You are on page 1of 97

UPAYA GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA

MEMBACA DAN MENULIS TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA


KELAS VII MTs NEGERI BANJARNEGARA

SKRIPSI
Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam

Oleh:
HASBUL HUDA
NIM. 032632011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2008
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Hasbul Huda

NIM : 032632011

Jenjang : S-1

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian atau karya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari

sumbernya.

Purwokerto, 24 Desember 2008

Saya yang menyatakan,

Hasbul Huda
NIM. 032632011
NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Pengajuan Judul Skripsi


Saudara Hasbul Huda
Lamp. : 6 (Enam) Eksamplar
Purwokero, 24 Desember 2008
Kepada Yth.
Kepala Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Purwokerto
di Purwokerto
Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya
sampaikan naskah skripsi saudara:
Nama : Hasbul Huda
NIM : 032632011
Jurusan : Tarbiyah
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Judul : Upaya Guru Bahasa Arab Dalam Mengatasi Problematika
Membaca Dan Menulis Teks Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas

VII MTs Negeri Banjarnegara

Dengan ini memohon agar skripsi saudara tersebut di atas untuk dapat di
munaqosyahkan.
Demikian atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,

Drs. Yuslam, M.Pd


NIP. 150 266 723
PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

UPAYA GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA


MEMBACA DAN MENULIS TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA KELAS
VII MTs NEGERI BANJARNEGARA

Yang disusun oleh Saudara Hasbul Huda Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto.

Telah diujikan pada tanggal 18 Maret 2008, dan dinyatakan telah memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Islam oleh Sidang Dewan
Penguji Skripsi.

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Subur, M.Ag M. Slamet Yahya, M.Ag


NIP. 150 264 323 NIP. 150 327 187

Pembimbing/Penguji,

Drs. Yuslam, M.Pd


NIP. 150 266 723
Anggota Penguji, Anggota Penguji,

Drs. Attabik, M.Ag H.A. Sangid, B.ed.MA


NIP. 150 259 555 NIP. 150 318 316

Purwokerto, 7 April 2008


Ketua,

Drs. H. Khariri, M.Ag


NIP. 150 221 223
MOTTO

Sesungguhnya Sesusah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

(QS. Al-Insyirah: 6)
PERSEMBAHAN

Persembahan skripsi ini kepada:

 Bapak dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus serta motivasi

 Kepada Situ Nuru Holikul Jannah mutiara dalam hidupku

 Kepada Crew Y@dien Computer yang telah membantu sepenuh hati atas

terlaksananya laporan akhir ini.

 Kepada teman-teman specialku (Lina Aniatun, Yuni Rachmawati, Malikhatun

Murtafi’ah, Indah Khoiriyah, Rohima) dan teman-teman yang tidak bisa

disebutkan satu persatu khususnya PBA Angkatan 2003.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa

karena atas segala ni’mat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul: “Upaya Guru Bahasa Arab Dalam Mengatasi Problematika Membaca

Dan Menulis Teks Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas VII MTs Negeri Banjarnegara”

Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi


Muhammad SAW, yang menjadi sauritauladan bagi kita semua, beserta sahabat dan
keluarganya serta orang-orang yang senantiaasa istiqomah di jalan-Nya.

Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari kebantuan berbagai pihak.
Dan penulis, hanya dapat mengucapkan terimakasih atas berbagai pengorbanan dan
pengarahnya, kepada:

1. Bapak Drs. K. Khariri, M.Ag Ketua STAIN Purwokerto


2. Bapak Drs. Moh. Roqib, M.Ag Pembantu Ketua I STAIN Purwokerto
3. Bapak Drs. Subur, M.Ag Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto
4. Drs. Yuslam, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan sekaligus sebagai
dosen pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Attabik, M.Ag Selaku Sekretaris Jurusan Tarbiyah STAIN
Purwokerto.
6. Segenap Dosen dan karyawan yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Sukarto, Kepala MTs Negeri 2 Banjarnegara
8. Bapak Adis, S.Ag, selaku guru bidang studi bahasa Arab MTs Negeri 2
Banjarnegara.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis mendapatkan imbalan yang lebih, baik dari Allah.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis sendiri.
Untuk itulah, kritik dan saran terbuka luas dan selaku penulis harapkan dari pembaca
yang budiman guna menuju kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi yang
sederhana ini mampu memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan juga bagi
para. Pembaca yang budiman pada umumnya.

Purwokerto, 24 Desember 2007

Hasbul Hud
NIM. 032632011
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN

HALAMAN NOTA PEMBIMBING

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN MOTTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Penegasan Istilah

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Telaah Pustaka

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II PROBLEMATIKA BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS TEKS

BAHASA ARAB.

A. Proses Belajar Membaca dan Menulis

1. Pengertian Membaca dan Menulis


2. Tujuan Membaca dan Menulis

3. Jenis Membaca dan Menulis

B. Belajar Bahasa Arab

1. Pengertian Belajar

2. Prinsip –prinsip Belajar

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

4. Faktor–faktor yang dapat Menimbulkan Kesulian Belajar

Kesulitan Belajar.

C. Pengajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Pengajaran Bahasa Arab

2. Tujuan Pengajaran Bahasa Arab

D. Problematika Pengajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Problematika Pengajaran

2. Pengajaran Bahasa Arab Arab sebagai Bahasa Asing

a. Problematika linguistik

b. Problematika non linguisitik

E. Langkah-langkah Mengatasi Problematika Membaca dan Menulis

BAB III GAMBARAN UMUM MTS NEGERI 2 BANJARNEGARA

A. Letak Geografis

B. Sejarah Singkat dan Berdirinya MTs Negeri 2 Banjarnegara

C. Struktur Organisasi

D. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

E. Sarana dan Prasarana


F. Deskripsi Problematika Membaca dan Menulis Teks Bahasa Arab

BAB IV UPAYA GURU BAHASA ARAB DALAM MENGATASI

PROBLEMATIKA MEMBACA DAN MENULIS TEKS BAHASA

ARAB.

A. Bentuk-bentuk Kesulitan Siswa dalam Membaca dan Menulis Teks

Bahasa Arab

B. Analisis Tentang Kesulitan Siswa dalam Membaca dan Menulis Teks

Bahasa Arab.

C. Faktor-faktor dan Penyebab Terjadinya Kesulitan Siswa.

D. Usaha-usaha yang ditempuh Guru Bahasa Arab Dalam Mengatasi

Kesulitan-kesulitan Siswa Dalam Belajar Membaca dan Menulis Teks

Bahasa Arab.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Tabel I : Jumlah Kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel II : Jumlah Siswa kelas VII dengan Jumlah Sampel Kelas VIII MTs Negeri 2

Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel III : Susunan Guru MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel IV : Susunan Karyawan MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel V : Keadaan Siswa MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel VI : Jumlah Gedung MTs Negeri 2 Banjarnegara

Tabel VII : Prasarana MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008

Tabel VIII : Analisis Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Arab dalam Pemberian Syakal

Tabel IX : Analisis Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Arab dalam Menulis Imla’

Bagan 1 : Struktur Organisasi MTs Negeri 2 Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah

maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Muhibbin Syah, 1999: 59).

Selain itu, belajar juga merupakan langkah awal seorang karena dengan belajar

seseorang bisa memilih mana yang baik untuk dikerjakan dan mana yang buruk

untuk ditinggalkan.

Oleh karena itu, belajar memerlukan perhatian yang serius dari pada

pendidik, sebab di tangan pendidik belajar akan terlaksana dan dapat berhasil,

akan tetapi proses belajar tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan

apabila tidak didukung oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Keyakinan ini muncul karena manusia adalah mahluk lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada

saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang

lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik; ketika orang tua

mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap

guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal (E. Mulyasa, 2007: 35).

Namun dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tidak

selamanya dapat berjalan dengan baik, hal ini disebabkan faktor-faktor yang

mempengaruhi di dalamnya, baik faktor dalam diri siswa maupun yang datang dari

luar diri siswa yang menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa (Slameto, 2003:

54).

Kesulitan belajar siswa tidak hanya dialami pada pelajaran-pelajaran yang

bersifat umum saja, namun juga pelajaran yang bersifat religius, khususnya bahasa

Arab.

Bahasa adalah sistem tanda bunyi-bunyi dalam bahasa itu tak lain dari pada

bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Umar Asasudin Sokah, 1982: 7)

Dilihat dari fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan penghubung dalam

pergaulan manusia sehari-hari, baik antara individu dengan individu, individu

dengan masyarakat dan masyrakat dengan bangsa tertentu. Yakni dengan

mengkomunikasikan dan menyampaikan maksud tertentu dan mencurahkan suatu

peranan tertentu dengan rasa senang atau duka dan dengan rasa sedih dan gembira
kepada orang lain. Agar dapat dipahami, dan dimengerti dan merasakan

segera sesuatu yang dialami (Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, 1994 : 187)

Bahasa Arab adalah termasuk rumpun bahasa semit yang paling maju,

sedang bahasa semit adalah bahasa yang paling maju di dunia. Teori yang

termasyhur, teori Max Muler, membagi-bagi bahasa manusia itu menjadi tiga

rumpun bahasa, yaitu : (1) Rumpun bahasa Indo-Eropa, (2) Rumpun bahasa

Semit-Hemit dan (3) Rumpun bahasa Turania (Chatibul Umam, 1980 : 9)

Bahasa Arab sebagai bahasa yang hidup baik berbentuk klasik atau

kuno maupun yang berbentuk modern (klasik; susah dipahami, modern; mudah

dipahami) punya kegunaan yang amat penting dalam bidang agama, ilmu

pengetahuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional,

bahkan hubungan internasional (Juwairiyah Dahlan, 1992: 19).

Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits. Al-

Qur’an kitab suci kita dan Hadits Nabi yang menjelaskan isi Al-Qur’an itu

kedua-duanya dengan bahasa Arab. Bahkan setiap terjemahan atau alih bahasa

dari Al-Qur’an tidak bisa disebut Al-Qur’an, tetapi dinamakan terjemahan atau

tafsir. Peranan bahasa Arab dalam agama nampak pula dalam upacara-upacara

keagamaan dan ibadat, mulai dari azan dan iqomat sampai kepada sembahyang

yang bermacam-macam dan do’a yang ma’tsurah. Peranannya dalam ilmu

pengetahuan juga diakui oleh para Sarjana, baik di negara-negara Barat maupun

Timur, yang mendalami tentang pertumbuhan dunia Islam. Kalau dunia Eropa
pada abad pertengahan mengalami “Abad Kegelapan”, maka sebaliknya pada

saat itu ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dapat dipelihara dan

dikembangkan oleh umat Islam di dunia Islam Timur. Banyak buku-buku ilmu

pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab,

termasuk ilmu Kedokteran, ilmu pasti. Kimia dan Sastra. Hasil-hasil terjemahan

itu merupakan benih yang ditanam di tanah subur, kemudian tumbuh dan

berbuah. Buahnya kemudian dipetik oleh kaum muslimin sendiri dan pada

zaman kebangkitan dunia Barat, orang-orang Barat mengambilnya dari umat

Islam (Chatibul Umam, 1980: 13 -14)

Pembelajaran bahasa Arab yang ideal di Madrasah Tsanawiyah atau

Madrasah Aliyah adalah pembelajaran yang memungkinkan para siswa

menguasi empat keterampilan berbahasa (Maharat al-Istima, al-Kalam, al-

Qira’ah, dan al-Kitabah) secara proporsional. Hal ini dikarenakan bahasa Arab

bukan hanya sekedar berfungsi pasif, yaitu sebagai media untuk memahami (al-

fahm) apa yang dapat didengar, berita, teks, bacaan dan wacana, melainkan

berfungsi aktif, yaitu memahamkan (al-ifham) orang lain melalui komunikasi

lisan dan tulisan ( M. Abdul Wahab, 2004: 1)

Tujuan mempelajari bahasa Arab di MTs adalah sebagai berikut:

“Agar siswa dapat menguasai secara aktif dan pasif perbendaharaan kata fusha

berjumlah 700 kata dan ungkapan dan berbagai bentuk kata dan pola kalimat

dasar yang diprogramkan sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi


dan sebagai dasar memahami buku agama Islam yang sederhana disamping Al-

Qur’an dan Al-Hadits” (Depag RI, 2003: 1)

Berdasarkan tujuan kemampuan berbahasa Arab yang harus dikuasai

adalah empat kemampuan yaitu membaca, mendengar, berbicara dan menulis.

Oleh karena itu kemampuan berbahasa Arab secara pasif saja yang perlu

dikuasai serta dibina secara intensif dengan tidak mengabaikan bakat untuk

kemampuan aktif. Dengan hal ini kemampuan membaca dan menulis yang

termasuk kemampuan berbahasa secara pasif. Karena kegiatan membaca dan

menulis itu bersifat reseptif yaitu bentuk lisan dan tulisan. Dan juga mempunyai

hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya

kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain. Paling sedikit dapat kita baca

sendiri pada saat lain.

Di lembaga-lembaga pendidikan umum sekarang ini terutama pada

tingkat SMP, dan SMA bahasa Arab itu menjadi komponen pilihan pokok

pengajaran bahasa asing. Di samping bahasa Inggris. Masalahnya sekarang

adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap

oleh siswa atau mahasiswa sebagai bahasa sulit (sukar) bahkan memandangnya

menjadi hal yang menakutkan. Hal ini merupakan tantangan yang harus segera

diupayakan pemecahannya di sini peran guru atau pendidik dan para pakar

bahasa Arab sangat dinantikan. Upaya yang didapat dilakukan berupa

pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, kursus-kursus, mas media-mas

media yang menjadikan bahasa Arab yang sangat praktis, buku-buku karya
ilmiah yang menyajikan bahasa Arab yang sangat mudah atau gambling dan

metodologis. Dan ini terasa masih langka (Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar,

1994: 188).

Pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing bagi siswa Indonesia

banyak menghadapi problematika, baik problematika linguistik maupun non

linguistik, indikasi adanya tersebut adalah terjadinya kesalahan yang dilakukan

oleh siswa (Juwairiyah Dahlan, 1992 : 36).

Penyimpangan dalam penggunaan bahasa asing, disebabkan oleh

kesalahan atau kekeliruan. Kesalahan berbahasa terbagi atas dua kategori yaitu :

Kesalahan yang tidak jelas dilihat, samar atau tersembunyi, dan

kesalahan yang tidak jelas terlihat, kedua jenis kesalahan ini semata-mata

melukiskan atau menandakan siswa benar atau salah, tetapi juga mengatakan

penggunaan sistem bahasa yang salah atau benar.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara adalah suatu lembaga

pendidikan Islam yang di bawah naungan Departemen Agama dan mata

pelajaran bahasa Arab termasuk mata pelajaran inti sesuai dengan kurikulum

yang dikeluarkan Departemen Agama.

