You are on page 1of 4

PENDAPAT

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN


TERHADAP
HASIL PANJA HARMONISASI
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG
Disampaikan dalam Rapat Kerja Badan Legislasi DPR RI, 6 Desember 2010
Oleh Juru bicara Fraksi PPP DPR RI : Ahmad Yani, SH., MH
Anggota DPR RI Nomor:287

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang Terhormat Pimpinan Sidang,


Yang terhormat Rekan-rekan Anggota Dewan,
Dan hadirin sekalian yang berbahagia.

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
hanya berkat rahmat, taufiq dan karunia-Nya-lah maka pada saat ini, kita dapat
menghadiri Rapat Baleg dalam keadaan sehat wal-afiat.

Selanjutnya Sholawat teriring salam kita haturkan kepada Rasulullah


Muhammad SAW, dan kepada keluarga Beliau serta para sahabatnya. Semoga kita
senantiasa dapat mengikuti sunnahnya dan menjadi pengikutnya yang setia serta
di hari akhir kelak memperoleh syafa`atnya. Amin.

Rapat Baleg yang terhormat,

Pada hari ini, kembali kita akan membahas Rancangan Undang-undang


(RUU) yang terkait dengan sistem perekonomian nasional, yaitu RUU tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi
Gudang. Sebelum membahas RUU ini lebih lanjut, Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan ingin menyatakan lagi bahwa setiap peraturan perundang-undangan
dalam bidang ekonomi yang kita hasilkan haruslah memperkuat sendi-sendi
perekonomian nasional, menegakkan ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi
yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat banyak, tegaknya keadilan ekonomi dan
keadilan sosial sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi kita. Menurut fraksi
kami, dalam batasan dan kerangka tersebutlah kita menyusun RUU ini. Aturan-
aturan yang keluar, yang tidak sejalan, yang menghambat, dan yang tidak senafas
dengan jiwa dan semangat konstitusi harus dihilangkan dan diubah. Bagi Fraksi
Partai Persatuan Pembangunan, sesungguhnya pembangunan perekonomian
nasional tidaklah semata-mata hanya berdimensi materi, tetapi ia juga berdimensi
spiritual. Nilai-nilai yang diturunkan oleh Allah Yang Maha Benar, menjadi inti dalam
bangunan sistem ekonomi, tujuan ekonomi dan perilaku ekonomi.

Pimpinan Rapat yang Terhormat,

Telah semenjak lama diketahui bahwa UMKM dan petani-petani kita terbelit
persoalan yang berkaitan dengan sumber pembiayaan dan pemasaran produknya,
karena mereka pada umumnya tidak memiliki akses untuk memperoleh fasilitas
kredit dari lembaga keuangan. Hal ini berkaitan dengan sistem keuangan dan
lembaga keuangan yang belum berpihak pada kebutuhan mereka. Posisi tawar
yang lemah juga menyebabkan mereka kesulitan untuk memperoleh akses
informasi mengenai harga sehingga dalam proses transaksinya mereka selalu
berpotensi untuk dirugikan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan penerapan Sistem Resi Gudang. Melalui Sistem Resi Gudang ini
maka kebutuhan dana untuk pembiayaan dan informasi mengenai harga
komoditasnya dapat diakses melalui mekanisme yang cukup sederhana dan cepat.
Tentunya hal ini akan sangat membantu kebanyakan petani dan pelaku UMKM
serta koperasi yang memiliki keterbatasan asset riil maupun asset finansialnya.

Selain itu, terdapat beberapa manfaat penggunaan Sistem Resi Gudang,


yaitu dengan penerapan sistem ini maka dapat memperpanjang masa penjualan
hasil produksi petani, dan resi gudang dapat digunakan sebagai agunan bank untuk
memperoleh pembiayaan. Disamping itu, resi gudang juga dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah sebagai instrument untuk mempengaruhi harga komoditi strategis.

Rapat Baleg yang Terhormat

Penerapan Undang-undang No.9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang


saat ini ternyata oleh pihak-pihak terkait dianggap belum memberikan kepastian
hukum kepada masyarakat, petani, dan perbankan atau lembaga keuangan karena
tidak adanya mekanisme jaminan atau asuransi. Oleh karena itu, perlu dibentuk
lembaga penjaminan yang kredibel yang dapat mengatasi persoalan tersebut.
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan menekankan bahwa lembaga dana jaminan
ganti rugi dalam sistem resi gudang ini haruslah dimaksudkan dan ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat-- khususnya para pelaku UMKM,
Koperasi, dan para petani kita-- dengan berdasarkan kepada keadilan ekonomi dan
keadilan sosial.

