You are on page 1of 86

PEMBAHASAN

SEL
Sel merupakan unit dasar terkecil yang mendasari suatu kehidupan. Ilmu yang mempelajari sel disebut sitologi
(cytology).
1. bagian dari sel
a. plasma sel
1) sebagai pembatas terluar dari sel yang membatasi komponen dalam sel dengan lingkungan
luar sel
2) tersusun atas fosfolipid dan protein
3) membrane plasma memungkinkan sel untuk berinteraksi dengan sel yang lain, tempat
reseptor, dan mengatur pertukaran material dengan cara difusi atau osmosis
b. sitoplasma, cairan tempat melekatnya organel-organel pada sel
1) substansi antara nucleus dan membrane plasma yang meengandung organel dan incluuisions
2) terdiri atas air, protein, karbohidrat, lipid, serta komponen anorganik. Zat kimia dalam
sitoplasma dapat berbentuk larutan atau koloid
3) tempat dimana reaksi kimia berlangsung
c. organel
1) nucleus
• merupakan pusat pengaturan segala aktivitas sel dan mengandung kromosom yang berisi
materi genetic (DNA)
• semua sel memiliki nucleus kecuali sel darah merah
2) ribosome
• terdiri dari granula yang berisi DNA ribosomal dan protein ribosomal
• sebagai tempat sintesis protein
3) reticulum endoplasma
• merupakan jaringan yang menghubungkan membrane nucleus dan membrane plasma
• reticulum endoplasma kasar mengandung ribosom, tetapi reticulum endoplasma halus tidak
• mendukung proses mekanis yang terjadi, melepaskan ion kalsium yang terlibat dalam
konsentrasi otot, memimpin pertukaran materi dalam sitoplasma, system pengangkutan interseluler,
mensintesa lipid dan protein, menyimpan molekul hasil sintesa, dan membantu sel untuk
mengeluarkan zat kimia yang tidak diperlukan
4) badan golgi
• terdiri dari empat hingga delapan tumpukan kantong gepeng

• fungsi utamanya adalah memproses, menyusun, dan mengantarkan protein ke sel. Selain itu
juga mensekresi protein dan lipid sertab membentuk lisosom
5) mitokondria
• terdiri dari lapisan membrane yang membatasi dan lipatan yang disebut Krista
• membentuk ATP
d. inclusions, yaitu hasil sekresi dan produk nutrisi pada sel seperti melanin, glikogen, dan lipid.

SISTEM INTEGUMEN
Terdiri dari kulit dan turunannya seperti rambut, kuku, keringat, minyak, dan kelenjar susu. Organ ini adalah organ yang
paling bisa terlihat (Tortora)

KULIT
Fungsi Kulit : (Gartner, Leslie P., 327)
1. Perlindungan
2. Pengatur suhu tubuh
3. Ekskresi yang dilakukan oleh kelenjar keringat
4. Arbsorbsi sinar Ultra Violet dari sinar matahari untuk mensintesis vitamin D
Epidermis
Kulit Tebal
Tebal 0,8 mm – 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale (Germinativum), Stratum Spinosum,
Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum Corneum.
Kulit Tipis
Tebal 0,07 mm – 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa Stratum Lucidium (Guton, Arthur C.) , terdapat pada bagian yang
kekurangan rambut (telapak kaki dan telapak tangan).

Stratum Ge\rminativum
Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes. Merupakan lapisan epidermis paling bawah. Terbentuk
dari jaringan ikat longgar. Berbatasan langsung dengan dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang
besar/ sel basale. Aktifitas melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat pada
bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.

Stratum Spinosum
Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel (polyhedral sampai sel-sel yang berbentuk
tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga terdapat keratinocytes yang aktif melakukan mitosis. Stratum basal dan
spinosum disebut lapisan malphigi yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.

Stratum Granulosum
Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum. Ketika sel tersebut mencapai lapisan ini, mulai
untuk membuat protein keratohyalin dan keratin dalam jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk,
menyebabkan kulit less permeable. Keratin merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.
Stratum Lucidium
Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan ini berisi sel-sel tipis dan kekurangan organel
dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin filament yang tebal. Plasma membran mengalami penenbalan akibat
penyuluran protei non kreatin (infolokrin). Tidak terlihat bawah pada standard hytological layer.

Stratum Corneum
Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati, interloching cells. Disebut juga lapisan tanduk (horny
layer).

Tipe Sel : Keratinocytes, Melanocytes, Sel Merkel, Sel Langerhans.

Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan epidermis, maka
harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama
perjalanannya ke luar (menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma.
Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang bergerak dari
basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.

Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris,
bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus
Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian melanin meninggalkan
badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen
melanin didegradasi oleh keratinocytes.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:
1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang bertanggung jawab untuk
pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan
pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit putih (Kaukasian)
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum, dan dalam sel lemak
dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

Merkel Cells
Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah dasar folikel rambut). Menyebar
di lapisan stratum basal yang banyak mengandung keratinocytes.

Langerhans Cells
Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum. Merupakan sel yang mengandung
antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada
lubang mulut, esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena
mempunyai antibodi

Dermis
Lapisan Papiler : tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan Kutikuler : tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Kulit Tebal
Kulit Tipis
RAMBUT
Rambut terdiri dari benang-benang bertanduk yang berasal dari epidermis, terdiri dari batang dan akar yang meluas
kebawah hingga menyerupai umbi yang bertakik pada lapisan bawahnya. Ruang di dalam takik terdapat jaringan
penyambung / papilla. Akar rambut terbungkus oleh folike rambut yang berasal dari sumbu epidermal dan dermal.
Rambut terdiri dari 3 lapisan epitel :
1. Medula
2. Kortex
3. Kutikula
Folikel rambut terdiri dari :
1. Selubung akar epitel dalam
Terdiri dari kutikula, lapisan Huxley, lapisan henle
2. Selubung akar epitel luar yang erasal dari epidermis
Merupakan perpanjangan dari lapisan malpighi (stratum basale dan spinosum)
3. Selubung jaringan penyambung berasal dari dermis
a. Selubung dalam, membran hialin sempit, menempel pada sel-sel silindris selubung luar.
b. Selubung tengah, serat jaringan penyambung halus yang tersusun dalam lingkaran.
c. Selubung tengah, berfungs mengangkat rambut dalam dermis.

KUKU
Merupakan modifikasi dari lapisan epidermis.
1. Badan kuku
Tersusun dari sel-sel pipih jernih.
2. Dinding kuku
Lipatan sekeliling proksimal dan lateral dari kuku.
3. Alas kuku
Epidermis dibawah badan kuku, tidak memiliki sratum granulosum.

KELENJAR PADA KULIT


1. Kelenjar Sebasea
a. Mensekresikan minyak ke folikel rambut
b. Penyedia antibakteria
2. Kelanjar Keringat
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai jumlah air dapat dilepaskan, kira-kira
setengah liter sehari pada iklim sedang, kurang pada ilim dingin dan lebih pada yang panas. Suhu lingkungan yang
lebih tinggi dari suhu tubuh dapat dirasakan cukup nyaman bila udara kering, tetapi kelembaban dapat menyebabkan
rasa sangat tidak enak karena menghalangi hilangnya suhu tubuh melalui penguapan.
a. Kelenjar apokrin
1) Terdapat pada axilla, groin, nipple
2) Memproduksi sekresi kental dengan komposisi kompleks
3) Pada individu tertentu dapat menjadi sarana komunikasi
4) Kerjanya sangant dipengaruhi hormon
b. Kelenjar merokrin
1) Tersebar luas
2) Memproduksi sedikit sekresi, kebanyakan air
3) Merocrine secretion mechanism
4) Dikontrol oleh sistem saraf
5) Penting dalam thermoregulation dan ekskresi
6) Sebagai antibakteri

MEKANISME SEKRESI KERINGAT


Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pngendalian saraf simpatis Keringat terutama berisilarutan
garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi
atau pelepasan air dengan tak terasa yang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi
hilang kira-kira 500ccm air setiap hari. Banyaknya keringat berkisar dari 0 sampai 2000 ccm setiap hari. Tergantung dari
kebuthan tubuh akan pengaturan suhu.
Pada kelenjar keringat terdiri dari dua bagian:
1. Bagian yang bergelung (menghasilkan sekret primer atau sekret prekursor)
2. Bagian duktus

Sekret primer itu memiliki komposisi yang mirip dengan protein plasma, tetapi tidak mengandung protein plasma.
Konsentrasi Natrium sekitar 142 mEq/L dan Klorida sekitar 104 mEq/L dengan konsentrasi zat terlarut lain yang lebih
kecil dibanding dalam plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di duktus, larutan prekursor ini mengalami reabsorpsi
sebagian ion Natrium dan Klorida.
1. Apabila kelenjar keringat sedikit dirangsang, cairan prekursor mengalir melalui duktus secara lambat. Kemudian
direabsorpsi oleh duktus sehingga konsentrasi Natrium dan Klorida turun menjadi 5 mEq/L dan sebagian besar
cairan tersebut juga direabsorpsi.
2. Apabila kelenjar keringat kuat dirangsang, cairan prekursor dibentuk dalam jumlah banyak dan duktus ini hanya
mengabsorpsi Natrium dan Klorida dalam jumlah sedikit sehingga dapat mencapai tingkat maksimum 50-60 mEq/L
dan hanya sedikit cairan yang direabsorpsi.
(Sumber : Guyton & hall, 892)

KLASIFIKASI RESEPTOR DALAM SISTEM INTEGUMEN


Merkel’s disk : sentuhan
Meissner corpuscle : raba
Vater paccini : tekanan, sentuhan , dan vibrasi
Free nerved ending : pain dan thermoreceptor
Ruffini corp : stretching &pressure
Krause : receptor dingin
Muscle spindle & golgi tendon : mecanoreceptor
(sumber : presentasi dr. Bambang Sumantri)

I. Mechanoreceptors
Sensibilitas kulit (epidermis and dermis)
Free nerve endings
Percabangan
Merkel’s discs
Spray endings
Ruffini’s endings
Ujung reseptor
Meissner’s corpuscles
Krause’s corpuscles
Sensibilitas kedalaman jaringan
Free nerve endings
Percabangan
Spray endings
Ruffini’s endings
Ujung reseptor
Pacinian corpuscles
Muscle spindles
Golgi tendon receptors
Pendengaran
Reseptor suara pada koklea
Keseimbangan
Reseptor Vestibular
Arteri
Aorta
II. Thermoreceptors
Dingin
Krause’s corpuscles
Panas
Ruffini’s endings
III. Nociceptors
Nyeri
Free nerve endings
IV. Electromagnetic receptors
Penglihatan
sel batang reseptor gelap
sel kerucut receptor terang
V. Chemoreceptors
Rasa
Papila lidah
Bau
Epitel olfaktori
aorta dan badan carotid
Gula darah, asam amino, asam lemak
Hypothalamus
(sumber : Guyton n Hall)

KOMPONEN DALAM DARAH


Plasma darah
Cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama dengan sitoplasma, Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung
campuran kompleks zat organik dan anorganik.

Protein plasma mencapai 7 % plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok plasma yang tidak dapat menembus
membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma yang utama, yakni albumin, globulin, dan fibrinogen.
1. Albumin
Protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%, tetapi memiliki ukuran paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan
bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
• Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang berdiameter
kurang dari 1 nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid.
• Tekanan osmotic koloid ditentukan berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan
suatu ukuran ”daya tarik” plasama terhadap difusi air dari cairan ekstraseluler yang melewati membran kapiler.
2. Globulin
Membentuk sekitar 30% protein plasma

• Alfa dan beta globulin disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa
hormon, berbagai substrat, dan zat yang penting lainnya.
• Gamma globulin(imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima jenis imunoglobulin yang diproduksi jaringan
limfoid dan berfungsi dalam imunitas.
3. Fibrinogen
Membentuk 4 % protein plasma, disintesis di hati dan merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan
darah.
Plasma juga mengandung nutrien, gas darah, elektrolit, mineral, hormon, vitamin, dan zat-zat sisa.
1. Nutrien : asam amino, gula, dan lipid yang diabsorbsi dari saluran
pencernaan.
2. Gas darah : oksigen, karbondioksida, dan nitrogen.
3. Elektrolit plasma : ion natrium, kalium, magnesium, klorida, kalsium bikarbonat, fosfat, dan ion sulfat.

Elemen pembentuk darah meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit.

Eritrosit
Memiliki fungsi antara lain:
- Mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.
- Berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer
asam basa
Bersikulasi selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah. Walaupun sel darah merah matang tidak memiliki
nuklei, mitokondria, atau pun retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu memproduksi ATP untuk waktu yang
terbatas ini.

Leukosit
Memiliki fungsi antara lain :
1. Granular
a. Netrofil : sel fagositik khususnya bakteri
b. Eosinofil : sel fagositik khusus terhadap kompleks antigen-antibodi dan dapat bertambah banyak selama
infestasi parasit
c. Basofil : serupa dengan sel mast dan dapat membebaskan histamin dan heparin dalam reaksi alergi
2. Agranular
a. Limfosit :
• Berperan dalam mekanisme pertahanan imunologik tubuh
• Bila ada antigen spesifik, sebagian limfosit (sel B) berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan
menghasilkan antibodi
b. Monosit :
Fagosit kuat yang berdiferensiasi menjadi makrofag jaringan pada tempat terjadi infeksi kemudian akan
menghancurkan bakteri, benda asing, dan debris sel
Rentang kehidupan : Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan tergantung jenis leukositnya. Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk
menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.

Trombosit
Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian perdarahan) dan perbaikian pembuluh darah yang robek.

KLASIFIKASI LUKA
Berdasarkan Patofisiologi, luka dibedakan menjadi :
1. Abrasi
Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan epidermis
2. Kontusi (memar)
Terjadi karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses mekanis
3. Laserasi
Berbeda dengan luka iris dimana pada luka gores jringan yang rusak menyobek bukan mengiris.
Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :
• Garis tepi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk pemeriksaanya kadang
dibutuhkan bantuan kaca penbesar.
• Keberadaan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka, termasuk
pembuluh darah dan saraf .
• Tidak adanya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang terluka daerah tulang
tengkorak.
• Jika area tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat pada luka.
4. luka insisi

PENYEMBUHAN LUKA
Pada kasus Ontoseno, jaringan yang rusak adalah epidermis, dermis, hingga ke pembuluh darah. Kerusakan pembuluh
darah direcovery oleh trombosit. Sedangkan recovery jaringan dermis dan epidermis dijelaskan sebagai berikut:
1. karena rusaknya hingga ke pembuluh darah, maka disebut luka dalam
2. fase inflammatory
a. merupakan fase pembekuan darah pada daerah luka (terbentuk scab)
Proses pembekuan darah

Protrombin

Aktivator protrombin Ca++

Trombin

Fibrinogen Fibrinogen Monomer

Benang-benang Fibrin Ca++

Trombin Faktor
stabilisasi
fibrin yang
Benang fibrin yang saling berikatan
teraktivasi

b. sel epitel bermigrasi silang pada luka dan membelah diri untuk membentuk jaringan baru
c. permeabilitas pembuluh darah meningkat untuk mengantarkan sel fagosit (monosit dan limfosit untuk
membunuh mikroba)
d. mulai terbentuk fibroblast
3. fase migratory
a. merupakan fase dimana sel epitel mulai membentuk jembatan diantara luka (dibawah scab)
b. fibroblast mulai mensistesa jaringan luka
c. pembuluh darah yang luka mulai diperbaiki oleh trombosit
4. fase proliferatif
a. merupakan fase dimana pembentukan sel epitel lebih intensif
b. jaringan epidermis yang baru mulai terbentuk
c. fibroblast mulai membentuk kolagen
5. fase maturation
a. scab mengelupas
b. epidermis mulai kembali pada ketebalan normal
c. serat kolagen mulai tersusun normal
d. fibroblast mulai menghilang
e. pembuluh darah kembali normal
(sumber : Tortota)

KESIMPULAN
Pemicu 1 Blok 2
Ontoseno mempunyai kulit berwarna sawo matang sedang berjalan di ladang. Ketika hendak mengusap keringat, tiba-
tiba tangannya terkena duri pada tanaman semak belukar sehingga kulit lengan kanannya tertusuk, keluat darah sedikit
dan terasa perih.

