You are on page 1of 18

Nama : Nur Annisa (23)

Kelas : 3 TKJ A
Tanggal : 5 April 2011
Pemateri : Pa Rudi dan Pa Yogas

PRA KBM Instalasi WAN - Komunikasi Satelit

A. Komunikasi Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit
sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya, seperti misalnya, Bulan
adalah satelit alami Bumi.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda lain,
misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi. Satelit Komunikasi adalah sebuah
satelit buatan yang ditempatkan di angkasa dengan tujuan telekomunikasi. Satelit
komunikasi modern menggunakan orbit geosynchronous, orbit Molniya atau orbit
Bumi rendah. Untuk pelayanan tetap, satelit komunikasi menyediakan sebuah teknologi
tambahan bagi kabel komunikasi kapal selam optik fiber. Untuk aplikasi bergerak,
seperti komunikasi ke kapal laut dan pesawat terbang di mana aplikasi teknologi lain
seperti kabel, tidak praktis atau tidak mungkin digunakan.

Komunikasi satelit adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan


tujuan telekomunikasi menggunakan radiopada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit
komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe
terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah. Fungsi satelit komunikasi adalah untuk
memberikan pelayanan radio, televisi, dan telekomunikasi ke tempat-tempat di bumi.
Komunikasi satelit merupakan salah satu cara berkomunikasi yang menggunakan satelit
sebagai komponen utamanya. Dalam sistem komunikasi ini, satelit difungsikan sebagai repeater
dan pembagi jalur komunikasi agar satelit tersebut dapat digunakan bersama-sama namun
tidak ada data atau informasi yang bercampur.
Komunikasi yang menggunakan satelit mampu menjangkau daerah yang jauh dan
terpencil, hal ini dikarenakan oleh letak satelit tersebut yang berada di luar angkasa dan
berjarak ± 36.000 km di atas permukaan bumi, sehingga satelit dapat menyampaikan kembali
data atau informasi dari suatu tempat ketempat yang lain dengan jarak yang sangat jauh sekali,
namun masih di dalam jangkauan satelit tersebut. Negara kepulauan ataupun negara dengan
daerah geografis yang berbukit-bukit seperti halnya dengan Indonesia, sangatlah cocok
menggunakan satelit sebagai sarana atau media komunikasi.
Satelit itu sendiri merupakan sebuah stasiun relay yang diletakan pada ketinggian
tertentu di atas permukaan bumi, sehingga satelit dapat menjangkau atau mencakup daerah
luas bahkan daerah-daerah terpencil. Di angkasa, satelit akan bergerak mengelilingi bumi pada
orbitnya. Hal ini menyebabkan satelit dapat tetap tinggal dan tidak jatuh adalah adanya gaya
sentrifugal yang di hasilkan oleh pergerakan satelit mengelilingi bumi yang seimbang dengan
gaya tarik yang disebabkan gravitasi bumi.
Keunggulan dari jenis komunikasi ini sudah jelas, tidak terkendala jarak dan medan.
Ingin seberapa jauh atau sulit medan jelas dapat di jangkau. Untuk kekurangan adalah delay
time yang di hasilkan yang tentunya dalam waktu yang akan datang komunikasi ini akan
semakin ditinggalkan, jika jenis-jenis mode penghubung komunikasi seperti FO,Kabel atau Radio
Link sudah mencapai daerah tersebut. Untuk aplikasi Komunikasi Satelit dapat di gunakan di
berbagai jenis seperti voice,data,video,dll.

Keunggulan dari penggunaan komunikasi satelit diantaranya:


1. Cakupan yang luas, satu Negara, region, ataupun satu benua
2. Bandwidth yang tersedia cukup lebar
3. Independen dan infrastuktur terrestial
4. Instalasi jaringan segmen Bumi yang sangat cepat
5. Biaya relatif rendah per site
6. Karakteristik layanan yang seragam
7. Layanan total hanya dari satu provider
8. Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi

Kelemahan Komunikasi satelit diantaranya:


1. Delay propagasi besar
2. Rentan terhadap pengaruh atmosfir
3. Up Front Cost tinggi, contoh untuk satelit GEO: Spacecraft, Ground Segment &
Launch
4. Distance Insensitive, artinya biaya yang diperlukan hampir sama untuk membuat
suatu link komunikasi satelit jarak dekat dan link komunikasi satelit jarak jauh. Jadi,
sistem komunikasi satelit ekonomis hanya jika sistem ini digunakan kontinyu dalam
waktu yang lama dan meng-handle banyak user.