Berdasarkan observasi pendahuluan bahwa siswa-siswi MTs Negeri 2

Banjarnegara mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda dan dengan

kemampuan dalam membaca dan menulis yang berbeda pula. Dari sinilah

timbul berbagai macam masalah yang berkaitan dengan hal membaca dan

menulis teks bahasa Arab, antara lain mengenai :


a. Sistem tata bunyi (Phonologi)

b. Tata bahasa (Nahwu Shorof)

c. Perbendaharaan kata (Mufrodat / vocabulary)

d. Uslub (Susunan Kata)

e. Tulisan (Imla) (Juwairiyah Dahlan, 1992 : 44)

Dari hasil informasi dari guru bidang studi bahasa Arab MTs Negeri 2

Banjarnegara khususnya pada kelas VII bahwa siswa-siswi MTs Negeri 2

Banjarnegara sebagian belum menguasai dalam hal membaca dan menulis Arab

/ huruf hijaiyyah disebabkan karena sebagian besar siswa-siswi MTs Negeri 2

Banjarnegara berlatar belakang pendidikan SD yang belum mengenal bahasa

Arab (Wawancara dengan Bapak Adis S.Ag, tanggal 20-04-207).

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, penulis bermaksud

meneliti terhadap aspek-aspek kesalahan membaca dan menulis teks bahasa

Arab bagi siswa kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara, khususnya dalam

mengungkapkan persoalan-persoalan atau permasalahan dalam membaca dan

menulis teks bahasa Arab, serta bagaimana upaya guru bahasa Arab dalam

mengatasi problematika membaca dan menulis pada pelajaran bahasa Arab di

MTs Negeri 2 Banjarnegara.


B. Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap judul yang penulis

pilih, maka penulis jelaskan istilah-istilah yang penulis jelaskan istilah-istilah

yang penulis pergunakan dalam judul tersebut.

Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah :

1. Upaya Guru Bahasa Arab

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata upaya diartikan sebagai

usaha akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,

mencari jalan keluar dan sebagainya (Depdikbud, 1993: 995). Sedangkan

menurut W.J.S. Poerwadarminta (1976: 1132). Upaya merupakan usaha

menyampaikan suatu maksud.

Kata Guru menurut Kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya) mengajar

(Depdikbud, 1993: 288).

Adapun menurut Juwairiyah Dahlan, bahasa Arab adalah bahasa

Arab untuk tujuan keagamaan (1992: 20). Namun bahasa yang dipelajari

oleh siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara sebagai mata

pelajaran pokok.

Jadi upaya guru bahasa Arab yang dimaksud di sini adalah usaha

atau ikhtiar yang dilakukan oleh seorang yang mengajar bahasa Arab di

MTs 2 Banjarnegara untuk memecahkan masalah yang dialami oleh para

siswa.
2. Problematika Membaca dan Menulis

Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang berarti

persoalan, hal yang menimbulkan masalah, persoalan yang bisa dipecahkan,

mesti tahu jawabannya mesti dapat diatasi (Sastrapradja, 1978: 392).

Pengertian membaca adalah dan menulis :

“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh peran, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulisan” (HG. Tarigan, 1997: 7).

Sedangkan menulis adalah :

“Menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

lain dapat membaca lambang-lambang gragfik tersebut kalau mereka

memahami bahasa dan gambaran grafik itu (H.G. Tarigan, 1982: 21).

Jadi problematika membaca dan menulis yang dimaksud di sini

adalah masalah yang harus dipecahkan yang kaitannya dengan kesulitan

yang menyangkut kebahasaan (linguistik) dalam aktifitas membaca dan

menulis teks bahasa Arab.

Kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan ilmu bahasa itu sendiri

antara lain:

1. Sistem tata bunyi (phonologi)

2. Tata bahasa (Nahwu Shorof)

3. Perbendaharaan kata (Mufrodat / vocabulary)


4. Uslub (sunan kata)

5. Tulisan (imla’) (Juwairiyah Dahlan, 1992 : 44).

3. Teks Bahasa Arab

Teks adalah naskah yang berupa :

1. Kata-kata dari pengarang

2. Kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan

3. Bahasa tertulis untuk dasar memberi pelajaran, berpidato dan

sebagainya (M. Sastrapradja, 1978 : 497-498).

Adapun menurut Juwairiyah Dahlan, bahasa Arab adalah bahasa

fisha yang dipelajari sebagian umat Islam terutama non Arab untuk tujuan

keagamaan (1992 : 20).

Jadi teks bahasa Arab yang dimaksud di sini adalah kalimat bahasa

fusha yang dipelajari oleh siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2

Banjarnegara.

4. Siswa kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara

Siswa berarti murid, yaitu peserta didik yang menjadi subyek

pndidikan. Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara. Adalah satu

lembaga pendidikan umum yang bercirikan Islam yang bertempat di jalan

Tentara Pelajar KM5 Sokanandi Banjarnegara.


C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, untuk membatasi pembahasan dan

mudahnya analisis penelitian, penulis memberikan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Problematika apa saja yang dialami siswa kelas VII MTs Negeri 2

Banjarnegara dalam membaca dan menulis teks Bahasa Arab.

2. Bagaimana upaya Guru bahasa Arab dalam menyelesaikan problematika

tersebut.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas maka penelitian ini

mempunyai:

1. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian ilmiah pasti mempunyai tujuan yang ingin

dicapai, adapun yang diinginkan penulis dalam hal ini adalah sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui problematika yang dialami siswa dalam membaca

dan menulis teks bahasa Arab.

b. Untuk mengetahui jenjang kesalahan yang dilakukan siswa serta letak

rawan kesalahan yang mungkin dihadapi siswa.

c. Untuk mengetahui usaha-usaha Guru bahasa Arab dalam mengatasi

problematika tersebut.
2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian antara lain :

a. Dengan adanya penelitian ini dapat mengetahui problematika membaca

dan menulis teks bahasa Arab yang dialami oleh siswa kelas VII MTs

Negeri 2 Banjarnegara.

b. Dapat memberikan informasi mengenai upaya-upaya yang dilakukan

Guru bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan belajar membaca dan

menulis teks bahasa Arab siswa kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara.

c. Ikut serta memberikan sumbangan pemikiran bagi Lembaga Pendidikan

tersebut untuk langkah perencanaan dan pengajaran selanjutnya.

d. Menambah wawasan keilmuan penulis dalam kaitannya dengan

membaca dan menulis teks Bahasa Arab.

E. Telaah Pustaka

Ada beberapa buku, literatur yang berkaitan dengan tema yang penulis

angkat antara lain:

Djuwairiyah Dahlan (1992) dalam bukunya “Metode Belajar Mengajar

Bahasa Arab” membahas tentang problem pengajaran bahasa asing.

Umar Asasudin Sokah (1982) dalam bukunya “Problematika Pengajaran

Bahasa Arab dan Bahasa Inggris” membahas tentang problem dalam

pengajaran bahasa Arab.


Sebagai bahan perbandingan dengan penelitian yang menyoroti tema

yang sama (problematika pembelajaran) dengan penelitian ini penulis lakukan

antara lain :

Ruswanto (2003) “Problematika Menulis Arab (Imla) kelas I MTs

Ma’arif NU I Kembaran Banyumas Tahun Ajaran 2002-2003”.

Diyan Nofita Salamah (2005) “Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Bahasa

Arab Bagi Siswa MAN Purwokerto I”.

Laela Maulida (2006) “Problematika Membaca dan Menulis Teks

Bahasa Arab Bagi Siswa kelas VII MTs Al-Ittihadiyah Kalijurang, Tonjong

Brebes”.

Namun dari beberapa referensi dan penelitian ilmiah di atas tidak ada

satupun yang sama persis dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu

mengenai upaya Guru bahasa Arab dalam mengatasi problematika membaca

dan menulis teks bahasa Arab bagi siswa kelas VII di MTs Negeri

Banjarnegara 2.

Hal ini dilakukan berdasarkan informasi dari Kepala Sekolah dan Guru

bahasa Arab kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara

Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara.

Selain itu dapat penulis ketahui bahwa di tempat yang sama belum

pernah dilakukan penelitian yang temanya sama dengan penelitian yang penulis

lakukan. (Observasi Pendahuluan, 20 April 2007).


F. Variabel Penelitian

Variable adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto,

2006: 118).

1. Variabel Terikat

Adalah variabel yang terikat oleh adanya variabel bebas (Suharsimi

Arikunto, 2006: 119).

Variabel terikat yang dimaksud penulis adalah problematika

2. Variabel Bebas

Adalah variabel yang ikut mempengaruhi variabel terikat (Suharsimi

Arikunto, 2006: 119). Yang dimaksud variabel disini adalah membaca dan

menulis teks bahasa Arab.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah

penelitian lapangan (Field Research) yaitu mengumpulkan data yang

dilakukan secara langsung di lokasi penelitian, dan Library Research yaitu

mengumpulkan data yang diperoleh melalui sumber-sumber data dari

beberapa literatur yang terkait dengan tema-tema bahasa skripsi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Banjarnegara dengan

pertimbangan sebagai berikut :


a. Berdasarkan observasi awal dengan Kepala Sekolah MTs Negeri 2

Banjarnegara dan guru bidang studi bahasa Arab yang mengizinkan

diadakan penelitian ilmiah.

b. MTs Negeri 2 Banjarnegara memenuhi syarat untuk diadakan penelitian

baik secara teknis maupun administrative.

c. Di MTs Banjarnegara 2 belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis

dengan judul yang diteliti oleh penulis.

3. Subyek Penelitian

a) Populasi

Dalam penelitian ini penulis menentukan sumber data yaitu

menetapkan populasi sebagai tempat memperoleh data, populasi yang

dimaksud di sini adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2006: 130).

Adapun yang menjadi subyek informasi dalam penelitian adalah:

1) Guru bidang studi Bahasa Arab

2) Siswa-siswi kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara

Tabel 1

Jumlah kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara

Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan

1 VII A 20 20 40
2 VII B 21 19 40

3 VII C 23 17 40

4 VII D 21 18 39

Jumlah 85 74 159

b) Sampel

Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan di

selidiki (Suharsimi Arikunto, 2006: 131).

Dalam menentukan besarnya ukuran sample peneliti

menggunakan formula yang telah dimasukkan oleh Robert Krejcie dan

Daryle Morgan dengan rumus sebagai berikut:

Rumus dan keterangan (Rohmad Komari, 1999: 26).

X 2 NP (1 − P)
S= 2
d ( N − 1) + X 2 P(1 − P )

6,635 x159 x0,50(1 − 0,50)


S= 2
(0,05) (159 − 1) + 6,635 x0,50(1 − 0,50)

1054,965 x0,25
=
0,0025 x158 + 6,63 x0,25

263,74125
=
0,395 + 1,65875

263,74125
=
2,05375

= 128,41935
Jika populasinya 159 maka sample yang di perlukan sebanyak

128 siswa dengan derajat kesalahan 5 % dan taraf kebenaran 99 %.

Penulis mengambil 128 siswa karena belum tahu prosentase tingkat

kesulitan belajar membaca dan menulis teks bahasa Arab bagi siswa

kelas VII dan 31 siswa tersebut penulis anggap sudah bisa.

Dari sample yang berjumlah 128 tersebut dibagi dalam 4 kelas

sebagai berikut:

Jumlah sample kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara

Tahun Ajaran 2007/2008

Jumlah Siswa Jumlah Jumlah Sampel Jumlah


No Kelas
Laki-laki Perempuan Siswa Laki-laki Perempuan Sampel
1 VII A 20 20 40 16 16 32
2 VII B 21 19 40 17 15 32
3 VII C 23 17 40 19 13 32
4 VII D 21 18 39 17 15 32
Jumlah 85 74 159 69 59 128

c) Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan prosedur yang digunakan untuk

dapat mengumpulkan karakteristik dari suatu populasi meski hanya

sedikit yang diteliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

random sampling itu mengambil secara acak.

1) Menentukan jumlah sampel kelas VII A, VII B, VII C, VII D.


Cara menentukan sampel dalam tiap kelas yang telah disebut diatas

sebagai berikut:

jumlah sampel keseluruhan


x jumlah siswa tiap kelas
jumlah populasi

2) Menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelas bagi siswa putra dan

siswa putri dengan melihat perbandingan antara jumlah siswa putra

dan putri.

3) Membagikan soal kepada seluruh siswa putra dan siswa putri sesuai

dengan populasi yang ada.

4) Mengambil kembali soal yang telah dikerjakan dengan cara acak

sebagai sampel yang akan di gunakan dalam penelitian berdasarkan

pada table 2 yang telah tersebut diatas.

Sampel acak adalah sampel yang dipilih sedemikian rupa, setiap

unit penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai

sampel (Singarimbun, 1995: 155-156).

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode-metode

sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Metode ini merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

penulis dengan mengadakan pengamatan langsung yang berhubungan

dengan sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa, keadaan


lingkungan sekolah, proses belajar mengajar serta upaya-upaya yang

dilakukan oleh guru bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan belajar

pada mata pelajaran bahasa Arab khususnya pada masalah membaca

dan menulis teks bahasa Arab. Selain itu juga untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam mengikuti mata

pelajaran bahasa Arab (kesulitan membaca dan menulis).

b. Metode Interview

Metode wawancara penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

berbagai kemungkinan masalah yang dihadapi guru dan siswa yang

dirasakan mempengaruhi keberhasilan belajar dan mengajar khususnya

dalam hal membaca dan menulis teks bahasa Arab. Metode ini penulis

gunakan untuk memperoleh informasi dari guru bidang studi bahasa

Arab maupun Kepala Sekolah dan siswa sebagai data dalam penulisan

skripsi.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan buku kurikulum, buku bahasa Arab dan catatan-catatan penting

yang ada kaitannya dengan problematika membaca dan menulis teks

bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara.

d. Metode Tes

Dalam metode ini penulis gunakan untuk mengetahui secara langsung

kemampuan siswa dalam membaca dan menulis teks bahasa Arab serta
kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Bentuk tes yang penulis

gunakan adalah tes tertulis dengan mengajukan beberapa soal dari

literatur yang dipergunakan di MTs tersebut disesuaikan dengan silabus

dalam kurikulum yang dipakai.

Rumus:

S = ∑ Rx Wt

S : Skor

R : Jumlah jawaban yang benar

Wt : Bobot

1) Untuk soal membaca terdiri dari lima item masing-masing penulis

memberikan skor maksimal 5 dan jika dalam memberikan syakal

ada yang salah dapat dikurangi secara variatif.

2) Untuk soal menulis terdiri dari 10 item masing-masing item penulis

memberikan skor maksimal 1 dan jika dalam menulis atau

merangkai huruf salah dapat dikurangi secara variatif.