Ontoseno memiliki kulit sawo matang karena dalam kulit terdapat melanocytes yang menghasilkan pigmen melanin
(coklat).
Ontoseno mengeluarkan keringat karena dalam kulit terdapat kelenjar keringat. Keluarnya keringat tersebut diatur oleh
syaraf simpatik. Banyak sedikitnya keringat tergantung pada kebutuhan tubuh akan pengaturan suhu.
Setelah tertusuk, lengan kanan Ontoseno mengalami luka, lapisan epidermis, dermis serta pembuluh darah rusak,
sehingga mengeluarkan darah. Luka tersebut dapat tertutup melalui proses penutupan luka yang meliputi fase
inflammatory, fase migratory fase proliferatif, fase maturation.
Ketika tertusuk duri, lengan Ontoseno terasa perih. Hal ini disebabkan karena di dalam kulit terdapat ujung-ujung syaraf
reseptor. Yang menyebabkan rasa nyeri adalah ujung syaraf free nerve endings.
Salah satu penyebab rasa nyeri dalam luka ontoseno adalah masuknya bakteri dari duri. Bakteri-bakteri terebut
dinetralisasi oleh sel-sel leukosit yang memuliki sifat diapedesis. Proses netralisasi bakteri dibut phagositosis.

TULANG DAN RANGKA

ANATOMI RANGKA
Aksilar :
Tengkorak

1. Kranium : melindungi otak


• Tulang frontal: membentuk dahi, langit - langit rongga nasal, dan kantong mata
• Tulang parietal
• Tulang oksipital : membentuk bagian belakang kranium
• Tulang temporal : membentuk sisi kranium
• Tulang etmoid : penyangga penting rongga nasal
• Tulang sfenoid : membentuk dasar anterior kranium
• Osikel auditori : untuk proses pendengaran
• Tulang womian : tulang kecil yang terdapat di dalam sutura
2. Tulang wajah :
• Tulang nasal : penyangga hidung
• Tulang palatum : membentul langit - langit mulut, tulang orbital, rongga nasal
• Tulang zigomatik : tonjolan tulang pipi
• Tulang maksilar : rahang atas
• Tulang lakrimal : berisi celah - celah untuk lintasan duktus lakrimal yang mengalirkan air mata
ke rongga nasal
• Tulang vomer : membentuk septum nasal
• Konka nasal inferior
• Mandibula : rahang bawah
Tulang hioid : bentuknya tapal kuda, tidak berartikulasi dg tulang lain.
4. Sinus pranasal : terdiri dari ruang - ruang udara dalam tegkorak yang berhubungan
dengan rongga nasal.
( Sloane, 2003 )

Vertebra

Kolumna vertebra : menyangga berat tubuh dan melindungi medula spinalis.


( 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, 5 vertebra sakrum, 3-5 koksigeal ) ( Sloane, 2003 ).

Sternum dan Iga


1. Sternum : Tulang dada ( manubrium atas, badan, prosesus sifoid )
2. Tulang iga : 7 pasang iga sejati, 3 pasang iga semu, 2 pasang iga melayang

Apendikular :
Gilder Pektoral ( bahu )
1. Skapula ( tulang belikat )
2. Klavikula ( tulang kolar )
Lengan
1. Humerus : tulang tunggal pada lengan atas
2. Lengan bawah : radius dan ulna

Tangan

Ada tiga macam tulang yang menyusun tangan, yaitu:


1. Tulang Pergelangan Tangan (Karpus)
Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal irteguler yang tersusun dalam dua baris, dan setiap
barisnya terdiri dari empat tulang. Barisan tulang karpal proksimal yang terdiri dari navicular(skafoid),lunatum,
trikuetral(triangular),dan pisiform. Barisan tulang karpal distal yang terdiri dari: Trapezium, Trapezoid, Kapitatum,
Hamatum.
2. Tangan (metacarpus)
Tangan tersusun dari lima tulang metakarpal’dimana semua tulang metacarpal berukuran serupa kecuali tulang
metacarpal pertama pada ibujari. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi
dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan.kepala tulang metacarpal membentuk buku jari yang
menonjol pada tangan.
3. Tulang – tulang jari (phalanges)
Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu tulang proksimal,tulang medial, dan tulang distal, kecuali ibu jari yang hanya
memiliki tulang proksimal dan medial saja. ( Sloane, 2003 )

Gilder pelvis (tulang panggul)

Tungkai bawah
1. Femur ( paha ): tulang terpanjang dan terkuat
2. Tungkai : tibia dan fibula
Tulang Telapak Kaki dan Jari Kaki

Tarsal adalah terdiri dari 7 buah tulang. Tulang yang terbesar adalah atau biasa disebut tumit. Tarsal membentuk
artikulasio dengan metatarsal, yaitu kelima jari kaki.
Falang adalah tulang penyusun jari. Seperti pada jari tangan, terdapat 2 buah falanges pada masing-masing ibu
jari dan 3 buah falanges pada jari lain. Di antara falanges terdapat sendi engsel yang memungkinkan gerak satu bidang.
Ibu jari kaki tidak sefleksibel ibu jari tangan. Hal ini disebabkan pada ibu jari kaki tidak memiliki sendi karpometakarpal
seperti yang dimiliki ibu jari tangan. Pada ibu jari tangan terdapat sendi pelana yang membuat ibu jari tangan lebih bebas
bergerak daripada ibu jari kaki. ( Guyton, 2006 )

KLASIFIKASI TULANG
a. Tulang panjang contoh: humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula.

b. Tulang datar contoh: sternum, scapula, dan parietal.

c. Sutural contoh: tulang diantara tulang datar pada tengkorak di garis sutura

d. Tulang tak beraturan contoh: ruas-ruas tulang belakang

e. Tulang pendek contoh: carpal dan tarsal

f. Tulang sesamoid contoh: patella ( Ganong, 2008 )

FISOLOGI TULANG
1. Tulang memberikan topangan dan bentuk tubuh

2. Pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian sebagai pengungkit.

3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ - organ lunak yang ada dalam tubuh
4. Pembentukan sel darah ( hematopoiesis ). Sumsusm tulang merah, yang ditemukan pada orang dewasa dalam
tulang sternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipih dan kranium, pada bagian ujung tulang panjang,
merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosirt.

5. Tempat penyimpanan mineral ( Sloane, 2003 ).

HISTOLOGI TULANG

Tulang Rawan ( Kartilago )


Kartilago Hyalin
Mtrixnya terdiri dari kolagen tipe II, proteoglycans, glycoproteins, dan extracellular fluid. Berwarna coklat kebiru-
biruan, semi tembus cahaya, dan lunak. Terletak di hidung, laring, akhir dari tulang rusuk, dan cincin trakea dan bronkus.
Histogenesis dan pertumbuhan :
Individual mesenchymal cells  berkumpul membentuk pusat kondrofikasi  berdiferensiasi menjadi kondroblas 
sekresi matriz kartilago disekelilingnya  terbentuk lacuna  kondroblas yang dikelilingi matrixnya disebut kondrosit 
cell division  lebih dari 2 kondrosit disebut isogenous groups.
Perikondrium terbentuk di batas luar ketika proses pembentukan kondrosit.
Teritorial matrix merup\akan matrix yang berada di sekeliling lacuna, mengandung sedikit kolagen dan banyak
kondrotinsulfat. Sedangakan interteritorial matrix adalah matrix terbesar dan mengandung lebih banyak kolagen, serta
lebih sedikit kandunagn proteoglikannya. ( Junqueira, 2007 )

Gambar Hyalin Kartilago

Kartilago Elastik
Ditemukan di aurikula telinga, dinding telinga bagian luar, saluran eustachius, epiglottis, dan tulang rawan kuneiformis di
laring, pada bagian perikondrium, lebih banyak mengandung elastic fiber, sehingga lebih elastis. Kondrositnya lebih besar
bila dibandingkan dengan kartilago hyaline. Memiiki warna kekuningan darena memiliki elastin dalam serat elastis.
( Junqueira, 2007 )

Kartilago Fibrosa
Merupakan jaringan intermediate antara jaringan ikat padat dan kartilago hyalin. Terdapat pada discus invertebralis,
simfisis pubis, dan dalam tendon-tendon tertentu. Matrixnya mengandung kolagen tipe I dan bersifat asidofilik. Tidak
terdapat perikondrium yang dikanali dalam kartilago fibrosa. ( Junqueira, 2007 )

Kharakteristik Tulang Rawan


Tulang rawan = Jaringan yang terdiri dari sel-sel rawan yang terdapat kondrosit dan bahan dasar tulang rawan
sebagai bahan antar sel
Terdapat 3 jenis tulang rawan berdasarkan karakteristiknya :
1 Tulang rawan hyalin
Ciri-ciri : -Konsistensi lunak, agak elastis
-Warna kebiru-biruan
-Bahan dasar homogen
2 Tulang rawan elastis :
Ciri-ciri : -Warna kekuning-kuningan
-Lebih fleksibel dan elastis
-Bahan dasar terdapat anyaman sabut-sabut elastis dalam berbagai arah terutama di sekitar kondrosit,sabut
ini kemudian melanjutkan diri ke perikandrium
-Kondrosit,tudung sel tulang rawan dan kelopmpok isogen seperti pada tulang rawan hyalin
3 Tulang rawan fibrious :
Ciri-ciri : -Kondrosit dan tudung sel tulang rawan seperti pada tulang hyalin
-Kelompok isogen hanya sedikit,karena bahan antar sel agak padat
-Kemungkinan sel membelah diri sedikit
-Terdapat bahan sabut kolagen berbagai arah
-Merupakan peralihan antara jaringan ikat fibrilair dengan jaringan tulang rawan
(Keeton, 1980 )

Tulang ( Bone )

Tulang adalah jaringan ikat kaku, keras dan berbentuk tetap. Matrix terdiri dari komponen organic dan anorganik.
Komponen organic merupakan kumpulan kristal-kristal kalsium hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor yang
banyak. Sedangkan komponen anorganik berisi kolagen tipe I. Matrix ektravaskulernya telah mengandung kalsium
sehingga menutup jalanya sekresi sel didalamnya. Akan tetapi, pertukaran zat antara osteosit dan kapiler darah tetap
bisa berjalan karena adanya komusikasi melalui kanalikuli. Periosteum melapisi bagian luar tulang, sedangkan
endosteum melapisi bagian dalam tulang. ( Junqueira, 2007 )

Gambar : Penampang system harverst


Sel-sel tulang : Osteoprogenitor cells, Osteoblas, Osteosit, dan Osteoklas.
Osteoprogenitor cells
Merupakan embryonic mesenchymal cells, sehingga menjaga kemampuan mitotik (sangat berpotensi untuk
berdiferensiasi menjadi Osteoblas). Berada pada bagian dalam periosteum, lapisan canal harvest, dan di dalam
endosteum.

Osteoblas
Terbentuk dari Osteorogenitor cells yang telah berdiferensiasi. Tumbuh dibawah pengaruh Bone Morphogenic Protein
(BMP) dan Transforming Growth Factor β. Osteoblas juga berperan dalam sistesis komponen organic dari matrix
(Kolagen tipe I, Peptioglikan, dan glikoprotein). Mengalami proses aposisi tulang yaitu komponen matrix disekresi pada
permukaan sel yang berkontak dengan matrx tulang yang lebih tua, dan lapisan matrix baru (namun belum terkapur),
yang disebut Osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. ( Junqueira, 2007 )

Gambar Berbagai Bentuk Tulang


Osteosit
Merupakan sel tulang yang telah dewasa. Di dapat dari osteoblas yang berdeferensiasi. Terdapat didalam lacuna yang
terletak diantara lamela-lamela matrix. Jumlahnya 20.000 – 30.000 per mm 3. sel-sel ini secara aktif terlibat untuk
mempertahankan matrix tulang dan kematianya diikuti oleh resorpsi matrix tersebut.
( Junqueira, 2007 )
Osteoklas.
Berinti banyak. Memiliki peranan penting dalam proses resorpsi tulang. Berasal dari penggabungan sel-sel sumsum
tulang. Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain sehingga memudahkan pencernaan kolagen setempat dan
melarutkan kristal gram kalsium. Aktifinasnya dipengaruhi oleh hormone sitokinin. Osteoklas memiliki reseptor untuk
kalsitokinin, yakni suati hormone tiroid, tetapi bukan untuk hormone paratiroid. Akan tetapi osteoblas memiliki reseptor
untuk hormone paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormone ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin yang
disebut factor perangsang osteoklas. ( Junqueira, 2007 )

HORMON YANG BEKERJA PADA PERTUMBUHAN TULANG


1. Kelenjar hipofisis anterior / kelenjar pertumbuhan : berfungsi meningkatkan kecepatan mitosis kondrosit dan
osteoblas serta meningkatkan kecepatan sintesis protein (kolagen, matriks, kartilago dan enzim untuk
pembentukan kartilago tulang).
2. Tiroksin (kelenjar tiroid) : berfungsi untuk meningkatkan kecepatan sintesis protein dan meningkatkan produksi
energi dari semua jenis makanan.
3. Insulin : berfungsi dalam meningkatkan produksi energi dari glukosa.
4. Paratiroid : berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium dari tulang ke darah dan meningkatkan absorpsi
kalsium oleh usus halus dan ginjal.
5. Kalsitonin : berfungsi dalam menurunkan reabsorpsi kalsium dari tulang (menurunkan kadar kalsium dalam
darah).
6. Estrogen dan testosteron : berfungsi untuk mempercepat penutupan epifisis tulang panjang dan untuk membantu
menahan kalsium dalam tulang untuk mempertahankan matriks tulang yang kuat. ( Sanlon, 2008 )

PENULANGAN ENDOKONDRAL
1. Pembentukan model kartilago hyaline
2. Perikondrium tervaskularisasi
3. Osteoblast mensekresikan matrix
4. Kondrosit dalam mengalami diapsis, mati dan berdegenerasi. Primarry
5. Osteoklas membentuk lubang di dalam tulang sub periosteal. Centre Of
6. Terbentuk kartilago yang telah terkalsifikasi.
Ossification
7. Osteoklas mulai meresorpsi kartilago yang terkalsifikasi.
8. Tulang subperiosteal menebal Secondary
9. Ossifikasi mulai epifisis. Centre Of
10. Pertumbuhan tulang terjadi di lempeng epifiseal. Ossification
11. Epifisis dan Diafisis
( Gartner, 2007 )
PROSES KALSIFIKASI TULANG

Osteoid  Ca2+ dan PO43- konsentrasi tinggi  vesikel matrix memproduksi pompa kalsium  transport ion Ca2+ ke
dalam vesikel  konsentrasi ion Ca2+ lebih tinggi  kristalisasi  pertumbuhan kristal hidroksiapatit  menembus
membrane  isi dari vesikel keluar. ( Gartner, 2007 )

GANGGUAN PADA TULANG


1. Fraktura : patah tulang
2. Fisura : retak tulang
3. Nekrosa : kematian sel tulang yang tidak diprogram
4. Gangguan ruas tulang belakang : kifosis, lordosis, skoliosis ( Sloane, 2003 )

PENYEMBUHAN FRAKTUR TULANG


1. pertumbuhan jaringan tulang baru (callus) pada awalnya membentuk jembatan antara tulang yang terputus.
Bagian-bagian pembentuk callus berasal dari osteoblast (dari periosteum yang robek) dan berkembang di sekitar
patahan (disebut eksternal callus). Bagian callus yang terbentuk dari sel osteoblast (dari endosteum)
berkembang diantara fragmen akhir tulang yang patah dan diantara dua sumsum tulang (internal callus)
2. sekitar 48 jam setelah fracture, osteoblast dan osteosit mulai aktif membelah, menutupi fracture. Selama satu
minggu, osteoblast membentuk trabeculae baru di dekat garis patahan (internal callus). Beberapa hari setelah itu,
osteoblast dari periosteum membentuk lengkung disekitar fragmen tulang (eksternal callus).
3. fase yang terakhir adalah remodeling. Komponen-komponen tulang yang mati dari fragmen ynag patah diserap
oleh osteoclast. Tulang kompak yang patah mula-mula diganti dengan jaringan berongga lalu lama kelamaan
akan digantikan dengan tulang kompak lagi. ( Tortora, 2005 )
SENDI

KLASIFIKASI SENDI
Secara struktural :
1. Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago.
3. Persendian sinovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular
yang membukuskan.

