You are on page 1of 4

Peran Vital Kaltim Prima Coal dalam Pembangunan

Kabupaten Kutai Timur


Oleh: Sastro Wijaya

Tahun 2000 adalah awal pengalaman saya menginjakkan kaki di Kalimantan Timur. Sebelum ke
Kalimantan Timur saya lebih mengenal provinsi ini sebagai kota penghasil minyak, hal ini juga diperjelas
oleh pandangan mata ketika memasuki pelabuhan Semayang Balikpapan. Kobaran api dari beberapa kilang
minyak lepas pantai semakin memperkokoh predikat tersebut.
Kepindahan saya dan keluarga saya ke Kalimantan Timur, tepatnya di ibu kota Kabupaten Kutai
Timur, Sangata untuk mencoba peruntungan baru, karena kondisi pertumbuhan perekonomian di Sulawesi
Tengah sangat lambat sehingga kesempatan untuk mengembangkan usaha keluarga kami menjadi lebih
kecil.
Sangatta adalah kota kecil yang tidak begitu istimewa bagi saya waktu itu, kecuali rutinitas beberapa
kelompok karyawan berbaju oranye, bercelana jeans dan memekai sepatu safety yang menunggu untuk
dijemput atau dipulangkan oleh bus-bus karyawan pada jam-jam tertentu. Saya belum mengerti dengan yang
saya lihat. Beberapa hari tinggal di Sangata, saya mulai mencari informasi dengan beberapa warga atau
tetangga tentang aktivitas mereka. Dari merekalah saya mulai mengenal KPC. Saya mulai tertarik ketika
mereka mulai bercerita tentang KPC. Misalnya ketika saya bertanya pada seorang ibu tentang pekerjaan
anaknya, ibu tersebut dengan bangga menjawab, “Oh, anak saya bekerja di KPC”. Di kesempatan lain, saya
bertanya pada seorang tetangga tentang pekerjaan temannya, ”Wah, klo dia sih kerjanya di KPC”. Berbagai
pernyataan dan ungkapan mereka menunjukkan bahwa menjadi karyawan KPC adalah suatu prestise. Pun
demikian alasan-alasan tersebut belum cukup kuat untuk membuat saya terperangah.
Kekaguman saya pada KPC baru muncul tahun 2004 ketika seorang pejabat daerah Kutai Timur
datang ke SMA Negeri 1 Sangata tempat saya sekolah dan menyampaikan fakta bahwa KPC merupakan
perusahaan batubara terbesar di dunia dengan produksinya yang mencapai 40 juta ton, baru pada saat itu
saya benar-benar yakin bahwa KPC memang sebuah hal besar.
Dengan berjalannya waktu, seiring dengan interaksi saya sebagai warga Sangata telah sedikit
banyak mendapatkan gambaran bagaimana sebuah perusahaan bernama KPC menjadi suatu icon tersendiri.
KPC jelas memiliki andil dalam pembangunan kota Sengata misalnya pembangunan kompleks Town Hall
dan perumahan karyawan KPC. Sistem tata kota dan perencanaannya sungguh sangat mengagumkan.
Berbeda dengan kota-kota lain yang pernah saya kunjungi, kompleks Town Hall menunjukkan sebuah
konsep yang matang dan terencana layaknya sebuah pemukiman ideal. Saya sendiri kagum dengan kondisi
sekolah yang dibangun oleh KPC karena sebelumnya saya belum pernah melihat kondisi sekolah seperti SD
dan SMP YPPSB serta SMA Negeri 1 Sangata di daerah asal saya di Sulawesi Tengah. Sekolah-sekolah
tersebut selain memiliki fasilitas yang relatif lengkap juga memiliki prestasi yang patut dibanggakan tidak
hanya di tingkat kabupaten tapi hingga ke tingkat nasional.
Perhatian PT KPC terhadap dunia pendidikan tentu sudah sangat tepat. Peran pendidikan dalam
upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia suatu bangsa adalah sangat penting. Dengan
memberikan pendidikan yang baik, akan dapat memperluas wawasan dan membuka peluang-peluang baru
untuk dikembangkan. Pembangunan sarana pendidikan dengan fasilitas yang memadai akan sangat
menunjang siswa-siswinya untuk berprestasi. Hal ini bisa dibuktikan melalui prestasi SD dan SMP YPPSB.
Selain memiliki prestasi yang baik di bidang akademis sekolah ini juga memiliki prestasi yang baik di
bidang ekstrakurikuler seperti marching band yang beberapa kali menjadi pemenang dalam perlombaan di