Dalam RUU Perubahan ini, Fraksi kami mencermati bahwa Lembaga Dana
Jaminan yang akan dibentuk, berfungsi untuk:
1. Melindungi hak Pemegang Resi Gudang dan/atau Penerima Hak Jaminan apabila
terjadi kegagalan, ketidakmampuan dan/atau kebangkrutan Pengelola Gudang
dalam menjalankan kewajibannya. Untuk melaksanakan fungsi ini, Lembaga Dana

2
Jaminan bertugas merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan
penjaminan pengelolaan barang oleh pengelola gudang dan melaksanakan
penjaminan pengelolaan barang oleh pengelola gudang.
2. Memelihara stabilitas dan integritas Sistem Resi Gudang sesuai dengan
kewenangannya. Untuk melaksanakan fungsi ini Lembaga Dana Jaminan bertugas
merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas dan integritas Sistem Resi Gudang dan merumuskan, menetapkan, dan
melaksanakan kebijakan penyelesaian Pengelola Gudang gagal yang tidak
berdampak luas maupun penanganan Pengelola Gudang gagal yang berdampak
luas (sistemik).

Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut Lembaga Dana


Jaminan berwenang antara lain menetapkan dan memungut kontribusi pada saat
Pengelola Gudang pertamakali menjadi peserta, menetapkan dan memungut uang
jaminan atas setiap Barang yang disimpan, melakukan pengelolaan kekayaan dan
kewajiban lembaga Dana Jaminan, dan menjatuhkan sanksi administratif.

Berdasarkan rumusan fungsi, tugas, dan wewenang Lembaga Dana Jaminan


tersebut, kami berpandangan bahwa lembaga ini nantinya memiliki peran dan posisi
yang strategis dalam pengembangan dan pelaksanaan Sistem Resi Gudang untuk
kesejahteraan rakyat. Untuk itu maka lembaga ini perlu dibangun dan dibentuk
dengan ketatalaksanaan dan tata kelola yang akuntabel, transparan, dan
berkeadilan.

Hadirin yang Berbahagia,

Pasal 37G ayat (2) RUU menyatakan bahwa Pembentukan, besarnya dana
yang diperlukan untuk mendirikan Lembaga Dana Jaminan, prosedur pendirian,
persyaratan dan kepesertaan penjaminan Lembaga Dana Penjaminan,
pengumpulan dana, pengelolaan dana, dan cara serta persyaratan menggunakan
dana dari Lembaga Dana Jaminan serta struktur dan fungsi administrasinya akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. RUU ini telah membatasi hal-hal
yang perlu diatur dalam Peraturan Pemerintah. Limitasi ini penting agar Peraturan
Pemerintah tidak kelaur dari alur dan semangat pembentukan peraturan
perundangan ini. Mengenai Pasal 47G ayat (2) ini memang bisa dipertanyakan
mengapa hal-hal tersebut tidak diatur saja dalam RUU ini bukan dalam Peraturan
Pemerintah. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat keberadaan atau
eksistensi dan kepastian hukum dari Lembaga Dana Jaminan ini. Namun kita telah
memutuskan rumusan pasal tersebut sebagaimana yang ada sekarang, walaupun
hal ini mungkin masih terbuka untuk didiskusikan ketika kita menerima usulan dari
Pemerintah.

Selanjutnya, dalam Pasal 45A RUU dinyatakan bahwa “Lembaga Dana


Jaminan Ganti Rugi dibentuk paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak undang-

3
undang ini diundangkan.” Ketentuan pasal ini membawa implikasi pada dua hal,
yaitu lembaga ini dapat terbentuk pada saat yang telah ditentukan dan juga ada
kemungkinan lembaga ini belum terbentuk walaupun waktu yang ditentukan telah
terlewati. Jika lembaga ini belum terbentuk untuk masa yang telah ditentukan, lalu
apa konsekuensinya terhadap yang bertanggung jawab terhadap pembentukan
lembaga tersebut? Kami rasa, hal ini perlu kita pertimbangkan agar bunyi pasal ini
tidak hanya menjadi hiasan belaka.

Saudara Pimpinan Rapat,


Rekan-Rekan Anggota Dewan,
Dan Hadirin yang Berbahagia,

Demikianlah Pendapat Fraksi Partai Persatuan Pembangunan; dan


selanjutnya, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahiim Fraksi Partai Persatuan
Pembangunan menyatakan dapat menyetujui RUU tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang untuk dibahas
pada tingkat selanjutnya dalam rapat paripurna Dewan dalam rangka pengambilan
keputusan menjadi RUU usul DPR-RI.

Dan akhirnya, kepada Saudara Pimpinan Rapat, Rekan-rekan Anggota


Dewan, serta hadirin sekalian, kami ucapkan terimakasih atas kesabarannya
memperhatikan Pendapat Fraksi PPP DPR-RI.

Wabillahittaufiq wal Hidayah


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 Desember 2010


FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Juru bicara

Ahmad Yani, S.H., M.H


Anggota DPR RI No: 287

You might also like