Menurut fungsinya :
1. Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang
tengkorak. Contoh: sutura sagital dan parietal.
b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Contoh: lempeng epifisis
sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak.
2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)
Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain
adalah:
a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi
dan memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contoh: simpisis pubis
b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat
kolagen. Contoh: ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula
c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti
pada gigi yang tertanam pada tulang rahang
3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi synovial
Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinofial.
Klasifikasi persendian synovial terdiri dari:
a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Contoh: sendi panggul dan bahu
b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga
memungkinkan gerakan kesatu arah.
Contoh: sendi lutut dan siku.
c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua
arah.
Contoh: tulang atas, persendian bagian kepala
d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang.
Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konkaf pada sisi lain,
sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana
sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga
memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini
disebut sendi nonaksia.
Misalnya: Persendian intervertebra, dan persendian antara tulang-tulang karpa dan tulang-tulang tarsal. ( Setiadi,
2007 )

HISTOLOGI PERSENDIAN SINOVIAL

Gambar Sendi sinovial

Sendi sinovial tersusun atas:


1. Tulang rawan sendi
Tersusun atas tulang rawan hialin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari benturan dan meredam tekanan.
2. Rongga sendi
Tempat cairan sinovial
3. Kapsul sendi
4. Cairan sinovial
Cairan sinovial berasal dari filtrasi darah yang disekresikan fibroblast dalam membrane sinovial, cairan ini
berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan .
5. Reinforcing ligament
Beberapa persendian sinovial menguat dan mengeras oleh ligament yang menutupinya. Berfungsi untuk
mempertebal kapsul sendi, reinforcing ligament terbagi menjadi dua yaitu extracapsular ligament yang berada di
luar kapsul sendi dan intracapsularligamen yang berada di dalam.
6. Syaraf
Syaraf akan mendeteksi rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada sendi.
7. Pembuluh darah
Supli pembuluh darah untuk membentuk cairan sinovial. ( Sloane , 2003 )
FISIOLOGI PERSENDIAN

1. mempermudah gerakan antara kedua ujung-ujung tulang


2. berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah memanjang ( Sloane, 2003 )

GANGGUAN PERSENDIAN

1. Artitis (inflamasi sendi)


a. osteoartritis konsekuensi alami menjadi tua
kartilago artikular menjadi aus
sendi menjadi kasar, kaku, dan nyeri
b. artritis reumatoid : merupakan penyakit autoimun (sistem imum keliru mengarahkan kemampuan destruktifnya
pada bagian tubuh). Menyebabkan ketidakmampuan berjalan / bergerak
c. artritis gouti : disebabkan karena penumpukanasam urat.
d. artritis infeksius : peradangan dalam persendian.
2. Terkilir : merupakan cedera sendi yang disebabkan karena perenggangan ligamen / tendon.
3. Dislokasi / luksasi : disebabkan karena kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendian.
4. Bursitis : merupakan peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi yang terjadi akibat ekskresi sendi yang
berlebihan / infeksi. ( Sloane, 2003 )

OTOT
HISTOLOGI OTOT
1. otot polos
a. bekerja tidak sadar, memiliki satu inti, tidak bercabang
b. seratnya terdiri atas filament intermediate yang tebal (disebut caveolae)
c. berada pada system pencernaan, system pencernaan, dsb
d. bereaksi atas rangsang syaraf, hormone, dan factor lingkungan
2. otot lurik
a. bekerja secara sadar, memiliki inti banyak sehingga pembentukan ATP lebih cepat, bercabang
b. terdiri dari serat yang dilapisi oleh sarcolemma
c. tiap serat terdapat myofibril yang terdiri dari miofilamen tebal (berisi myosin) dan miofilamen tipis (berisi
aktin)
d. berada pada alat gerak (skeleton)
3. otot jantung
a. bekerja secara tidak sadar, berinti banyak, bercabang
b. hanya ada pada jantung
c. memiliki sarcoplasma sehingga mitokondrianya lebih banyak ( Guyton, 2006 )

KHARAKTERISTIK OTOT
1. Kontraktilitas : Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terengolasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk
kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas
2. Eksibilitas : Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf
3. Ekstensibilitas : Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat rileks.
4. Elastisitas : Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang. ( Sloane,
2003 )

STRUKTUR OTOT
1. Sarcoplasm
Cairan yang memenuhi ruang antara myofibril. Sarcoplasm mengandung sejumlah potassium, magnesium, dan
fosfat serta beberapa enzim protein. Di dalam sarcoplasm juga terdapat sejumlah mitokondria yang terletak
parallel pada myofibril. Mitokondria ini mensuplai kontraksi myofibril dengan sejumlah ATP.
2. Sarcoplasmic Reticulum
Reticulum yang berada pada sarcoplasm. Keberadaan sarcoplasmic reticulum sangat diperlukan dalam
mengatur kontraksi otot. Otot yang memiliki kontraksi kuat maka memiliki sarcoplasm reticulum yang luas.
3. Sarcolemma
Sarcolemma merupakan membrane sel dari serat otot. Sarcolemma terdiri dari membrane sel yang sebenarnya,
disebut dengan plasma membrane, dan selaput luar yang terbuat dari lapisan polisakarida tipis yang berisi
banyak kolagen fibril. Pada setiap serat otot, permukaan lapisan sarcolemma melebur dengan serat tendon, dan
serat tendon berkumpul untuk membentuk tendon otot yang berada di dalam tulang.
4. Myofibrils; Actin and Myosin Filaments.
Setiap serat otot terdiri dari ratusan myofibril, yang terdiri dari 1500 miofilamen tebal (berisi myosin) dan 3000
miofilamen tipis (berisi aktin). Dimana molekul-molekul protein ini bertanggung jawab terhadap kontraksi otot.
( Guyton, 2006 )

FISIOLOGI OTOT
1.Pergerakan : Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut
melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.
2.Penopang tubuh dan mempertahankan postur : Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk
terhadap bgaya gravitasi.
3.Produksi panas : Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh. ( Sloane, 2003 )

KELAINAN OTOT
1. Muscular Dysthrophy
Penyakit yamg memnghancurkan otot yang biasanya muncul pada masa anak anak.

Gambar. Muscular Dysthrophy


2. Myofascial Pain Syndrom
Rasa nyeri apabila tersentuh
3. Fibromyalgia ( Marieb, 2001 )

KERJA OTOT BERDASARKAN TUJUAN KERJANYA


Otot antagonis
Terdapat dua tau lebih yang tujuan kerja ototnya berlawanan. JIka otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua
berelaksasi sehingga otot terangkat.contoh dari otot antagonis adalah otot bisep dan otot trisep. Otot bisep merupakan
otot yang memiliki dua ujung(tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Sedangkan
otot trisep merupakan otot yang merupakan memilki tiga ujung(tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas
bagian belakang. Untuk mengangkut lengan bawah , otot bisep berkontraksi dan otot trisep berkontraksi. Untuk
menrunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Otot sinergis
Terdapat dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot-otot itu
berkontraksi bersama menjadi akurat. Contoh Gerak Sinergis ialah jika kita minum segelas air, otot bisep pada lengan
akan menjadi penggerak utama untuk memfleksi lengan bawah. Pada saat yang sama, otot-otot bahu akan menjaga
persendian tetap stabil sehingga air akan masuk ke mulut kita. Otot bahu dianggap bekerja sinergis karena kontribusinya
membuat gerakan lebih efektif. ( Arief, 2007 )

TAHAP – TAHAP KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT


1. Tahap-tahap kontraksi otot rangka
a. Pelepasan muatan oleh neuron motorik

b. Pelepasan transmiter (asetilkolin) di end-plate motorik

c. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik

d. Pengikatan konduktansi Na+ dan K+ di membran end-plate

e. Pembentukan potensial end-plate

f. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot

g. Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T

h. Pelepasan Ca2+ dari sistema terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamen
tipis

i. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin

j. Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,
sehingga menghasilkan gerakan

2. Tahap-tahap relaksasi otot rangka

a. Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma

b. Pelepasan Ca2+ dari troponin

c. Penghentian interaksi antara aktin dan miosin ( Ganong, 2008 )

PERBEDAAN FISIK OLAHRAGAWAN DAN BUKAN OLAHRAGAWAN


1. Otot olahragawan lebih tampak atatu terbentuk
2. Badan lebih kencang
3. Pada olahragawan, ototnya mengalami hipertofi(otot menjadi besar dan kuat)
4. Kekar
5. Lebih padat
6. Olahragawan tidak cepat merasa lelah karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Guyton, 2006 )

SARAF DALAM SISTEM GERAK


1. Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke
system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,
karena berhubungan dengan alat indera.
2. Sel saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang
belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak, karena berhubungan
erat dengan otot sebagai alat gerak.
3. Sel saraf penghubung
Sel saraf penghubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan
rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik. ( Setiadi, 2007 )

MEKANISME GERAK

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari
terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak
yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik
,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling
sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja
bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,
kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di
dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas
ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila
set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. ( Amien, 1987 )

RINGKASAN PEMBAHASAN LEARNING ISSUES

1. MACAM, FUNGSI, KANDUNGAN, DAN KELENJAR PENGHASIL HORMONE


 Hormon diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan komposisinya, yaitu :
1. Protein dan Polipeptida
Dapat larut dalam air, contohnya : Insulin, Glokagon, dan FSH.
2. Derivat Asam Amino
Dapat larut dalam air, contohnya : Tiroksin dan Epinefrin.
3. Steroid dan Derifat Asam Lemak
Dapat larut dalam lemak, contohnya : Progesteron, Testosteron, dan Estradiol.
 Kandungan hormon
1. Protein dan polipeptida
Cirinya larut dalam air. Contohnya yakni pada FSH, dan hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
2. Derivat asam amino
Cirinya larut dalam air. Contohnya yakni pada tiroksin, epinefrin
3. Steroid
Merupakan senyawa lipid larut. Bersirkulasi dalam plasma yang mentranspor
protein. Contohnya terdapat pada hormon testosteron, estrogen, progesteron,
dan kortisol.
4. Derivat asam lemak
Contohnya terdapat pada progesteron, testosteron, ekstradiol.
5. Eicosanoid
Molekul kecil dengan 5 rantai karbon
Fungsinya mengatur aktivitas selular dan proses enzim
a. Kelenjar Hipofisis
Pada saat pembentukan embrio, kelenjar hipofisis terbentuk dari 2 jaringan yaitu ektoderm oral dan jaringan
saraf. Sehingga ada 2 tempat asal yang menyebabkan ada 2 kelenjar yaitu Neurohipofisis (berkembang dari jaringan
saraf, terdiri dari pars nervosa dan Infundibulum (batang dan eminensia mediana)) dan Adenohipofisis (berkembang dari
jariangan ektoderm oral, terdiri dari Pars Distalis, Pars Tuberalis, dan Pars Intermedia).
Sistem hipotalamo hipofisis
Yang dimaksud sistem ini adalah 3 tempat pelepasan hormon dan 3 hormon yang dihasilkan.
Nuklei (Neuron Sekretoris) Hipotalamus : nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikular. Transpor hormon mulai dari
badan sel (dirangsang)  akson  ujung akson yang berada pada neurohipofisis  hormon yang dihasilkan merupakan
peptida.
Nuklei Dorsal Medial, ventral medial, dan nuklei infundibulum hipotalamus.
Transpor mulai dari badan sel  akson  berakit pada eminensia mediana (Tempat hormon disimpan dan dibebaskan)
Dihasilkan oleh sel-sel sekretoris pada bagian pars distalis dan dibebaskan kedalam kapiler darah di bagian kedua sistem
portal.
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi 2 lobus, yaitu interior dan posterior.
a. Kelenjar hipofisis posterior

 Hormon Antidiuretik (ADH)  meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal (air di kembalikan ke
dalam darah)

 Hormon oksitosin  meningkatkan kontraksi miometrium (saat bersalin) dan meningkatkan pelepasan
susu ibu dari kelenjar mamae
b. Kelenjar hipofisis anterior
Beberapa sel yang mensekresi hormone dalam hipofisis anterior adalah sebagai berkut:
1. TSH  thyrotropes
2. ACTH  corticotropes
3. Prolactin (PRL)  lactotropes
4. GH / Somatotropin  somatotropes
 Hormon pertumbuhan (GH)
1. Meningkatkan kecepatan mitosis
2. Meningkatkan transpor asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan kecepatan sintesis protein
4. Meningkatkan penggunaan lemak untuk produksi energi

 Hormon tiroid (TSH)  meningkatkan sekresi tiroksin dan T3 oleh tiroid


 Hormon ACTH  meningkatkan sekresi kortisol oleh korteks adrenal

 Hormon prolaktin  merangsang produksi ar susu oleh kelenjar mamae

 Hormon Folicle Stimulating Hormone (FSH)