B. VSAT (Very Small Aperture Terminal)


VSAT kependekan dari Very Small Aperture Terminal, sebuah terminal yang digunakan
dalam komunikasi data satelit, suara dan sinyal video, tidak termasuk broadcast televisi. VSAT
terdiri dari dua bagian, sebuah transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat
langsung terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan yang
menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna, PC misalnya. Transceiver
menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit di langit. Satelit mengirim dan menerima
sinyal dari sebuah ground station komputer yang berfungsi sebagai hub untuk sistem tersebut.
Masing-masing komputer pengguna terhubungkan oleh hub ke satelit, membentuk
sebuah topologi bintang (star topology). Hub tersebut mengatur keseluruhan operasional
network. Agar sebuah komputer pengguna dapat melakukan komunikasi dengan lainnya,
transmisinya harus terhubung dengan hub yang kemudian mentransmisikan kembali ke satelit,
setelah itu baru dikomunikasikan dengan komputer pengguna VSAT yang lain. Sistem ini
mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang.
Keuntungan dengan VSAT diantaranya:
1. Koneksi dimana saja.
2. Tidak perlu LOS dan tidak ada masalah dengan jarak. Jangkauan cakupannya yang luas,
baik nasional, regional maupun global.
3. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding
teresterial.
4. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik
secara broadcasting, multicasting.
5. Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar.
6. VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit, handal dan bisa
digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang
lebar.
7. Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP router dengan keandalannya
mendekati 100%.
8. Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai
infrastuktur telekomunikasi.
9. Harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider.

Kerugian VSAT yaitu untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan
terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah
dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan:
1. Forward Error
2. Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
3. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah
sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya memerlukan waktu sekitar 40
milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data, yaitu dari bumi
ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000
kilometer di atas permukaan bumi.
4. Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai, maka akan
semakin tinggi redaman karena curah hujan. Saat ini band frekuensi yang banyak dipakai
untuk aplikasi broadcasting adalah S-band, C-Band dan Ku-Band. Untuk daerah seperti
Indonesia dengan curah hujan yang tinggi penggunaan Ku-band akan sangat mengurangi
availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah daerah sub tropis
dengan curah hujan yang rendah, penggunaan Ku-Band akan sangat baik. Pemilihan
frekuensi ini akan berpengaruh terhadap ukuran terminal yang akan dipakai oleh masing
masing pelanggan.
5. Rawan sambaran petir gledek Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada
saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit
bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator
atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun
outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun
outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit
mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik headend / teleport
maupun ground-segment biasa.
6. Debu Meteroit, Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit stabil di
orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya.

Gambar 1. Arsitektur komunikasi satelit

Pada gambar diatas arsitektur komunikasi satelit terdiri dari dua segmen yaitu :
Segmen angkasa dan segmen bumi. Segmen angkasa terdiri dari (Bus, Payload, Power Supply,
Kontrol temperatur, Kontrol attitude dan orbit, sistem populasi, Telemetry Tracking &
Command TTC). Seperti sistem peralatan elektronik lainnya satelit juga memerlukan power
supplay yang biasanya bertenaga surya. Elemen system yang spesifik dari satelit adalah Kontrol
attitude dan orbit, serta TTC, kontrol ini sangat luar biasa karena bisa mengontrol bumi dari
angkasa. Dan orang yang membuatnya bisa dikatakan orang gila bagaimana tidak mereka dapat
memetakan bumi inchi demi inchi dalam besaran angka-angka yang disebut lattitude dan
longitude. Dan standar attitude ini dipakai oleh semua satelit buatan Amerika.
Ada banyak bentuk Satelit, bentuk satelit tergantung dari rakitnya atau spaceraftnya
pada gambar dibawah ini diperlihatkan contoh-contoh spaceraft.

Gambar 2. Rakit Angkasa


Sedangkan blok-blok rangkaian elektronika yang menyusun arsitektur komunikasi satelit
bisa dilihat pada gambar dibawah ini. Seperti komunikasi Duplex (dua arah) lainnya link atau
jalur komunikasinya terdiri dari pengirimdan penerima.

Gambar 3. Komponen dasar link satelit

Komponen utama dari satelit adalah antenanya karena antena satelit akan
mempengaruhi cakupan luas wilayah yang dapat dilayani oleh satelit tersebut.Walaupun
terletak di luar angkasa dan melayang-layang satelit di atas sana bisa tetap mengcover daerah
di bumi ini pada tempat yang sama karena satelit ditempatkan pada orbit dan ketinggian
tertentu dari permukaan bumi. Kita patut mengacungi jempol kepada penemu keajaiban alam
ini dan bisa memanfaatkannya.
Delay atau waktu tunda yang terjadi dalam hubungan antara pengirim dan penerima
dalam hal ini sistem komunikasi satelit dan jelas tanpa kabel merupakan parameter penting
yang menentukan kinerja link komunikasi. Sedangkan periode orbit akan menentukan jenis
komunikasi satelit dan juga konstelasi dengan desain cakupan komunikasi. Pada gambar
dibawah ini akn menjelaskan tentang macam-macam delay berbanding dengan jarak.
Sedangkan kontelasi satelit atau penempatan area satelit juga merupakan faktor
penting lainnya dalam sistem komunikasi satelit. Untuk cakupan global biasannya dibutuhkan
banyak satelit yang ditempatkan dalam beberapa bidang orbit dan spasi antar satelit
ditentukan. Gambaran tentang hal tersebut bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Bentuk cakupan (beam) satelit ada 3 bentuk yang masing-masing tergantung dari antena
yang membentuknya. Ada bentuk global, spot dan shaped.
Dalam komunikasi satelit regulasi slot orbit terutama GEO dan frekuensi secara
internasional sudah dilakukan oleh ITU-R. Karena tiap negara berhak mengklaim wilayah udara
(space) diatasnya, maka harus dilakukan koordinasi untuk filling orbit dan alokasi frekuensi
supaya tidak terjadi overlapping dan interferensi.
Satelit mempunyai bermacam-macam kegunaan. berikut ini akan djelaskan tentang
kegunaan satelit. Yang pertama untuk telepon dan data, dial up voice, fax dan data di multiplex
dan diolah (dikompresi) sebelum diinputkan ke modem satelit. Contoh diagram cara kerjannya
bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Fungsi lainnya adalah untuk Direct Broadcasting Services (Layanan broadcast secara
langsung) yangdigunakan untuk TV kabel umpamanya.

