You are on page 1of 6

A.

Konsepsi Negara Bangsa

Sebuah negara bangsa adalah negara dengan bangsa yang pada prinsipnya adalah tipe
masyarakat yang sama, terorganisir oleh latar belakang suku atau budaya yang sama di suatu
wilayah. Di sebuah negara bangsa, biasanya setiap orang akan berbicara dengan bahasa yang
sama, menganut agama atau aliran agama yang sama, dan memiliki nilai budaya nasional.

Negara-bangsa adalah satu konsep atau bentuk kenegaraan yang memperoleh pengesahan
politiknya dengan menjadi sebuah entitas yang berdaulat bagi bangsa sebagai suatu unit
teritorial yang berdaulat. Negara adalah entitas politik dan geopolitik, bangsa adalah budaya
dan / atau entitas etnis. Istilah "bangsa-negara" menyiratkan bahwa negara dan bangsa, secara
geografis bersamaan, dan ini membedakan negara bangsa dari jenis-jenis negara lainnya.

Asal mula dan sejarah awal negara bangsa diperdebatkan. Pertanyaannya adalah, ‘mana yang
terlebih dahulu ada― bangsa atau negara bangsa?’. Bagi golongan nasionalis, jawabannya
adalah bangsa lahir terlebih dahulu. Gerakan nasionalis muncul untuk menyampaikan
permintaan akan kedaulatan, dan negara-bangsa menjawab permintaan tersebut. Beberapa
"teori modernisasi" nasionalisme melihat identitas nasional sebagian besar sebagai produk
kebijakan pemerintah, untuk menyatukan dan memodernisasi negara yang sudah ada.
Kebanyakan teori melihat negara bangsa sebagai fenomena Eropa abad ke-19, yang difasilitasi
oleh perkembangan seperti media massa. Tetapi, para sejarawan juga melihat awal munculnya
negara bangsa sebagai negara yang bersatu, dan memiliki rasa persamaan identitas.

Beberapa negara-bangsa, lahir sebagai hasil dari kampanye politik oleh golongan nasionalis,
selama abad ke-19. Rasa persamaan identitas pada mulanya gerakan dalam bidang kebudayaan,
yang dengan cepat merambat ke bidang politik.

B. Proses terbentuknya bangsa dan negara

a. Terjadinya negara secara primer


Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara primer adalah teori yang membahas tentang
terjadinya negara yang tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Ada 4
fase terjadinya negara :
1. Fase genootschap
Pada fase ini merupakan perkelompokan dari orang-orang yang menggabungkan dirinya
untuk kepentingan bersama dan disandarkan pada persamaan. Mereka menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan yang sama dan kepemimpinan disini dipilih secara
primus interpares atau yang terkemuka diantara yang sama. Jadi yang penting disini
adalah unsur bangsa.
2. Fase rijk
Pada fase ini kelompok orang-orang yang menggabungkan diri tadi telah sadar akan hak
milik atas tanah hingga muncullah tuan yang berkuasa atas tanah dan orang-orang yang
menyewa tanah. Sehingga timbul sistem feodalisme. Jadi yang penting pada masa ini
adalah unsur wilayah.
3. Fase staat
Pada fase ini masyarakat telah sadar dari tidak bernegara menjadi bernegara dan mereka
dan mereka telah sadar bahwa mereka berada pada satu kelompok. Jadi yang penting
pada masa ini adalah bahwa ketiga unsur dari negara yaitu bangsa, wilayah, dan
pemerintah yang berdaulat telah terpenuhi.
4. Fase democratische natie (negara demokrasi)
Fase ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari fase staat, dimana democratische
natie ini terbentuk atas dasar kesadaran demokrasi nasional, kesadaran akan adanya
kedaulatan ditangan rakyat.

b. Terjadinya negara secara sekunder


Yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang membahas
tentang terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.
1. Occupatie (pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian
diduduki dan dikuasai oleh suku atau kelompok tertentu. Contohnya Liberia.
2. Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah, mengadakan perjanjian
untuk saling melebur menjadi negara baru.
3. Cessie (penyerahan)
Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan perjanjian
tertentu.
4. Acessie (penarikan)
Awalnya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai/ timbul dari dasar
laut (delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang sehingga
akhirnya membentuk negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.

