Professional Documents
Culture Documents
PERLAKUAN MEKANIK
Oleh:
A. Pengertian Pengayakan
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu dan
seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan pengayakan.
Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering
(McCabe, 1999, halaman 386).
C. Kapasistas Screen
Efektivitas ayakan dihitung berdasarkan rekoveri desired material dalam produk dan
rekoveri undesired material di arus reject.
Desired mat’l = mat’l dengan ukuran yang diinginkan.
Contoh : Suatu produk dengan spek tidak lebih dari 10% berat berukuran
tidak lebih besar dari 200 mesh. Tampak, batasannya adalah partikel dengan ukuran >
200 mesh maksimum 10%. Jadi, desired mat’l = partikel lolos 200 mesh.
Neraca bahan sederhana pada satu ayak dapat dituliskan, dan ini dapat digunakan untuk
menghitung rasio umpan, fraksi-kasar, dan limpahan-bawah analisis ayak dari ketiga arus
dan pengetahuan tentang diameter potong yang dikehendaki.
Umpamakan
F = laju aliran masa umpan
D = laju aliran masa limpahan-atas
B = laju aliran masa limpahan bawah
xF= fraksi masa bahan A di dalan umpan
xD= fraksi masa bahan A di dalam lapisan atas
xB= fraksi masa bahan A di dalam lapisan bawah
Fraksi masa bahan B di dalam umpan, limpahan atas, limpahan bawah adalah 1- xF,1- xD,
dan 1- xB.
Oleh karena total bahan yang diumpankan ke ayak harus meninggalkan ayak sebagai
limpahan bawah atau limpahan atas.
F=D+B (30.1)
Bahan A di dalam umpan harus pula keluar dalam kedua arus itu
FxF = DxD + BxB (30.2)
Eliminasi D menghasilkan
B = xD - xF
F = xD - xB (30.4)
Tabel Analisis Ayakan
Dalam pengayakan melewatkan bahan melalui ayakan seri ( sieve shaker) yang
mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. screen mampu mengukur partikel dari 76
mm sampai dengan 38 µm. Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan
material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau openings dengan ukuran
yang sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai
dengan ukuran lubang ayakan. Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering
untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh).
Sedangkan pengayakan dalam keadaan basah biasanya untuk material yang halus
mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
4. Surface area
Dalam prakteknya, luas permukaan sejumlah partikel dalam campuran
sulit diukur, maka perlu dicar cara lain, yaitu mengevaluasi luas
permukaan padatan per satuan massa padatan.
Specific surface dapat dihitung dengan mudah jika geometri partikel diketahui.
Contoh :
Untuk sebuah bola : luas permukaan =.......?
Massa bola = ....?
Maka, specific surface =....?
Pada alat screen, yang teranalisis adalah Davg, jika D ≠ Davg maka
persamaan di atas perlu dikoreksi. Biasanya menggunakan perbandingan
specific surface atau ratio of specific surface = n.
Hubungan specific surface dengan Davg untuk beberapa material disajikan di
figure 16 Brown.
Hubungan n dengan Davg disajikan dalam fig. 17.
Screen aperture (lubang ayakan)
Keterangan : Untuk ukuran lubang yang berbeda, digunakan diameter kawat yang
berbeda pula.
Saat ini, telah ada standard screen yang digunakan untuk menganalisis
distribusi ukuran partikel dari suatu campuran, yaitu mempunyai kisaran 3 in
sampai dengan 0,0015 in ( atau 76 mm s/d 38 mikron). Dasar dari interval standard
screen ini adalah : Rasio luas lubang yang berurutan adalah 2.
Standar ayakan yang digunakan di USA menggunakan interval 2 ( TYLER
STANDARD SCREEN). Standar ayakan yang lain : SIEVE SERIES.
Tabel standar ayakan dapat dilihat di table 5 (Brown) dan table 19-6 (Perry,7thed.).
Contoh :
Dalam suatu analisis secara grain counting didapatkan data sebagai berikut :
-35 30 12 2 10 2
Hitung derajat liberasi bijih maupun kadar bijih bila BJ mineral A = 7 dan BJ mineral B =
2,5 !
Jawab :
Derajat Liberasi fraksi (+28 in) mineral A = 4x7 x100%/(10,5x7) = 38,09 Kadar mineral
A pada fraksi (+28 in) = 10,5x7 x100%/((10,5x7)+(8,25x2,5)) = 77,57
Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar (KD) maupun Derajat Liberasi (DL) tiap
fraksi.
Derajat Liberasi bijih = jumlah kolom 5 : jumlah kolom 2 = 5600,42 : 100 = 56%
Kadar Bijih = jumlah kolom 6 : jumlah kolom 2 = 7869,94 : 100 = 78,699 %.
Dalam mencari kadar bijih jangan sampai kadar tiap fraksi dijumlahkan dan hasilnya
dibagi tiga. Hal ini salah karena berat tiap fraksi tidak sama.
Gerakan partikel pada permukaan ayakan itu dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan
kekuatan yang digunakan oleh permukaan. Dengan kemiringan ayakan (20o-40o)
menyebabkan adanya dorongan yang cukup dari permukaan sehingga partikel ringan
terdorong ke bawah. Gerakan biasanya bersifat translasi (translation) cepat pada kapasitas
besar, sentuhan yang kontinyu, berguling (turn over) yang menyebabkan orientasi
pergantian partikel serta pengeluaran (ejecting) yaitu pembuangan keluar partikel.
menyebabkan material bergerak kesana kemari. Bekerja dengan frekuensi 500-2500 rpm.
Biasanya pada ayakan Light Duty Screen.
DAFTAR PUSTAKA
http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/screening-pengayakan.html
distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/08/2-screen.pdf
www.muthiaelma.zoomshare.com/files/Kelompok_I.ppt
distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/.../1-cara-menentukan-ukuran-partikel.pdf
http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-iii-pengolahan-bahan-galian.html
http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-ii-pengolahan-bahan-galian.html