You are on page 1of 2

c cc


 
 
c



Pontianak (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan melakukan


koordinasi supervisi dengan Kejaksaan Agung (Kejakgung) terhadap penanganan kasus Bantuan
Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

"Mudah-mudahan 26 Maret mendatang kita akan melakukan koordinasi supervisi dengan


Kejakgung yang menangani kasus BLBI, tetapi tergantung kesiapan Kejakgung," kata Wakil
Ketua KPK, Bibit Samad Rianto, di Pontianak, seusai memberikan materi dalam worshop "Peran
Serta Masyarakat dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, di Pontianak, Rabu.

Ia mengatakan, dalam koordinasi supervisi tersebut tidak hanya kasus BLBI yang akan
dibicarakan, melainkan seluruh kasus korupsi yang ditangani Kejakgung dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri) dalam rangka mendinamisir kedua instansi tersebut.

Bibit mengatakan, KPK tidak bisa langsung mengambil alih kasus itu, meskipun Kejakgung
telah menghentikan penyelidikan dua kasus BLBI, yaitu kasus BLBI yang melibatkan obligor
Bank Central Asis (BCA) dan Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).

"Bisa saja KPK memerintahkan Kejakgung, agar membuka kembali kasus tersebut," katanya.

Ia mengemukakan, pengambilalihan kasus BLBI oleh KPK masih terganjal ketentuan bahwa
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang
tidak berlaku surut (retroaktif).

Sebelumnya, KPK menangkap jaksa Urip Tri Gunawan di salah satu rumah di Jakarta Selatan
karena diduga menerima uang sebesar 660.000 dolar Amerika Serikat (AS), atau lebih dari Rp6
miliar.

Bersama Urip juga ditangkap seorang wanita berinisial AS yang belakangan diketahui bernama
lengkap Artalyta Suryani. Artalyta diduga sebagai pemberi uang. Urip dan Arthalita telah
berstatus tersangka dan ditahan.

Bibit menjelaskan, KPK tetap bersikeras bahwa Urip telah menerima suap dari Artalyta Suryani.
Dalam pemeriksaan Artalyta mengaku sedang melakukan transaksi pinjam-meminjam,
sementara menurut pengakuan Urip, dia sedang transaksi jual-beli mutiara dengan suryani.

KPK tetap bersikeras bahwa Urip telah melanggar UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, karena ia tertangkap tangan sedang menerima suap dan sebagainya.
"Kalau ada aturan lain yang menyatakan KPK boleh mengambil alih penanganan kasus BLBI,
KPK siap menangani kasus tersebut," ujar Bibit menambahkan. (*)

COPYRIGHT © 2008

Ketentuan Penggunaan

Versi Cetak Beritahu Teman Beri Komentar

Berlangganan berita ANTARA via email gratis!

 

 Antasari: KPK Tidak Kejar Popularitas


 Dugaan Penyimpangan APBD Lampung Dilaporkan ke KPK
 Penangkapan Jaksa Urip Coreng Pemerintah, Kata Legislator

   

 BIN Yakin Kastari Masih di Singapura


 Puting Beliung Jebol Atap Gedung Dwi Warna Bandung
 Bea Cukai Bentrok Dengan Manajemen Bandara Selaparang

Tentang Kami | Ketentuan Penggunaan | RSS Feed

Copyright © 2008 ANTARA

You might also like