Fungsi satelit:
1. Distribusi point-to-multipoint program TV dari studio ke stasiun broadcast lokal
2. Transmisi point-to-point liputan siaran langsung ke studio
3. Distribusi point-to-multipoint program cable TV dari studio ke cable TV lokal
4. Distribusi point-to-multipoint program cable TV dan/atau jaringan TV langsung dari studio ke
customer.

Sedangkan fungsi lain dari satelit misalnya untuk VSAT (very small aperture terminal)
VSAT adalah sistem mini dari sistem komunikasi satelit yang bisanya cakupannya dalam suatu
propinsi atau suatu pulau saja.

C. Topologi
Prinsip dasar komunikasi satelit adalah sistem komunikasi radio dengan satelit
sabagai stasiun pengulang. Konfigurasi suatu sistem komunikasi satelit terbagi atas dua bagian,
yaitu:
Ruas bumi (ground segment) dan ruas angkasa (space segment). Ruas bumi terdiri
dari beberapa stasiun bumi yang berfungsi sebagai stasiun bumi pengirim dan stasiun
bumi penerima, sedangkan ruas angkasa berupa satelit yang menerima sinyal yang dipancarkan
dari stasiun bumi pengirim, kemudian memperkuatnya dan mengirimkan sinyal tersebut ke
stasiun bumi penerima.

Pada sistem komunikasi satelit yang menggunakan orbit geosinkron, jarak yang
harus ditempuh sangat jauh, yaitu sekitar 36.000 km. Hal ini menyebabkan redaman
lintasan menjadi sangat besar, sehingga level daya terima sangat lemah. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan peralatan yang mempunyai kehandalan tinggi, baik dari segmen
angkasa maupun segmen bumi. Sesuai dengan ketinggian orbitnya, sistem komunikasi satelit
bergerak terdiri dari tiga jenis orbit, yaitu:
a. LEO (Low Earth Orbit) pada ketinggian 500 km sampai dengan 2.000 km.
b. MEO (Medium Earth Orbit) pada ketinggian 5.000 km sampai dengan 20.000 km.
c. GEO (Geosynchronous Earth Orbit) pada ketinggian 35.786 km.
d. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas permukaan Bumi.
e. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

 Link Komunikasi Satelit


Dalam link komunikasi satelit terdapat dua lintasan utama, yaitu uplink dan downlink.
Uplink merupakan lintasan dari stasiun bumi ke satelit, sedangkan downlink merupakan
lintasan dari satelit ke stasiun bumi. Untuk hubungan link komunikasi dapat dilakukan melalui
beberapa konfigurasi, yaitu: hubungan point-to-point, point-to-multipoint, multipoint-to-
poit, dan multipoint-to-multipoint. Dalam sistem komunikasi satelit, untuk uplink biasa
digunakan konfigurasi multipoint-to-point, sedangkan untuk downlink biasanya
menggunakan konfigurasi point-to-multipoint (broadcast). Hubungan dalam komunikasi
satelit dapat dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu:
a. Uplink, yaitu hubungan dari stasiun bumi ke satelit.
b. Downlink, yaitu hubungan dari satelit ke stasiun bumi.
c. Inter Satellite Link (ISL), yaitu lintasan full duplex antara dua satelit.

