You are on page 1of 50

EFUSI

PLEURA
L/O/G/O

Oleh :
Huzayval
PENDAHULUAN
• Efusi pleura (adanya cairan di ruang pleura)
merupakan kasus yang jarang muncul pada anak-
anak dibandingkan orang dewasa, dapat
disebabkan oleh beragam infeksi dan penyakit non
infeksi.
• Efusi pleura pada anak-anak umumnya adalah
infeksi (50-70% efusi parapneumonik), gagal
jantung kongestif (5-15%) dan keganasan adalah
kasus yang jarang.
Definisi
• Efusi pleura
Pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit
primer jarang terjadi tetapi biasanya disebabkan penyakit
sekunder lainnya.

Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil


cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya
friksi.
Anatomi dan Fisiologi Pleura
• Pleura terletak dibagian terluar dari paru-paru dan
mengelilingi paru.
• Pleura disusun oleh jaringan ikat fibrosa yang
didalamnya terdapat banyak kapiler limfa dan
kapiler darah serta serat saraf kecil.
• Pleura merupakan membran tipis, halus, dan licin
yang membungkus dinding anterior toraks dan
permukaan superior diafragma. Lapisan tipis ini
mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Ada 2 macam pleura yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis.

Di antara pleura terdapat ruangan yang disebut spasium pleura, yang


mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan
memungkinkan keduanya bergeser secara bebas pada saat ventilasi.
Cairan tersebut dinamakan cairan pleura.

Cairan pleura berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan pleura


parietalis dan pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk
mencegah pemisahan toraks dan paru yang dapat dianalogkan seperti dua
buah kaca objek yang akan saling melekat jika ada air.
Etiologi

• Pembentukan cairan yang berlebihan, karena


radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana
masuk cairan berdarah dan karena trauma.
• Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
• Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul
pada proses penyakit neoplastik, tromboembolik,
kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh
sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
• Penyebab lain dari efusi pleura adalah:
Tabel 1. Penyebab umum efusi pleura pada anak-anak
Patofisiologi
• efusi pleura, terjadi bila keseimbangan antara produksi dan
absorbsi cairan pleura terganggu misalnya pada hyperemia
akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic
(hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal
jantung).
• Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas
transudat dan eksudat
Transudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena
disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena
tekanan osmotic koloid yang menurun.

Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi.


Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat
jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih
• Secara garis besar akumulasi cairan pleura
disebabkan karena dua hal yaitu:
1. Pembentukan cairan pleura berlebih
Hal ini dapat terjadi karena peningkatan: permeabilitas kapiler
(keradangan, neoplasma), tekanan hidrostatis di pembuluh darah ke
jantung / v. pulmonalis ( kegagalan jantung kiri ), tekanan negatif
intrapleura (atelektasis ).
Penurunan kemampuan absorbsi sistem limfatik
Hal ini disebabkan karena beberapa hal antara lain: obstruksi stomata,
gangguan kontraksi saluran limfe, infiltrasi pada kelenjar getah bening,
peningkatan tekanan vena sentral tempat masuknya saluran limfe dan
tekanan osmotic koloid yang menurun dalam darah, misalnya pada
hipoalbuminemi.
Manifestasi Klinis
• kurangnya timbunan cairan mengakibatkan perasaan
sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak
rasa sakit hilang.
• Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
• Pada anak masalah pernapasan adalah hal yang paling
sering dikeluhkan. Apabila dihubungkan dengan
penyebabnya berupa pneumonia maka gejala yang
muncul adalah batuk, demam, sesak nafas, menggigil.
• Apabila penyebabnya bukan pneumonia, maka gejala
pada anak mungkin tidak ditemukan sampai efusi yang
timbul telah mencukupi untuk menimbulkan gejala
sesak nafas atau kesulitan bernafas.
Manifetasi Klinis….

• Adanya gejala-gejala penyakit penyebab


seperti demam, menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus),
subfebril (tuberkulosis), banyak keringat,
batuk.
• Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit
dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan
pleural yang signifikan.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik

• dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,


karena cairan akan berpindah tempat.
• Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam
pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal),
• pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan
duduk permukaan cairan membentuk garis
melengkung (garis Ellis Damoiseu).
Pemeriksaan penunjang
Rontgen dada
• Rontgen dada biasanya merupakan langkah
pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi
pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya
cairan.