Sedangkan teknik skor yang penulis gunakan adalah:

a) Memberikan syakal pada soal yang belum di syakal. Adapun

rumusnya sebagai berikut: S = ∑ Rx Wt

Contoh:

Apabila Ahmad dapat mengerjakan soal semua dengan sempurna,

maka untuk skornya: S = 4 x 5 = 20


b) Menulis imla’ yaitu tata cara penulisan (merangkai huruf). Adapun

rumusnya adalah: S = ∑ Rx Wt .

Contoh:

Apabila Ahmad dapat mengerjakan soal semua dengan sempurna,

maka untuk skornya: S = 10 x 1 = 10

Jadi, dengan demikian untuk memberikan skor akhir/nilai

yang digunakan adalah:

Bentuk subyektif skor maksimal:

Tipe membaca syakal: 4 x 5 = 20

Tipe menulis (imla’) : 10 x 1 = 10

Sedangkan skor akhir untuk tes subyektif yang dapat

dikerjakan oleh Ahmad dengan benar dalam membaca tanpa syakal:

4 x 5 = 20.

20
x100 = 100
20

menulis (imla’) : 1 x 10 = 10

10
x100 = 100 (Wayan Nur Kancana dan PPN Sumartana, 1986:
10

68).
5. Metode Analisis Data

Untuk mengadakan analisis data dari penelitian deskriptif yang

bersifat eksploratif ini setelah data yang ada terkumpul, penulis

mengklarifikasikan menjadi dua kelompok.

a. Data kualitatif (non statistik)

Yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-

kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh

kesimpulan. Data ini digunakan untuk data yang tidak berupa angka

yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Metode Induktif

Yaitu cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dengan bertitik

tolak dari hal yang bersifat khusus kemudian digeneralisir kepada

hal-hal yang bersifat umum.

2. Metode Deduktif

Yaitu suatu cara berfikir untuk mengambil kesimpulan dengan

bertitik tolak pada hal-hal yang bersifat umum kemudian diambil

kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno Hadi, 2001 : 36-42)

b. Data kuantitatif

Yaitu data yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau

pengukuran, sedangkan alat yang digunakan untuk mengolah data

dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang rumus prosentasinya

adalah sebagai berikut :


f
P= x100%
N

Keterangan :

P : Angka presentase

F : Jumlah frekuensinya

N : Number of Cases (banyaknya individu)

100%: Bilangan konstanta (Anas Sudijono, 2000 : 40 – 41)

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memaham skripsi ini, maka penulis

akan membaginya kedalam beberapa bagian, yaitu : bagian awal, utama dan

akhir.

Bagian awal skripsi ini meliputi halaman judul, pernyataan keaslian,

halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman

persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.

Bagian utama skripsi ini memuat pokok-pokok permasalahan yang

terdiri dari :

Bab I berupa Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, penegasan

istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Problematika Belajar Membaca dan Menulis Teks Bahasa Arab.

Sub bab pertama menjelaskan proses belajar membaca dan menulis yang
meliputi : pengertian, tujuan, jenis membaca dan menulis. Sub bab kedua

menjelaskan tentang belajar bahasa Arab yang meliputi : pengertian, prinsip-

prinsip, faktor-faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kesulitan. Sub bab ketiga pengajaran bahasa Arab yang meliputi :

pengertian, tujuan. Sub bab keempat problematika pengajaran bahasa Arab

yang meliputi : pengertian, pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing. Sub

bab kelima langkah-langkah mengatasi problematika membaca dan menulis.

Bab III Gambaran Umum Sekolah yang terdiri dari : letak geografis

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Banjarnegara , sejarah berdirinya, struktur

organisasi, keadaan guru dan siswa, sarana prasarana, deskripsi problematika

membaca dan menulis teks bahasa Arab.

Bab IV Upaya Guru Bahasa Arab Dalam Mengatasi Problematika

Membaca dan Menulis Teks Bahasa Arab yang terdiri dari : bentuk-bentuk

kesulitan membaca dan menulis teks bahasa Arab, analisis tentang kesulitan

membaca dan menulis teks bahasa Arab. Faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya kesulitan, usaha-usaha yang ditempuh guru bahasa Arab dalam

mengatasi kesulitan membaca dan menulis teks Arab.

Bab V Penutup berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran

dan daftar riwayat hidup.


BAB II

PROBLEMATIKA BELAJAR DAN MENULIS

TEKS BAHASA ARAB

A. Proses Belajar Membaca dan Menulis

1. Pengertia Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis merupakan satu kemahiran berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

muka dengan orang lain. Keduanya sangat berkaitan erat karena kemahiran

membaca dan menulis pada prinsipnya diberikan setelah kemahiran

menyimak dan berbicara.

Menurut Henry Guntur Tarigan membaca adalah suatu proses yang


dilakukan secara dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulisan. sedangkan dari segi linguistic, membaca adalah
suatu proses penyandian kembali pembaca berbicara sandi (a
recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan penyandian (recording) (Henry
Guntur Tarigan).

Pengertian membaca menurut Radliyah Zaenuddin adalah kegiatan

yang meliputi pola berfikir, menilai, menganalisis dan memecahkan masalah

(2005: 7).

Menulis menurut Henry Guntur Tarigan adalah menurunkan atau


melukiskan lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik tersebut (Henry Guntur Tarigan, 1982: 21)
2. Tujuan Membaca dan Menulis

Thuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mancakup isi, memahami makna bacaan (Henry Guntur Tarigan,

1979: 9).

Menurut Hugi Hartig sebagai yang oleh Henry Guntur Tarigan,

merangkumkan tujuan menulis:

a. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan)


Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu yang ditugaskan, atas kemauan sendiri (misalnya
para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang ditugaskan
membuat laporan, notulen rapat)
b. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
Seseorang tidak dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik
secara sadar maupun tidak sadar bahwa membaca atau penikmat karyanya
itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistic adalah kunci
keterbatasan suatu tulisan.
c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
e. Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri, tetapi
“keinginan” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistic, atau seni ideal, seni idaman.
tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi, sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi
serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dimengerti dan diterima oleh pembaca (Henry Guntur
Tarigan, 1982: 24-25).

3. Jenis Membaca dan Menulis

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis

(mechanical skills) tersebut maka aktifitas yangh paling sesuai adalah

membaca nyaring, membaca bersuara (reding a loud, oral reading). dan untuk

ketrampilan pemahaman (comprehension skill) maka yang paling tepat adalah

dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat pula dibagi atas:

a. Membaca ekstensif (extensive reading)

b. Membaca intensif (intensive reading)

Selanjutnya membaca ekstensif ini mencakup pula:

a. Membaca survei (survey reading)

b. Membaca sekilas (skimming) dan

c. Membaca dangkal (superficial reading)

Sedangkan membaca intensif dapat pula dibagi atas:

a. Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula:

1) Membaca teliti (close reading)

2) Membaca pemahaman (comprehensive reading)

3) Membaca kritis (critical reading)

4) Membaca ide (reading for ideals)


b. Membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup pula:

1) Membaca bahasa asing (foreign language reading)

2) Membaca sastra (literaty reading) (henry guntur tarigan, 1979: 12).

Dilihat dari segi penyampaiannya, membaca terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Membaca nyaring.,………yaitu membaca dengan menekankan kepada

aktivitas bibir, lisan, dan tenggorokan untuk megeluarkan bunyi (suara).

b. Membaca dalam hati …….yaitu membaca dengan melihat huruf dan

memahami makna bacaan tanpa aktivitas organ bicara.

Sedangkan menurut bentuknya, membaca dibagi menjadi:

a. Membaca intensif (qiro’ah mukatstsafah). Jenis ini mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1) Dilakukan di kelas bersama pengajar.

2) Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca

dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qowa’id yang

dibutuhkan dalam membaca.

3) Pengajar mengawasi dan membimbing kegiatan itu serta memantau

kemajuan peserta didik.

b. Membaca ekstensif (qiro’ah muwassa’ah). Jenis ini mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1) Kegiatan membaca dilakukan di luar kelas.

2) Tujuanya untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.


3) Sebelum kegiatan dilakukan, pengajar mengarahkan, menentukan materi

bacaan dan mendiskusikannya (radliyah zaenuddin, 2005: 71-72).

Sedangkan menurut Ahmad Fuad Effendy yang dikutip dalam

bukunya metodologi pengajaran bahasa arab, untuk melatih kedua aspek

kemairan tersebut ada beberapa jenis kegiatan membaca, antara lain:

a. Membaca keras

b. Membaca dalam hati

c. Membaca cepat

d. Membaca rekreatif

e. Mambaca analisis

Jenis-jenis membaca yang tercantum di atas tidak semua dibahas,

namun penulis hanya mengambil satu jenis membaca yang sesuai dengan

arah dan maksud skripsi ini, yaitu membaca keras…….

dalam kegiatan membaca keras ini, yang terutama ditekankan adalah

kemampuan membaca dengan:

1) Menjaga ketepatan bunyi bahasa arab, baik dari segi makhroj maupun

sifat-sifat bunyi yang lain.

2) Irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan penulis.

3) Lancer tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang.

4) Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pungtuasi) (fuad effendy,

2005: 129).
Di dalam bahasa Arab menulis dibagi menjadi dua macam, yaitu

insya’ (mengarang), dan imla’ (dikte).

Insya’ ataupun ta’bir dibagi menjadi 2 macam yaitu mengarang

terstruktur (al-insya’ al-muwajjah) dan mengarang bebas (al-insya’ al-

harur). al-Insya’ al-muwajjah termasuk dalam kategori mengarang

terendah, hal tersebut karena ia mencakup kegiatan mengarang yang

dimulai dari merangkai huruf, kemudian kata dan kalimat, serta jenis-

jenis lainya yang lebih kompleks. sedangkan al-insya’ al-harur

menempati posisi tertinggi karena tidak terdapatnya sekat gramatikal

dalam menulis (Radliyah Zaenuddin, 2005: 81).

Macam-macam imla’ menurut mahmud yunus yang dikutip dalam

bukunya “Metodik Khusus Bahasa Arab” dibagi menjadi empat, yaitu:

1) Imla’ yang disalin

2) Imla’ yang dilihat

3) Imla’ yang didengar

4) Imla’ ujian atau testing (1983: 52-53)

Namun demkian yang dimaksud menulis yang sesuai dengan arah

dan maksud skripsi ini adalah imla’. Imla’ disini adalah Imla’ ujian atau

testing. Tujuannya adalah untuk menguji murid-murid dan mengukur

sampai dimana kemajuannya dalam pelajaran yang telah diberikan

kepadanya terutama adalah pelajaran menulis teks bahasa Arab.


Dalam mempelajari bahasa Arab terutama dalam hal mambaca

dan menulis tidak jarang kita jumpai siswa-siswa yang mengalami

hambatan. Dalam hal membaca sering kali para murid melakukan

kesalahan-kesalahan, diantaranya:

1) Tidak tepat makhroj hurunya, seperti membaca

2) Tidak bertinggi rendah bunyi suaranya

3) Membaca kata demi kata, bukan kalimat demi kalimat

4) Mengubah huruf dengan yang lain, seperti:

5) Meninggalkan setengah huruf dari kata (Muhammad Yunus, 1983:

45).

Begitu juga dalam menulis, pelajar yang telah terbiasa menulis

dari arah kiri ke kanan, sekarang menjumpai hal yang baru dikenal

bahkan harus menulis dan berlatih dari arah kanan ke kiri. sedikit banyak

tentu menghadapi hambatan bagi orang yang baru dalam tahap

mempelajari bahasa Arab.

Permasalahan abjad Arab atau yang disebut huruf hijaiyah yang

semuanya adalah 28 atau 30 yang dimulai dari huruf alif dan diakhiri

dengan ya, sebelum mempelajari bahasa Arab terlebih dahulu hendaknya

menguasai huruf hijaiyah tersebut dengan perincian, pertama, cara

mengucapkan tiap-tiap huruf secara fashih. Kedua, huruf hafal bentuk

yang berada di permulaan kata, bentuk yang berada di tengah kata

maupun bentuk yang berada diakhir kata, masing-masing mempunyai


bentuk yang berbeda dalam tata cara menulisnya. ini juga merupakan

penghambat para siswa dalam belajar menulis imla’.

B. Belajar Bahasa Arab

1. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang daerah pokok

pembahasan, dalam bab ini penulis akan membahas pengertian belajar.

Definisi telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Namun demikian,

masing-masing definisi tersebut banyak persamaan atau persesuaian inti dari

pengertian belajar tersebut. Oleh karena itu, pada uraian ini sengaja penulis

kemukakan pendapat beberapa ahli mengenai definisi belajar. Beberapa ahli

mengemukakan sebagai berikut:

Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuaan melalui

pengelaman (leraning is defined as the modification or steighthening of

behavior through experiencing) (Oemar Hamalik, 2007: 36).

Di dalam definisi tersebut, mengandung makna bahwa belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar

bukan saja hanya mengingat, akan tetapi harus mengalami dan mempunyai

tujuan perubahan tingkah laku. Perubahan yang terjadi dalam diri individu

merupakan akibat dari belajar yang dilakukan secara sadar, bukan dari

paksaan pihak lain ataupun perubahan yang bersifat insidental. Namun

perubahan itu bersifat kontineu dan professional sehingga dengan belajar


tersebut, seseorang akan berupaya mempergunakan seluruh daya pikirannya

menuju tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, tidak semua perubahan

dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Sejalan dengan

perumusan belajar di atas, ada pula definisi lain tentang belajar yang

menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi antara individu dan lingkungan (Oemar Hamalik,

2007: 37).

Dalam pengertian ini, terdapat kata perubahan yang berarti bahwa

seseorang setelah mengalami perubahan proses belajar akan mengalami

perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuannya, keterampilan maupun

aspek sikap, misalnya tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari ragu-ragu jadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, kriteria

keberhasilan dalam belajar diantarnya dengan terjadinya perubahan tingkah

laku pada individu yang belajar.

Dari belajar menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul

Psikologi Pendidikan, menerangkan bahwa:

“Belajar merupakan suatu peruabahan dalam tingkah laku yang lebih baik,

juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”

(2006: 85).

Sedangkan menurut Good dan Brophy dalam bukunya Educational

Psychology: A Ralistic Approach yang dikutip Ngalim Purwanto dalam

bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengemukakan arti belajar


dengan kata-kata yang singkat, yaitu: learning is the development of new

associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang

dikemukakannya itu, selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu

proses yang benar-benar bersifat internal (a purety internal event). Belajar

merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat secara nyata. Prose situ

terjadi pada diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang

dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku yang

nampak, tetatpi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di

dalam individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru.

Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-perangsang,

antara reaksi-reaksi atau antara perangsang dengan reaksi (2006: 85).

Sebetulnya banyak lagi definisi-definisi yang penulis tidak dapat

cantumkan disini semua. Namun demikian, dari beberapa definisi belajar

dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

adanya pengalaman, usaha dan latihan.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Agar dapat efektif dan efisien dalam belajar, maka perlu

memperhatikan prinsip-prinsip belajar, sebagaimana diungkapkan oleh Oemar

Hamalik (1991: 17) dalam bukunya Pendekatakn Baru Strategi Belajar

Mengajar Berdasarkan CBSA, bahwa prinsip belajar merupakan petunjuk

atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar.


Banyak ahli yang mengemukakan mengenai prinsip-prinsip belajar,

diantaranya adalah:

a. Slameto (2003: 27-28) dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya, bahwa prinsip-prinsip belajar adalah:
1) Dalam belajar setiap siswa diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
4) Belajar itu proses yang continue, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi ekplorasi dan discovery
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
8) Belajar perlu lingkungan yang menentang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
9) Belajar perlu adanya interaksi siswa dengan lingkungannya.
10) Belajar adalah peroses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan yang satu dengan pengertian yang lain sehingga
mendapatkan pengertian yang diharapkan).
11) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian atau keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa.

Prinsip-prinsip belajar yang tercantum di atas tidak semua dibahas,

namun penulis mengambil 2 (dua) prinsip belajar yang sesuai dengan arah

dan maksud skripsi, yaitu:

1) Dalam belajar siswa harus berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan

membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.


Belajar aktif berarti mengembangkan pola fakir berfungsi

sebagaimana mestinya yang dilakukan untuk mencapai hasil yang

optimal. Guru di tuntut memberi reaksi yang baik bagi siswanya agar

mengembangkan minat dan kepribadiannya sesuai dengan yang

diharapkan tujuan instruksional.

Sebagai contoh, adalah siswa diharapkan dalam tujuan

intruksional untuk mampu menulis huruf hijaiyah atau Arab dengan

baik dan benar (merangkai huruf yang terpisah menjadi kalimat), maka

siswa yang bersangkutan aktif menulis dengan mengetahui juga

ketetapan kalimat bahasa Arab yang benar sedangkan tugas guru

membimbing keaktifan siswa dalam belajar.

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.

Dalam pengajaran terdapat belajar dan mengajar dimana adanya

kegiatan guru sebagai pengajar siswa sebagai pihak yang diajar. Dalam

kegiatan tersebut, seorang guru mampu memberikan dan mengembangkan

reinforcement dan memotivasi kepada siswa agar dapat melakukan

kegiatan belajar secara optimal. Hasil motivasi dan reinforcement akan

berguna bagi siswa untuk aktif dalam belajar dan mampu mencapai

tujuan-tujuan intruksional.

Sebagaimana contoh, motivasi/dorongan dari guru kepada siswa

agar memiliki kemampuan mengenai makharijul huruf yang benar, akan


menimbulkan motivasi dalam diri siswa untuk selalu mengucapkan huruf

Arab/hijaiyah sesuai dengan makharijul huruf yang benar.

b. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya berjudul Metode Belajar dan

Kesulitan-kesulitan Belajar, menyebutkan prinsip-prinsip belajar, sebagai

berikut:

1) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling


mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungannya.
2) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
Tujuan yang menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-
harapannya.
3) Belajar yang paling efektif apabila di dasari dorongan motivasi yang
murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
4) Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu harus
sanggup mengatasinya secara tepat.
5) Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru/dosen
atau tuntutan dari buku pelajaran sendiri.
6) Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berfikir kritis,
lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.
7) Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan
masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut
telah di dasari bersama.
8) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
9) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah
dipelajari dapat dikuasai.
10) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan/hasil.
11) Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar sanggup mentransfer atau
menerapkannya ke dalam bidang praktek sehari-hari (1990: 28).

Namun penulis hanya mengambil 2 (dua) prinsip belajar yang

sesuai dengan arah dan maksud skripsi ini, yaitu:

a. Belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan, karena itu siswa harus

sanggup mengatasinya secara tepat.


Sudah dierangkan sebelumnya, bahwa belajar merupakan

proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku siswa, ternyata banyak

faktor yang mempengaruhinya sehingga menimbulkan kesulitan atau

rintangan /hambatan. Oleh karena itu, siswa memiliki cara yang perlu

dilakukan untuk mengatasi hambatan faktor-faktor yang

menyebabkannya, baik itu faktor intern maupun ekstern siswa. Agar

optimal, maka siswa diharapkan memiliki pemahaman pelajaran dan

penguasaan terhadap bahan yang disajikan oleh guru.

b. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau dari buku

pelajaran

Tujuan belajar secara esensial, disamping untuk mendapatkan

pengetahuan keterampilan juga pembentukan sikap. Siswa tidak

mungkin mendapatkan pengetahuan tanpa di bimbing terlebih dahulu

oleh guru atau dari buku sebagai pedoman belajar.

Oleh karena itu, apabila siswa memiliki minat membaca dan

menulis huruf-huruf atau kalimat Arab dengan benar, harus disertai

bimbingan yang intensif sebagai proses menuju tujuan belajar.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat penulis

sederhanakan bahwa prinsip-prinsip belajar itu sebagai berikut:

a) Belajar adalah suatu proses aktif yang memerlukan persiapan

mental dan spiritual serta sarana lainnya yang cukup memadai


untuk meningkatkan minat belajar siswa serta bimbingan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

b) Belajar akan lebih efektif apabila di dasari oleh motivasi yang

tinggi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi siswa.

c) Belajar dianggap berhasil bila siswa telah mempunyai

kesanggupan untuk mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai suatu aktifitas dan berlangsung melalui proses

panjang, sudah barang tentu tidak dapat lepas dari berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi di dalamnya, baik itu pengaruh datang dari luar dan dari siswa

yang belajar. Supaya berhasil sesuai dengan yang diharapkan maka sangatlah

perlu mengetahui dan memperhatikan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi di dalamnya.

Menurut Sumadi Suryabrata, dalam bukunya Psikologi Pendidikan

disebutkan bahwa dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar ada

dua macam yaitu:

a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, digolongkan menjadi dua
golongan yaitu:
1) Faktor non sosial
2) Faktor sosial
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, dibagi:
1) Faktor fisiologis
2) Faktor psikologis (2004: 233)
Adapun menurut Slameto bahwa faktor yang mempengaruhi belajar

ini ada dua, yaitu faktor intern dan ekstern:

a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar,
dalam hal ini dibagi menjadi tiga bagian:
1) Faktor jasmaniah, meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor psikologi meliputi: intelegensi, minat, perhatian, bakat,
motivasi, kesiapan, dan kematangan
3) Faktor kelelahan
b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu yang meliputi
tiga bagian yaitu:
1) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
3) Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman gaul,
mass media, bentuk kehidupan masyarakat (2003: 54-72).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di simpulkan pada hakekatnya

kegiatan belajar siswa itu dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: faktor

intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri siswa

yang meliputi faktor fisiologi dan psikologis, sedangkan faktor ekstern adalah

faktor yang ada pada luar diri siswa yang meliputi faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan

mempengaruhi di sini adalah karena kedua faktor tersebut dapat mendorong

dan dapat pula menghambat siswa dalam kegiatan belajarnya.

4. Faktor-faktor yang Dapat Menimbulkan Kesulitan Belajar

Belajar di sekolah tidak senantiasa berhasil tetapi seringkali ada hal-

hal yang dapat mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadi


gangguan yang dapat menghambat kemajuan dan keberhasilan belajar.

Kegagalan dan keterlambatan kemajuan belajar tersebut ada hal-hal yang

menyebabkannya. Oleh karena itu, dalam hal ini sangatlah perlu bagi siswa

untuk mengetahui faktor-faktor atau hal-hal yang dapat menimbulkan

kesulitan belajar pada umummnya. faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan

agar para siswa senantiasa menyadari dan mencoba menghindarkan diri dari

faktor-faktor tersebut.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa disini

dapat digolongkan menjadi empat golongan:

“Faktor yang bersumber dari diri sendiri, faktor yang bersumber dari

lingkungan sekolah, faktor yang bersumber dari keluarga faktor yang

bersumber dari lingkungan masyarakat” (Oemar Hamalik, 1990: 117).

a. Kesulitan belajar sumber dari diri sendiri hal tersebut sangat besar

pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Namun demikian hal

tersebut seringkali tidak di dasari, siswa menganggap remeh dan sama

sekali tidak mau berusaha memperbaiki atau berusaha menghilangkan.

Sebab-sebab yang mencakup dalam golongan ini diantaranya sebagai

berikut:

1) Tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas; kadang-kadang siswa


masuk sekolah hanya untuk menambah pergaulan, bersenang-senang
dan sebagainya. Siswa yang demikian sudah jelas tidak mempunyai
tujuan belajar untuk mendorong kemajuan studinya, bahkan kegagalan
dan kekecewaan yang diperolehnya.
2) Kurangnya minat terhadap pelajaran, hal ini menyebabkan kurangnya
perhatian dan usaha belajar, sehingga dapat menghambat studinya.
3) Kesehatan yang sering terganggu, jika kesehatan jasmani dan rohani
sering terganggu, maka akan dapat menghambat studinya.
4) Kecakapan mengikuti pelajaran: sebenarnya berbeda dengan
mengikuti pelajaran terus menerus, siswa yang mengikuti pelajaran
belum tentu pandai, karena boleh jadi siswa tersebut tidak dapat
mengikuti pelajaran dengan jelas.
5) Kebiasaan belajar yang kurang teratur maka akan turut menghambat
studinya.
6) Kurangnya penguasaan bahasa, hal ini merupakan sumber kesukaran
yang sangat berat, karena dapat mengganggu seluruh proses belajar
mengajar (Oemar Hamalik, 1990: 117-119).

b. Kesulitan belajar yang bersumber dari lingkungan sekolah

Hambatan terhadap kemajuan belajar tidak hanya bersumber dari

diri siswa sendiri, tetapi adakalanya bersumber dari lingkungan sekolah.

Sebab dalam permasalahan ini sudah tentu menjadi tanggungjawab

pendidikan yang bersangkutan, diantaranya adalah:

1. cara memberikan pelajaran guru merupakan faktor yang menentukan

dalam kemajuan belajar di sekolah. Akan tetapi adakalanya di antara

para guru dalam memberikan pelayanannya dengan cara idaktif tanpa

memperhatikan apakah siswa mengerti apa yang disam[paikan tanpa

memberikan kesempatana untuk bertanya bagi siswa untuk

mengemukakan pendapat, bicaranya kkurang jelas dan sebagainya,

sehingga kurang memperhatikan usaha-usaha peningkatan belajar dan

hasil siswa belajar.

2. Kurangnya bahan bacaan; persediaan buku-buku yang menunjang

dalam belajar di perpustakaan sekolah akan dapat menyebabkan siswa

bergantung pada pelajaran yang diberikan oleh guru saja, sehingga


hal-hal tersebut menjadi kurang efisien dalam kegiatan belajar

mengajar.

3. Kurangnya alat-alat pelajaran; dalam bidang studi tertentu yang

disebut media pembelajaran guna menunjang berhasilnya hasil belajar

secara efektif dan efisien.

4. Penyelenggaraan pelajaran yang terlalu padat, hal inidapat

menyebabakna kesulitan belajar bagi siswa. Seperti halnya folume

bahan pelajaran yang terlalu banyak dan berat bila dibandingkan

dengan lokasi waktunya (Oemar Hamalik, 1990: 120-121).

c. Kesulitan belajar yang bersumber dari lingkungan keluarga

lingkungan kel;uarga sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan

dan keberhasilan belajar bagi siswa. Namun demikian ada kemungkinan

besar bahwa tidak selamanya lingkunag akan terus dan selalu mendorong

kemajuan belajar bagi siswa, bahkan dari lingkkungan tersebut juga dapat

timbul berbagai masalah atau hal-hal yang dapat menghambat kemajuan

belajar bagi siswa, diantaranya adalah:

1) Masalah ekonomi keluarga; biaya sekolah menjadi kekuatan dalam


belajar. Sedangkan biaya ini pada umumnya diperoleh dari orang
tua, sehingga apabila terjadi kekurangan biaya maka akan sangat
mengganggu studi siswa tersebut.
2) Kurangnya control orang tau; control atau pengawasan orang tua
seringsekali membawa keberhasilan belajar siswa. Namun
demikian pengawasan yang berlebihan dapat pula menghambat
kemajuan belajar, karena siswa merasa kehilangan kebebasan dan
keyakinan pada diri sendiri. Demikian pula sebaliknya, jika tidak
ada pengawasan sama sekali, maka lebih besar kemungkinannya
bagi siswa akan meghambat kemajuan belajarnya (Oemar
Hamalik, 1990: 121-124)

C. Pengajaran Bahasa Arab

1. pengertian pengajaran bahasa Arab

Sebelum penulis membahas metode membaca dan menulis Arab

dalam pengajaran behasa Arab, maka penulis akan membahas lebih dahulu

tentang bahasa Arab itu sendiri. karena metode membaca menulis Arab itu

termasuk bagian aau rangkaian di dalam proses pengajaran bahasa Arab.

Sedangkan pengertian pengajaran, banyak para ahli pendidikan yang

membahas dan mengartikannya, walaupun ada perbedaan satu sama lain

diantaranya adalah:

a. Abdul Ghafur dalam buikunya Desain Intruksional Suatu Lankah

Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar,

mengartikan pengajara sebagai berikut:

“sesuatu kegiatan di mana seseorang dengan sengaja diubah dan

dikontrol dengan maksud dapat bertingkah laku atau bereaksi terhadap

kondisi yang diinginkannya.” (Abdul Ghafur, 1989: 22).

b. S. Nasution mengartikan proses pengajran sebagai proses interaksi

yang berlangsung anatar guru dengan siswa atrau juga antara

sekelompok siswa dse tujuan untuk memperoleh pengetahuan,

ketrampilan atau sikap serta memantapkan apa yang dipelajarai itu (S.

Nasution, 1989: 102)


Sedangkan pengertian bahasa Arab menurut Musthofa Al-

Ggulayani adalah:

……………………

Bahasa Arab adalah ungkapan yang dipakai oleh orang-orang

Arab dalam mengeksprisikan pikiran-pikirannya (Musthofa Al-

Ghulayani, 1989: 9).

dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengajaran bahasa Arab adalah suatu proses interaksi yang

berl;angsung anatara siswa dan guru dalam menyampaikan materi

bahasa Arab dengan sengaja dan secara terkontrol dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap memantapkan apa

yang dipelajari. Dalam proses pengajaran terdiri dari beberapa unsur di

dalamnya yang harus ada dalam suatu proses pengajran, yaitu:

kurikulum, materi, metode, evaluasi dan tujuan dari pengajaran itu

sendiri.