 Parameter Link Sistem Komunikasi Satelit


Parameter link sistem komunikasi satelit terdiri dari penguatan antena, EIRP, redaman
ruang bebas, kerapatan fluks daya, daya sinyal pembawa dan derau. Dengan parameter
ini, persyaratan teknik yang harus dipenuhi oleh sistem dapat ditentukan, yang pada akhirnya
dapat diperoleh rancangan sistem dengan kualitas sinyal sesuai dengan yang diharapkan.
1. Penguatan Antena
Penguatan antenna adalah perbandingan daya yang dipancarkan (diterima) dalam tiap
luas pada arah tertentu oleh suatu antena dengan daya yang dipancarkan (diterima)
luas yang sama dengan menggunakan antena isotropic jika keduanya diberi daya yang
Dalam komunikasi satelit, jenis antena yang biasa digunakan untuk satelit adalah
parabola, dimana nilai penguatannya dapat dihitung dengan rumus:
2. Daya Pancar Isotropis Efektif (EIRP)
EIRP (Equivalent Isotropic Radiated Power) merupakan parameter yang menunjukkan
nilai efektif daya yang dipancarkan dari antena yang memiliki penguatan sendiri. Bila terdapat
rugi-rugi feeder, maka akan mengurangi nilai dari EIRP:

Dimana:
TX P = daya pancar sinyal pembawa (dBm)
TX G = penguatan antena pengirim (dB)
ft L = redaman saluran transmisi (dB)

3. Redaman Ruang Bebas fs L (FSL)


Redaman ruang bebas atau FSL (Free Space Loss) dipengaruhi oleh jarak stasiun bumi ke
satelit dan besarnya frekuensi karier yang digunakan dalam transmisi radio. Besarnya
redaman ruang bebas dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

Dimana:
TR d = jarak transmisi dari stasiun bumi ke satelit dalam satuan meter (m).
? = panjang gelombang dalam satuan meter (m).
Jika dinyatakan dalam bentuk logaritmis diperoleh persamaan:

4. Kerapatan Fluks Daya


Pada arah pancar juga dikenal kerapatan fluks daya (power flux density) dalam satuan 2
watt/m , yang dinyatakan dengan:

Dimana:
EIRP = effective isotropic radiated power dalam satuan watt.
d = jarak antara stasiun bumi dengan satelit dalam satuan meter (m).
L = rugi propaga

5. Daya Sinyal Pembawa


Daya sinyal pembawa (carrier) sering juga disebut sebagai Receive Signal Level atau RSL.
Daya sinyal pembawa ada dua macam, yaitu daya sinyal pembawa arah uplink dan daya
sinyal pembawa arah downlink. Daya sinyal pembawa arah uplink adalah daya yang
diterimma satelit dari stasiun bumi pemancar setelah mengalami redaman ruang bebas arah
uplink, rugi-rugi tambahan dan penguatan di satelit. Sedangkan daya sinyal pembawa arah
downlink adalah daya yang diterima stasiun bumi penerima yang berasal dari daya pancar
satelit setelah mengalami redaman ruang bebas arah downlink, rugi-rugi tambahan dan
penguatan antenna stasiun bumi penerima. Secara umum persamaan matematisnya dapat
dituliskan sebagai berikut:

6. Daya Derau
Derau merupakan sinyal pengganggu yang bercampur dengan sinyal informasi
sehingga menyulitkan penerima untuk mendapatkan informasi asli yang dikirimkan. Derau ini
akan sangat merugikan jika spektrumnya berada dalam cakupan spectrum sinyal berguna
(spektrum sinyal yang digunakan). Model derau yang paling banyak digunakan adalah derau
putih (white noise) yaitu derau yang spektrumnya selebar spektrum sinyal berinformasi B
dengan kepadatan daya spektral No yang konstan. Temperatur derau antena tergantung dari
beberapa aspek, seperti: pola penguatan antena, temperatur langit (ruang bebas), ekivalen
temperatur derau atmosfir, serta temperatur derau dari matahari. Besarnya daya derau dapat
dihitung menggunakan persamaan:

Pada komunikasi satelit, karena jarak yang sangat jauh, maka sinyal yang diterima pada
user maupun di satelit akan melemah. Sehingga untuk memenuhi persyaratan C/N yang
ditentukan, maka dibutuhkan receiver dengan noise thermal sekecil mungkin. Umumnya
noise thermal untuk satelit adalah sekitar 450 – 600 K.
Besarnya nilai temperatur (T) untuk suatu sistem penerima dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

7. Kualitas Sinyal Total


Kualitas sinyal total diperoleh dari perhitungan link budget arah uplink dan linkbudget
arah downlink, sehingga kualitas sinyal total dari sistem komunikasi satelit adalah:

8. Bit Error Rate (BER)


Besarnya BER tergantung pada besarnya Eb/No sistem, dimana Eb/Nomerupakan
perbandingan antara energi bit dengan rapat daya derau pada keluaran demodulator. Energi
bit tiap informasi didefinisikan sebagai energi yang terakumulasi pada penerima dari
penerimaan power carrier (C) selama interval waktu yang setara dengan waktu yang
diperlukan untuk menerima bit informasi adalah

Hubungan antara Eb/No dan BER tergantung pada tipe modulasi dan Forward
Error Correction (FEC) yang digunakan pada sistem.
 Waktu Tunda
Waktu tunda adalah selisih antara waktu sinyal tiba di penerima dengan waktu saat
sinyal dikirim. Waktu tunda pada komunikasi satelit adalah:

 Topologi Jaringan pada komunikasi VSAT


Topologi atau arsitektur jaringan menunjukan bagaimana node-node (dalam hal ini
stasiun bumi) terkoneksi satu dengan yang lainnya. Ada beberapa topologi yang digunakan
oleh VSAT dalam berkomunikasi, antara lain :

 VSAT Link
VSAT Link merupakan jenis komunikasi VSAT yang langsung (point to point)
berhubungan antara dua buah stasiun bumi tanpa ada stasiun pusat sebagai pengontrol.
VSAT Link sering di kenal dengan nama SCPC ( Single Channel Per Carrier), SCPC
merupakan jasa komunikasi yang menyediakan sebuah kanal khusus untuk satu carrier
sehingga dalam pelaksanaan komunikasi tidak terganggu oleh carrier yang lain. Dengan
menggunakan SCPC tidak diperlukan adanya waktu tunggu untuk berkomunikasi
sehingga kemudahan dalam komunikasi kapanpun diinginkan dapat dilakukan. Tetapi
karena SCPC ini selalu dalam keadaan siap atau On, otomatis biaya yang di keluarkan
cukup besar. Komponen VSAT ini terdiri dari unit Indoor dan unit Outdoor dimana untuk
konfigurasinya berbeda dengan VSAT NET yang akan dijelaskan pada pembahasan
berikutnya.
 VSAT Net
Jenis komunikasi VSAT Net dapat digunakan untuk berhubungan antara terminal
VSAT (remote) yang satu ke Terminal VSAT yang lainnya dengan menggunakan stasiun
pusat bumi atau di sebut stasiun HUB yang berfungsi sebagai pengendali jalannya
komunikasi antar remote. Pada VSAT Net terdiri dari dua topologi yaitu topologi Mesh
untuk komunikasi voice tanpa melalui HUB dan topologi Star untuk komunikasi data
yang harus melalui HUB untuk menjaga keutuhan dan kebenaran data. Dilihat dari hal
tersebut maka dalam melakukan komunikasi VSAT Net menggabungkan kedua topologi
tersebut tidak secara terpisah dan langsung seperti VSAT Link melainkan harus melalui
stasiun HUB. Transmisi dan penerimaan suatu remote yang mempunyai kekuatan
rendah karena diameter antena yang kecil akan di transfer ke stasiun HUB yang memiliki
kekuatan transmisi dan penerimaan yang besar untuk dikirim ke remote lain, sehingga
dapat berkomunikasi.

