntansi Fiskal: Mengakui 10 juta sebagai


pendapatan
 Koreksi fiskal: Pendapatan +10 juta
Permanen
Koreksi Permanen
 Dilakukan dengan mengidentifikasi
pendapatan/biaya yang menurut akuntansi
komersial dapat diakui dan menurut
akuntansi fiskal tidak dapat diakui.
 Contoh: perusahaan mengakui hibah yang
diberikan kepada lembaga sosial sebagai
biaya, tetapi menurut akuntansi fiskal tidak
diperkenankan untuk dikurangkan.
Koreksi Permanen
 Perusahaan telah mengeluarkan dana sebesar 500
juta untuk biaya makan karyawan di tempat kerja
dan 200 juta untuk biaya makan di beberapa
kegiatan di luar kantor.
 Akuntansi komersial
Biaya-makan karyawan 700 juta
Kas 700 juta

 Akuntansi fiskal: 500 juta dalam bentuk natura tidak


diperkenankan untuk dikurangkan dari pendapatan.
 Koreksi fiskal: Biaya -500 juta
Cadangan Kerugian Piutang
 PT Britons bergerak di bidang tekstil. Sebagian
besar penjualannya dilakukan dengan penjualan
kredit. PT Britons menghitung biaya kerugian
piutang sebesar 10% dari saldo piutang akhir tahun.
Saldo piutang akhir tahun sebesar 120 juta.
 Akuntansi Komersial
Biaya kerugian piutang 12 juta
Cadangan KP 12 juta
 Akuntansi fiskal: tidak diperbolehkan untuk mengakui
CKP, kecuali untuk industri tertentu.

 Koreksi Fiskal: CKP -12 juta.


Positif-Negatif
Jenis Koreksi
 Koreksi Positif
 Koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya
yang diakui dalam laporan laba/rugi komersial.
 Koreksi fiskal yang mengakibatkan peningkatan
penghasilan yang diakui dalam laporan laba/rugi
komersial.
 Koreksi Negatif
 Koreksi fiskal yang berakibat pada penambahan biaya
yang diakui dalam laporan laba/rugi komersial.
 Koreksi fiskal yang mengakibatkan penurunan
penghasilan yang diakui dalam laporan laba/rugi
komersial.
Koreksi Positif
 Biaya yang tidak berkaitan langsung dengan
kegiatan usaha perusahaan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara pendapatan.
 Biaya yang tidak diperbolehkan sebagai pengurang
PKP.
 Biaya yang diakui lebih kecil.
 Biaya yang diperoleh dari penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak.
 Biaya yang diperoleh dari penghasilan yang dikenai
pajak final.
Biaya yang Tidak Berkaitan
 Biaya pada dasarnya boleh diakui
sepanjang biaya tersebut berkaitan
langsung dengan kegiatan usaha untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara
pendapatan.
 Sementara itu, untuk biaya-biaya yang tidak
berkaitan langsung dengan kegiatan usaha
tersebut tidak dapat diakui sebagai biaya
menurut fiskal.
Biaya yang Bukan Pengurang
PKP
 Biaya untuk kepentingan pemegang saham
 Pembentukan dana cadangan
 Imbalan dalam bentuk natura dan
kenikmatan
 Pembayaran yang melebihi kewajaran
 Premi Asuransi
 Sumbangan
 Sanksi perpajakan
 Gaji pada anggota persekutuan yang
modalnya tidak terbagi atas saham, dll.
Contoh
 PT Karunia Karya mengeluarkan biaya perjalanan
dinas sebesar 300 juta. Setelah diperiksa, ternyata
dana 100 juta diminta oleh salah seorang
pemegang saham untuk mengantarkan anaknya
bersekolah di luar negeri.
 Koreksi positif, karena mengurangi biaya yang bisa
diakui dalam akuntansi komersial.
Uraian Akuntansi Komersial Koreksi Fiskal Akuntansi Fiskal
Biaya Perjalanan 300,000,000 100,000,000 200,000,000
Contoh
 PT Aruba tahun ini harus membayar denda
keterlambatan pembayaran pajak sebesar 200
juta.
 Koreksi positif, karena menghilangkan biaya yang
telah diakui sebesar 200 juta.

Uraian Akuntansi Komersial Koreksi Fiskal Akuntansi Fiskal


STP PPh 200,000,000 200,000,000 0
Biaya yang Diakui lebih Kecil
 Biaya depresiasi komersial lebih tinggi dari
pada biaya depresiasi fiskal.
 Misal: WP mengakui umur ekonomis mobil 5
tahun, sedangkan fiskal mengakui umur
ekonomis mobil tersebut 8 tahun.
 Biaya amortisasi komersial lebih tinggi dari
pada biaya amortisasi fiskal.
 Biaya yang ditangguhkan pengakuannya.
 Misal: penundaan pengakuan penyusutan aktiva
tetap yang belum digunakan atas izin direktur
jenderal pajak.
Contoh
 PT Amindo Raya membeli dua buah kapal barang senilai total
10 miliar untuk pengangkutan umum Januari. Karena rumitnya
perizinan, kapal baru mulai digunakan sejak bulan Juli.
Perusahaan meminta izin untuk ditunda penyusutannya dan
diizinkan oleh Dirjen Pajak. Untuk tujuan akuntansi komersial,
perusahaan mendepresiasi bus selama 5 tahun.
 Menurut akuntansi komersial, kapal didepresiasi 6 bulan dari 60
bulan.
 Menurut akuntansi fiskal, kapal didepresiasi 6 bulan dari 96
bulan

Uraian Akuntansi Komersial Koreksi Fiskal Akuntansi Fiskal


Biaya Depresiasi 1,000,000,000 375,000,000 625000000
Biaya dari Penghasilan bukan
Objek Pajak
 Setiap biaya yang dikeluarkan terkait dengan
penerimaan penghasilan yang bukan termasuk
objek pajak tidak dapat diakui sebagai biaya
pengurang PKP.
 Contoh: Biaya yang dikeluarkan untuk
membayar notaris dalam rangka balik nama
kepemilikan tanah warisan tidak diakui sebagai
biaya menurut fiskal.
Uraian Akuntansi Komersial Koreksi Fiskal Akuntansi Fiskal
Biaya Notaris 2,000,000 2,000,000 0
Biaya dari Pendapatan yang
Sudah Dikenakan PPh Final
 Setiap biaya yang dikeluarkan terkait
dengan penerimaan penghasilan yang telah
dipungut PPh Final tidak dapat diakui
sebagai biaya pengurang PKP.
 Apabila perusahaan memperoleh
pendapatan dari penghasilan yang telah
dipungut PPh Final dan penghasilan yang
tidak dipungut PPh Final, maka biaya
administrasi umum harus dipisahkan secara
proporsional.
Koreksi Negatif
 Biaya yang diakui lebih besar
 Penghasilan yang diperoleh dari
penghasilan yang bukan merupakan
objek pajak
 Penghasilan yang diperoleh dari
penghasilan yang telah dikenakan PPh
Final.
Contoh
 PT Amindo Raya membeli sebuah gudang senilai total 15
miliar. Perusahaan mendepresiasi gudang tersebut
selama 30 tahun dengan menggunakan metoda garis
lurus.
 Akuntansi komersial, gudang didepresiasi 500 juta/tahun.
 Akuntansi fiskal, gudang tersebut didepresiasi 750
juta/tahun.
 Koreksi fiskal: Biaya Depresiasi +250 juta

Uraian Akuntansi Komersial Koreksi Fiskal Akuntansi Fiskal


Biaya Depresiasi 500,000,000 250,000,000 750000000

You might also like