Gambaran radiologis efusi pleura daerah hemitoraks kanan


CT-Scan dada
• CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru
dan cairan dan bisa menunjukkan adanya
pneumonia, abses paru atau tumor.
USG dada

CT-Scan menunjukkan adanya


USG Efusi pleura dengan celah yang
akumulasi cairan sebelah kanan
multiple
• Torakosentesis
• Biopsi
• Analisa cairan pleura

Perbedaan Transudat
dan Eksudat

• Bronkoskopi
Terapi
• Kebanyakan pasien anak-anak yang memiliki efusi
parapneumonik memberikan respon yang baik
dengan pemberian terapi antibiotic sehingga tidak
memerlukan torakostomi.
• Pemberian awal terapi antibiotic didasari pada
infeksi penyebab yang mendasarinya dan
pengurasan/pengeluaran cairan yang terinfeksi
dengan torakosentesis atau torakostomi tertutup.
Antibiotik pilihan sesuai dengan kuman penyebab
• Torakostomi dengan pipa tertutup yang
segera sebaiknya menjadi pertimbangan
yang kuat dengan indikasi :
Terapi efektif lainnya yang sedang diperkenalkan
adalah streptokinase (SK) atau urokinase (UK) ke
dalam rongga empyema, yang telah
menunjukkan mengurangi/mengecilkan
perlekatan/adhesi, meningkatkan pengurasan,
dan memutus gejala.
Tidak ada komplikasi yang dilaporkan baik pada kedua seri.
Indikasi dasar untuk UK pada efusi pleura termasuk :
Dosis yang diberikan bervariasi dari 20.000-100.000
U ke dalam pipa dada dicampur dengan larutan
normal saline (20-100 mL), dosis optimal belum dapat
ditentukan. Setelah pemasukan UK, pipa dada ditutup
selama 1-2 jam, pasien didoronng untuk mengubah-
ubah posisi agar larutan terdistribusi merata.
Pemberian UK mungkin bisa diulang sebanyak 2-3
kali dalam 2-3 hari.
• Pada efusi yang terinfeksi perlu segera
dikeluarkan dengan memakai pipa intubasi
melalui selang iga. Bila cairan pusnya kental
sehingga sulit keluar atau bila empiemanya
multiokuler, perlu tindakan operatif.
• Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura
setelah aspirasi dapat dilakukan pleurodesis
yakni melengketkan pleura viseralis dan pleura
parietalis. Zat-zat yang dipakai adalah
tetrasiklin, Bleomicin, Corynecbaterium parvum
dll.
IDENTITAS PASIEN
No CM : 812257
No Register : 0057497
Nama : Zulfikar
Tanggal Lahir : 10 April 1998
Umur : 11 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Tong Kruet, Bireun
Tanggal masuk : 24 Desember 2010
Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari 2011

IDENTITAS KELUARGA
AYAH
Nama : Nurdin
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Tong Kruet, Bireun
Pekerjaan : Swasta
IBU
Nama : Rohani
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Islam
Alamat : Ds. Tong Kruet, Bireun
Pekerjaan : IRT
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas ± 1 minggu
sebelum masuk Rumah Sakit. Sesak nafas terjadi tiba-tiba saat tengah
malam waktu pasien tidur dan segera terbangun, gelisah, sakit dada
dan tidak dapat berbaring. Sesak makin memberat bila pasien tidur
tanpa bantal.
Pasien juga mengeluhkan satu hari kemudian perutnya
membesar yang diikuti dengan kaki dan tangan yang bengkak sejak ±
1 minggu yang lalu, nyeri perut (+). Pasien juga mengalami batuk (+)
± 1 minggu yang lalu, dahak (+), demam (+) dialami ± 2 minggu yang
lalu, sifat demam naik turun. Penurunan berat badan (-), keringat
malam hari (-), menggigil (-), berkeringat (-), mual dan muntah (-), BAB
dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien merupakan kiriman dari RSU Fauziah Bireun dengan
diagnosa edema ec CHF + efusi pleura. Riwayat sakit kuning(-).

Riwayat penyakit keluarga


Disangkal

Riwayat pemakaian obat


Pasien pernah bergi berobat ke mantra dan diberikan obat, tapi pasien
lupa nama obatnya.