2. Tujuan Pengajaran Bahasa Arab

Tujuan yang hendak dicapai dalam pengajaran bahasa Arab adalah

sebagai berikut:

“Agar peserta didik menguasai secara aktif dan pasif dengan target

penguasaan 700 kosa kata dan idiomatic yang tersusun dalam berbagai 700

tarkib (susunan kata) dan pola kalimat yang diprogramkan, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat komunikasi dan memahami buku.” (DEPAG RI,

2003:2).

Secara rinci, tujuan pembelajaran bahasa Arab di MTs, dapat dilihat

dalam tujuan kurikullum yang tertera dalam standar kompetensi MTs yaitu:

a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara


baik.
b. Berbicara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk
menyampaikna informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin
hubungan sosial dalam bentuk kegiatan beragam, interaktif dan
menyenangkan.
c. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tertulis pendek sederhana dan
merespon dalam bentuk kegiatan yang beragama interaktif dan
menyenangkan.
d. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagqai bentuks tek
untuk menyampaikan informasi, mengungkap pikiran dan perasaan.
e. menghayati dan menghargai karya sastra.
f. Kemampuan untuk berdiskusi dan menganilis teks secara kritis
(DEPAG RI, 2004:124).

D. Problematika Pengajaran Bahasa Arab

1. Pengertian Problematika Pengajaran

Problematika berasal dari bahasa Inggris ”Problematic” artinya

masalah, sedangkan problematika artinya hal yang menimbulkan masalah,

persoalan yang yang bisa dipecahkan, mesti tahu jawabannya, mesti tidakdapt

diatasi (satrapradja, 1978: 392).

Kemudian secara kurikulum tujuan pengajaran bahasa Arab di MTs

adalah agar peserta didik menguasai aktif dan pasif dengan target

penguasaan 700 tarkib (susunan kata) dengan pola kalimat yang

diprogramkan sebagai alat komunikasi dan memahami buku-buku


Islam yang sederhana, disamping al-Qur'an dan Hadits (DEPAG RI,

2003: 2).

Jika ditelaah tujuan kurikulum pengajaran bahasa Arab di atas, maka

akan terbayangkan lulusan MT situ mempunyai kemampuan berkomuniaksi

dengan menggunakan bahasa Arab, baik lisan maupun tulisan, reseptif mapun

ekspresif serta mampu memahami buku Arab. Namun tampaknya pencapaian

tujuan tersebut belum seperti yang diharapkan.

Untuk menjawab problem tersebut penulis mencoba menekankan

aspek linguistic dan non linguistic sebagai titik kelemahan menelusuri yang

menimbukan adanya problematikanya.

diantara jenis-jenis problematika adalah:

a. Standar Kompetensi

tujuan pengajaran bahasa Arab di MTs berdasarkan standar kompetensi 2004:

1. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara

baik.

2. Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk

menyampaikan imnformasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin

hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan

menyenangkan.

3. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tertulis pendek, sederhana dan

merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan

menyenangkan.
4. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuik teks untuk

menyamp[aikan informasi, mengungkjapkan pikiran dan perasaan.

5. menghayati dan menghargai karya satra dengan kemampuan untuk

berdiskkusi dan menganalisis teks secara kritis.

b. Buku Paket

Dalam proses belajart mengajar bahasa Arab buku paket merupakan

fasilitas pengajaran yang sanga penting dibtuhkan baik oleh guru meupun

siswa agar menuinjang proses belajar mengajar. idealnya buku paket dimiliki

oleh setiap siswa agar siswa dan guru dapat berkomunikasi secara baik.

c. Siswa

Siswa MTs tidaklah lain dengan SMP yang bercirikan khas Agama

Islam. Oleh karena itu dalam penerimaan siswa barui MTs ttidak ada bedanya

dengan SMP artinya MTs bisa menerima pendaftaran baik itu yang berasal

dari SD maupun yang berasal dari MI.

Dalam hal jumlah meupun jenis pelajaran, antara MI dan SD tidaklah

sama. Di MI sebagaimana di MTs bahasa Arab merupakan salah satu

pelajaran inti wajib diajarkan sedangkan di SD tidaklah demikian, kecuali di

SD-SD tertentu yang menjadikan pelajaran bahasa Arab sebagai salah satu

bidang studi yang harus dipelajarai oleh siswa.

d. Guru

Rekruitmen guru MTs selama ini tampaknya difokuskan pada

penambahan guru umum dan agama, sementara untuk guru mata pelajaran
bahasa Arab tampaknya bukan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi

sehingga penguasaan guru yang bukan fak bahasa Arab kurang menguasai

baik perbendaharaan kata, maupun tata bahasanya.

sepantasnya rekruitmen guru di MTs khususnya guru dalam bidang

sturi bahasa Arab adalah dari lulusan Tarbiyah jurusan bahasaArab sehingga

sesuai dengan kapasitras kemampuannya, dan dapat mengajar mata pelajaran

bahasa Arab dengan baik dan dapat dipahami oleh anak didik.

2. Pengajaran Bahasa Arab sebagai Bahasa Asing

mempelajari bahasa asing (bahasa Arab) berarti ahrus sadar dengan

seluruh daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, sedangkan saat

mempelajari bahasa ibu (bahasa Nasional) proses berjalan tanpa sadar. pada

saat itu pula siswa akan berusaha mengkaitkan dan membuat persamaan dan

perbedaan antara bahasa ibu dan bahasa asing yang dipelajari (Juwairiyah

Dahlan, 1992: 36).

Problematika yang berkaitan dengan bahasa Arab sebagai bahasa asing

meliputi:

a. Problematika linguistic meliputi

1) Problem Tata Bunyi

banyak fonem bahasa Arab yang tidak ada persamaannya

dengan fonem bahasa Indonesia seperti:

Menurut Juwairiyah Dahlan (1992: 44) dalam buku Metode

Belajar Mengajar Bahasa Arab memberi pengertian bahwa kata bunyi


bahasa Arab disebut juga sebagai ilmu tajwid Al-Qur'an yaitu dengan

mempelajari Makhroj al huruf, sebab itu tingkatan ini guru bahasa

Arab harus bersabar untuk melatih siswanya dalam megucapkan huru

Arab. Pada sistem tata bunyi ini umumnya letak kesulitan yang sering

dirasakan oleh siswa yang baru pertama kali belajar bahasa Arab.

terlabih lagi jika ada bebrapa huruf yang jarang dijumpai dalam bahasa

ibu atau bahasa nasional.

2) Kosakata

dalam mempelajari kosakat bahasa Arab para pelajar Indonesia

sering merasakan kesulitan khusunya yang berkaitan dengan morfologi

(ilmu shorof) yang tidak dikenal dalam bahasa ilmiyah. Misalnya tsa

…… misalnya dalam kalimat:……………..

3) Tata Bahasa atau Gramer

Bahasa Arab tidak sama dengan bahasa-bahsa alinnya yaitu dalam


bahasa Arab akan memahami tulisannya terlebih dahulu sebelum
memahaminya. Dalam bahasa Arab bias any tidak diberi harakat,
sedangkan harakat sangat menentukan akan maksud dan arti dari
tulisan tersebut, oleh Karena itu tata bahasa yang dalam bahasa Arab
biasanya disebut dengan nahwu shorof sangat penting jika ingin
memahami tulisan bahasa Arab (Juwairiyah Dahlan, 1992: 45).
4) Tulisan

Tulisan Arab yang berbeda jauhg dengan tulisan latin yang


biasa digunakan oleh para pelajar merupakan masalah klasik yang
tidak pernah usai. sehingga sering kita melihat seorang siswa yang
baru mengenal bahasa Arab apabila menulis bahasa Arab layaknya
orang yang sedang melukis. Sedangkan diketahui bahwa semua hurufn
latin bisa menyambung dan disambung, sedangkan huruf Arab
sebaliknya. kesulitan lain dari segi tulisan adalah jika dalam tulisan
Indonesia biasa ditulis dari kiri kekanan maka huruf Arab ditulis dari
kanan ke kiri (Juwairiyah Dahlan, 1992: 46).

b. Problematika Non Linguistik

Faktor penghambat dari non linguistic adalah yang menyangkut

sosio cultural bahasa Arab yang jauh berbeda dengan sosi cultural bahasa

Indonesia, hal ini akan menimbulkan perbedaan dalam bentuk ungkapan,

istilah dan nama-nama benda yang digunakan orang Arab dengan orang

Indonesia.

problema yang kmungkin timbul dan menghambat dalam

pengajaran bahasa Arab di Indonesia yaitu karena pengungkapan istialah

dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia tidak

bisa atau tidak dapat dipahami pengertiannya, khususnya bagi mereka

yang belum mengenal sedikitpun sosio cultural bahasa Arab (Ahmad

Chotib, 1975:83-84).

E. Langkah-Langkah Mengatasi Problematika Membaca Dan Menulis

Untuk mengatasi problematika membaca dan menulis teks bahasa Arab

seorang guru harus mempunyai cara atau langkah-langkah yang tepat dalam

proses belajar mengajar. Diantara lengkah-langkah yang haruis dilakukan adalah:


1. Langkah-Langkah Mengatasi Problematika Membaca

a. Guru menyuruh siswa untuk membaca dengan suara yang cukup keras,

sedangkan guru membetulkan kesalahannya dan menyuruh siswa untuk

megulangi bacaannya padsa susunan yang salah.

b. Guru mengajukan pertanyaan kepada murid setelah pelajaran selesai

kurang lebih lima soal yang harus bisa dijawab, sebaliknya murid juga

harus bertanya kepada gur, juga liam soal, bahkan lebih banyak lebih baik,

tentang pelajaran yang baru diberikan oleh guru.

c. pada tahap-tahap awal guru memilih susunan vokabulari, yang mungkin

diperagakan, baik dengan gambar maupun gerakan-gerakan bacaan,

actibng tertentu bahkan dengan penjelasan arti. hal tersebut juga

digunakan untuk menjelaskan kontek vokabulari yang tidak perlu dilihat,

misalnyua kemulyaan (syaraf), kebenaran (shidiq), dan sebaginya

(Juwairiyah Dahlan, 1992: 106).

2. Langkah-Langkah Mengatsi Problematiaka Menulis

a. Mencontoh

Guru menyuruh para siswa untuk mencontoh tulisan yang ada di

dalam buku pelajaran yang digunakan.

b. Reproduksi

Guru menyuruh para siswa untuk menulis berdasarkan apa yang

telah diajarkan secara lisan.


c. Imla’

Dalam memberikan imla’ guru harus memilih materi imla’ secara

cermat. Imla’ disamping melatih ejaan juga melatih penggunaan gerbang

telinga bahkan pemahaman juga dilatih sekaligus. Imla’ ada dua macam:

1) Imla’ yang dipersiapkan sebelumnya, siswa diberitahukan sebelumnya

materi yang akan di imla’kan.

2) Imla’ yang tidak dipersiapkan sebelumnya. siswa tidak dibertahu

sebelumnya.

d. Rekombindsi dan Transpormasi

Rekombinasi adalah guru menyuruh siswa untuk menggabungkan

kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat

panjang. Sedangkan transpromasi adalah latihan mengubah bentuk kalimat

(Ahmad Fuad Effendi, 2005: 138-140).


BAB IV

UPAYA MENGATASI PROBLEMATIKA MEMBACA DAN MENULIS TEKS

BAHASA ARAB KELAS VII Dl MTs NEGERI 2 BANJARNEGARA

A. Bentuk-bentuk Kesulitan Siswa Dalam Membaca dan Menulis Teks Bahasa

Arab

Setelah di adakan test terhadap siswa MTs Negeri 2 Banjamegara dan soal-

soal tersebut berupa cuplikan-cuplikan dari teks bahasa Arab yang terdapat dalam

buku pelajaran bahasa Arab untuk MTs sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Sedangkan soal yang untuk membaca tersebut tanpa syakal, siswa diperintahkan

untuk memberi narakat/syakal pada setiap soal dan soal untuk menulis {imla)

siswa diperintahkan untuk menulis apa yang penulis ucapkan. Dengan demikian,

tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca tanpa syakal dan

dalam menulis (imia) di antaranya yang hampir semua sampel menglami kesulitan

B. Analisis Tentang Kesulitan Siswa dalam Membaca dan Menulis Teks Bahasa

Arab

Untuk mengetahui sejauhmana kesulitan siswa dalam membaca dan

menulis teks bahasa Arab atau problema yang dihadapi oleh siswa khususnya bagi

siswa MTs Negeri 2 Banjamegara dalam bidang studi bahasa Arab, maka penulis
akan menyusun tabel hasil tes dari hasil jawaban soal yang penults berikan pada

siswa.

Soal untuk membaca tanpa syakal terdiri 5 item sedangkan soal untuk

menulis (imla) ada 10 item. Soalnya itu semua pelajaran yang sudah di pelajarinya

yang melalui pendekatan faktor kesulitan dalam membaca dan menulis teks bahasa

Arab yang dialami oleh siswa yaitu faktor intern dan ekstem siswa.

Dalam hal ini penulis menentukan 128 siswa masing-masing kelas Vila 32

siswa, kelas Vllb 32 siswa, kelas VIIc 32 siswa, kelas VIId 32 siswa.

