You are on page 1of 10

KLASIFIKASI TES

Klasifikasi tes berdasarkan cara mengerjakan :


1. Tes Tulis (written Test)
2. Tes Lisan (oral test)
3. Tes Perbuatan (Performance test)

Tes tulis ada 2 :


1. Tes obyektif
2. Tes subyektif (tes essai/tes uraian)

Tes obyektif ada 5 :


1. Tes benar salah
2. Tes menjodohkan
3. Tes pilihan ganda
4. Tes melengkapi
5. Tes jawaban singkat

Tes subyektif ada 2 :


1. Tes uraian bebas
2. Tes uraian terikat
Diposkan oleh Alimudin S.Pd.I di 18:46 0 komentar

TES TULIS

Tes tulis terdiri dari 2 bentuk


1. Tes objektif adalah tes tulis yang menuntut siswa siswi memilih jawaban yang telah
disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Bentuk-bentuknye berupa :
* Tes benar salah (true false)
* Tes pilihan ganda (multiple choice)
* Tes menjodohkan (matching)
* Tes melengkapi (completion)
* Tes jawaba singkat
2. Tes essai adalah tes tulis yang meminta siswa siswi memberikan jawaban berupa uraian.
Bentuk-bentuknya berupa -essai bebas -essai terbatas.
Diposkan oleh Alimudin S.Pd.I di 18:34 0 komentar

Kamis, 03 Januari 2008


SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR

SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR


Oleh : Alimudin*

A. ISTILAH DAN PENGERTIAN


1. Pengukuran (measurement)= Kegiatan sistematik u menentukan angka pada obyek.
berhubungan dengan kuantitatif
2. Penilaian (assessment) = Penafsiran hasil pengukuran & pencapaian hasil belajar.
3. Evaluasi = Kegiatan identifikasi program tercapai atau belum, berharga atau tidak, efisien atau
tidak. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement)
4. Hasil Penilaian bisa kualitatif (pernyataan naratif dg kata-kata), bisa kuantitatif (berupa angka)
Penilaian hasil belajar (PP No. 19 tahun 2005), Standar penilaian ada 3 :
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
3. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
Bentuk penilaian hasil belajar oleh pendidik :
1. Ulangan harian
2. Ulangan tengah semester
3. Ulangan akhir semester
4. Ulangan kenaikan kelas

B. TUJUAN DAN FUNGSI PENILAIAN :


* Seberapa banyak indikator kompetensi dasar suatu mata pelajaran tercapai.
1. Menilai kebutuhan individual
2. Menentukan kebutuhan pembelajaran
3. Membantu dan mendorong siswa
4. Membantu danmenolong guru ngajar lebih baik
5. Menentukan strategi pembelajaran
6. Akuntabilitas lembaga
7. Meningkatkan kualitas pendidikan
* Selain indikator kamampuan dasar, juga berfungsi :
1. Mengetahui kemajuan dan kesulitan beajar siswa
2. Memberikan umpan balik
3. Melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran
4. Memotivasi guru mengajar lebih baik
5. Memotivasi siswa belajar lebih giat

C. PENDEKATAN DAN PRINSIP PENILAIAN


- Pendekatan :
1. Menggunakan berbagai teknik
2. Menekankan hasil (outcomes), dengan memperhatiokan input dan proses
3. Melihat dari perspektif taksonomi tujuan pendidikan, menilai perkembangan : kognitif, afektif
dan psikomotor sesuai karakteristik mata pelajaran
4. Menerapkan standar kompetensi lulusan (exit outcomes)
5. Menerapkan system penilaian acuan criteria (criterion-referenced assessment) dan standar
pencapaian (performance standard) yang konsisten.
6. Menerapkan penilaian otenrtik untuk menjamin pencapaian kompetensi
- Prinsif :
1. Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran
2. Mencerminkan masalah dunia nyata
3. Menggunakan berbagai ukuran, metode, teknik dan criteria sesuai dengan karakteristik dan
esensi opengalaman belajar
4. Bersipat holistic, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran

D. ACUAN PENILAIAN
Acuan pada pengujian berbasis kompetensi adalah acuan kriteria. Sebagai criteria digunakan
asumsi bahwa hampir semua orang belajar apapun akan mampu. Hanya kecepatan dan waktu
yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan perlunya program perbaikan atau remedial.
Prinsip mastery learning :
* Belajar tuntas (mastery learning) = siswa tak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya
sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil baik.
Agar sistem penilaian memenuhi prinsip kesahihan dan keandalan, maka hendaknya
memperhatikan :
1. Menyeluruh
2. Berkelanjutan
3. Berorientasi pada indicator ketercapaian
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Aspek yang diujikan :
1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar siswa
2. Hasil belajar, ketercapaian setiap kompetensi dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor.

E. ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN


1. Kognitif
(Menurut Bloom, Englehart, Furst, Hill, Krathwohl’ 56)
- Pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu koota, rumus)
- Pemahaman (Comprehension), kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan suatu
paragraf)
- Aplikasi (application), kemampuan penerapan (misalnya : menggunakan suatu informasi /
pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
- Analisis (Analysis), kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian
kecil (misalnya : menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi).
- Sintesis (syntesis). Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan
(misalnya : memformulasikan hasil penelitian di laboratorium)
- Evaluasi (Evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang burukl
dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu.
2. Afektif
- Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, control
dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
- Menanggapi (responding): reaksi yang diberiokan: ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll.
- Menilai (evaluating):kesadaran menerima norma, system nilai dll.
- Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai organisasi system nilai
- Membentuk watak (characterization): system nilai yang terbentuk mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku
3. Psikomotor
Psikomotor merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang
dipahami dalam suatu mata pelajaran.
Ranah psikomotor :
- Meniru (perception)
- Menyususn (Manipulating)
- Melakukan dengan prosedur (precision)
- Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
- Melakukan tindakan secara alami (naturalization)

F. PENILAIAN BERBASIS KELAS


Penilaian kelas = pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk memberikan
keputusan (nilai) hasil belajar siswa berdasarkan tahapan belajarnya. Berorientasi pada
kompetensi, mengacu pada patokan, ketuntasan belajar, dilakukan dengan berbagai cara.
Dilakukanmelalui kumpulan kerja siswa (portopolio), hasil karya (products), penugasan
(projects), Unjuk kerja (performances) dan tes tulis (paper & pen).
- Tujuan Penilaian Kelas :
1. keeping-track (proses pembelajaran sesuai dengan rencana)
2. cheking-up (mencek kelemahan dalam proses pembelajaran)
3. finding-out(menemukan kelemahan & keslahan dalam pembelajaran)
4. summing-up (menyimpulkan pencapaian kompetensi peserta didik)
Manfaat : informasi, umpan balik, memantau kemajuan, umpan balik bagi guru, informasi
kepada orang tua dan komite sekolah.
- Fungsi Penilaian Kelas :
1. Alat menetapkan siswa dalam penguasaan kompetensi
2. Sebagai bimbingan
3. Sebagai alat diagnosis
4. Sebagai alat prediksi
5. Sebagai grading
6. Sebagai alat seleksi
- Jenis-jenis penilaian kelas :
1. Melalui Portofolio
2. Melalui unjuk kerja (performance)
3. Melalui penugasan (project)
4. Melalui hasil kerja (Product)
5. Melalui tes tertulis ()paper & pen)

G. SISTEM PENILAIAN
1. Sistem penilaian berkelanjutan
Tindak lanjut hasil pengujian :
a. remedial, bagi siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal.
b. Pengayaan, siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal, penguatan dengan memberi tugas
membaca, tutor sebaya, diskusi, mengerjakan soal namun tidak mempengaruhi nilai hanya
diungkapkan dalam keterangan profil hasil belajar.
c. Percepatan, yakni bagi siswa yang telah mencapai ketuntasan maksimum
2. Sistem pengujian akhir
Batas lulus biasanya 75% mengasai materi ujian.

H. JENIS TAGIHAN DAN BENTUK INSTRUMEN


Jenis Tagihan :
1. Kuis
2. pertanyaan lisan di kelas
3. ulangan harian
4. tuigas individu
5. tugas kelompok
6. ulangan semester
7. ulangan harian

Bentuk instrument : lisan, kuis, jawaban singkat atau lisan singkat, pilihan ganda, benar salah,
menjodohkan, uraian obyektif, uraian non obyektif (uraian bebas), performans dan portofolio.
Teknik yang digunakan : tes dan non tes
Tes : lisan, tertulis, perbuatan.
Non tes :
- Pengamatan(motivasi, minat, strategi belajar, kesulitan yang dihadapi, serta kegiatan dalam
praktek lapangan)
- dokumentasi (melihat karya siswa baik individu maupun kelompok)
- dan portofolio (kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan
kategori kegiatan.
PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Tes dan Penilaian (Assessment)


Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), tes,
dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi
adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah
tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi
pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Stufflebeam
(Abin Syamsuddin Makmun, 1996) memengemukakan bahwa : educational evaluation is the
process of delineating, obtaining,and providing useful, information for judging decision alternatif
. Dari pandangan Stufflebeam, kita dapat melihat bahwa esensi dari evaluasi yakni memberikan
informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan
evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos
kerja guru.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian
untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan
tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk mengetahui
kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan
balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar
peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat
keputusan tentang pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan
serta keberadaan kurikukulum itu sendiri.
B. Tujuan Penilaian
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading,
seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil
kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan
kedudukan peserta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi
penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga
lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk
dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau
yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau
tidak di sekolah tertentu.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam
rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru
menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat
memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam
pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi
akademik.
Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian.
Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung
mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai
sejauhmana siswa telah menguasai beragam kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu
diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance),
penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian
tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi
secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan
pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai
cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

C. Fungsi Penilaian dalam Proses Pendidikan


Dasar atau alasan fungsi penilaian dalam proses pendidikan dikelompokkan menjadi tiga bagian,
yaitu dasar psikologis, didaktis, dan administratif.
1) Dasar Psikologis
Secara psikologis orang selalu butuh mengetahui sudah saampai sejauh manakah dia berjalan
menuju kepada tujuan yang ingin atau yang harus dicapainya. Masalah kebutuhan psikologi akan
pengetahuannya mengeai hasil usaha yang telah dilakukan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:
a) Dari segi anak didik
b) Dari hasil-hasil penelitian dalam psikologi perkembangan menunjukkan bahwa anak-anak,
terutama dalam masa remaja, belum dapat mandiri pribadi ( Zelfstanding), mereka membutuhka
pendapat orang-orang yang lebih dewasa dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dalam
mengadakan orientai dalam sesuatu situasi tertentu.
c) Dari segi pendidik
Orang tua atau wali murid merupakan yang paling bertanggung jawab mengenai pendidikan
anak-anaknya atau anak tanggungannya. Karena, pertimbangan-pertimbangan teknis harus
menyerahkan sebagian tugasnya kepada lembaga pendidikan. Disamping yang telah
dikemukakan itu sebagai pendidik yang professional yang melaksanakan tugas pendidik yang
dipikul kepadanya, guru juga butuh mengetahui hasil-hasil usahanya itu sebagai pedoman dalam
menjalankan uasaha-usaha yang lebih lanjut.

2) Dasar Didaktis
Mengenai dasar didaktis ini dapat ditinjau dari dua segi pula, yaitu :
a) Ditinjau dari sedi anak diidik
a. pengetahuan mengenai akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya
berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, artinya menyebabkan prestasi-
prestasi yang selanjutnya lebih baik(mursell 1946:267-268 )
b. murid tahu akan kekuatan dan kelemahannya dan dengan pimpinan guru dia, terutama murid-
murid yang sudah agak besar, akan dapat mempergunakan pengetahuannya itu untuk kemajuan
prestasinya.

b) Dipandang dari segi pendidik atau guru


Dengan menilai hail atau kemajuan murid-muridnya, sebenarnya guru tidak hanya menilai hasil
usaha muridnya saja tetapi sekaligus dia juga menilai hasil-hasil usahanya sendiri. Penilaian itu
adalah untuk:
a. Membantu guru dalam, menilai readiness anak terhadap sesuatu mata pelajaran tertentu,
b. Mengetahui status anak didalam kelasnya,
c. Membantu guru dalam menempatkan murid dalam suatu kelompok pelajar tertentu didalam
kelanya; berdasarkan pada kesamaan kesukaran yang dihadapi atau kesamaan kemampuan dalam
kecakapan-kecakapan tertentu,
d. Membantu guru didalam usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya,
e. Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau pengajaran pembinaan.