 Sistem Wireless dengan Satelit


Sistem komunikasi satelit LEO (Low Earth Orbit) merupakan pengembangan
terakhir sistem komunikasi satelit bergerak yang sekarang sudah ada, seperti
INMARSAT, AMSC. Sistem komunikaasi satelit bergerak (mobile communications
satellites) yang beroperasi sekarang ini menggunakan satelit ang beredar 36.000 km di
atas permukaan bumi dan mempunyai waktu edar sekitar 24 jam. Ditambah dengan
lintasan yang berimpit dengan bidang katulistiwa, dari suatu titik bumi, satelit kelihatan
seolah-olah bergerak (GEO= Geostationary Earth Orbit). Dengan sistem GEO
dikembangkan : a) Fixed Satellite Service (contohnya PALAPA INTELSAT, dll) yang
memungkinkan terjalinnya suatu hubungan komunikasi dan pertukaran informasi yang
sangat handal antara dua titik, tidak peduli apakah informasi tersebut berupa suara
(telepon), data maupun video (televisi). b) Satelit Komunikasi Bergerak (Mobile
Communications Satellites), yaitu digunakan untuk memberikan jasa pelayanan
komunikasi bagi pemakai yang bergerrak, baik di darat, di laut, maupun di udara.
Contohnya ialah INMARSAT.
Dengan tingkat pencapaian teknologi yang ada saat ini, sistem GEO ini baru
dapat memberikan pelayanan kepada pemakai jasa satelit melewati terminal yang
relatif masih mahal dan berukuran transportabel (briefcase size), seperti terminal
INMARSATM. Jenis Informasi yang dilewatkannya pun baru suara dan data, dengan
kecepatan lebih rendah. Terasa bagi pemakai bahwa terminal ini masih merupakan
investasi yang mahal di samping biaya per menitnya juga masih tinggi. Yang diinginkan
ialah suatu terminal yang ringan seperti cellular handset type terminal dengan biaya
sewa komunikasi terjangkau.
Di lain pihak, seiring dengan perkembangan ekonomi, lintasan GEO ini terasa
semakin penuh, sehingga semakin susah untuk mendapatkan "slot" untuk
menempatkan satelitnya. Sejalan dengan kemampuan teknologi , orang berpaling lagi ke
sistem satelit, yang beredar dengan orbit rendah (LEO= Low Earth Orbit Satellites).
Karena orbitnya rendah, waktu edarnya lebih cepat (2 sampai 3 jam) sehingga dari suatu
titik di permukaan bumi, satelit kelihatan bergerak dan mengalami waktu-waktu terbit
dan terbenam . Maka untuk menjamiin kelangsungan hubungan, perlu diorbitkannya
beberapa satelit (sistem satelit), yang diletakkan di angkasa dengan pola tertentu sesuai
dengan misi yang diembannya. Susunan demikian disebut konstelasi sistem LEO.
Contohnya ialah IRIDIUM dengan 66 satelit yang terletak pada 6 bidang orbit polar
dengan 11 satelit pada masing-masing garis edar.
Keuntungannya adalah karena jaraknya dekat, ditambah dengan sistem
Vocaded, terminal di bumi bisa berukuran kecil menjadi handheld. Dengan antena yang
agak omni, terminal dapat menangkap sinyal satelit dari saat terbit sampai terbenam
dalam lintasannya, atau sampai ia dapat menangkap sinyal satelit LEO berikutnya.
Namun, untuk keperluan penjejakan satelit, hanya stasiun pengendali (gateway) yang
perlu mempunyai antena dengan kemampuan tracking.
Sesuai dengan sifat alamiahnya, baik LEO, GEO maupun MEO ( Medium Earth
Orbit dengan ketinggian antena LEO dan GEO) masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan seperti terlihat dalam Tabel-1. Kekurangan LEO ialah jumlah satelitnya,
umumnya lebih banyak untuk mencakup daerah tertentu, dibandingkan MEO atau GEO,
yang berarti biaya investasi maupun operasionalnya lebih tinggi. Pada ketinggian edar
LEO, umur satelit menjadi berkurang dibandingkan ketinggian MEO atau GEO. Namun
seperti telah diuraikan sebelumnya, satelit LEO mampu memberikan daya pancar pada
permukaan bumi lebih tinggi dari pada MEO atau GEO, sehingga terminal tipe handheld
dapat bekerja. Disamping itu secara teoritis jumlah sel dalam suatu daerah cakupan bisa
lebih banyak, yang berarti juga kapasitasnya bisa lebih banyak.
Dengan demikian, sifat yang menonjol dari sistem LEO adalah terminal yang kecil
dan "mobile" dengan cakupan global yang memenuhi kebutuhan para pengusaha pada
saat ini. Dengan perkembangan teknologi, harganya pun tidak begitu mahal, yaitu harga
terminal hanya US $ 1500,- dan biaya pulsa adalah US$ 0.30 s.d. US$ 3.00 permenit.
Diantara network mobile/wireless, network satelit GEO memiliki potensi yang
tinggi terhadap aplikasi multimedia dengan kemampuan broadcast dan multicast data
dalam jumlah yang besar pada areal yang sangat luas sehingga memberi kemungkinan
hubungan secara global. Distribusi Internet via satelit, khususnya satelit di GEO,
memberikan beberapa keuntungan/ keunggulan :

Bandwidth lebar : satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band (20-30 Ghz) akan
dapat menyalurkan throughput dalam orde gigabit per detik.
Relatif murah : sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada biaya penggelaran dan
satu satelit dapat mengcover daerah yang luas.
Topologi network sederhana : dibandingkan dengan model interkoneksi mesh pada
network terestrial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang lebih sederhana. Dengan
topologi yang sederhana maka performansi network lebih mudah dikendalikan.

Disisi lain, komunikasi satelit memunculkan permasalahan utama untuk aplikasi


internet, yaitu latency antar stasiun bumi / terminal. Untuk sistem komunikasi satelit GEO,
latency-nya paling sedikit 250 m-detik. Kadang-kadang ditambah juga dengan proses framing,
queing, serta on-board switching sehingga latency-nya dapat berkisar pada 400 mili-detik.
Latency ini kurang-lebih 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan serat-optik point-to-point.
Latency ini tidak banyak berpengaruh pada aplikasi-aplikasi transfer data atau broadcasting,
tetapi sangat berpengaruh pada aplikasi yang bersifat interaktif yang memerlukan handshaking,
dan malangnya TCP memerlukan interaksi tersebut.

Satelit di LEO dan MEO dapat juga menyediakan kapasitas broadband serta global.
Latency di LEO kurang-lebih dua kali lebih besar dibandingkan dengan network terestrial.
Karena sifat alami satelit di LEO dan MEO yang tidak tetap terhadap bumi maka diperlukan
konstelasi untuk memberikan service global. Dengan konstelasi ini menimbulkan tingkat
kompleksitas yang tinggi dalam pengendalian satelit dan manajemen network (karena
diperlukan handoff, tracking dan routing) dibandingkan dengan satelit GEO.