Tabel 8
Analisis Basil Tes Mata Pelajaran
Bahasa Arab Pemberian Syakal

No Nama Siswa Jenis Kel. Kelas Skor yang Diperoleh Jumlah


1 2 '! 4 5 Skor
1. Desi Kumiawati P Vila 5 5 5 5 5 25
2. Nur Laeli P Vila 5 5 5 5 5 25
3. Nurul Hidayah P Vila 5 5 5 15 15 45
4. Siti Maryati P Vila 15 5 5 5 5 35
5. Ita Wulandari P Vila 15 5 10 15 10 55
6. Nova Setioningsih P Vila 10 10 5 5 5 35
7. Kartika Chris Dian N. P Vila 15 5 5 15 10 50
8. Anisa Wulandari P Vila 10 5 10 15 20 60
9. Ajeng Dama Yanti P Vila 5 5 5 5 5 25
10. Septiana Dwi Latifah P Vila 10 5 10 15 20 60
11. Sulistriyani P Vila 15 5 5 20 20 65
12. Malinda Anting Widiati P Vila 5 5 10 5 5 30
13. Nani Yuliati P Vila 15 5 5 5 5 35
14. Desi Emawati P Vila 15 5 10 5 5 40
15. Rma Astriam P Vila 15 5 5 20 20 65
16. Rafika Nur Fitriyah P Vila 15 5 10 20 20 70
17. Sutrisno L Vila 5 5 5 5 5 25
18. Gadang Prayogi L Vila 10 5 5 5 5 30
19. Latuful Anam L Vila 10 5 10 10 10 45
20. Widhi Adi Sasongko L Vila 15 5 5 5 5 35
21. Rudiyanti L Vila 15 10 15 20 20 80
22. Adex Putra Sandi L Vila 10 5 10 5 5 35
23. Eggi Dwi Pramono L Vila 10 5 10 5 5 35
24. Edo Al-Fariqi L Vila 15 5 15 20 10 65
25. Fahrurozi L Vila 15 5 10 20 20 70
26. Hermawan L Vila 15 10 10 10 20 65
27. Tri Hidayat L Vila 15 5 5 10 15 50
28. Khanif Ahmad L Vila 20 5 10 20 20 75
29. Adi Triono L Vila 20 10 15 10 10 65
30. Nurul Hidayat L Vila 15 5 10 15 10 55
31. Rizqi Nur Yasin L Vila 10 5 10 10 10 45
32. Yudi Saputra L Vila 15 10 5 15 15 60
33. Eka Lisliawali p Vllb 10 5 5 15 5 40
34. Khusnul Khotimah P Vllb 15 5 5 10 10 45
35. Umi Rudhatui Jannah P VIIb 10 5 5 10 5 35
36. Afriyati P Vllb 10 5 5 10 10 40
37. Dimitri Agni Selfiana P VIIb 15 10 10 20 20 75
38. Emawati P VIIb 15 10 5 5 5 40
39. Yusi Aprilianti P VIIb 15 5 10 15 15 60
40. Umi Latifah P VIIb 15 5 5 15 5 45
41, Eti Novi Atun P VIIb 5 5 5 5 5 25
42. Anis Pratiwi P Vllb 15 10 10 20 20 75
43. Pratiwi Yulvia P VIIb 10 5 10 10 10 45
44. Istiqamah P VIIb 15 10 5 5 10 45
45. Maryamah P VIIb 15 5 5 15 5 45
46. Lutfi Maghfiroh P VIIb 10 10 10 15 15 60
47. Siti Masitoh P VIIb 20 5 10 20 20 75
48. Solihun Nafi'i L VIIb 5 5 5 10 10 35
49. Yogi Irawan F. L VIIb 5 5 5 5 5 25
50. Eko Waluyo L VIIb 5 5 5 5 5 25
51. Dedi Saputro L VIIb 10 5 5 5 5 30
52. Nurul Arifin Mukhlis L VIIb 15 5 5 10 10 45
53. Eko Safitri L VIIb 5 5 5 5 5 25
54. Farianto L VIIb 10 5 5 5 5 30
55. Andri Widiyanto L VIIb 15 5 5 10 10 45
56. Sepriyanto L VIIb 5 5 5 5 5 25
57. Wawan Setiawan L VIIb 5 5 5 5 5 25
58. Agus Fauzi L VIIb 5 5 5 10 10 35
59. Khosim L VIIb 15 5 5 20 20 65
60. Iqbal Azizi L VIIb 15 5 10 Y5 20 65
61. Wahyu Marandika L VIIb 10 10 15 15 15 65
62. Rizal Nur Ardiyansyah L VIIb 10 5 5 10 10 40
63. Maula Ash Shidieq L VIIb 10 5 10 10 10 45
64. Ahcmad Afifudin L VIIb 20 10 15 10 15 70
65. Sri Wahyuni P Vile 15 5 5 10 20 55
66. Desi Emawati P VIIc 20 10 15 15 10 70
67. Ivonia P VIIc 10 5 5 10 5 35
68. Siti Fatimah P VIIc 20 10 5 10 10 55
69. Siti Fatonah P VIIc 20 15 10 10 15 70
70. Meli Sedaningsih P VIIc 15 5 10 20 15 65
71. Novi Hidayatun P VIIc 15 5 5 15 10 50
72. Widiarti P VIIc 10 5 5 10 5 35
73. Lili Kumiasih P VIIc 5 5 5 5 5 25
74. Yulekhan P VIIc 10 10 5 15 15 55
75. Rahma Novi Elmiati P VIIc 20 15 15 15 15 80
76. Siti Aisyah P VIIc 20 5 10 10 10 55
77. Okti Nur Cahyani P VIIc 20 10 10 10 10 60
78. Nur Salam L VIIc 15 10 10 10 10 55
79. Tri Rukhaii Aji L Vile 10 10 10 20 15 65
80. Widiartono L Vile 10 5 5 5 10 35
81. Wahid L VIIc 5 5 5 5 5 25
82. trvan Santoso L Vile 15 5 5 10 5 40
83. Joko Pitoyo L VIIc 15 5 10 10 10 50
84. Budiyono L VIIc 5 5 5 5 15 35
85. Damo L VIIc 20 5 5 10 5 45
86. Muhamad Zoim L VIIc 10 5 10 10 10 45
87. Rahmat L VIIc 10 5 10 20 10 55
88. Muhamad L VIIc 15 5 10 15 15 60
89. M. Satrio Nugroho L VIIc 5 5 5 5 5 25
90. Moch. Hiargo D. L VIIc 10 10 5 10 15 50
91. Muji Pamungkas L VIId 10 5 10 10 5 40
92. Amin L VIId 15 5 5 15 10 50
93. Sabar Sutikno L VIId 20 5 5 15 15 60
94. Lainan i L Vlld 15 5 5 20 5 50
95. Nur Hidayat L Vlld 15 5 10 10 15 55
96. Nur Rohmat L VIId 15 10 10 15 15 65
97. Siti Khoriyah P VIId 15 10 5 15 5 50
98. Asih Winahyu P VIId 15 10 5 15 5 50
99. Maratus Sangadah P VIId 15 15 5 5 5 45
100. Enu Setiyawati P VIId 10 5 5 5 5 30
101. Dwi Setyowati P VIId 15 5 5 5 5 35
102. Noviana FS. P VIId 15 5 5 10 10 45
103. Nur Mutrifatun P VIId 15 5 10 10 10 50
104. Sri Latifah P VIId 15 5 5 10 5 40
105. Fitriani Nurkhasanah P VIId 10 5 5 5 5 30
106. Oni Putri Isnaeni P VIId 20 10 10 10 5 55
107. lis Kumiawati P VIId 10 5 5 10 5 35
108. Lasmini P VIId 20 10 10 15 15 70
109. Alifah Lusiana P VIId 20 10 5 10 5 50
110. Rofikoh Gunawati P VIId 20 5 5 5 5 40
111. Leiatui Baroroh P VIId 15 10 10 5 15 55
112. Dwi Susanto L Vlld 15 5 5 5 5 35
113. Agus Rudianto L Vlld 5 5 5 5 5 25
114. Agus Wiji Pumomo L VIId 20 10 10 10 10 60
115. Sofan Nur Hidayat L VIId 15 10 10 20 10 65
116. Muji Syukur L VIId 15 5 5 10 10 45
117. Riyanto L Vlld 15 15 10 10 15 65
118. Ali Imron L VIId 20 15 20 20 20 95
119. Ahmad Wantoro L VIId 15 5 5 5 5 35
120. Dwi Prasetyo L VIId 15 5 5 5 5 35
121. Roso Susilo L VIId 10 5 5 10 20 50
122. Zulfaii Taminy L VIld 15 10 10 10 5 50
123. Ridwan L VIId 15 5 5 15 10 50
124, Alunad Supriyanto L VIId 20 10 5 15 10 60,
125. Iwan Fauzi L VIId 10 5 5 5 5 30
126. Eko Mantep Widodo L VIId 15 5 5 20 15 60
127. Tn Santoso L Vlld 20 15 15 20 10 80
128. M. Adam Purboyo L VIId 20 15 15 20 20 90

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skorjawaban yang diperoleh pada

point a ada 17 siswa atau 13,3%, pada point b 61 siswa atau 47,7%, pada point c 32

siswa atau 25% dan pada point d 18 siswa atau 14%. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa MTs Negeri 2 Banjarnegara dalam memberikan syakal sebagian masih

mengalami kesulitan.4. Skorjawabanyang diperoleh: F P

a. 20 21 16,4%

b. 15 30 23,4%

c. 10 40 31,3%

d. 5 37 28,9%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 21 siswa atau 16,4%, pada point b ada 30 siswa atau 23,4%, pada point c

ada 40 siswa atau 31,3% dan pada point d ada 37 siswa atau 28,9%. Hal ini

menunjukkan bahwa masih ada sebagian siswa yang belum memahami soal tersebut.

Tabel 9

Analisis Hasil Tes Mata Pelajaran Bahasa Arab Menulis

No Nama Siswa Jenis Kelas Skor yang Diperoleh Jml. Skor


Kel. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Desi Kurniawati P Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
2, Nur Laeli P Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
3. Nurul Hidayah P Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
4. Siti Maryati P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5. Ita Wulandari P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
6. Nova Setianingsih P Vila 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 55
7. Kartika Chris D.N. P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8. Anisa Wulandari P Vila 5 5 10 10 5 5 5 5 5 5 60
9. Ajeng Dama Yanti P Vila 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 60
10. Sept''ana Dwi P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
11. Sulistriyani P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
12. Malinda Anting W. P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
13. Nani Yuliati P Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
14. Desi Emawati P Vila 5 10 5 10 5 5 5 5 5 5 60
15. Rina Astriani P Vila 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 75
16. Rafika Nur Fitriyah P Vila 5 5 10 5 10 5 5 5 5 10 65
17. Sutrisno L Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
18. Gadang Prayogi L Vila 10 5 5 10 5 5 10 5 10 10 75
19. Latiful Anam L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
20. Widhi Adi S. L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
21. Rudiyanti L Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
22. Adex Putra Sandi L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
23. Eggi Dwi Pramono L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
24. Edo Al-Fariqi L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
25. Fahmrozi L Vila 10 5 10 10 10 10 5 5 5 5 75
26. Hermawan L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
27, Tri Hidayat L Vila 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
28. Khanif Ahmad L Vila 10 5 10 10 10 5 5 5 10 10 80
29. Adi Triono L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
30. Nurul Hidayat L Vila 5 5 5 5 i; 5 5 5 10 5 55
31. Rizqi Nur Yasin L Vila 5 5 5 5 5 5 10 5 10 5 60
32. Yudi Saputra L Vila 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
33. Eka Listiawati P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34. Khusnul Khotimah P Vllb 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10 60
35. Umi Rudhatui J. P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 Afriyati P Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55

37. Dimitri Agni S. P VIIb 10 5 10 5 5 5 5 5 5 10 65


38. Emawati P VIIb 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 50
39. Yusi Aprilianti P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
40. Umi Latifah P VIIb 5 5 5 10 5 5 5 10 5 5 60
41. Eti Novi Atun P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
42. Anis Pratiwi P Vllb 10 10 10 5 10 10 5 10 10 5 85
43. Pratiwi Yulvia P VIIb 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
44. Istiqamah P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 60
45. Maryamah P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
46. Lutfi Maghfiroh P VIIb 10 10 10 5 5 5 5 5 5 10 70
47. Siti Masitoh P VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
48. Solihun Nafi'i L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
49. Yogi Irawan F. L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
50. Eko Waluyo L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51. Dedi Saputro L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
52. Nurul Arifin Mukhlis L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50,
53. Eko Safitri L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
54. Farianto L Vllb 5 C 5 5 5 5 5 5 5 5 50
55. Andri Widiyanto L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
56. Sepriyanto L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
57. Wawan Setiawan L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
58. Agus Fauzi L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
59. Khosim L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 60
60. Iqbal Azizi L Vllb 5 5 5 10 5 5 5 5 5 10 60
61. Wahyu Marandika L Vllb 5 5 10 10 5 5 5 5 10 10 70
62. Rizal Nur A. L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
63. Maula Ash Shidieq L Vllb 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 60
64. Ahcmad Afifudin L VIIb 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
65. Sri Wahyuni P Vile 10 5 10 10 5 5 5 5 10 10 75
66. Desi Emawati P VIIc 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 55
67. Ivonia P VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
68. Siti Fatimah P Vile 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
69. Siti Fatonah P VIIc 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 55
70. Meli Setianingsih P VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
71. Novi Hidayatun P VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
72. Widiarti P Vile 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
73. Lili Kumiasih P VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
74. Yulekhan P Vile 5 5 5 5 5 5 5 5 10 10 60
75. Rahma Novi Elmiati P VIIc 5 5 10 5 10 5 5 5 10 10 70
76. Siti Aisyah P VIIc 5 10 10 5 5 10 5 5 10 5 70
77. Okti Nur Cahyani P Vile 5 10 5 10 5 5 5 5 10 5 65
78, Nur Salam L VI tc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
79. Tri Rukhan Aji L VIIc 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 55
80. Widiartono L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
81. Wahid L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
82. Irvan Santoso L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

83, Joko Pitoyo L VIIc 5 5 5 5 "5 5 5 5 5 5 50


84. Budiyono L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
85. Damo L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
86. Muhamad Zoim L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
87. Rahmat L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
88. Muhamad L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
89. M. Satrio Nugroho L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
90. Moch. Hiargo D. L VIIc 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
91. Muji Pamungkas L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
92. Amin L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
93. Sabar Sutikno L VIId 10 5 5 5 5 5 5 5 10 5 60
94. Laman L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
95. Nur Hidayat L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
96, Nur Rohmat L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
97. Siti Khoriyah P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
98. Asih Winahyu P VIId 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
99. Maratus Sangadah P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
100. Emi Setiyawati P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
101. Dwi Setyowati P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
102. Noviana FS. P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
103. Nur Mutrifatun P VIId !0 5 5 10 5 5 5 5 5 5 (>()
104. Sri Latifah P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
105. Fitriani Nurkhasanah P Vlld 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
106. Oni Putri Isnaeni P VIId 10 5 10 5 5 5 5 5 5 5 60
107. lis Kumiawati P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
108. Lasmini P Vtid 10 5 10 10 5 5 5 5 10 10 75
109. Alifah Lusiana P VIId 10 5 5 5 10 5 5 5 5 10 65
110. Rofikoh Gunawati P VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
111. Leiatui Baroroh P VIId 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 60
112. Dwi Susanto L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5. 5 50
113. Agus Rudianto L VIId 5 5 5 10 5 5 5 5 5 5 55
114. Agus Wiji Purnomo L VIId 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
115. Sofan Nur Hidayat L VIId 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 60
116. Muji Syukur L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
117. Riyanto L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
118. Ali Imron L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 55
119. Ahmad Wantoro L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
120. Dwi Prasetyo L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
121. Roso Susilo L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
122. Zulfan Taminy L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
123. Ridwan L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
124. Ahmad Supriyanto L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
125. Iwan Fauzi L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
126. Eko Mantep Widodo L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
127. Tri Santoso L VIId 5 5 5 5 5 5 5 5 10 5 55
128. M. Adam Purboyo L VIId 5 5. 5 5 5 5 5 5 10 5 55

93,8%. Hal ini menunjukkan tata cara penulisan siswa masih banyak yang

mengalami kesulitan, karena belum memahami kalimat tersebut.