Wanita : 1. Memicu pertumbuhan ovum di folikel ovarium
2. Meningkatkan sekresi estrogen oleh sel folikel
Pria : Memicu prduksi sperma
 Hormon LH pada :
Wanita :
1. Menyebabkan ovulasi
2. Menyebabkan pecahnya folikel ovarium untuk menjadi korpus luteum
3. Meningkatkan sekresi progesteron oleh korpus luteum
Pria : Meningkatkan sekresi testosteron oleh sel interstisial di testis
b. Kelenjar Tiroid
 Hormon tiroksin dan triiodotironin disekresi oleh sel follicular ephitellium
1. Meningkatkan produksi energi dari semua makanan
2. Meningkatkan sintesis protein

 Kalsitonin disekresi oleh C cell  menurunkan reabsorbsi kalsium dan fosfat dari tulang ke dalam darah
b. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri dari empat kelenjar kecil (3 x 6mm), dengan berat total sekitar 0,4g. Kelenjar paratiroid
terletak di belakang kelenjar tiroid, satu pada masing–masing kutub atas dan bawah, dan umumnya berada di dalam
simpai yang membungkus lobus tiroid. Kadang – kadang kelenjar ini terbenam dalam kelenjar tiroid. Kelanjar paratiroid
berkembang dari kantung faring (kelenjar superior berasal dari kantung keempat dan kelenjar inferior berasal dari
kantung ketiga).
Kelenjar paratiroid juga ditemukan dalam mediastinum, yang terletak disamping timus, karena kelenjar paratiroid
dan timus berkembang dari kantung faring yang sama. Setiap kelenjar paratiroid terdapat dalam simpai jaringan ikat.
Simpai ini menjulurkan septa kedalam kelenjar, tempat simpai tersebut berbaur dengan seratretikulin yang menyangga
kelompok sel sekresi yang berderet memanjang mirip tali.
Sel – sel endokrin di kelenjar paratiroid tersusun berderet. Terdapat dua jenis sel : sel principal (chief cell) dan sel
oksifil. Sel principal merupakan sel polygonal kecil dangan inti vesicular dan sitoplasma pucat yang agak asidofilik.
Mikroskop electron memperlihatkan granula – granula yang berbentuk tidak teratur dan berdiameter 200 – 400 nm di
dalam sitoplasmanya. Granula ini merupakan granula – granula sekretoris yang mengandung hormon paratiroid, yang
merupakan polipeptida dalam bentuk aktifnya. Sel – sel oksifil jumlahnya lebih sedikit. Sel oksifil bebentuk polygonal dan
lebih besar dari sel principal; sitoplasmanya menganding banyak mitokondria asidofilik dengan Krista yang berlimpah.
 Hormon PTH (parathormon) :
1. Meningkatkan reabsorbsi kalsium dan fosfat dari tulang ke dalam darah
2. Meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat oleh usus halus
3. Meningkatkan reabsorbsi kalsium dan ekskresi fosfat oleh ginjal
d. Kelenjar Pankreas
Dalam kelenjar pancreas terdapat beberapa sel penghasil sebagai berikut:
1. Sel alfa mensekresi glukagon, yang dapat meningkatkan kadar gula darah
2. Sel beta mensekresi insulin, yang dapat menurunkan kadar gula darah
3. Sel delta mensekresi somatostatin, atau hormon penghalang hormon pertumbuhan, yang menghambat sekresi
glukagon dan insulin.
4. Sel F mensekresi polipeptida pankreas, yang berguna untuk menghambat kontraksi kandung kemih, meregulasi
beberapa enzim pankreas, mengontrol absorbsi nutrien.
Hormon yang dihasilkan dalam pancreas adalah sebagai berikut:
 Glukagon
1. Meningkatkan pengubahan glikogen menjadi glukosa dalam hati
2. Meningkatkan penggunaan asam amino yg berlebihan dan Lemak sebagai sumber energi
 Insulin :
1. Meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel dan penggunaannya untuk produksi energi
2. Meningkatkan pengubahan glukosa yang berlebihan menjadi glikogen di hati dan otot
3. Meningkatkan transpor asam amino dan asam lemak ke dalam sel dan penggunaannya dalam reaksi sintesis

 Pancreatic polypeptide (PP)  menghambat kontraksi kandung kemih, meregulasi produksi beberapa
enzim pankreas, mengontrol absorpsi nutrien.
E. Kelenjar Adrenal
Merupakan sepasang organ yang terletak di dekat kutub atas ginjal dan terbenam dalam jaringan lemak.
Strukturnya gepeng dan berbentuk bulan sabit. Pada manusia memiliki panjang 4 – 6 cm, lebar 1 – 2 cm, dan tebal 4 – 6
mm, berat kurang lebih 8 gr.
Terdiri dari 2 lapisan konsentris :
1. Nuklei
Berwarna kuning, merupakan kortex adrenal, pada saat pembentukan embrio berasal dari mesoderm intermediet selom.
2. Lapisan Pusat
Berwarna coklat kemerah-merahan, merupakan medula, pada saat pembentukan embrio berasal dari kristaneuralis.
Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk di berbagai tempat disekitar tepinya. Cabang arteri membentuk
Pleksus Subkapsularis (tempat asal 3 kelompok pembuluh : Areri Simpai, Arteri Kortex, dan Arteri Medula).
A. Kortex Adrenal
Terdiri atas 3 bagian berdasarkan penampilan yang berbeda-beda. Yaitu zona glomerolusa, zona fasikulata, dan zona
ratikularis.
a. Zona Glomerolusa
15 % dari volume total kortex adrenal. Terletak tepat dibawah simpai jaringan ikat. Sel-selnya berbentuk silindris atau
piramidal yang tersusun berhimpitan membentuk deretan bundar atau melengkung yang dikelilingi oleh kapiler.
b. Zona Fasikulata
65 % dari volume total kortex adrenal. Sel-selnya tersusun berupa deretan lurus, setebal 1 atau 2 sel yang berjalan tegak
lurus terhadap permukaan organ. Sel-selnya berbentuk polihedral, sitoplasmanya mengandung banyak lipid, sehingga
nampak bervakuol.
c. Zona Retikularis
7 % dari volume total adrenal. Merupakan lapisan koertex yang terdalam, terletak diantara zona fasikulata dan medula.
Bentuk sel-selnya tidak teratur.
Hormon Kortex dan kerjanya
Kortex mensekresikan steroid. Steroid yang dihasilkan macamnya adalah Glukokortiroid, Mineralokortikoid, dan
Androgen.
 Glukokortikoid
Hormon spesifiknya adalah kortisal dan kortikosteron. Disekresikan oleh zona fasikulata dan zona retikularis. Fungsi
secara umum yaitu mengatur jalannya metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Di dalam hati, glikokortikoid
meningkatkan masukan dan penggunaan asam lemak (sumber energi), asam amino (sintesis enzim), dan karbohidrat
(sinsesis glukosa). Sintesis glokosa mengakibatkan kadar gula naik dan memungkinkan terjadinya Diabetes Melitus.
Akan tetapi, di luar hati, yaitu di orga-organ perifer (kulit, otot, dan jaringan lemak), menginduksi efek kebalikannya (efek
katabolik).
Fungsi lain yaitu : Glikoneogenesis  Merangsang sintesis glikogen dari prekursor non-karbohidrat, Glikogenesis 
Perakitan molekul glukosa menjadi glikogen, fungsi imunitas.
 Mineralokortikoid
Dihasilkan oleh zona glomerolusa pada kortex adrenal. Hormon yang utama yaitu Aldosteron (dirangsang oleh
Adenoglomerulotropin) yang berfungsi utuk mempertahankan kesetimbangan elektrolit (Ion Kaliun dan Natrium) dan air.
Mineralokortikoid bekerja pada tubulus distal ginjal, mukosa lamung, kelenjar air liur dan kelenjar keringat.
 Androgen
Hormon yang utama adalah Dehidroepiandrosteron dan Andostemedion. Dehidroepiandrosteron merupakan hormon
yang paling banyak disekresikan dan merupakan androgen yang lemah. Hormon ini bekerja saat dikonversi pada
testosteron. Mekanismenya adalah : Stimulus  Hipotalamus (Eminensia Mediana)  Memproduksi CRH  CRH
merangsang hipofisis untuk mensekresikan ACTH  ACTH merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan
Glukokortikoid  Inhibisi ACTH dan CRH.
B. Medula Adrenal
Terdiri atas sel-sel parenkim polihedral yang tesusun berupa deretan yang jaringan serat retikulin. Terdapat sel-sel
ganglion parasimpatis. Sel parenkimnya memiliki banyak granula sekretoris. Medula menyimpan dan mengumpulkan
hormonnya dalam granula.
Hormon yang dihasilkan adalah:
 Hormon Norepinefrin
1. Menyebabkan vasokonstriksi kulit,visera dan otot dan Epinefrin
2. Meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan kontraksi jantung
3. Mendilatasi bronkiolus
4. Menurunkan peristaltis
5. Meningkatkan pengubahan glikogen menjadi glukosa
6. Menyebabkan vasodilatasi otot skelet
7. Menyebabkan vasokonstriksi kulit dan visera
8. Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi
9. Meningkatkan laju respirasi sel
 Hormon epinefrin
1. Frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen meningkat
2. Kadar gula darah meningkat melalui stimulasi glikogenolisis pada hati dan simpanan glikogen otot
3. Pembuluh darah pada kulit dan organ - organ viseral berkonstriksi sementara pembuluh otot rangka dan otot
jantung berdilatasi
f. Ovarium
Sel yang mensekresi hormone pada ovarium adalah sebagai berikut:
 Hormon Esterogen
Estrogen disekresi oleh folicel cells
1. Membantu pematangan ovum di folikel ovarium
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah di endometrium

 Hormon Progesteron  membantu menyimpan glikogen dan pertumbuhan pembuluh darah pada
endometrium
Progesteron disekresi oleh corpus luteum

 Hormon Inhibin  membantu menurunkan sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior dan GnRh oleh
hipotalamus

 Relaxin  merelaksasi otot cervic, merangsang perkembangan kelenjar mamae


Relaxin disekresi oleh corpus luteum
g. Testis
1. Hormon Testosteron  membantu pematangan sperma di tubulus seminiferus testis
2. Hormon Inhibin  menurunkan sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior
h. Ginjal
1. Renin  mengatalisis perubahan angiotensinogen menjadi angiotensin I (bertindak sebagai enzim)
2. 1,25 Dihidroksikolekalsiferol  Meningkatkan absorpsi kalsium & mineralisasi tulang.
3. Eritropoierin  Meningkatkan produksi eritrosit.
i. Jantung

 Peptida Natriuretic Atrium (ANP)  Meningkatkan ekskresi natrium oleh ginjal dan menurunkan tekanan
darah
j. Lambung

 Gastrin  Menstimulasi sekresi Hcl oleh sel parietal


k. Usus halus
a. Sekretin  Menstimulasi sel asinar pancreas untuk melepaskan bikarbonat dan air.
b. Kolesistokinin (CCK)  Merangsang kontraksi kandung empedu & melepaskan enzim pancreas
l. Adiposit

 Leptin  Menghambat nafsu makan dan merangsang termogenesis


m. Kelenjar Pineal

 melatonin  emiliki efek inhibisi terhadap pelepadan gonadotropin dan menghambat produksi melanin
oleh melanosit di kulit, terlibat dalam “circadian rhythms”
 Melatonin disekresi oleh sel pinealocytes
 Pengendalian produksi melatonin :
Intensitas dan durasi cahaya lingkungan, yang mencapai kelenjar melalui kolateral jalur penglihatam, mempengaruhi
pelepasan melatonin. Produksi melatonin terendah terjadi pada siang hari dan terbesar pada malam hari.
Siklus alami produksi melatonin mungkin berkaitan dengan irama beberapa proses fisiologis harian.
n. Kelenjar Timus

 adrenoglomerulotrophine  menstimulasi adrenal korteks untuk mensekresi aldosteron


 Hormon timosin  maturasi dan kompetensi fungsi dari sistem imun pada limfosit
2. MEKANISME KERJA HORMON
 Mekanisme kerja hormone secara global
Molekul - molekul dari berbagai hormon protein dan polipeptida ( pembawa pesan pertama ) berikatan dengan
reesptor tetap pada permukaan sel yang spesifik untuk hormon tersebut. Kompleks hormon-reseptor menstimulasi
pembentukan adenosin 3’,5’-monofosfatsiklik (cAMP) sebagai pengantar pesan kedua, yang dapat menyampaikan pasan
pertama sebagai hormon.
Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP-dependen protein kinase yang sesuai. Aktivase enzim
oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia, bergantung pada sifat bawaan sel.
cAMP terurai dengan cepat oleh enzim intraelular fosfodisterase.Ini akan membatasi durasi efek cAMP.
 Mekanisme mineral hormone pertumbuhan
1. GH berhubungan dengan IGF-I, anggota famili gen yang mirip insulin dan secara struktural serupa
dengan proinsulin
2. Peptida lain yang berhubungan adalah IGF-II.
3. IGF-I berhubungan langsung dengan efek hormon pertumbuhan, sehingga orang yang memiliki IGF-I
yang kurang tidak akan mengalami pertumbuhan yang normal.
4. GH atau mungkin lagi IGF-I meningkatkan positif kalsium, magnesium, dan fosfat, dan menimbulkan
retensi Na , K-, dan Cl-. Efek ini berhubungan dengan kerja GH di tulang karena GH mendorong pertumbuhan tulang
-

panjang di lempeng epifisis pada anak-anak yang sedang tumbuh dan merangsang pertumbuhan tambahan serta
pertumbuhan aktal pada orang dewasa
3. HISTOLOGI SARAF
a. Neuroglia (glial cells)
Berada pada system saraf pusat. Berfungsi sebagai penyangga dan pelindung, merupakan derivate
ectoderm,berikiran 5-10 kali lebih kecil dari neuron,kebanyakan glial sel menyangga jaringan dengan mengelilingi sel
saraf atau membatasi struktur tertentu di otak dan tulang belakang,yang lain menghubungkan saraf dengan pembuluh
darah, dan sedikit tipe dlial sel yang memberikan fungsi special contoh: memproduksi fospolopid penutup yaitu myelin
dan oligodendroglia.
Macam-macam Neuroglia:
1. Astrocytes
a. protoplasmic astrocytes, ditemukan di substansi kelabu (SSP)
b. fibrous astrocytes, ditemukan di substansi putih (SSP)
Keduanya berfungsi:
Memutar di sekitar saraf untuk menjaga jaringan dalam system saraf pusat,menghubungkan neuron
dengan pembuluh darah,dan membantu mengontrol aliran darah di otak
2. Olygodendrocytes
Mempunyai kesamaan dengan astrocytes namun mempunyai proses yang pendek dan sedikit.
Fungsi: menyangga dengan membentuk barisan jaringan ikat semirigid di antara neuron di (SSP)
dan memproduksi selubung myelin di sekitar akson neuron.

3. Mycroglia
Sel kecil yang merupakan derivate monosit, biasanya menetap namun bisa berpindah ke
tempat yang terluka,biasa disebut dengan brain macrophages.
Fungsi : menyelubungi dan memusnahkan mikroba dan cellular debril,bisa bermigrasi ke
area yang terluka dari saraf dan berfungsi sebagai makrofag kecil.