1. Aplikasi Internet

Aplikasi umum internet di antaranya : Web browsing, file transfer protocol (FTP),
remote login (Telnet), video conferencing, e-mail, dan broadcasting. Aplikasi-aplikasi di
atas memiliki requirement yang berbeda dalam hal bandwidth, kecepatan
respons,toleransi terhadap noise sehingga akan menyebabkan performansi yang
berbeda. Sebagai contoh : Remote login sangat sensitif terhadap delay. Biasanya
pengguna/user mengharapkan response yang cepat selama login session, sedangkan
videoconferencing biasanya dapat menerima sejumlah packet yang hilang atau error
karena transmisi.

2. TCP pada Network dengan Delay Tinggi

Saat ini Internet banyak menggunakan TCP untuk aplikasi-aplikasi utamanya.


Performansi TCP pada network ber-delay tinggi mempunyai pengaruh langsung pada
performansi akses internet yang menggunakan satelit GEO. Delay ini dirasakan sangat
lambat jika akan mentransfer file dalam jumlah besar. Delay satu arah di GEO kurang-
lebih 250-270milidetik, sementara protokol TCP mensyaratkan bahwa penerima harus
mengirimkan acknowledgement ke pengirim untuk memberitahukan bahwa segment
yang dikirimkan telah diterima dan menunggu segment berikutnya. Jadi untuk
pengiriman satu segment diperlukan kurang-lebih 500-540 milidetik, nilai sebesar ini
akan sangat memperlambat proses transmisi data. Jika kita memiliki link T1 (1.544
Mbps) dan mentransmisikan segment 64 KB tiap window TCP, akan diperlukan 339
milidetik untuk mentransmisikan segment. Receiver akan menerima segment setelah
270 milidetik dan sender akan menerima acknowledgement setelah 270 milidetik
berikutnya, sehingga diperlukan 879 milidetik untuk mentransmisikan satu segment
secara lengkap.
D. Modulasi
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu
informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang
pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci
pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase danfrekuensi. Ketiga parameter
tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan
peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi)
disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua jenis
modulasi yaitu:
 modulasi analaog
 modulasi digital

 Modulasi Analog
Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal
analog. Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog :

 Modulasi berdasarkan sudut


 Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
 Modulasi Frekuensi (Frequency Modulatio - FM)
 Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM)
 Double-sideband modulation with unsuppressed carrier (used on the radio AM band)
 Double-sideband suppressed-carrier transmission (DSB-SC)
 Double-sideband reduced carrier transmission (DSB-RC)
 Single-sideband modulation (SSB, or SSB-AM), very similar to single-sideband
suppressed carrier modulation (SSB-SC)
 Vestigial-sideband modulation (VSB, or VSB-AM)
 Quadrature amplitude modulation (QAM)

 Modulasi Digital
Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog di-modulasi berdasarkan aliran data digital.
Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah terbatas simbol alternatif. Teknik yang umum
dipakai adalah :

 Phase Shift Keying (PSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan fase.
 Frekeunsi Shift Keying (FSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan frekuensi.
 Amplitudo Shift Keying (ASK), digunakan suatu jumlah terbatas amplitudo.
Ada dua maca modulasi analog yang sering kita jumpai, terutama bagi anda-anda yang
senang mendengarkan radio. Yang pertama adalah amplitud modulation (AM) : pada modulasi
ini, besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya amplitudo dari carrier, tanpa
mempengaruhi besarnya frekuensi carrier. Dalam AM ada istilah index modulasi (m). Index
modulasi ini menggambarkan kondisi dan kualitas signal yang sudah dimodulasi.

m = Vs/Vc

Vs=amplitud maks dari sinyal informasi


Vc=amplitud maks dari sinyal carrier

Ketika m>1 maka akan terjadi yang namanya overmodulation. Hal ini menyebabkan
terjadinya penyimpangan informasi.

Yang kedua adalah frekuensi modulation (FM) : pada modulasi ini, besarnya amplitudo
sunyal informasi mempengaruhi besarnya frekuensi dari carrier, tanpa mempengaruhi besarnya
amplitudo carrier.
Pengubahan parameter suatu isyarat (isyarat pembawa/ carrier signal) oleh isyarat lain
(isyarat pemodulasi/ modulating signal).
Penumpangan isyarat pemodulasi/ informasi ke isyarat pembawa.