3. Skor jawaban yang diperoleh: F P

a. 10 18 14,1%

b. 5 110 85.9%

J umlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 18 siswa atau 14,1% dan pada point b ada 110 siswa atau 85,9%. Hal ini

menunjukkan tata cara penulisan siswa juga masih banyak yang mengalami

kesulitan.
4. Skorjawabanyangdiperoleh: F P

a. 10 15 11,7%

b. 5 113 88,3%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 15 siswa atau 11,7% dan pada point b ada 113 siswa atau 88,3% Hal ini

menunjukkan tata cara penulisan siswa masih banyak mengalami kesulitan.

5. Skor jawaban yang diperoleh: F P

a. 10 8 6,2%

b. 5 120 93,8%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 8 siswa atau 6,2% dan pada point b ada 120 siswa atau 93,8%. Hal ini

menunjukkan tata cara penulisan siswa banyak mengalami kesulitan.

6. Skor jawaban yang diperoleh: F P

a. 10 4 3,1%

b. 5 124 96,9%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 4 siswa atau 3,1% dan pada point b ada 124 siswa atau 96,9%. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam tata cara penulisan masih banyak mengalami kesulitan.

7. Skor jawaban yang diperoleh: F P


a. 10 2 1,6%

b. 5 126 98,4%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 2 siswa atau 1,6% dan pada point b ada 126 siswa atau 98,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam tata cara penulisan hampir seluruh siswa mengalami

kesulitan.

8. Skor jawaban yang diperol eh: F P

a. 10 2 1,6%

b. 5 126 98,4%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skorjawaban yang diperoleh pada

point a ada 2 siswa atau 1,6% dan pada point b ada 126 siswa atau 98,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam tata cara penulisan siswa masih sangat mengalami

kesulitan.

9. Skor jawaban yang diperoleh: F P

a. 10 29 22,7%

b. 5 99 77,3%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 29 siswa atau 22,7% dan pada point b ada 99 siswa atau 77,3%. Hal ini
menunjukkan sebagian besar siswa belum memahami tata cara penulisan yang

benar.

10. Skor jawaban yang diperoleh: F P

a. 10 26 20,3%

b. 5 102 79,7%

Jumlah total anak yang diteliti 128 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor jawaban yang diperoleh pada

point a ada 26 siswa atau 20,3% dan pada point b ada 102 siswa atau 79,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam tata cara penulisan masih juga mengalami kesulitan dan

belum bisa menyelesaikan soal yang penulis berikan.

C. Faktor-faktor dan Penyebab Terjadinya Kesulitan dalam Membaca dan

Menulis Teks Bahasa Arab

1. Perbedaan Struktur Bahasa Ibu dan Bahasa Arab

Sebelum mempelajari bahasa Arab, biasanya kita telah menguasai bahasa

daerah atau bahasa ibu di samping bahasa nasional bahkan bahasa asing lainnya.

Selain ada segi-segi persamaan ada segi-segi perbedaan. Dari segi membaca dan

menulis misalnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Perbedaan ini mempakan

problem tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab bagi siswa yang hanya mengenal

huruf latin, seperti siswa-siswi Indonesia pada umumnya.

Ditinjau dari segi tata bahasa, bahasa Arab tata bahasanya dalam pembagian

kata kerja maupim kata benda relatif lebih banyak dan lebih rangkap. Hal itu
menyebabkan waktu yang dipakai untuk mempelajari lebih lama. Karena bahasa

Arab biasanya tidak diberi harakat, sedangkan harakat sangat menentukan akan

maksud dan arti dari tulisan tersebut, oleh sebab itu, tata bahasa yang dalam bahasa

Arab biasanya disebut nahwu dan sharaf sangat pentingjika ingin memahami tulisan

Arab.

Negara-negara Arab sendiri melalui perwakilan di Indonesia tampaknyajuga

belum sempat mengambil langkah guna menyebarluaskan bahasa Arab, dengan

mencari metode pengajarannya, di tengah-tengah masyarakat Islam di dunia.

Berbeda misalnya bahasa asing lainnya khususnya bahasa Inggris, sejumlah negara

telah jauh dalam usahanya untuk menyebarkan bahasa tersebut melalui sarana dan

prasarana serta media mudah dijangkau dan diperoleh masyarakat luas. Oleh karena

itu, periu adanya pembaharuan guna masyarakat Islam agar bahasa Arab mudah

dipelajari dan sebagai bahasa Islam yang harus dipelajari.

2. Penggunaan bahasa yang kental dalam lingkungan keluarga dan masyarakat

mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, tetapi di dalam lingkungan

keluarganya (kaum muslimin) tidak menggunakan bahasa Arab. Dengan demikian

penggunaan bahasa Arab belum dipakai atau digunakan setiap hari di dalam

keluarga kaum muslimin di Indonesia.

Hal ini menjadi kendala dalam dan kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam

mempelajari bahasa Arab.

Masyarakat sangat erat kaitannya dengan pengajaran dan pengembangan

bahasa Arab, dengan adanya masyarakat ini seorang anak atau siswa akan makin
tambah pengalaman berbahasa. Sedang bahasa Arab sendiri kurang berkaitan erat

dengan masyarakat Indonesia, sebab dalam masyarakat kita pada umumnya

menggunakan bahasa nasional.

3. Belum difungsikannya laboratorium bahasa

Laboratorium bahasa merupakan sarana yang terpenting bagi kemahiran

berbahasa. Sedangkan di MTs Negeri 2 Banjamegara sampai saat ini belum

memfungsikan laboratorium bahasa dikarenakan masih kurangnya sarana dan

prasarana untuk itu. Ini adalah salah satu faktor penghambat selain membaca dan

menulis laboratonum bahasa juga mempunyai kegunaan yang sangat banyak, di

samping kemahiran berbahasa juga sebagai alat latihan berkomunikasi atau sebagai

ajang praktek berbahasa dengan benar.

D. Usaha-Usaha yang Ditempuh Untuk Mengatasi Kesulitan Siswa dalam

Membaca dan Menulis Teks Bahasa Arab

Dari beberapa kesulitan atau hambatan yang dialami oleh siswa MTs Negeri

2 Banjamegara, dan upaya yang dilakukan dengan mengatasi kesulitan siswa dalam

membaca dan menulis teks bahasa Arab, pada dasamya sudah berusaha seoptimal

mungkin, di antaranya adalah melatih keterampilan membaca serta menulis dan juga

keterampilan muhadatsah. Sebagaimana diketahui bahwa keterampilan membaca

dan menulis teks bahasa Arab siswa mampu membaca dan menulis bahas Arab

dengan baik. Adapun usaha-usahanya adalah:


1. Dalam proses belajar mengajar diperbanyak menggunakan metode drill. Metode

drill atau mim-mem atau menghafal, ciri-cirinya yaitu:

a. Kegiatan belajar mengajar di demonslrasikan, drill gramatika dan struktur

kalimat atau structure drill, latihan ucapan atau pronunciation drill, latihan

menggunakan kosakata dengan cara menirukan guru pada native informative

b. Pada saat drill, native informant bertindak sebagai drill master, dengan cara

mengucapkan beberapa kalimat, para murid terus menirukannya sampai

beberapa kali sampai akhimya hafal.

c. Gramatika diajarkan secara tidak langsung melalui kalimat-kalimat yang dipilih

sebagai model atau pola.

d. Pada tingkat yang lebih maju atau advenced pelajaran berbentuk diskusi atau

dramatisasi.

e. Metode bervariasi karena digunakan rekaman-rekaman dialog dan drill yang

disebut audio-lingual methode atau disebut juga aural-oral approach. Metode

drill atau latihan yang digunakan ada 3 macam yaitu:

1. Latihan Mekanis

Pada dasamya latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan

memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Latihan-latihan ini

bisa diberikan secara lisan atau tertulis dan diintegrasikan dengan latihan

keterampilan berbicara dan menulis.

Adapun macam-macam latihan mekanis yang diajarkan adalah sebagai

berikut:
a. Pengulangan sederhana, misalnya:
-'---•

Stimulus : LO^ J^i1 ^


f / /

Respon : "Ji^ J^l l-^

b. Penggantian sederhana misalnya:

Stimulus : -ia-^ ^b^. IJ-&

Respon : ^-^ ^^ay ii&

Stimulus : ^-7^

Respon : Jal-J ^-^1-"1

c. Penggantian berganda, misalnya:

Stimulus : J*>C»S"" JlJJ li».

Respon : J*>C-S' JlJJ l-La

2. Latihan Bermakna

Kalau latihan mekanis sepenuhnya bersifat manipulatif, karena kalimat yang

diucapkan oleh siswa sama sekali tidak dihubungkan dengan konteks atau situasi,

maka latihan bermakna ini sudah dihubungkan dengan konteks atau situasi yang

sebenamya. Oleh karena itu dapat dikatakan sebagai latihan semi-komunikatif.

Pemberian konteks berupa:

a. Alat peraga, baik berupa benda-benda alamiah maupun gambar-gambar yang dipakai

untuk memberikan makna pada kalimat-kalimat yang dilatihkan. Misalnya,

guru mempersiapkan seperangkat gambar yang menunjukan macam-


macam kata ganti (diamir) kemudian guru menampilkan satu model kalimat,

misalnya:

Selanjutnya guru menunjuk kepada setiap figur dalam ambar dan siswa

diminta merespon dengan mengucapkan kalimat dengan mengindahkan perubahan

bentuk isim sesudahnya sesuai dengan jenis kata ganti (diamir) yang di tunjuk oleh

guru, kalau guru menunjuk kata ganti ya’ misalnya, maka respon murid adalah:

Demikian selanjutnya

b. Situasi Kelas, benda-benda yang ada didalam kelas dapat dimanfaatkan untuk

memberi makna.

Dibawah ini latihan dengan memakai fungsi didalam kelas sebagai

konteksnya.

> fof^ o /^ „/ -• i / af^ ,/•

A^\Ji ^ TJIJU*-> C-^IJ J-A

/ >,<.. 0 ^ /O ^ . . 0^ ,/

•i^i'J (•»-'1-1 '.aJJ-^^1 (—^fJ J-*

^ 0 ^ 0

> ^ a ^f o--'-0! i ^ ^ i--

^.IJ ^u T^J.1 ^i»J J-A


a
-• faf^ '•'•'ii-'-i^'^^' ^ 1"' L^JlJ ^JU \QJ^U\ C-^lJ J-A

Kalau latihan diatas tentang mafulbih dan pemakaian diumir,

maka dibawah ini latihan penggunaan kata penunjuk tempat:


3. Latihan Komunikatif

Latihan ini menumbuhkan daya kreasi dan merupakan latihan berbahasa yang

sebenamya. Oleh karena itu, latihan ini sebaiknya diberikan apabila guru merasa

bahwa siswa telah mendapatkan bahan yang cukup (berupa kosa kata, struktur, dan

ungkapan komunikatif) yang sesuai dengan situasi dan konteks yang ditentukan.

Latihan-latihan komunikatif ini bisa dalam bentuk individual, dimana guru

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Contoh latihan komunikatif yang

diajarkan adalah:

^lil^
p - °i' "„ ^ " "\ °
'^Jlc ^' u^' tV

T ^-1 b: JJUl^ JLJT

Latihan diatas selanjutnya diterapkan berpasangan dan dalam kelompok-

kelompok kecil. Pada tahap berikutnya guru dapat menetapkan topik atau materi

yang dipercakapkan. Kemudian setiap kelompok bersiap untuk melaporkan hasil

percakapannya kepada seluruh siswa dalam satu kelas. 2. Pembinaan BTQ yang

diadakan setiap pagi hari sebelum dimulai pelajaran.

Sebelum dimulainya jam pelajaran pertama, Siswa-Siswi MTs Negeri 2

Banjamegara seluruhnya dari kelas VII sampai kelas IX, diwajibkan untuk membaca

Al-Qur'an secara bersama-sama selama 50 menit. Untuk siswa kelas VII yang baru

masuk semester awal,biasanya dalam membaca Al-Quran dibina terlebih dahulu,


artinya guru membacakan terlebih dahulu kemudian siswa menirukannya. Untuk

selanjutnya, apabila siswa sudah dianggap bisa dan tidak perlu lagi dibina, maka

setiap hari sebelum dimulainya pelajaran, para siswa langsung membaca Al-Qur'an

secara bersama-sama tanpa dipandu dan disuruh oleh guru. Adapun ayat-ayat yang

dibaca setiap pagi hari adalah Juz 30 (Juz Amma). Setiap harinya pada tiap-tiap kelas

ayat yang dibaca berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh waka

kurikulum. Pengadaan BTQ ini, selain bemilai ibadah juga mempunyai tujuan,

tujuannya yaitu agar setiap siswa mampu membaca Al-Qur'an (Tulisan Arab) dengan

baik dan benar. Hal ini akan membantu sekali bagi para siswa dalam mengikuti

pelajaran bahasa Arab pada khususnya dan pelajaran-pelajaran agama pada

umumnya, yang biasanya didalam pelajaran agama seperti Al-Qur'an Hadits, Akidah

Akhlak, Fiqih, dan SKI juga terdapat ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi.

Apabila para siswa minimal sudah bisa membaca tulisan Arab dengan baik

dan benar,maka diharapkan akan bisa mengikuti pelajaran dengan baik, khususnya

pelajaran bahasa Arab, yang mana kita ketahui bahwa seluruh materi pelajaran bahasa

Arab menggunakan tulisan Arab. 3, Pembinaan menulis khot terutama khot nasa'i

yang biasanya diadakan setiap bulan ramadhan sebagai bagian dari pesantren kilat.

Khot itu penting sekali. Bahkan khot dan imiak keduanya berhubungan rapat.

Imlaknya hams betui dan khotnya harus indah. Kalau imiaknya betui, tetapi khotnya

buruk, maka susah membacanya atau tak bisa dibaca sama sekali. Begitu juga kalau

khotnya indah, tetapi imiaknya salah, susah juga membacanya.


Khot itu salah satu kesenian yang indah, mendidik perasaan, memperhalus

indera, bahkan salah satu alat untuk pendidikan keindahan dan kesenian. Khot Arabi

menjadi perhiasan masjid-masjid dinegara-negara Islam, menarik hati orang yang

melihatnya, bahkan menjadi ukiran yang gemilang yang tak ada taranya.

Guru-guru harus bagus tulisannya, terutama dipapan tulis. Tulisan guru yang

bagus akan menarik hati murid-murid untuk menirunya. Tetapi kalau tulisan guru

buruk, maka tidak menarik hati murid-murid, bahkan mereka benci melihatnya.