4. Ependymocytes
Sel epitel yang tersusun selapis dan teratur berbentuk pipih hingga columnar dan banyak yang
bersilia
Fungsi: membentuk garis
epitel bersambung untuk
ventrikel otak, mengatur
sirkulasi cairan
serebrospinal.

b. Neuron
1. Badan sel
Disebut juga perikarion. Terdapat badan Nissl. Badan Nissl ada dalam RER dan Ribosom yang nampak bergranula dan
bersifat basofilik. Ditemukan di kebanyakan neuro, terutama neuron motorik. Badan Golgi dan Mitokondria tersebar di
badan sel. Fungsinya menyalurkan impuls saraf dan mengendalikan metabolisma seluruh neuron.
2. Dendrit
Merupakan bagian yang meneriam banyak sinaps dan sebagai tempat penerimaan sinyal. Bercabang-cabang sehingga
memperluas daerah penerimaan. Spina dendrit merupakan daerah ujung dendrit yang kebanyakan menerima sinaps.
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, berfungsi untuk menghantarkan impuls ke seluruh tubuh.
Permukaan dendrite penuh dengan neuron dendrite untuk berhubungan dengan neuron lain, Neuro fibrik dan badan niddl
memanjang ke dalam dendrite.
3. Akson
Dimiliki oleh beberapa neuron. Namun ada juga yang tidak memiliki (neuron-neuron yang ada di SSP). Membran plasma
di akson disebut aksolemma dan isinya disebut aksoplasma. Pada akson bermielin, daerah titik awal muara akson
dengan awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini sebagai tempat berkumpulnya stimulus yang merangsang
atau menghambat, diputuskan terus atau tidak suatu potensial aksi. Aksoplasma mengandung mitokondria, mikrotubulus,
dan mikrofilamen. Tidak ada RER dan ribosom sehingga bergantung pada badan sel. Makromolekul dan organel
disintesis dalam badan sel dan diangkut secara kontinyu disepanjang akson ke bagian terminalnya oleh aliran
Anterograd. Ada 3 kecepatan dalam aliran Anterograd:
 Lemah / Lambat : Mengangkut protein dan mikrofilamen
 Sedang : Mengangkut mitokondria
 Cepat (100 kali lebih cepat) : mengangkut neurotransmitter.
Kebalikan dari aliran Anterograd yaitu aliran Retrograd (dari akson menuju badan sel), biasanya mengangkut virus dan
toksin.
Fungsi: menyalurkan impuls dari badan sel ke neuron lain
Origo Akson: akson yang beradal dari badan sel pada hillock akson
4. Sel Schwan
Semua akson di dalam sistem saraf perifer di bingkus dengan lapisan schwan. Akson besar memilikilapusan dalam
disebut myelin akson yang tampak berwrna putih disebut serabut termielinasi. Dalam system saraf perifer sel schwan
melingar dalam bentuk jeli. Mielin berfungsi sebagai insukator listrik dan mempercepat hantaran saraf. Nodis ranvier
merupakan celah diantara sel schwan yang berdekatan.
4. MACAM DAN FUNGSI SARAF
 Berdasarkan fungsi:
sensorik/aferen
Berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari
saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
motorik/eferen
Berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat
sangat panjang.
asosiasi/intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan
di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor
dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang
ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari
reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
 Berdasarkan strukturnya;

a. unipolar  memiliki 1 akson bercabang


b. bipolar  memiliki 1 akson dan 1 dendrit

c. multipolar  memiliki akson dan dendrit lebih dari satu

A. SISTEM SARAF PUSAT


1. OTAK
Otak manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan tersebut
dihubungkan oleh balok otak yang berongga (ventrikel) yang berisi cairan getah bening( cebrospinal). Pada tali spinal
(jalur antara otak dengan sumsum tulang belakang) terjadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan system pengendalian,
yaitu belahan otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak dibagian kanan tubuh, sedangkan belahan
otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak dibagian kiri tubuh.
Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian otak seperti ini tampak
jelas pada masa perkembangan embrio. Sedangkan pada manusia dewasa tidak tampak jelas karena masing-masing
daerah terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
a. Otak Besar
Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak yang berbentuk ovale. Otak besar mengisi penuh
bagian depan atas rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan yang bekerja secara berlawanan. Selain itu, otak besar
juga tersusun oleh dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi
serabut saraf baik dendrit maupun neurit.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu bagian dahi (lobus frontalis), bagian ubun-ubun (lobus
parientalis), bagian pelipis (lobus temporalis), dan bagian belakang kepala (lobus oksipetalis). Antara bagian dahi dan
ubun-ubun dipisahkan oleh celah yang disebut fisura Rolando. Antara bagian dahi dan pelipis dipisahkan oleh celah
silvius.
Otak besar merupakan pusat saraf utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh, antara lain
pernafasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, kepribadian, daya cipta, daya khayal, bahkan kepercayaan
kepada sesuatu yang bersifat metafisik. Pada bagian otak besar terdapat daerah asosiasi, yaitu bagian yang
menghubungkan anatara bagian sensorik dan motorik. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda,
yaitu:
 Daerah dahi yang berhubungan dengan kemampuan berpikir.
 Daerah pelipis dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa.
 Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori tentang apa yang
dilihat.
 Daerah pelipis terdapat pusat bicara dan juga terdapat pusat pendengaran.
 Daerah ubun-ubun, selain pusat berbicara dan juga pusat untuk merasakan dingin, panas dan rasa sakit.
Di antara belahan otak besar terdapat otak depan, yang terdiri dari thalamus, yaitu penerima dan penerus impuls
yang dating dari saraf perifer dan meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak. Hipotalamus yaitu bagian
pengatur suhu tubuh dan juga pengatur rasa mengantuk, emosi, dan tekanan darah serta infundibulum, yaitu pangkal
dari hipofisis (kelenjar endokrin).
b. Otak tengah
Otak tengah (mesencephalon) manusia berukuran kecil dan terletak di depan otak kecil. Otak tengah memiliki
bagian dorsal yang disebut atap, tersusun oleh empat bagian yang menonjol, dua tonjolan ke atas dan dua tonjolan ke
bawah. Pada otak tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata).
c. Otak Belakang
Otak belakang memilki tiga bagian utama, yaitu jembatan varol (pons varolli), berisi serabut saraf yang
menghubungkan antara bagian kiri dan kanan otak kecil., dan menghubungkan antar otak kecil dengan korteks otak
besar, sumsum lanjutan (medulla oblongata), tampak seperti ujung yang bengkak pada tali spinal dan berfungsi sebagai
pusat pengatur reflex biologis misalnya detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat-alat pencernaan.
d. Otak kecil
Otak kecil (serebelum), terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam dan terletak diobawah bagian
otak belakangg. Otak kecil berfungsi mengatur sikap dan posisi tubuh, keseimbangan kerja otot dan rangka, serta
mengatur koordinasi gerakan otot. Ketiga bagian otak belakang tersebut membentuk batang otak.

2. MEDULLA OBLONGATA
Letaknya menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area
foramen magnum tengkorak.

 Medulla anterior atau ventralterdiri dari tonjolan substansi putih disebut pyramid, yang merupakan lanjutan dari
akson pada pedunkulus serebral

 Medulla dorsal atau posteriorterdiri sebagian dari lanjutan traktus sensorik


 Pusat medulla (vital)nuklei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekuensi jantung, tekanan darah,
pernapasan, batuk, menelan dan muntah.

 Nukleiasal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak dalam medulla


3. MEDULLA SPINALIS
 Fungsi:
a. Mengendalikan berbagai aktivitas reflex dalam tubuh.
b. Mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden.
 Struktur umum Medulla spinalis
31 satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral
 Struktur internal medulla spinalis
a. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu, bentuknya seperti huruf H
b. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk
 Tanduk abu-abu posterior (dorsal) adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Bagian
ini mengandung badan sel yang menerima sinyal melalui saraf spinal dari neuron sensorik.
 Tanduk abu-abu anterior (ventral) adalah batang vertical bawah. Bagian ini mengandung
neuron motorik yang aksonnya mengirim impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.
 Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks
dan lumbal system saraf perifer. Bagian ini mengandung badan sel neuron system SSO.
c. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis
 Gerak Reflek Pada Medula Spinalis
Ada 2 reflek yang terjadi :
a. Reflek peregangan  bahwa otot yg terenggang akan berkontraksi secara otomatis (misal ketukan pada
tendon patela tepat di bawah tempurung lutut eksistensi tungkai bawah)
b. Reflek fleksor (penarikan)  stimulasinya rasa nyeri dan adanya kemungkinan bahaya sehingga respon
yang timbul menghindari hal tersebut (otak tidak perlu membuat keputusan untuk melindungi tubuh)
B. SISTEM SARAF TEPI
1. SARAF SOMATIK
a. Saraf spinal
 Cervical (C1-C8)
 Thoracic (T1-T12)
 Lumbar (L1-L5)
 Sacral (S1-S5)
 Coccygeal (Co1)
b. Saraf kranial
Nama Tipe Fungsi
N. I (olfaktori) Sensori Pencium
N. II (optic) Sensori Penglihat
N. III (oculomotor) Motori Penggerak otot kelopak mata dan bola mata
N. IV (trochlear) Motori Penggerak otot mata
N. V (trigeminal) Mix Sensori: otot wajah dan mulut
Motori: menguyah
N. VI (abducents) Motori Pergerakan mata
N. VII (facial) Mix Sensori: merasa
Motori: otot wajah dan kelenjar saliva
N. VIII (auditori) Sensori Pendengaran dan keseimbangan
N. IX (glossopharyngeal) Mix Sensori: perasa
Motori: menelan
N. X (vagus) Mix Saraf utama untuk sistem saraf parasimpatetis
N. XI (accessory) Motori Menelan dan menggerakkan kepala dan pundak
N. XII (hypoglossal) Motori Penggerak otot lidah
2. SARAF OTONOM
Merupakan saraf tak sadar. Dibedakan menjadi dua, yakni saraf parasimpatik dan saraf simpatik.
a. Susunan saraf simpatik
Berupa 25 pasang simpul saraf atau ganglia. Ke 25 pasang ganglia itu terdapat di sepanjang tulang belakang
sebelah depan, mulai dari ruas leher terbawah sampai pada tulang ekor. Ganglia-ganglia ini berhubung-hubungan
dengan sistem saraf pusat melalui sumsum tulang punggung dengan menggunakan cabang-cabang penghubung yang
bergerak le luar dari sumsum tulang punggung menuju ganglion, dan dari ganglion masuk menuju sumsum tulang
punggung. Dari tiap ganglion keluar urat saraf ke paru-paru, jantung, alat pencernaan, ginjal, pembuluh darah dan
lainnya.
Fungsi susunan saraf simpatik antara lain:
 Mempercepat denyut jantung
 Memperlebar pembuluh darah
 Mempertinggi tekanan darah
b. Susunan saraf parasimpatik
Berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglia yang terbesar di seluruh tubuh. Secara
fungsional, susunan saraf parasimpatik berlawanan dengan susunan saraf simpatik.
Contoh: Misalnya setelah berlari jantung berdenyut lebih cepat, darah beredar lebih cepat. Dalam keadaan istirahat, saraf
parasimpatik memperlambat aktivitas itu sedikit demi sedikit, sampai kembali ke keadaan semula.
5. MEKANISME JALANNYA IMPULS
Ketika sinyal dieriam oleh reseptor, kemudian diteruskan ke badan sel dan menuju akson. Sebelum impuls
menjalar, membran sel neuron memiliki sebuah potensial yang disebabkan oleh banyaknya konsentrasi ion Kalium dan
sedikitnya konsentrasi ion Natrium di dalam sel. Potensial listrik itu sebesar -65 mV dan disebut dengan Potensial
Membran Istirahat. Kemudian ketika Impuls menjalar  Kanal Ion Natrium membuka  ion natrium masuk ke dalam sel
 Potensial naik menjadi 30 mV  kenaikan potensial menyebabkan kanal Ion Kalium membuka  Ion Kalium keluar
dari sel  Potensial kembali menjadi -65 mV (Potensial Membran Istirahat). Proses ini kurang lebih terjadi dalam waktu 5
mili detik.

Gambar : Potensial listrik pada membran sel pada saat dilewati impuls
Komunikasi Sinaps (jalannya impuls antar neuron)
Ujung akson yang menghantarkan impuls disebut daerah prasinaps, sedangakan dendrit atau badan sel yang menerima
rangsang atau impuls dari ujung akson disebut pascasinaps. Jenis sinaps ada 3, yaitu aksosomatik (antaran akson
dengan badan sel), aksodendritik(antara akson dengan dendrit), dan aksoaksonik (antara akson dengan akson lain).
Neurotransmitter merupakan zat yang berada dalam ujung akson yang berfungsi untuk komunikasi sinaps, kebanyakan
merupakan amin, amino, dan neuropeptida.
Jalannya komunikasi sinaps: Impuls saraf  Mmenjalar sepanjang membran sel  terjadi depolarisasi  Kanal Kalsium
membuka  ion kalsium masuk  masuknya kalsium memicu eskositosis neurotrnsmitter yang berada dalam vesikel 
neurotransmitter lepas dan kemudian beraksi dengan reseptor yang berada di daerah pascasinaps  depolarisasi
membran pascasinaps  impuls tersampaikan.
Neurotransmiter yang lepas tadi dirombak melalui pemecahan enzimatis, difusi atau endositosis.

Potensial Istirahat / Potensial Membran


Polarisasi ( potensial istirahat ) disebabkan oleh konsentrasi ion natrium (Na+) dan Kalium (K+) yang tidak
seimbang di dalam dan di luar sel, serta perbedaan permeabilitas membran terhadap ion ini dan ion lain .
Membran neuron sangat permeabel terhadap ion K+ dak klor (Cl-), serta relatif impermeable terhadap ion Na+. Membran
ini impermeabel terhadap molekul protein intraselular besar yang bemuatan negatif. Konsentrasi ion K+ di dalam
membran sel lebih tinggi daripada di luar sel; konsentrasi ion Na+ di luar membran sel lebih tinggi daripada di dalam sel
karena tingkat permeabilitas membran terhadap ion K+ sekitar 75 kali lebih besar daripada ion Na+, maka difusi ion K+
keluar dari sel lebih cepat daripada difusi ion Na+ ke dalam sel. Saat ion K+ bermuatan posistif keluar dari sel, ion
tersebut meninggalkan molekul protein bermuatan negatif yang terlalu besar untuk dapat berdifusi melalui membran. Hal
ini mengakibatkan bagian dalam sel mengalami elektronegatifitas.
NEUROTRANSMITTER
Definisi
Neurotransmitter merupakan suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari prasinapsis ke post sinapsis atau
pasca sinapsis
Macam-macam
Bersifat eksitasi:

 asetilkolin  berada di seluruh tubuh


 norepinephrine  berada dalam system saraf
 dopamine  berada dalam otak
 glutamate  salah satu asam amino esensial
 histamine  salah satu asam amino esensial
Bersifat inhibisi:

 gamma aminobutyric acid (GABA)  berada pada jaringan otak

 glisin  berada pada medulla spinalis


 serotonin  menghambat dan mengontrol keinginan tidur, lapar, dan mempengaruhi kesadaran
Mekanisme mata dapat melihat benda
Bayangan  Mata Cahaya menembus bagian mata  Kornea  Aqueus humor Lensa  Badan vitreus 
Merangsang ujung ujung saraf retina saraf opticus II  Ke otak lobus oksifitalis  membentuk benda

SISTEM PERNAFASAN
Alat-alat respirasi
Terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1. Bagian Konduksi
Meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus terminalis.
2. Bagian Respirasi
Meliputi bronkiolus respiratris, duktus alveolus, dan alveoli.