Modem merupakan perangkat penting dalam sebuah transmisi, begitu pula transmisi via
satelit, Modem memiliki fungsi utama yaitu melakukan proses modulasi atau menumpangkan
sinyal data ke sinyal pembawa, dan begitu juga sebalikanya pada proses demodulasi. Pada
sistem komunikasi satelit modem berperan sebagai perangkat yang menentukan mengenai
data apa yang akan dibawa, jenis modulasi apa yang digunakan, lebar bandwidth satelit
(transponder) yang digunakan. Oleh karena itu fiture sebuah perangkat modem sangat
menentukan bagi pengguna.
Dikarenakan sewa alokasi bandwidth satelit cukup mahal, maka pengembangan teknik
modulasi pada sebuah modem amat diperlukan, adapun umumnya modulasi yang digunakan
saat ini sudah modulasi digital, tidak lagi menggunakan modulasi analog seperti : AM atau FM.
Pada modulasi AM (Amplitude Modulation) proses modulasi atau penumpangan sinyal
dipengaruhi sesuai amplitudo-nya, sedangkan ntuk FM berdasarkan frequensinya. Pada
perkembanganya dibuat lagi suatu teknik modulasi yang disebut PSK yang mana proses
penumpangan sinyal terhadap Phase. Yang cukup populer digunakan saat ini untuk transmisi
satelit adalah modulasi 8-PSK dimana dengan modulasi ini kita bisa memperkecil penggunaan
bandwidth (symbol rate) tanpa mempengaruhi datarate yang dipakai, tapi konsekuensi
penggunaan modulasi ini, kita perlu power transmite yang lebih tinggi untuk memperoleh
performa tranmisi data yang baik.
Pada perangkat modem satelit umumnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam konfigurasinya, antara lain :
a. Type Modulasi : QPSK, BPSK, 8-PSK,16QAM
b. Frequensi kerja : alokasi dimana frequensi uplink yang kita gunakan
c. Data rate : rate data yang digunakan oleh perangkat user agar tercipta sinkronisasi antar
perangkat
d. FEC (forward error correction) : Viterbi, Sequensial, Trellis, TPC (turbo protocol codec),
umumnya banyak menggunakan TPC
e. Scrambling type : teknik sramble data yang digunakan
f. Interface : V.35, RS232, E1, T1, dll. Sesuai dengan interface yang digunakan oleh
perangkat user

Parameter recieve sebuah modem, parameter ini umumnya terdapat dimenu recieve
atau monitor signal sebuah modem, hal ini menandakan sebesar apa kualitas penerimaan suatu
modem dari sebuah signal yang diterima, berikut beberapa parameter penting dari sebuah
modem.
a) Eb/No : energi bit per noise ratio, yaitu perbandingan besar qualitas suatu signal yang
diterima dengan noise yang ikut masuk, umunya setiap modem memiliki spesifikasi
sendiri sebesar apa Eb/No idealnya.
b) Rx Input level : level (power) signal yang diterima oleh modem.
c) Ber : bit error rate, yaitu rata2 nilai data error yang kemungkinan terjadi dalam
penerimaan data, biasanya apabila Eb/No dan Input levelnya rendah maka Error Rate
nya pun akan tinggi dengan kata lain banyak data yang error dalam transmisi tersebut.

Proses yang terjadi dalam sebuah modem, untuk sisi modulasi : sinyal data yang
diterima oleh interface data sebuah modem (data dari user) akan dikirim ke bagian mixing,
disini terjadi proses penumpangan sinyal data terhadap sinyal pembawa yang dihasilkan oleh
oscilator didalam modem yang tergantung dengan type modulasi yang digunakan, kemudian
sinyal tersebut akan berubah menjadi sinyal IF (Intermediate Frequency) yang besarnya 70 Mhz
± 20 (50Mhz-90Mhz), sinyal inilah yang nantinya akan dikirim kebagian Transciver untuk
dirubah menjadi sinyal RF (Radio Frequenci), sinyal IF tadi sudah mengandung data, fec, dan
beberapa parameter lainnya. Pada sisi demodulasi adalah kebalikan dari proses modulasi
dimana disini terjadi proses probahan sinyal pembawa untuk menjadi sinyal2 data kembali.
Disamping modem IF tadi ada juga jenis modem satelit yang menggunakan frequensi kerja L-
Band (950Mhz-1,7Ghz) umumnya modem ini dipadukan dengan BUC (Blok Up Converter) untuk
di transmisikan ke dalam range frequensi RF C-Band.
Dalam prakteknya modem dipasang didalam suatu ruangan transmisi khusus, oleh
karena itu modem biasa juga disebut dengan istilah IDU (indoor unit), biasakan apabila
memasang sebuah modem terutama modem ini baru pertama kali kita pasang, baca dulu
manual book yang disertakan karena umunya orang indonesia malas untuk membaca manual
suatu perangkat mereka lebih mau mencoba dulu ketika ada problem baru membaca.
Source:
http://gatsan.dosen.akprind.ac.id/files/2008/09/ebook-gatot-santoso-2.pdf
http://www.bursaweb.co.cc/2009/08/pengertian-komunikasi-satelit.html
http://syafur.wordpress.com/2008/08/28/komunikasi-satelit/
http://www.bursaweb.co.cc/2009/08/topologi-jaringan-pada-komunikasi-vsat.html
http://www.scribd.com/doc/39327395/Satelit-Dan-Mobile-Komunikasi
http://bayuthejakers.blogspot.com/2010/01/sistem-komunikasi-satelit-orbit-
rendah.html
http://alphan-aulia.blog.com/2009/03/17/kecanggihan-internet-sekarang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi
http://nurjai.wordpress.com/2009/03/18/modulator-demodulator-modem/

You might also like