Sebab itulah banyak murid-murid kita sekarang yang tidak pandai menulis Arab

(Khat Arabi) dan mereka suka menulis huruflatin.

Tujuan pelajaran khat diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Supaya murid-murid pandai menulis dengan terang danjelas, sehingga dapat dibaca

dengan mudah.

2) Supaya tulisan itu bagus dan indah, menurut sistem tulisan dan teknik tiap-tiap

huruf.

3) Supaya murid-murid bisa menulis dengan cepat dan bagus. Hal ini tidak dapat,

kecuali dengan membiasakan dan latihan.

Metode mengajarkan khot yang dipergunakan oleh guru adalah sebagai berikut:

1) Pendahuluan, yaitu menyuruh murid-murid mengeluarkan buku tulis dan pena.

Ketika itu guru menuliskan tanggal, hari, bulan Hijri dan Miladi dipapan tulis dan

membagi papan tulL dua bagian: sebagian untuk contoh tulisan, yaitu sebelah
kanan dan sebelah lagi untuk memberi keterangan dan petunjuk, yaitu sebelah

kiri. Besar bagian sebelah kanan dua kali bagian sebelah kiri.

2) Guru menuliskan contoh tulisan atau memperlihatkannya, jika sudah dituliskan

sebelumjam pelajaran.

3) Guru menyuruh salah seorang murid membaca contoh tulisan yang tertulis dipapan

tulis, kemudian bertanya jawab dengan mereka untuk memahami artinya.

4) Guru menerangkan cara menulis huruf-huruf yang sukar atau kata-kata baru

dipapan tulis pada bagian kiri, dengan memakai kapur yang berwama untuk

menerangkan bagian-bagian huruf atau bagian-bagian kata. Guru menyuruh

murid-murid memperhatikan cara menuliskan itu, supaya ditirunya.

5) Guru menunjuki murid-murid cara memegang pena (kolam) dan duduk yang baik,

serta menjaga disiplin dan kebersihan

6) Kemudian guru menyuruh murid-murid menulis dibuku tulis, sambil mencontoh

tulisan yang tertulis dipapan tulis. Ketika itu guru berjalan keliling, memeriksa

dan memperbaiki kesalahan murid-murid. Kalau kesalahan itu terdapat pada dua,

tiga orang murid, maka guru memperbaiki buku tulis mereka masing-masing.

Tetapi kalau kesalahan itu umum pada kebanyakan murid, maka guru menyuruh

mereka meletakan pena dan melihat kepapan tulis.

7) Guru menerangkan kesalahan umum dipapan, serta menerangkan yang betulnya

serta dijelaskan perbedaan antara keduanya. Murid-murid mengulang menuliskan

khot dibuku tulis sambil mencontoh tulisan dipapan tulis.


8) Guru meneruskan pekerjaannya seperti tersebut diatas, yaitu memperbaiki

perorangan dan mempcrbaiki umum, kemudian gLini memberi nilai-nilai tulisan

murid-inurid (membcri poten) dengan menggunakan tinta merah. Contoh

mengajarkan khot:

Yang akan diajarkan umpamanya:

^•^•f-, ^'^'fy^ • -^-.^-

. • /•..^ . ••'^/•l^ • :. - • ••..--.

»•- ^'/•vV ^ ^ ^ <H / 7 ^

o^^'J^J^-Cr3

\ \ r \ . . •

^M.-'

Huruf-hurufyang perlu diberi keterangan, adalah dengan jalan:

a) Membagi huruf itu beberapa potong, umpama huruf..^. .pada contoh diatas,

dibagi atas 3 potong:... ,.'->...dan...^?..dan..A:;.

'' ^ /•

dan ..(..V. di bagi atas 2 potong. ;•„'). dan ..(..'.;. .dan seterusnya

b) Menerangkan ukuran panjang pendek huruf itu dengan ukuran titik dari pena

yang dipergunakan, umpama tinggi./,.ypada bagian pertama...;..).!: dua titik,

dan pada bagian keduan sebelah bawahnya/./itiga titik


c) Kemudian guru menerangkan dari mana huruf itu dimulai menuliskan dan

menyudahinya.

4. Siswa diberi Pekerjaan Rumah (PR) Secukupnya dan menghafal ufrodat-mufrodat

dengan artinya yang sudah dipelajari dengan baik dan benar

Pekerjaan Rumah (PR) merupakan hal yang sering diberikan oleh para guru

kepada murid-muridnya. Tujuannyajelas, yaitu untuk mengukur sejauh mana para

siswa dalam menguasai materi yang telah diterima. Tidak terkecuali bahasa Arab,

Pekerjaan rumah selain untuk mengukur sejauh mana para siswa dalam menguasai

materi, juga bisa untuk melatih para siswa dalam membaca dan menulis.

Menghafal mufrodat atau kosa kata dengan artinya sangat penting dalam

mempelajari bahasa Arab, maka hal pertama yang hams dikuasai adalah hafal kosa

kata dengan artinya. karena dengan hafal kosa kate dengan artinya, maka secara

otomatis akan tau arti dari materi yang dipelajarinya, apabila sudah tau artinya,

diharapkan bisa mengetahui isi dari materi tersebut, sehingga siswa tersebut paham

betui serta menguasai akan setiap materi yang diberikan oleh gurunya. Maka dari itu

guru bahasa Arab kelas VII pada khususnya dan kelas VIII dan IX pada umumnya,

mewajibkan kepada setiap siswa-siswanya unutuk hafal setiap mufrodat bersama

artinya dari materi yang dipelajarinya. Menghafal mufrodat deng;.m artinya, selain

mempunyai tujuan seperti yang telah tercantum diatas, juga mempunyai manfaat lain

yaitu: dengan seringnya siswa mengulang-ulang kosa kata yang diajarkannya, maka

akan semakin baik dalam mengucapkan kosa kata tersebut, yang artinya semakin baik

pula dalam membacanya.


Minimnyajam pelajaran yang diberikan untuk belajar bahasa Arab, maka

kemungkinan kecil bagi guru menyuruh murid-muridnya untuk menghafalkan kosa

kata didalam kelas,maka sebagai gantinya guru menyuruh murid-muridnya untuk

menghafalkan mufrodat dirumah, dengan harapan apabila sampai sekolah para siswa

sudah menguasai dan hafal mengenai mufrodat beserta artinya yang telah dipelajari.

5. Siswa diberi tugas agar melengkapi tulisan yang belum bersyakal.

Pemberian tugas ini biasanya ketika guru akan memberikan materi khiwar

ataupun Qiro'ah, Setelah guru menerangkan seluruh mufrodat dalam suatu

pembahasan tertentu, dan para siswa sudah memahami, kemudian menginjak materi

berikutnya, baik Khiwar maupun Qiro'ah, maka guru menyuruh para siswa untuk

mencoba mengharokati materi Khiwar atau Qiro'ah yang belum berharokat. Setelah

para siswa selesai mengharokati materi yang akan dibahas tersebut, kemudian guru

meminta kepada para siswa untuk membaca satu persatu dari materi yang baru saja

mereka harokati. Apabila terdapat kesalahan atau kesulitan didalam membaca, maka

guru langsung membetulkan bacaan yang salah tersebut serta menerangkan.

Pemberian tugas seperti ini akan membantu sekali bagi para siswa dalam mengatasi

masalah kesulitan membaca teks bahasa Arab. Terutama apabila para siswa

menjumpai teks bahasa Arab yang belum ada harokatnya, ataupun sudah ada

harokatnya tetapi belum lengkap.

Adapun contoh teks bahasa Arab yang pernah ditugaskan kepada para siswa

untuk diberi harokat adalah:

OJ'S^ J
6. Siswa diberi tugas untuk menulis Arab melalui Imla':

Imla' penting sekali diantara cabang-cabang ilmu bahasa. Bahkan imiu' itulah

asas yang utama untuk mengibaratkan isi hati kita dengan tulisan. Nahwu hanya

wasilah (jalan) untuk membetulkan baris akhir kata-kata. Tetapi Imla' wasilah untuk

membentuk rupa tulisan, kata-kata imlu' yang salah tak dapat dibaca dan tak dapat

dimengerti sama sekali. Bahkan kesalahan Imla' menunjukkan, bahwa penulisnya

orang dungu, bukan orang terpelajar. Imla' menjadi ukuran untuk mengetahui sampai

dimana pelajaran murid-murid, supaya dapat diberikan pelajaran baru.

Metode imlu' disebut juga metode dikte, atau metode menulis. Dimana guru

membacakan acara pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk mendikte/menulis

dibuku tulis. Dan imlu' dapat pula berlaku, dimana guru menuliskan materi pelajaran

imlu' dipapan tulis, dan setelah selesai diperlihatkan kepada siswa, maka materi imia

tersebut kemudian dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali

dibuku tulisnya. Adapun tujuan pengajaran imia' ini adalah sebagai berikut

1) Agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab

dengan mahir dan benar

2) Agar anak didik bukan hanya trampil dalam membaca huruf-huruf dan kalimat-

kalimat dalam bahasa Arab, akan tetapi trampil pula dalam memikirkannya.

Dengan demikian pengetahuan anak menjadi integral (terpadu).

3) Melatih semua panca indra anak didik menjadi aktif. Baik itu perhatian,

pendengaran, penglihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasa Arab.

4) Menumbuhkan agar menulis Arab dengan tulisan indah dan rapi.


5) Menguji pengetahuan murid-murid tentang penulisan kata-kata yang telah

dipelajari.

6) Memudahkan murid mengarang dalam bahasa Arab dengan memakai gaya

bahasanya sendiri

Pada dasarnya ada dua macam imia' yang dapat dilakukan dalam pengajaran

imia' dikelas. Yakni dengan cara mengimla'kan materi pelajaran itu "dipapan tulis dan

murid mencatat/menuliskannya dibuku tulis. Kemudian imia' dengan cara, gum hanya

membacakan materi pelajaran itu, kemudian murid menulisnya dibuku tulis mereka

masing-masing.
Namun metode yang digunakan oleh guru disisni hanya satu yaitu metode

yang pertama. Adapun metode imla' tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru memberikan apersepsi terlebih dahulu, sebelum memulai imla'. Gunanya

adalah agar perhatian anak didik terpusat kepada pelajaran yang akan dimulai

2. Guru menuliskan materi pelajaran imla' itu dipapan tulis dengan tulisan yang

terang dan menarik

3. Setelah guru membacakan acara imla' maka guru menyuruh diantara mereka untuk

membacakan acara imla' hingga benar dan fashih

4. Setelah selesai membaca imla' dari semua siswa, guru menyuruh mereka

mencatatnya dibuku tulis.

5. Menerangkan ikhtisar dari materi imla' tersebut

6. Mengadakan tanya jawab, hal-hal yang dianggap belum dimengerti dan dipahami.

Dan kemudian mengulangi sekali lagi bacaan tersebut hingga tidak ada lagi

kesalahan

7. Guru menyuruh semua siswa untuk mencatat/menulis imla' dipapan tulis itu

kedalam buku tulis mereka masing-masing dengan benar dan rapi.

8. Setelah selesai imla', guru mengumpulkan catatan imla' semua anak didik untuk

diperiksa atau dinilai. Contoh materi imla' yang diajarkan:


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang penulis lakukan, maka

penulis simpulkan bahwa ada beberapa problematika membaca dan menulis

bahasa Arab bagi siswa kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara. Problematika

1. Keterbatasan siswa mengenai pengetahuan tata bahasa atau nahwu sharaf

2. Siswa mengalami kesulitan dalam hal membaca tanpa syakal

3. Siswa juga mengalami kesulitan dalam hal menulis (imla’)

Untuk mengatsai problematika tersebut guru telah berusaha semaksimal

mungkin, diantara usaha-usaha yang ditempuh yaitu:

1. Dalam proses belajar mengajar diperbanyak menggunakan metode drill

2. Pembinaan BTQ yang diadakan di setiap pagi hari sebelum dimulai jam

pelajaran

3. Pembinaan menulis khot, terutama khot nasai yang biasanya diadakan setiap

bulan Ramadhan sebagai bagian dari kegiatan pesantren kilat.

4. Siswa diberi pekerjaan rumah (PR) secukupnya dan menghafal mufradat-

mufradat bersama artinya, yang sudah dipelajari dengan baik dan benar.
5. Siswa diberi tugas melenghkapi tulisan yang belum bersyakal.

6. Siswa diberi tugas menulis Arab melalui imla’.

B. Saran-saran

agar proses belajar mengajar dalam membaca dan emnulis teks bahasa

Arab menjadi lebih baik dan optimal serta prestasi siswa mengalami hasil

maksimal, maka penulis menyampaikan pemikirqan-pemikiran sebagai berikut:

1. Ketika mengajar, hendaknya guru menyuruh siswa untuk membaca dengan

suara yang cukup keras, sedangkan guru membetulakan kasalahannya dan

menyuruh siswa untuk mengulangi bacaannya pada susunan yang salah.

2. Setelah pelajaran selesai hendaknya guru mengajukan beberapa pertanyaan

kepada siswa yang menjawab, sebaliknya siswa juga harus bertanya beberapa

soal kepada gurunya tentag pelajaran yang baru diberikan oleh guru.

3. Pada tahap-tahap awal hendaknya guru memilih susunan vokabulari yang

mungkin diperagakan, baik dengan gambar maupun gerakan-gerakan bacaan,

acting tertentu bahkan dengan penjelasan arti.

C. Kata Penutup

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah atas limpahan

rahmat, taufik dan hidayah yang telah dikaruniakan kepada kami, sehingga kami

dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir studi kami di

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto yang berjudul “Upaya
Guru Bahasa Arab Dalam Mengatasi Problematika Membaca Dan Menulis Teks

Bahasa Arab Bagi Siswa Kelas VII MTs Negeri 2 Banjarnegara”

Penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan oleh karena

itu, kami sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan penulisan karya ilmiah kami. mudah-mudahan skripsi ini memberikan

banyak manfaat bagi penulis khususnya dan dunia pendidikan tentunya.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hasbul Huda


Tempat/Tanggal Lahir : Purbalingga / 12 Mei 1984
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Nikah
Alamat : Sokanandi RT 04 RW 01
Kecamatan Banjarnegara
Kabupaten Banjarnegara
Orang Tua : Bapak : Safarudin
Ibu : Alm. Kastini
Pendidikan : 1. SDN 1 Danakerta Lulus Tahun 1997
2. MTs N 2 Banjarnegara Lulus Tahun 2000
3. MAN 2 Banjarnegara Lulus Tahun 2003
4. Lulus Teori STAIN Purwokerto 2007

Demikian daftar riwayat ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Purwokerto, 24 Desember 2007


Penulis

Hasbul Huda
NIM. 032631069

You might also like