Epitel respirasi
Sebagian konduksi dilapisi oleh epitel silindris berlapis dan mengandung banyak sel goblet. Ada 5 jenis sel epitel
respirasi, yaitu :
1. Sel silindris berlapis banyak (paling banyak)
2. Sel goblet mukosa
3. Sel sikat
4. Sel basal
5. Sel bergranul kecil
A. Bagian Konduksi
1. Rongga Hidung
Terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian Vestibulum dan Fosa Nasalis. Bagian Vestibulum merupakan bagian yang
paling anterior dan paling lebar dari rongga hidung. Di sekitar permukaan nares terdapat kelanjar sebasea,
kelenjar keringat, dan vibrissa (rambut pendek). Sedangkan bagian fosa nasalis, terdapat 3 tonjolan yang disebut
dengan konda (superior, media, inferior).

Pengondisian udara dalam rongga hidung: Vibrisa menyaring debu, lapisan mucus fosa nasalis menyaring zat
renik dan berbagai gas, mucus dan secret serosa melembabkan udara yang masuk.

Dalam rongga hidung ini juga terdapat reseptor olfaktorius yang mendeteksi uap kimiawi yang diinhalasi yang
disebut nervus olfaktorius melewati tulang etmoidalis menuju otak.

2. Nasofaring
Merupakan bagian pertama faring.
3. Faring
Memiliki fungsi sebagai jalan masuknya udara ke laring dan masuknya makanan ke esofagus.
4. Laring
Merupakan tabung tak teratur yang mengubungkan faring dengan trakea. Terdiri dari tulang rawan hyaline (tiroid,
krikoid, aritenoid) dan tulang rawan elastik (epiglottis, ujung aritenoid). Fungsinya adalah sebagai penyokong
(menjaga agar jalan nafas tetap terbuka), sebagai katup untuk mencegah masuknya makanan atau cairan yang
ditelan, dan juga sebagai fungsi fonasi (penghasil suara). Katup yang mencegah masuknya makanan atau cairan
yang ditelan adalah epiglotis atau yang sering disebut dengan anak tekak.
5. Trakea
Dilapisi oleh cincin tulang rawan hyaline yang berbentuk C  menjaga supaya lumen trakea tetap terbuka.
Terdapat kelenjar seromukosa yang menghasilkan mucus yang lebih cair. Diantara ujung hyaline yang berbentuk
C, terdapat ligament fibroelastis (mencegah distensi berlebihan dari lumen) dan berkas otot polos (pengaturan
lumen) yang terlihat pada lapisan periosteum. Trakea ini juga dilapisi oleh pseudostratified ciliated columnar
epithelium.
6. Bronkus
Trakea bercabang menjadi 2 bronkus primer. Bronkus primer masuk ke setiap lobus paru-paru (3 cabang di
kanan, 2 cabang di kiri). Bagian ujung cabang disebut bronkiolus. Setiap bronkiolus bercabang 5 – 7 bronkiolis
terminalis.

B. Bagian Respirasi
1. Bronkus Respiratoris
Setiap bronkiolus terminalis, bercabang 2 atau lebih bronkiolus respiratoris. Bagian ini merupakan daerah
peralihan bagian konduksi dan respirasi. Terdapat banyak alveolus yang merupakan tempat pertukaran gas.
Dilapisi oleh sel epitel kuboid bersilia dan sel clara. Tetapi di bagian muara, sel epitel menyatu dengan sel-sel
alveolus yang gepeng.
2. Duktus Alveolaris
Merupakan saluran yang makin ke distal dengan jumlah muara alveolus yang semakin tambah banyak. Dilapisi
sel-sel pipih yang sangat halus. Pada lamina propia terdapat otot polos, pada matrix terdapat serat-serat elastin
dan kolagen (sebagai penunjang). Serat elastic yang berfungsi memungkinkan alveolus dapat mengembang
pada saat terjadi inspirasi dan kontraksi secara pasif pada wakti ekspirasi. Sedangkan retikulin berfungsi sebagai
penunjang yang mencegah perkembangan secara berlebihan dan pengerusakan kapiler-kapiler halus dan septa
alveolar yang tipis.
3. Alveolus
Merupakan penonjolan (evaginasi) dengan bentuk mirip kantung dengan diameter kurang lebih 200 mikro meter,
terdapat pada bronkus respiratoris, duktus alveolus, dan sakus alveolus. Alveoli bertanggung jawab atas struktur
berongga dalam paru-paru. Selain itu, alveoli juga merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terdiri oleh dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdapat dua gelambir dan
paru-paru kanan terdapat tiga gelambir. Didalam paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus diparu-paru
bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh halus. Pembuluh-pembuluh halus ini berakhir pada gelembug-
gelembung halus yang disebut alveolus (alveoli=jamak).

Mekanisme Pernafasan
Inspirasi
Pada saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar. Otot interkostal eksternal mengangakat
iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior. Dalam
pernapasan, otot otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor, serratus anterior dan otot skalena juga akan memperbesar
rongga toraks. Paru-paru pun mengembang, sehingga udara luar masuk melalui hidung, trakea, bronkus dan masuk ke
paru-paru.

Ekspirasi
Ekspirasi pada pernapasan dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot
interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen
menekan diafragma. Diafragma melengkung ke arah toraks. Rongga dada pun mengecil, akibatnya udara dalam paru-
paru terdorong keluar.

Udara Alveolus tidak sama dengan udara atmosfer. Hal ini disebabkan oleh :
1. Udara alveolus hanya sebagian diganti oleh udara atmosfer tiap kali bernapas.
2. Oksigen secara terus menerus diabsorbsi oleh alveolus kedalam darah paru paru
3. CO2 berdifusi terus menerus ke dalam alveoli.
4. Pelembaban udara di sepanjang saluran pernapasan.
Konsentrasi Oksigen dalam Alveolus
Oksigen diarbsorbsi dari alveoli ke dalam darah paru secara terus menerus. Oksigen baru juga secara terus-menerus
dihirup masuk ke dalam alveoli dari atmosfer. Jadi konsentrasi oksigen dalam alveolus dipengaruhi oleh :
1. Kecepatan absorbsi oksigen dalam darah
2. Kecepatan masuknya oksogen baru ke dalam paru-paru.

Konsentrasi Karbon Dioksida dalam Alveolus


Peningkatan konsentrasi karbon Dioksida berbanding lurus dengan dengan kecepatan ekskresi Karbon Dioksida dan
berbanding terbalik dengan ventilasi alveolus.

Difusi gas melalui membran pernapasan (sawar udara-darah)


Proses difusi gas pada alveolus bergantung pada prinsip fisika yaitu tentang tekanan parsial (hukum henry).

Secara umum proses difusi oksigen dan karbon dioksida tidak lepas dari prinsip tekanan parsial ini. Pada saat udara
masuk kedalam alveolus, tekanan oksigen dalam alveolus meningkat, sedangkan tekanan parsial oksigen dalam kapiler
darah lebih rendah (karena oksigen sudah digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh). Maka Oksigen akan berdifusi masuk
ke dalam alveolus. Pada karbon dioksida juga sama, namun kebalikannya. Tekanan parsial karbon dioksida dalam darah
lebih tinggi dari pada di alveolus, sehingga karbon dioksida berdifusi masuk ke dalam alveolus.

Oksigen dari udara alveolus masuk ke dalam darah kapiler. Karbon dioksida berdifusi dengan arah yang berlawanan.
Pembebasan CO2 dari HCO3 dikatalis oleh enzin karbonat anhidrase yang terdapat pada eritrosit.

Membran pernapasan (sawar udara-darah)


Terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus.
2. Lamina basal alveolar dan endotel yang menyatu.
3. Sitoplasma sel endotel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas melalui membran pernapasan
1. Ketebalan membran
Contohnya adanya cairan edema dalam mebran interstitial dan dalam alveoli dan penyakit paru yang
menyebabkan fibrosis paru.
2. Luas permukaan membran pernapasan
Contohnya pada penyakit enfisema, yaitu alveoli bersatu dengan alveoli yang lain sehingga lebar dinding
(membrane pernapasan) keseluruhan berkurang.
3. Koefisien difusi
Merupakan kelarutan gas dalam membran. CO2 lebih cepat 20 kali daripada O2.
4. Perbedaan tekanan diantara kedua sisi menbran pernapasan
Yaitu merupakan perbedaan tekanan parsial gas dalam alveoli dan tekanan parsial gas dalam darah.
Transpor oksigen dalam arteri
98% darah paru teroksigenasi sampai pada tekana parsial oksigen 104 mmHg  keseluruh tubuh. Sedangkan yang 2%
menuju ke paru-paru lewat sirkulasi bronchial yang secara khusus member nutrisi pada sel-sel paru dengan tekanan 40
mmHg (saluran pintas).
Ikatan Oksigen-Hb
Dalam darah, O2 bergabung secara longgar dengan heme Hb. Bika tekanan parsial O 2 tinggi (dalam kapiler paru), maka
O2 akan berikata dengan Hb. Namun, jika tekaana parsial O2 rendah, maka akan terjadi dissosiasi O2Hb. Fungsi Hb
adalah sebagai buffer tekanan parsial Oksigen dalam darah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pernafasan


1. Pengaruh saraf
Pusat respirasi terdapat pada medullary rhytmicity area, pneumotaxic area, dan apneustic area. Medullary
rhytmicity area (area inspirasi dan ekspirasi) memiliki kemampuan untuk menentukan irama dasar respirasi.
Pneumotaxic area dan apneustic area mengkoordinasi masa transisi antara inspirasi dan ekspirasi. Pada saraf
kranial, saraf nomor tujuh atau nerve vagus dari reseptor di saluran nafas dan paru turut mempengaruhi laju
pernafasan.
2. Pengaruh otak
Kita dapat menghentikan nafas kita dalam waktu yang singkat. Kemampuan menahan nafas dibatasi oleh adanya
cadangan H+ dan CO2 dalam darah. Saat PCO3 dan H+ mencapai level tertentu, area inspirasi terstimulasi. Impuls
dikirim dari otak ke area inspiratory sehingga proses bernafas dilanjutkan.
3. Refleks inflasi
Dalam dinding bronkus dan bronkeolus terdapat stretch receptor. Saat reseptor ini meregang, maka inspiratory
dan apneustic area terhambat sehingga terjadi ekspirasi. Saat udara meninggalkan paru-paru setelah ekspirasi,
stretch receptor tidak lagi terstimuli. Hal ini menyebabkan inspiratory dan apneustic area tidak lagi terhambat
sehingga terjadi nafas baru.
4. Stimuli kimia CO2 dan O2
Peningkatan CO2 akan meningkatkan H+ dan begitu pula sebaliknya. Pada efeknya, ion H+ dapat mengubah laju
pernafasan.
5. Kenaikan suhu tubuh dapat meningkatkan laju respirasi
6. Peregangan otot anus dapat meningkatkan laju respirasi
7. Jenis kelamin, pada pria laju respirasinya lebih tinggi dibandingkan wanita

Mekanisme Terengah-engah
Mekanisme terengah-engah digunakan oleh binatang tingkat rendah sebagai alat untuk menghilangkan panas.

Peristiwa terengah-engah dihidupkan oleh pusat pengatur suhu di otak. Yaitu, bila darah menjadi terlalu panas,
hipotalamus menimbulkan sinyal neurogenik untuk menurunkan suhu tubuh. Satu dari sinyal ini menimbulkan keadaan
terengah-engah. Proses terengah-engah sebenarnya diatur oleh pusat terengah-engah yang berhubungan dengan pusat
pernapasan pneumotaksik yang berada dalam pons.

Menghirup dan mengeluarkan napas dengan cepat, sehingga sejumlah udara baru berasal dari luar mengadakan kontak
dengan bagian atas saluran pernapasan, proses ini akan mendinginkan darah di dalam saluran mukosa pernapasan
sebagai akibat evaporasi dari permukaan mukosa, terutama evaporasi saliva dari lidah. Namun, keadaan terengah-engah
tidak meningkatkan ventilasi alveolar lebih dari yang dibutuhkan untuk mengendalikan gas-gas di dalam darah dalam
jumlah yang sesuai, karena setiap pernapasan sangat dangkal. Oleh karena itu, sebagian besar udara yang masuk ke
alveoli adalah udara ruang rugi yang terutama berasal dari trakea dan bukan dari atmosfer.

Kapasitas Paru-Paru(Sloane)
a. Volume tidal (VT) adalah normal udara yang masuk dan keluar paru - paru selama ventilasi normal biasa. VT pada
dewasa muda sehat 500 ml untuk laki- laki dan 380 ml untuk perempuan
b. Volume Cadangan Inspirasi ( VCI ) adalah volume udara ekstra yang masuk ke paru - paru dengan inspirasi
maksimum di atas inspirasi tidal. CDI berkisar 3100ml pada laki - laki dan 1900 ml pada perempuan.
c. Volume Cdangan Ekspirasi (VCE) adalah volume udara ekstra yang dapat kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal
normal. VCE biasanya berkisar 1200 ml pada laki - laki dan 800 ml pada perempuan.
d. Volume Residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru - paru estela melakukan ekspirasi kuat. Volume residual
penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata- rata volume ini pada laki - laki sekitar
1200 ml dan pada perempuan 1000ml.

Kapasitas Paru-Paru(Ganong)
Pria (L) Wanita (L)
IRV (Inspiratory Reserve Volume) 3,3 1,9
TV (Tidal Volume) 0,5 0,5
ERV (Expiratory Reserve Volume) 1,0 0,7
RV (Recidu Volume) 1,2 1,1
Kapasitas Total 6,0 4,2

Kecepatan nafas normal tiap menit:


Bayi baru lahir 30-40
Usia 12 bulan 30
Usia 2-5 tahun 24
Dewasa 10-20

SISTEM SIRKULASI
Yang terlibat dalam sistem sirkulasi adalah:
1. Sistem kardiovaskular
a. Jantung, yakni suatu organ yang berfungsi untuk memompa darah.
b. Pembuluh darah
- Arteri, serangkaian pembuluh eferen yang semakin mengecil sewaktu bercabang, dan
berfungsi untuk mengangkut darah, dengan nutrien dan oksigen ke jaringan.
- Kapiler, yaitu pembuluh darah terkecil, berupa jalinan saluran halus dan rumit yang saling
beranastomosis dan dindingnya merupakan tempat berlangsungnya pertukaran zat antara
darah dan jaringan.
- Vena, terbentuk dari penggabungan kapiler menjadi sistem saluran. Ukurannya semakin besar
ketika pembuluh ini mendekati jantung, sambil membawa darah ke jantung, untuk dipompa
keluar lagi.
c. Darah, adalah cairan yang mengalir dalam pembuluh. Jarak semua sel tubuh dari sumber nutrisi ini tidak
pernah melebihi satu milimeter.
2. Sistem Limfatik
a. Pembuluh limfe, berawal di kapiler limfe, yaitu saluran buntu yang beranastomosis untuk membentuk
pembuluh – pembuluh yang makin membesar.
b. Nodus limfe, terletak dalam pembuluh limfe besar.
3. Organ pembentuk dan penyimpanan darah
a. Limfe
b. Hati
c. Sumsum tulang
d. Kelenjar timus
e. Jaringan limfe
Histologi sistem sirkulasi :

1. Makrovaskulatur, pembuluh dengan diameter lebih dari 0,1 mm (arteriol besar, arteri muskular dan elastis,
vena muskular).
2. Mikrovaskulatur, merupakan tempat terjadinya pertukaran antar darah dan jaringan sekitar pada keadaan
normal dan pada poroses peradangan. (arteriol, kapiler, venula pascakapiler).