3) Dasar Administratif
Orang menilai hasil-hasil pendidikan itu juga mempunyai dasar administratif. Dengan adanya
penilaian yang rumusannya berwujud rapor itu, maka dapat dipenuhi berbagai kebutuhan
administrasi itu yag pokok-pokoknya sebagai berikut;
a) Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik didalam kelasnya, misalnya
apakah dia naik kelas atau tidak, apakah dia lulus ujian atau tidak.
b) Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh sesuatu lembaga
pendidikan.
c) Merupakan inti laporan tentang murid-murid kepada orang tua atau pejabat pemerintah yag
berwenang, guru-guru dan juga murid-muridnya.

D. Pendekatan Penilaian
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar, yaitu
penilaian yang mengacu kepada norma (Penilaian Acuan Norma atau norm-referenced
assessment) dan penilaian yang mengacu kepada kriteria (Penilaian Acuan Kriteria atau criterion
referenced assessment). Perbedaan kedua pendekatan tersebut terletak pada acuan yang dipakai.
Pada penilaian yang mengacu kepada norma, interpretasi hasil penilaian peserta didik dikaitkan
dengan hasil penilaian seluruh peserta didik yang dinilai dengan alat penilaian yang sama. Jadi
hasil seluruh peserta didik digunakan sebagai acuan. Sedangkan, penilaian yang mengacu kepada
kriteria atau patokan, interpretasi hasil penilaian bergantung pada apakah atau sejauh mana
seorang peserta didik mencapai atau menguasai kriteria atau patokan yang telah ditentukan.
Kriteria atau patokan itu dirumuskan dalam kompetensi atau hasil belajar dalam kurikulum
berbasis kompetensi.
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang digunakan
adalah penilaian yang mengacu kepada kriteria atau patokan. Dalam hal ini prestasi peserta didik
ditentukan oleh kriteria yang telah ditetapkan untuk penguasaan suatu kompetensi. Meskipun
demikian, kadang kadang dapat digunakan penilaian acuan norma, untuk maksud khusus tertentu
sesuai dengan kegunaannya, seperti untuk memilih peserta didik masuk rombongan belajar yang
mana, untuk mengelompokkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan untuk menyeleksi
peserta didik yang mewakili sekolah dalam lomba antar-sekolah.

E. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain
kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika -
matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi
dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor
(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan
kecerdasan musikal).
Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang
dalam pekerjaan dan kehidupan ? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa
kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif
memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi
yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan
kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam
domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5 %
Namun, dalam praxis pendidikan di Indonesia yang tercermin dalam proses belajar-mengajar dan
penilaian, yang amat dominan ditekankan justru domain kognitif. Domain ini terutama
direfleksikan dalam 4 kelompok mata pelajaran, yaitu bahasa, matematika, sains, dan ilmu-ilmu
sosial. Domain psikomotor yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran pendidikan
jasmani, keterampilan, dan kesenian cenderung disepelekan. Demikian pula, hal ini terjadi pada
domain afektif yang terutama direfleksikan dalam mata-mata pelajaran agama dan
kewarganegaraan.
Agar penekanan dalam pengembangan ketiga domain ini disesuaikan dengan proporsi
sumbangan masing-masing domain terhadap sukses dalam pekerjaan dan kehidupan, para guru
perlu memahami pengertian dan tingkatan tiap domain serta bagaimana menerapkannya dalam
proses belajar-mengajar dan penilaian.
Untuk memahami teknis penilaian beserta contoh-contohnya, dapat Anda akses dalam tautan di
bawah ini

Penilaian Hasil Belajar

Baedhowi, menulis makalah tentang kebijakan assemen dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang dipublikasikan dalam situs resmi Depdiknas (http://www.depdiknas.go.id/)

Kebijakan Asessmen dalam KTSP

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik ke konstruktivistik tidak hanya menuntut


adanya perubahan dalam proses pembelajaran, tetapi juga termasuk perubahan dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran siswa. Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran
lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif,
yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara,
penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.
Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan
untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian
siswa, seperti: perkembangan moral, perkembangan emosional, perkembangan sosial dan aspek-
aspek kepribadian individu lainnya. Demikian pula, penilaian tidak hanya bertumpu pada
penilaian produk, tetapi juga mempertimbangkan segi proses.
Kesemuanya itu menuntut adanya perubahan dalam pendekatan dan teknik penilaian
pembelajaran siswa. Untuk itulah, Depdiknas (2006) meluncurkan rambu-rambu penilaian
pembelajaran siswa, dengan apa yang disebut Penilaian Kelas.
Posted by Igneel at 12:58 PM
Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Google Buzz

You might also like