5. Anexatie (pencaplokan/ penguasaan)


Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain tanpa reaksi berarti.
Contohnya Israel mencaplok Palestina.
6. Proklamasi
Terjadi ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain
mengadakan perjuangan (perlawanan) sehingga berhasil merebut kembali
wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya Indonesia merdeka dari
Jepang dan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945
7. Innovation (pembentukan baru)
Suatu negara baru muncul diatas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan
kemudian lenyap. Contohnya Columbia lenyap, kemudian menjadi Venezuela dan
Columbia yang baru.
8. Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya
kemudian menyatakan kemerdekaan. Contohnya Belgia memisahkan diri dari
Belanda pada tahun 1939 dan menyatakan kemerdekaan.
C. Bentuk, unsur, tujuan, dan fungsi negara

a. Bentuk negara
Bentuk negara terbagi menjadi dua, yaitu kesatuan dan serikat.
1. Negara Kesatuan
Negara ini disebut juga negara unitaris. Ditinjau dari segi susunannya, negara kesatuan
adalah negara yang tidak tersusun dari beberapa negara, sifatnya tunggal. Artinya, hanya
ada satu negara, tidak seperti negara federal dimana ada negara di dalam negara. Dengan
demikian, di dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan, yaitu pemerintahan
pusat yang mempunyai kekuasaan atau wewenang tertinggi dalam segala lapangan
pemerintahan.
2. Negara Serikat (Federal)
Negara Federal adalah negara yang tersusun dari beberapa negara yang semula berdiri
sendiri-sendiri dan kemudian negara-negara tersebut mengadakan ikatan kerjasama
yang efektif, tetapi disamping itu, negara negara tersebut masih ingin mempunyai
wewenang-wewenang yang dapat diurus sendiri. Jadi disini tidak semua urusan
diserahkan kepada pemerintah gabungannya (pemerintah federal), tetapi masih ada
beberapa urusan yang diserahkan oleh pemerintah negara-negara bagian kepada
pemerintah federal, yaitu urusan-urusan yang menyangkut kepentingan bersama
misalnya urusan keuangan, pertahanan, angkatan bersenjata, hubungan luar negeri, dan
sebagainya.

b. Unsur negara
Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, ada 4 unsur yang harus dipenuhi untuk
terbentuknya sebuah negara, yaitu :
i. Penghuni (penduduk)
ii. Wilayah
iii. Kekuasaan tertinggi (pemerintah yang berdaulat)
iv. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain
v. Pengakuan dari negara lain

Keempat unsur pertama disebut unsur konstitutif, sedangkan unsur yang kelima disebut
unsur deklaratif.

1. Penduduk
Penduduk suatu negara adalah semua orang yang pada suatu waktu mendiami
wilayah negara. Mereka itu secara sosiologis lazim disebut rakyat dari negara itu. Rakyat
dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu
rasa persamaan dan mendiami suatu wilayah yang sama.
Ditinjau dari segi hukum, rakyat merupakan warga negara suatu negara. Warga
negara adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara
tertentu. Setiap negara mempunyai sejumlah individu yang menyebut dirinya warga
negara (rakyat) dari negara itu.
Menurut hukum internasional, tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan sendiri
siapa yang akan menjadi warga negaranya. Ada dua asas yang dipakai dalam
pembentukan kewarganegaraan, yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Asas ius soli
(law of the soil), menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal. Artinya,
siapa pun yang bertempat tinggal di suatu negara adalah warga negara tersebut. Asas ius
sanguinis (law of the blood) menentukan warga negara berdasarkan pertalian darah,
dalam arti siapa pun seorang anak kandung (yang sedarah seketurunan) dilahirkan oleh
seorang warga negara tertentu, maka anak tersebut juga dianggap warga negara yang
bersangkutan.