Jantung
ANATOMI JANTUNG
1. Ukuran dan bentuk
a. Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru - paru di bagian tengah
rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah garis kiri midsternal. Jantung dilindungi medistinum.
b. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas
yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke bahu kiri.
2. Pelapis
a. Perikardium
Adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah
besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru - paru.
(1) Lapisan fibrosa luar pada perikardium tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat
untuk melindungi jantung.
(2) Lapisan serosa dalam terdiri dari 2 lapisan.
(a) Membran viseral (epikardium) menutup permukaan jantung
(b) Membran parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa perikardium
b. Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal. Ruang ini mengandung cairan
perikardial yang diekskresi lapisan serosa untuk melumasi membran dan mengurangi friksi.
3. Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan :
a. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel - sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat.
b. Miokardium terngah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah.
(1) Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya.
(2) Serabut otot yang tersusun dalam berkas - berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium
”menekan” darah keluar ruang menuju arteri besar
c. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotelial yang terletak di atas jaringan ikat. Lapian ini melapisi jantung,
katup, dan menyambung dengan lapisan endotelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan
meninggalkan jantung.

4. Terdiri 2 macam ruang :


a. atrium = dinding tipis= reservoar (menerima darah)
b. ventrikel = dinding tebal = pemompa (memompa darah)
5. Curah Jantung

Adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit. Curah jantung terkadang disebut volume
jantung per menit. Volume nya kurang lebih 5 liter per menit pada laki – laki berukuran rata – rata dan kurang
20% pada perempuan.
1. Perhitungan curah jantung adalah sebagai berikut
Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup
2. Faktor – faktor utama yang mempengaruhi curah jantung
a. Aktifitas berat
b. Aliran balik ke vena jantung
c. Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung, meliputi :
- Pompa otot rangka
- Pernapasan
- Reservoar vena
- Gaya gravitasi
d. Faktor – faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung, meliputi :
- Perubahan posisi tubuh
- Tekanan rendah abnormal pada vena
- Tekanan darah tinggi
e. Pengaruh tambahan pada curah jantung, meliputi :
- Hormon medular adrenal
- Ion
- Usia dan ukuran tubuh seseorang
- Penyakit kardiovaskular

Pembuluh Darah
Arteri :
1. Membawa darah dari jantung menuju kapiler
2. Terdapat 3 lapisan :
a. Tunika Intima : paling dalam (merupakan selapis sel gepeng)
b. Tunika Media : Disusun otot polos dan jaringan ikat elastis
c. Tunika Eksterna : Merupakan jaringan ikat fibrosa penyusunnya
3. Mempunyai percabangan kecil yang menyambung pada kapiler disebut arteriol
Vena :
1. Membawa darah dari kapiler kembali ke jantung
2. Lapisan dalam : Endotelium yang melipat membentuk valvula untuk mencegah aliran darah terbalik
3. Lapisan tengah : Otot polos tipis karena vena tidak begitu penting untuk mempertahankan tekanan
darah
4. Lapisan luar : Jaringan ikat fibrosa tipis karena vena tidak membawa darah dengan tekanan tinggi
(hanya 2mmHg dibanding arteri yang memiliki tekanan sampai 100mmHg)
5. Mempunyai percabangan kecil disebut venula
Kapiler :
1. Membawa darah dari arteriol ke venula
2. Dinding dilapisi selapis sel tipis untuk memungkinkan pertukaran darah dan cairan
3. Terdapat sel otot polos yaitu sfingter prekapiler yang dijumpai pada permulaan masing-masing kapiler
untuk mengatur aliran darah dalam kapiler
Letak pembuluh darah
Mekanisme Sirkulasi Darah

Mekanisme Pengikatan Oksigen


O2 dalam alveolus

Berdifusi melalui membrane kapiler pulmonalis


Diikat Hb dalam sel darah merah

O2+Hb (HHb)

Di kapiler darah jaringan O2 dilepas Hb

O2 menuju sel jaringan lainnya di plasma membentuk O3

1. Tiap molekul dalam ke empat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul O2 dan membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan reversibel.
2. Volume maksimal O2 yang dapat berikatan dengan sejumlah hemoglobin dalam darah.
- Tiap eritrosit mempunyai 280 juta molekul Hb.
- Tiap gram Hb dapat mengikat 1,34 ml O2
3. 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gr Hb untuk maksimal 20 ml O2 per 100 ml darah (15 x 1,34). Konsentrasi Hb
ini biasanya dinyatakan sebagai persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Denyut Jantung


1. Impuls eferen menjalar melalui saraf simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom.
a. Pusat refleks kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medula oblongata.
(1) Untuk meningkatkan frekuensi jantung
(2) Ujung serabut sarafnya mensekresi norepinefrin yang meningkatkan eksitabilitas jantung.
b. Pusat reflek kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata
(1) Efek impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.
(2) Ujung serabut sarafnya mensekresi asetilkolin.
2. Impuls aferen yang menuju pusat kendali jantung yang berasal dari receptor.
Proreseptor (baroreseptor) dalam arteri karotis dan aorta (sinus aorta dan arkus aorta) sensitif terhadap perubahan
tekanan darah .
(1) Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan statu reflek yang memperlambat frekuensi jantung. Reflek ini
akan menghambat pusat kardioakselerator dan menstimulasi pusat kardioinhibitor.
(2) Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan statu reflek yang menstimulasi fekuensi jantung yang menjalar
melalui pusat medular .
3. Pengaruh lain pada frekuensi jantung
a. Frekuensi jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan, seperti reseptor untuk nyeri, panas,
dingin, dan sentuhan, atau oleh input emosional dari sistem saraf pusat.
b. fungsi jantung normal juga bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium, dan natrium, yang
mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya menigkat atau berkurang.
c. Aktivitas yang tinggi dapat mempercepat denyut jantung
d. Pengaruh dari atropin dan nikotin yang juga dapat mempercepat denyut jantung
e. Usia muda memiliki frekuensi jantung yang lebih cepat
f. Suhu tubuh yang tinggi atau demam juga mempercepat frekuensi denyut jantung.

SISTEM EKSKRESI
Organ-organ yang terlibat:
1. Paru-paru
2. Ginjal
Mekanisme ekskresi pada
Paru-paru
Karbondioksida dalam sel jaringan

Menuju cairan interstitial

Berdifusi melaui dinding kapiler jaringan

Berikatan dengan molekul air dalam sel darah merah( CO2 +H2O)

H2CO3 HCO3 + H H+Hb(HHb)

Berikatan dengan Na di plasma darah

Menuju kapiler pulmonali

Co2 yang berikatan dengan H2O PECAH

Co2 berdifusi keluar membrane kapiler pulmonalis

Menuju alveolus

Ginjal
Fungsi Ginjal
1. Menyaring darah, yang selanjutnya membentuk urine yang mengandung zat sisa metabolisme.
2. Pengendalian komposisi jaringan tubuh
3. Regulasi keseimbangan elektrolit dan air
4. Regulasi osmolaritas cairan tubuh dan elektrolit
5. Regulasi keseimbangn asam basa
6. Regulasi tekanan arteri
7. Regulasi vitamin D
8. Gluconogenesis
9. Sebagai kelenjar endokrin

Struktur ginjal:
Diselubungi oleh suatu kapsul yang berbentuk dari jaringan serabut. Bagian luar ginjal disebut korteks, sedangkan
bagian dalamnya disebut medulla. Pada bagian dalam terdapat ruang kosong (pelvis). Pada ginjal terdapat nefron yang
merupakan unit fungsional dan structural terkecil. Pada manusi aterdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri
dari badan malphigi (mengandung gromerulus yang diselubungi oleh kapsula bowman) dan saluran nefron. Nefron
mengandung dua macam unsur, yaitu unsur pembuluh (elemen vaskuler) dan unsure epitel.bagian nefron yang
mengandung unsur epitel, yaitu Kapsula Bowman, Tubulus Kontortus proksimal, lengkung henle yang terdiri dari saluran
menurun dan naik, tubukus kontortus distal dan saluran penampung.

Proses ekskresi pada ginjal:


1. Filtrasi

Dilakukan oleh glomerulus yang terdapat alat penyaring disebut sel podosit, filtratnya ditampung oleh Kapsula
Bowman yang disebut filtrat glomerulus / urin primer. Filtrat ini masih banyak zat - zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Jumlah urin primer/menit adalah 125 cc.
2. Reabsorpsi
Urin primer direabsorpsi oleh tubulus kontortus proksimal. Zat - zat yang diserap kembali antara lain glukosa, asam
amino, ion - ion organik sehingga terbentuklah urin sekunder yang akan melewati lengkung henle.
3. Augmentasi
Penambahan zat - zat yang tidak berguna bagi tubuh kedalam urin sekunder misalnya ion H+ dan K+ yang terjadi
pada tubulus kontortus distal sehingga terbentuklah urin yang sesungguhnya/ urin saja yang dialirkan ke tubulus
kolektivus menuju ke pelvis renalis  ureter  vesika urinaria ( 300cc) uretra.
Peristiwa membuang air kecil dikenal dengan miksturisi.

SISTEM LIMFATIK
Organ yang terlibat:
- Nodus limfe

Berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. Kerjanya sebagai
penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam
leher, axial, torax, abdomen, dan lipat paha.

Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung. Pinggiran
yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar.Di
sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus,
yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar membentuk sekat-sekat. Ruangan di antaranya berisi jaringan kelenjar
, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.

Pembuluh limfa eferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan menuangkan isinya ke dalam kelenjar.
Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar
dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan pembuluh limfa aferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri
dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
- Saluran limfe

Terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang saluran kanan. Duktus torasikus
mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe
kanan. Duktus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah kanan
kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan dan menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di
sebelah kanan leher.
Mekanisme Peredaran Cairan Limfe
cairan interstitial  kapiler limfe  pembuluh limfe  batang limfe  saluran limfe sebelah kiri/sebelah kanan  vena
subclavian
Fungsi cairan limfa :
- Mengembalikan kelebihan cairan jaringan yang keluar dari kapiler
- Mengembalikan protein plasma ke dalam sirkulasi
- Mentranspor nutrien yang terabsorbsi
- Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris selular dari jaringan setelah infeksi atau
kerusakan jaringan.
- Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan dengan cara menyaringnya melalui nodus-nodus limfe sebelum
mengendalikannya ke sirkulasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya aliran limfa:


Efek tekanan cairan interstitial
-peningkatan tekanan kapiler
-penurunan tekanan osmotic koloid plasma
-peningkatan tekanan osmotic koloid cairan interstitial
-peningkatan permeabilitas kapiler
Aktifitas pompa limfa naik maka alirannya juga naik.
- Kontraksi otot rangka disekitar saluran limfa.

- Pergerakan bagian-bagian tubuh

- pulsasi arteri yang berdekatan dengan saluran limfa

- perekanan jaringan oleh benda-benda diluar tubuh.

Mekanisme terjadinya bengkak akibat penumpukan cairan:

Cairan interstisial cenderung berakumulasi di bagian-bagian dependen akibat efek gravitasi. Dalam kondisi duduk dengan
posisi lama dan waktu yang lama, otot rangka tidak berkontraksi sehingga cairan tersebut akan terakumulasi, selain itu
juga obstruksi vena juga berperan dalam kondisi seperti ini sehingga akan muncul bengkak tersebut.

PENJELASAN LEARNING ISSUE :

1. PROSES METABOLISME TINGKAT SELULER SAMPAI DENGAN JARINGAN

Metabolisme
Adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan pengubahan energi untuk menopang dan memertahankan
kehidupan.
- Anabolisme, pembentukan molekul-molekul kecil menjadi molekul-molekul besar.
Contoh: sintesis hemoglobin oleh sumsum tulang merah, sintesis glikogen oleh hepar, dan sintesis lemak oleh
jaringan adipose.
- Katabolisme, penguraian atau dekomposisi atau pemecahan molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul
kecil.
Contoh: respirasi sel yang memecah molekul makanan menjadi energi, karbondioksida dan air.

Jalur metabolic
a. Reaksi Reduksi-Oksidasi

- Reduksi, reaksi kimia yang molekulnya mendapatkan electron.


- Oksidasi, reaksi kimia yang molekulnya melepaskan electron.

Karena elektron yang dilepas selama reaksi tidak dapat muncul dalam bentuk bebas, maka setiap
reaksi oksidasi disertai dengan reaksi reduksi, sehingga elektron yang dilepas, diterima kembali oleh molekul
lain.

b. Enzim
- Berfungsi mengatalis atau mempercepat jalannya suatu reaksi kimia
- Sebagian besar reaksi enzimatik memerlukan koenzim sebagai pembawa electron yang
memaksimalkan fungsi suatu enzim.
Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD), berasal dari niasin, sebagai koenzim yang menerima electron
dan bekerja sama dengan enzim laktat dehidrogenase dalam metabolism glukosa dan pembentukan
ATP.
Flavin Adenin Dinukleotida (FAD), berasal dari riboflavin sebagai akseptor electron dan bekerja sama
dengan enzim suksinat dehidrogenase.

c. ATP

Senyawa fosfat berenergi tinggi yang menyimpan energi dalam tubuh. ATP terbentuk dari nukleotida
adenosine ditambah dua gugus fosfat dalam ikatan berenergi tinggi. ATP dibentuk dari pembakaran lemak,
protein maupun karbohidrat.
Fungsi ATP:
a) transpor zat melalui membran sel,

b) sintesis senyawa kimia di sel,

c) kerja mekanik.

Hormon-hormon yang Mengatur Metabolisme


Hormon menentukan jalur metabolik yang diambil nutrien terabsorpsi dan memastikan penggunaan
sumber energi tubuh yang efisien berdasarkan kebutuhan tubuh.