Riwayat kehamilan dan persalinan


Ibu pasien dalam keadaan sehat selama hamil dan melahirkan di
rumah, persalinan ditolong oleh Bidan. Pasien lahir normal dengan
kehamilan cukup bulan, segera menangis dan bernafas spontan
Riwayat pemberian makanan
 Usia 0 - 4 bulan : ASI ad libitum
 Usia 4 - 6 bulan : ASI ad libitum dan bubur susu 1
x, mangkuk kecil, buah 2x ( pepaya/ pisang )
 Usia 6 - 12 bulan :ASI ad libitum ditambah bubur
susu 1x mangkuk kecil, nasi tim 1x mangkuk kecil,
buah (pisang/apel/pepaya) 2x
 Usia 10 - 12 bulan : ASI ad libitum ditambah PASI
(SGM) 2 x 200 cc, nasi tim 3 x, buah 2x
 Usia >1 tahun nasi biasa
Riwayat perkembangan dan pertumbuhan
• Pertumbuhan gigi pertama : 4 bulan

• Psikomotor
- Tengkurap : 3 bulan -Berjalan :11 bulan
- Duduk : 6 bulan - Berlari :12 bulan
- Merangkak : 7 bulan - Berbicara :15 bulan
- Berdiri : 8 bulan

Riwayat imunisasi
Os sudah mendapat imunisasi lengkap
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS PRESENT
 Keadaan umum : lemah
 Kesadaran : compos mentis
 Tekanan Darah : 100/60 mmHg
 Heart Rate : 128x/mnt
 Respiratory rate : 40x/mnt
 Suhu : 370C

Data Antropometrik :
Tinggi Badan : 133 Cm
Berat Badan : 27 kg
Status Gizi : BBI = 28 kg
BB/TB = 27kg/28 kg x100%
= 96%
dengan edema (+) anasarka.
LLA ideal = 223 mm
maka : 150 / 223 x 100% = 67%
kesan : severe malnutrition
B. STATUS GENERAL
A. KEPALA
Bentuk : normocephali
Rambut : hitam,sukar dicabut
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung
(+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+),
konjungtiva palpebra inferior pucat (-),
sklera ikterik(-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-),
sekret(-).
Mulut
Bibir
● : anemis(-/-), sianosis(-/-)
Mukosa pipi : basah (+)
Gusi : edema (-), radang (-)
Lidah : hiperemis (-), tremor (-)
Geligi : karies dentis (-)
Tonsil : hiperemis(-)
Faring : hiperemis(-), edema(-)
Telinga : serumen (-)
A.LEHER
•KelBentuk : kesan simetris
•enjar getah bening : teraba (-/-)
•Kelenjar thyroid : teraba (-/-)
B.Tekanan vena jugular : TVJ R-2 cm H2O
C.THORAX
•Bentuk dan gerak : kesan simetris
•Tipe pernafasan : abdomino-thorakal
•Retraksi : - suprasternal (-)
- intercostalis (-)
- epigastrik (+)
A.PARU-PARU
DEPAN :
Palpasi : Fremitus taktil paru kanan melemah daripada paru kiri
Perkusi : Redup pada lapangan paru kanan / Sonor pada lapangan
paru kiri
Auskultasi : vesikuler(↓/N), Rhonki (+/+) Wheezing(-/-)
BELAKANG :
Palpasi : Fremitus kanan melemah daripada fremitus kiri
Perkusi : Redup pada lapangan paru kanan / Sonor pada lapangan
paru kiri
Auskultasi : vesikuler(↓/N), Rhonki (+/+), Wheezing(-/-)
JANTUNG
•Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis
•Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis di ICS VIlinea axillaris anterior.

•Perkusi : Batas atas jantung ICS II sinistra


Batas kanan jantung 2 cm Lateral linea parasternal dextra
Batas kiri linea axillaris anterior sinistra
•Auskultasi : Bunyi jantung I > II reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMENi
•Inspeksi : kesan simetris, gerakan dinding perut normal.
•Palpasi
Dinding abdomen : distensi(+), nyeri tekan(+)
Hepar : teraba pada BAC ± 7 cm, BPX ±10 cm
Lien : tidak teraba
Kandung kemih : kosong
•Perkusi : Shiffting dullness (+), undulasi (+)A
•Auskultasi : peristaltik usus normal

GENETALIA : Laki-laki, kelainan kongenital (-)

ANUS : (+), kelainan (-)