tingkat provinsi. Fasilitas olahraga yang ada seperti lapangan futsal dan lapangan basket juga
memungkinkan siswa untuk mengembangkan bakatnya sehingga ketika duduk di bangku SMA akan
menjadi atlet yang mengikuti event olahraga lokal, daerah, maupun nasional. Pantas jika mereka menjadi
juara dalam event-event tersebut karena pembinaannya sudah di mulai sejak dini.
Selain SD dan SMP YPPSB, KPC juga membangun sebuah SMA yang pengelolaannya telah
diserahkan kepada pihak pemerintah daerah. SMA yang kemudian berganti namanya menjadi SMA Negeri 1
Sangata Utara juga memiliki segudang prestasi baik di tingkat lokal, daerah, maupun nasional. Setiap
tahunnya sekolah ini aktif mengikuti event olahraga basket, dan, prestasi tertinggi yang pernah diraih adalah
menjadi wakil Kalimantan untuk mengikuti pertandingan di tingkat nasional. Untuk perlombaan olimpiade
sains sendiri, hampir semua wakil Kabupaten Kutai Timur berasal dari SMA Negeri 1 Sangata Utara.
Ekstrakurikuler lainnya yang memiliki prestasi seperti Pramuka (Juara 1 Lomba Lintas Alam Tingkat
Provinsi) dan Teater 21 (Juara 1 Tingkat Provinsi). Alumni sekolah ini juga tidak kesulitan untuk memasuki
perguruan tinggi-perguruan tinggi unggulan seperti Universitas Mulawarman, Universitas Indonesia, Institut
Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Hasanuddin
Makassar maupun sekolah-sekolah kedinasan yang ternama.
Alumni-alumni SMA Negeri 1 Sangata Utara yang secara tidak langsung adalah hasil pembinaan PT
KPC saat ini telah banyak mengambil peran sosial di masyarakat, setelah menempuh pendidikan di berbagai
perguruan tinggi mereka kembali ke daerah asalnya untuk mengabdi, ada yang bekerja di pemerintahan,
perusahaan swasta, dan berwirausaha. Prestasi-prestasi tersebut tentunya terwujud berkat dukungan sarana
pembelajaran sekolah yang lengkap seperti gedung dan laboratorium (Kimia, Biologi, Bahasa, Multimedia,
Komputer). Tidak kalah pentingnya adalah dukungan KPC dalam memberikan beasiswa kepada siswa-siswi
maupun mahasiswa asal Kutai Timur yang tentu menumbuhkan semangat belajar di kalangan pelajar karena
mendapatkan apresiasi atas prestasi mereka.
Keberadaan perusahaan yang peduli seperti KPC di suatu daerah memang sangat dibutuhkan untuk
menggerakkan roda perekonomian daerah tersebut. Investor yang menanamkan modalnya tentu akan
menjadi peluang kerja baru bagi masyarakat setempat. Seorang yang memiliki pekerjaan dan penghasilan
tentu akan memiliki daya beli yang lebih tinggi baik di bidang sandang, pangan, papan, maupun pendidikan.
Hal ini akan mendorong sektor-sektor tersebut untuk tumbuh dan berkembang.
Misalnya karyawan yang memiliki gaji tentu akan memiliki konsumsi yang tinggi pada bahan-bahan
pangan seperti buah, sayur, ikan, daging, telur, beras, tepung, dan bahan pangan lainnya sehingga agen atau
supplier bahan-bahan tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi atau suplay produknya. Peningkatan
kapasitas produksi artinya penambahan jumlah pekerja, hal ini tentu akan menjadi peluang kerja baru bagi
masyarakat lokal, begitu juga peningkatan suplay barang dari Samarinda misalnya, tentu akan membutuhkan
jasa transportasi sehingga membuka sebuah peluang usaha baru, peluang usaha baru berarti peluang kerja
baru. Ini baru dari segi penyediaan pangan, belum lagi dari segi lain.
Keberadaan kegiatan pertambangan telah lama menarik minat pendatang untuk mencari pekerjaan,
hal ini tentu memberi keuntungan bagi pemilik modal (tanah). Pendatang yang ada tentu membutuhkan
tempat tinggal. Pemilik tanah dalam hal ini dapat menyediakan rumah untuk disewa oleh pendatang-
pendatang tersebut atau mungkin menjual tanahnya dengan harga yang kompetitif tentunya. Mengingat
kebutuhan akan tempat tinggal termasuk kebutuhan primer manusia. Proses pembangunan perumahan