2. Wilayah
Wilayah adalah landasan materiil atau landasan fisik suatu negara. Luas wilayah
negara ditentukan oleh perbatasan-perbatasan. Negara menjalankan yurisdiksi teritorial
atas orang dan benda yang berada di dalam batas-batas wilayah itu, kecuali beberapa
golongan orang dan benda yang dibebaskan dari yurisdiksi itu.
Wilayah yang dimaksud dalam pengertian di atas adalah bukan hanya wilayah
geografis atau wilayah dalam arti sempit, melainkan dalam arti luas. Wilayah dalam arti
luas ini merupakan wilayah dilaksanakannya yurisdiksi negara. Wilayah ini meliputi
wilayah daratan dan udara di atasnya, serta laut di sekitar pantai negara itu, yaitu apa
yang disebut laut teritorial. Batas-batas wilayah dalam arti luas ini berarti negara
berwenang untuk menjalankan kedaulatan teritorialnya. Sekelompok manusia dengan
pemerintahannya tidak dapat menciptakan negara tanpa adanya suatu wilayah.

3. Pemerintah yang berdaulat


Sekalipun telah ada sekelompok individu yang mendiami suatu wilayah, tetapi
belum juga dapat diwujudkan suatu negara, jika tidak ada segelintir orang yang
berwenang mengatur dan menyusun kehidupan bersama. Pemerintah adalah organisasi
yang mengatur dan memimpin negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin negara itu
berjalan secara baik.
Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas kekacauan, mengadakan
perdamaian, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang bertentangan. Oleh
karena itu, sungguh mustahil ada masyarakat tanpa pemerintahan. Pemerintah yang
menetapkan, menyatakan, dan menjalankan kemauan individu-individu yang tergabung
dalam organisasi politik yang disebut negara.
Pemerintah melaksanakan tujuan-tujuan negara dan menjalankan fungsi-fungsi
kesejahteraan bersama. Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik dan
efektif, kedaulatan sebagai atribut negara diwujudkan. Kekuasaan pemerintah biasanya
dibagi atas legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

4. Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain


Kesanggupan untuk berhubungan dengan negara lain, yaitu ketika negara itu dapat
melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain dalam bidang ekonomi, politik,
pendidikan, kebudayaan, dsb.
5. Pengakuan dari negara lain
Negara yang bersangkutan, keberadaannya secara diplomatik diakui oleh negara-
negara yang lebih dahulu ada. Hal ini ditunjukkan dengan dibukanya hubungan
diplomatik antara suatu negara dengan negara tersebut.

c. Tujuan negara
Negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut.
1. Memperluas kekuasaan semata.
2. Menyelenggarakan ketertiban umum.
3. Mencapai kesejahteraan umum.

Beberapa pandangan mengenai tujuan negara antara lain sebagai berikut.


1. Plato mengemukakan bahwa negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan
manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk sosial.
2. Negara menurut ajaran teokrasi bertujuan untuk mencapai kehidupan aman dan
tenteram harus dengan taat kepadan dan di bawah pimpinan Tuhan. Pimpinan
negara menjalankan kekuasaan hanyalah berdasarkan kekuasaan Tuhan yang
diberikan kepadanya.
3. Ajaran negara hukum bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
dengan berdasarkan dan berpedoman kepada hukum. Dalam negara hukum segala
kekuasaan alat-alat pemerintahannya didasarkan atas hukum. Semua orang tanpa
kecuali harus tunduk dan taat kepada hukum. Dalam negara hukum, hak-hak
rakyat dijamin sepenuhnya oleh negara. Sebaliknya, rakyat berkewajiban
mematuhi seluruh peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara itu.
4. Negara menurut teori negara kesejahteraan bertujuan mewujudkan kesejahteraan
umum. Dalam hal ini negara dipandang sebagai alat belaka yang dibentuk manusia
untuk mencapai tujuan bersama, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat negara itu.

d. Fungsi negara
Pada dasarnya setiap negara, terlepas dari ideologi yang dianut, menyelenggarakan beberapa
fungsi minimum yang mutlak perlu, yaitu sebagai berikut.
1. Melaksanakan ketertiban umum (law and order) dalam mencapai tujuan bersama dan
mencegah konflik dalam masyarakat (negara bertindak sebagai stabilisator).
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada pada saat ini fungsinya
dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.
3. Melaksanakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar.
4. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan oleh badan-badan pengadilan.
KONSEPSI NEGARA BANGSA
PROSES TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA
BENTUK, UNSUR, TUJUAN, DAN FUNGSI NEGARA
INDONESIA SEBAGAI NEGARA BANGSA

Disusun Oleh :

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

2010

You might also like