 EKSTREMITAS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIUM 27 Desember 2010
Tanggal 25 Januari 2011 Tanggal 26 Januari 2011
24 Desember 2010
Foto Thorax AP/Lat
 Cor : Bentuk dan ukuran kesan normal
 Pulmo : tampak perselubungan di paru kanan
 Sinus phrenicocostalis kanan perselubungan dan kiri tajam
Kesimpulan : Efusi Pleura dextra dengan susp.
Pneumonia.
28 Desember 2010
Foto Thorax AP
 Cor : membesar ke kiri dan ke kanan
 Pulmo : tampak Infiltrat di paru kanan
 Sinus phrenicocostalis kanan perselubungan dan kiri tajam
Kesimpulan : Cardiomegali dengan congestive paru
efusi pleura
19 Januari 2011

Foto Thorax PA
 Cor : Normal-
 Pulmo : Tampak infiltrat di kedua
lapangan paru
 Sinus phrenicocostalis dextra dan sinistra tumpul
 WSD di hemi thorax dextra
Kesimpulan : Pneumonia, masih
tampak pleural effuse minimal
bilateral
KULTUR CAIRAN PLEURA
20 Januari 2011
Hasil : Terisolasi bakteri patogen Pseodomonas Sp.
Anjuran : Gol.Cefalosporin
ECHOCARDIOGRAPHY
27 Desember 2010
Kesan : - Pulmonal Hipertensi
- Efusi Pericard
- Efusi Pleura
USG Abdomen dan Ginjal
27 Desember 2010
- Hepar, GB, Splen, Pankreas : Normal
- Ren D/S batu (-)
- Buli-buli normal
- cairan bebas pada cavum pleura D/S dan cavum abdomen
Kesimpulan: Efusi Pleura D/S minimal
Asites ec sindrom nefrotik DD pyelonephritis kronik D/S.
MANTOUX TEST
28 Desember 2010
Hasil :Positif ≥10 mm/lapangan pandang
Tabel Sistem Penilaian (Scoring System) Gejala dan
Pemeriksaan Penunjang Tuberkulosis

Parameter 0 1 2 3 Skor

Kontak TB Tidak jelas - - - 0


Uji Tuberkulin - - - Positif (≥10 mm, 3
(Mantoux) atau ≥ 5 mm pada
keadaan
imunosupresi

Berat badan/ - - Klinis gizi buruk - 2


Keadaan Gizi atau BB/TB <70%
atau BB/U <60%

Demam yang tidak - ≥2 minggu - - 1


diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - ≥3 minggu - - 1
Pembesaran kelenjar - - - - -
limfe kolli, aksila,
inguinal
Pembengkakan - - - - -
tulang/sendi
panggul, lutut,
falang

Foto toraks Gambaran sugestis - - 1


TB*

SKOR TOTAL = 8
Diagnosa kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor ≥ 6 (skor max : 14)
RESUME
ANAMNESA
Pasien merupakan anak Laki-laki , 11 tahun,
datang dengan keluhan sesak nafas ± 1
minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
bengkak pada perut,kedua tangan dan kedua
kaki. Pasien juga mengalami batuk kering (+)
± 1 minggu yang lalu, batuk berdahak (+),
demam (+) penurunan berat badan (+)
keringat malam (-),mual muntah (-) BAB
(normal) BAK (normal)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Heart Rate : 128x/mnt
Respiratory rate : 40x/mnt
Suhu : 370C

STATUS GENERAL
KEPALA : Dalam batas normal

LEHER : Pembesaran KGB (-),


TVJ R -2 cm H2O
THORAX : Simetris, Retraksi (-)
PARU-PARU : Redup (+/-), fremitus taktil (↓/N), Rhonki (+/+) Wh (-/-)
JANTUNG : Melebar,bising (-) gallop (-)
ABDOMEN: Distensi(+),NT(+), Hepatomegali.
GENETALIA : Dalam batas normal
ANUS : Dalam batas normal
EKSTREMITAS : Udema + +
+ +
DIAGNOSA SEMENTARA
Efusi Pleura ec.TB Paru + Gizi buruk tipe
marasmus

USUL PEMERIKSAAN
•Darah lengkap, elektrolit, glukosa darah.
•Urinalisa lengkap.
•Feses lengkap.
PENATALAKSANAAN
Cefotaxim 1 gr/12 J (IV)
Inj. Furosemid 30 mg/12 jam
Spironolakton 2 x 12,5 mg
Xanvit 1 x cth I
Diet ML 3 x 250 kal
F100 210 cc/2 jam
Snack 2x150 kal
Obat Anti TB :
Pirazinamid 1x 300 mg
Rifampisin 1 x 150 mg
Isoniazid 1 x 100 mg
Ethambutol 1 x 250 mg

PROGNOSA
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : bonam

You might also like