sendiri merupakan peluang bagi jasa konstruksi, penyediaan bahan-bahan bangunan, dan properti. Begitu
seterusnya efek domino yang ditimbulkan oleh keberadaan sebuah investor dalam hal ini keberadaan KPC di
daerah Kabupaten Kutai Timur
Hal positif lain dari keberadaan KPC di Kabupaten Kutai Timur adalah adanya Corporate Social
Responsibility (CSR) yang merupakan bentuk peran serta dan kepeduliaan KPC terhadap lingkungan dan
aspek sosial. Menurut beberapa artikel di media massa yang saya baca, KPC mengucurkan US$ 5 juta setiap
tahun untuk kegiatan CSR ini. Nilai ini setara dengan Rp 45,5 miliar dengan asumsi nilai rupiah sebesar Rp
9.100 per dolar. Sebagai bentuk implementasi dari program CSR ini antara lain KPC memberikan lahan
seluas 300 hektare untuk ditanami kakao. Warga juga diberi pelatihan, bibit dan pupuk. Masyarakat
Bengalon sendiri mendapatkan bantuan yakni dengan dibangunnya kolam udang dan diberikan pinjaman
kredit mikro, tak kurang dari 700 orang mendapatkan bantuan pinjaman tersebut, di Kabo, KPC membangun
perkebunan pisang dan peternakan ayam. Sedangkan pembangunan infrastruktur telah dilakukan berupa
program irigasi di Desa Sepaso, dan pembangunan jalan. Masyarakat setempat juga dimanjakan dengan
fasilitas olah raga berupa pembuatan lapangan sepakbola. Sebuah lembaga pendidikan bahasa Inggris yang
meniru konsep pembelajaran English Village (perkampungan bahasa Inggris) juga mendapatkan perhatian
dari KPC dengan memberikan bantuan sebesar 14,5 juta rupiah. Lembaga Pelatihan Kerja Global English
Work Place (LPK GEWC) yang bertempat di jalan Yos Sudarso, Sangata Utara ini sangat digemari oleh
kalangan ibu-ibu rumah tangga maupun karyawan selain kalangan pelajar tentunya. Saat ini tercatat sekitar
60 orang mengikuti pelatihan bahasa Inggris di LPK ini.
KPC memang telah memberi andil yang tidak bisa dibilang kecil pada pembangunan daerah Kutai
Timur. Secara keseluruhan KPC telah memberikan peningkatan kesejahteraan kepada masyarakat
Kabupaten Kutai Timur. Ke depan, andil tersebut tentu masih bisa ditingkatkan, apalagi jika dibandingkan
dengan keuntungan yang telah diperoleh KPC dari Kutim, seharusnya KPC bisa memberikan sumbangsih
yang lebih besar lagi. Pengelolaan dana CSR seyogyanya dilakukan secara transparan dan tepat sasaran
sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat keberadaan perusahaan tersebut.
Dengan kenaikan harga batu bara dan kenaikan produksi tahun ini, sebagai perusahaan batubara
terbesar di dunia dengan keuntungan yang terus meningkat. Sudah selayaknya jika masyarakat Kutai Timur
ikut merasakan amanat UUD 1945 yang menyebutkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat. Jangan sampai terjadi bahwa
masyarakat yang akan menjadi korban dari eksploitasi batubara didaerah mereka sendiri. Ketika batubara
yang akan dikeruk semakin menipis atau mungkin akan habis, tentu kondisi sosial masyarakat akan berubah.
Saat ituah masyarakat Kutai Timur akan merasakan dampak negatif jika pengelolaan tambang tidak
bijaksana. Banyak agenda yang harus diperhatikan jika roda perekonomian tidak berjalan lancar seperti saat
kegiatan pertambangan masih berjalan, ataupun dampak lingkungan yang ditimbulkan pada lokasi bekas
tambang batubara.
Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi KPC, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur, untuk kembali mengembalikan gagasan kesejahteraan rakyat seperti amanat para pendiri Negara kita.
Ini juga demi Kutai Timur agar tetap bisa mandiri pasca masa keemasan industri batu bara. Masih belum
terlambat.
Sastro Wijaya
Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Jl. Gunung Ciremai Gang 3 No. 28 RT 01, Samarinda
Contact Person: 0852 5098 2836

You might also like