1. Tiroksin
- peningkatan penggunaan jenis-jenis makanan
- peningkatan sintesis protein

2. Hormon Pertumbuhan
- peningkatan transport asam amino ke dalam sel
- peningkatan sintesis protein
- peningkatan penggunaan lemak untuk energi

3. Insulin
- peningkatan transpor glukosa dan penggunaanya untuk energi
- peningkatan glukosa  glikogen
- peningkatan transpor asam amino dan asam lemak untuk sintesis sel

4. Glukagon
- peningkatan glikogen  glukosa
- peningkatan asam amino dan lemak untuk energi

5. Kortisol
- peningkatan glukosa  glikogen oleh hepar
- peningkatan asam amino dan lemak untuk energi
- penurunan sintesis protein, keculali hepar

6. Epinefrin
- peningkatan glikogen  glukosa
- peningkatan lemak untuk energi
Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolism biasanya digunakan sebagai jumlah produksi panas. Hal ini karena beberapa proses
tubuh yang menggunakan ATP juga memproduksi panas. Proses ini meliputi kontraksi otot, pemompaan jantung,
penguraian normal komponen-komponen sel. Oleh karena itu, produksi panas bisa diukur dengan mengukur aktivitas
metabolism.

1. Laju metabolic

Mengacu pada jumlah energi yang dilepas dalam tubuh melalui katabolisme per satuan waktu.

a. Satu kilokalori

Adalah jumlah panas tubuh yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu kilogram air sebesar satu derajat
celcius dan digunakan untuk menyatakan kandungan kalori makanan dan pengeluaran energi oleh individu.
Kilokalori yang dilepas melalui oksidasi makanan dalam tubuh dapat lansung diukur melalui bankalorimeter.
Dalam tubuh, 1 gram karbohidrat melepas 4,1K; 1 gram lemak melepas 9,5 K; 1 gram protein melepas 4,1K

b. Specific Dynamic Action (SDA)

Adalah laju metabolic sebesar 10% - 20% melebihi laju energi basal yang digunakan dalam pencernaan
makanan.
SDA protein lebih besar daripada SDA lemak atau karbohidrat sehingga makanan yang mengandung protein
bisa meningkatkan laju metabolism.
Aktivitas Muskular juga dapat menghasilkan peningkatan laju metabolic terbesar. Misalnya latihan berat
dapat meningkatkan metabolism sampai 15 kali.

2. Basal Metabolic Rate (BMR)

Adalah pelepasan energi per satuan waktu dalam kondisi basal yang secara standar terjaga dan istirahat, pada
postabsorptif (12 jam setelah makan) dan dalam lingkungan nyaman serta hangat.
BMR menyatakan energi minimal yang diperlukan pada saat respirasi, digesti, sirkulasi, sekresi, metabolism
makanan, aktivitas saraf, dan pertahanan tubuh saat individu terjaga.
Faktor yang mempengaruhi : Hormon tiroid, ukuran tubuh dan area permukaan, usia, jenis kelamin, suhu tubuh
dan keadaan fisik maupun psikis seseorang (depresi, kelaparan dan kecemasan)

2. ANATOMI, HISTOLOGI, DAN FISIOLOGI ORGAN DALAM PENCERNAAN

A. FUNGSI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama sistem ini adalah menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang
dicerna sehingga siap diabsorpsi.

1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.

2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik ole gigi. Makanan kemudian
bercampur dengan saliva sebelum ditelan
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakan makanan tertelan melalui
saluran pencernaan

4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil

5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi
darah dan limfatik

6. Egesti adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna

B. DINDING SALURAN PENCERNAAN

Dinding saluran pencernaan terdiri dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen ke arah luar
a. Mukosa (membran mukosa) tersusun dari tiga lapisan.

(1) Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi

(2) Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium

(3) Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos
longitudinal luar

b. Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, beberapa kelenjar
submukosal, pembuluh limfatik dan pleksur serabut saraf, serta saraf sel-sel ganglion yang disebut pleksus
Meissner.

c. Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan
longitudinal luar.

d. Serosa, lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum visceral. Lapisan ini terdiri dari membrab
serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epithelium skuamosa simple.

C. KENDALI SARAF pada SALURAN PENCERNAAN

Sistem saraf otonom menginervasi keseluruhan saluran pencernaan, kecuali ujung atas dan ujung
bawah yang dikendalikan secara volunteer
1. Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (CN X), mengeluarkan efek stimulasi konstan
pada tonus otot polos dan bertanggung jawab untuk peningkatan keseluruhan aktivitas.

2. Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam saraf splanknik, menghambat kontraksi otot polos
saluran, mengurangi motalitas, dan menghambat sekresi cairan pencernaan.

3. Pleksur Meissner dan Aurebach merupakan sisi sinaps untuk serabut proganglionik parasimpatis.

D. RONGGA ORAL, FARING, dan ESOFAGUS

a. Rongga Oral
Rongga oral merupakan jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesori yang berfungsi
dalam proses awal pencernaan.Rongga vestibulum terletak di antara gigi dan bibir serta pipi sebagai batas
luarnya
1. Bibir tersusun dari otot rangka dan jaringan ikat, berfungsi untuk menerima makanan dan produksi
wicara.

a. Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar
sebasea

b. Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena dilewati oleh
banyak kapiler

c. Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Bagian frenulum labia melekatkan membrane
mukosa pada gusi di garis tengah

2. Pipi mengandung otot buksinator mastikasi

3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakan makanan
saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara.

a. Otot-otot ekstrinsik berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan

b. Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke berrbagai arah untuk membentuk
sudut satu sama lain. Dan otot ini memberikan mobilitas yang besar pada lidah

c. Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal lidah yang
menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar

• Papila fungiformis

• Papila filiformis

• Palila foliate

• Papila sirkumvalatae

d. Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian belakang lidah

4. Kelenjar Saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang
mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

a. Ada tiga pasang kelenjar saliva

(1) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak bawah dan di depan telinga dan
membuka melalui duktus parotid

(2) Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di
permukaan dalam pada mandibula serta membuka melalui duktus Wharton
(3) Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingual kecil
menuju ke dasar mulut

b. Komposisi saliva. Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim
amilase serta berbagai jenis ion (natrium, kalium, klorida, bikarbonat) juga sekresi mucus yang lebih
kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein, ion, dan air

c. Fungsi saliva

(1) Melarutkan makanan secara kimia

(2) Melembabkan dan melumasi makanan

(3) Menguraikan zat tepung menjadi polisakarida dan maltose

(4) Zat buangan seperti urea dan asam urat diekskresikan ke dalam saliva

(5) Zat antibodi dan antibakteri berfungsi untuk membersihkan rongga oral dan membantu
memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi

5. Gigi tersusun dalam kantong-kantong pada mandibula dan maksila.

a. Pada umunya manusia memiliki 2 susunan gigi :

• Gigi primer terdiri dari satu taring, dua gigi seri, dua geraham. Total keseluruhan adalah
20 gigi

• Gigi sekunder mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun yang terdiri dari satu
taring, dua gigi seri, dua premolar, dan tiga geraham. Total keseluruhan adalah 32 gigi

b. Komponen gigi

(a) Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Mahkota dan akar bertemu leher yang diselubungi
gingival (gusi)

(b) Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong alveolar dan melekat
pada sementum di akar

(c) Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa gigi yang
mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen
apical

(d) Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi. Dentin pada bagian
mahkota tertutup oleh email dan di bagian akar oleh sementum

c. Fungsi gigi.

Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dalam mulut dipotong
menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang
dapat ditelan.

b. Proses Menelan (deglutisi) menggerakan makanan dari faring menuju esophagus


Proses ini melalui tiga fase :
1. Fase volunter. Lidah menekan palatum keras dan mengarahkan bolus ke arah orofaring

2. Fase faring. Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls
ke pusat menelan dalam medulla dan batang otak bagian bawah, dan terjadi penutupan semua lubang
kecuali esophagus

a. Lidah menekan palatum keras dan menghalangi makanan kembali ke mulut

b. Otot menekan palatum lunak dan uvula mengangkat palatum lunak untuk menutup
mulut saluran nasal sehingga makanan tidak akan masuk ke rongga nasal

c. Laring terelevasi, glottis tertutup, dan epiglottis condong ke bawah menutup mulut
laring yang menahan makanan sehingga tidak memasuki saluran pernapasan

d. Sfingter esophagus atas pada mulut esophagus secara normal menyempit untuk
mencegah udara memasuki esophagus

e. Gelombang peristaltic kontraksi yang menggerakkan bolus ke dalam esophagus

3. Fase esophagus. Sfingter esophagus bawah, melakukan gelombang peristaltic dan


memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung

c. Esofagus

Esofagus adalah tuba muscular, yag panjangnya sekitar 9 sampai 10 inci dan berdiameter 1 inci
Fungsinya adalah menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltis

d. Lambung
Anatomi
1. Lambung adalah organ berbentuk j, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah
diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan
bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain. Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung,
fundus, badan organ, dan bagian pilorus.
a. Bagian jantung lambung adalah area disekitar pertemuan esofagus dan lambung.
b. Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.
c. Badan lambung adalah bagian yang terdilatasi dibawah fundus, yang membentuk dua
per tiga bagian lambung. Tepi medial badan lambyng yang konkaf disebut kurvakur kecil; tepi
lateral badan lambung yang konveks disebut kurvakur besar.
d. Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke
duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang di kelilingi sfingter pilorus muskular
tebal.
2. Histologi dinding lambung. Ada tiga lapisan jaringan dasar (mukosa, submukosa, dan jaringan
muskularis) beserta modifikasinya.
a. Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung mengandung lapisan otot
melintag tambahan. Lapisan otot tambahan ini membantu keefektifan pencampuran dan
penghancuran isi lambung.
b. Mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang menonjol sehingga
memungkinkan peregangan dinding lambung. Puga terlihat saat lambung kosong dan aka
menghalus saat lambung teregang terisi makanan.
c. Ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang bermuara pada sekitar 15
juta kelenjar lambung. Kelenjar lambung yang dinamakan sesuai letaknya, menghasilkan 2
sampai 3 L cairan lambung. Cairan lambung mengandung enzim pencernaan, asam klorida,
mukus, garam-garaman, dan air.

Fungsi Lambung
1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang
panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar sanpai makanan
ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam
kehidupan dan dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit dan sering.
2. Prosuksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimun ( masa homogen
setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.
3. Digesti protei. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.
4. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1 mm untuk
melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.
5. Produksi faktor intrinsik
a.Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal.
b.Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik.
Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi.
6. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak
(aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah
yang tidak jelas.

Sekresi Lambung
1. Jenis kelenjar lambung
a.Kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Kelenjar ini hanya mensekresi mukus.
b.Kelenjar fundus (lambung) terdiri dari tiga jenis sel.
i. Sel chief(zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekusor enzim pepsin.Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
ii. Sel pariental mensekresi asam korida dan faktor intrinsik
a. Dalam pembuatan HCL, CO2 bergerak ke dalam sel untuk berikatan dengan air dan
membentuk asam karbonat (H2CO3) dalam reaksi yang dikatalis oleh anhidrase
karbonik.
b. H2CO3 terionisasi untuk membentuk H+ dan HCO3-. Ion bikarbonat keluar dari sel
digantikan ion klorida dan memasui sirkulasi sistemik.
c. Ion hidrogen bersama ion klorida secara aktif terpompa ke dalam lambung
iii. Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini
mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan
oleh HCL atau autodigesti.
c. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi mukus dan gastrin
suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
2. Tiga tahap sekresi lambung dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus. Faktor
saraf dan hormon terlibat.
a. Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya makanan ke
dalam mulut atau tampilan bau, atau pikiran tentang makanan dapat meransang sekresi lambung.
b. Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung selama
makanan masih ada.
1. Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu
refleks lambung. Serabu saraf aferen menjalar ke medula melalui saraf vagus. Serabut saraf eferen
parasimpatis menjalar dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HCL,
enzim-enzim pencernaadn dan gastrin.
2. Asam amino dan protein dalam makana yang separuh tercerna dan zat kimis juga meningkatkan
sekresi lambung melalui refleks lokal.
3. Fungsi gastrin antara lain:
a. Meransang sekresi lambung
b. Meningkatkan motilitas usus dan lambung
c. Mengkonstriksi sfingter esofagus bawah dan merelaksasi sfingter pilorus
d. Efek tambahan seperti stimulasi sekresi pankreas dan peningkatan motilitas usus.
4. Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui penghambatan umpan balik yang
didasarkan pada ph isi lambung.
a. Jika tidak ada makanan dalam lambung antara jam makan, ph lambung rendah dan
sekresi lambung terbatas.
b. Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan yang mengakibatkan
peningkatan ph dan peningkatan sekresi lambung.
c. Tahap usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki usus halus
yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

1. Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin dodenum sehingga dapat berlangsung selama
beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh bagian atas (duodenum) usus halus dan dibawa dalam sirkulasi
menuju lambung.
2. Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang dihasilkan duodenum. Hormon ini
yang dibawa ke dalam sirkulasi menuju lambung, disekresi sebagai respon terhadap asiditas lambung
dengan ph di bawah 2 dan jika ada makanan berlemak. Hormon ini meliputi gastric inhibitory polipeptide
(GIP), sekretin, kolesistokinin dan hormon pembersih enterogastrin.

Digesti dalam lambung. Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak.
1. Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida
(disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik yang hanya dapat bekerja dengan ph di bawah 5.
Enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Lambung janin memproduksi renin, enzim yang
mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannyauntuk membentuk dadih (curd).
2. Lemak. Lipase lambung(disekresi sel chief) menhidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan
gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar ph yang rendah.
3. Karbohidrat. Amilase dalam salva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada ph netral. Enzim
ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai asiditas lambung menembus bolus.
Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat.
Kendali Pada Pengosongan Lambung
1. Pengosongan distimulasi secara refleks saat merespon terhadap peregangan lambung,
pelepasan gastrin, kekentalan kimus, dan jenis makanan. Karbohidrat dapat masuk dengan cepat ,
protein lebih lambat dan lemak dalam lambung selama 3 sampai 6 jam.
2. Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat sekresi
lambung dan oleh refleks umpan balik enterogastrik dari duodenum. Faktor-faktor hormon dan saraf ini
mencegah terjadinya pengisian yang berlebih pada usus dan memberikan waktu yang lebih lama untuk
digesti dalam usus halus.
3. Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu
sehingga dapat diproses.

e. Usus Halus
Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai katup
ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5cm dan panjangnya
3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna
berelaksasi.

Divisi
1. Duodenum adalah bagian yang terpendek 25cm sampai 30cm. Duktus empedu dan duktus
pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberapa sentimeter dibawah mulut
pilorus.
2. Jejunum adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih I m sampai 1,5 m.
3. Ileum (2 sampai 2,5 m) merentang samapi menyatu dengan usus besar.

Motilitas
Gerakan usus halus mencampur isinya dengan enzim untuk pencernaan, memungkinkan produk
akhir pencernaan mengadakan kontak dengan sel absortif dan mendorong zat sisa memasuki usus besar.
Pergerakan ini dipicu oleh peregagan dan secara refleks dikendalikan oleh SSO.
1. Segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama. Segmentasi mencampur kimus dengan
cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absortif. Gerakan ini ialah gerakan konstriksi
dan relaksasi yang bergantian dari cincin-cincin otot dinding usus yang membagi isi menjadi segmen-
segmen dan mendorong kimus bergerak maju mundur dari satu segmen yang relaks ke segmen lain.
2. Peristalsis ialah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini adalah daya
dorong yang utama yang menggerakkan kimus ke arah bawah sepanjang saluran.

Anatomi mikroskopik dinding usus


1. Ada 3 spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absorptif usus halus sampai kurang
lebih 600 kali.
a. Pilcae circulares adalah lipatan sirkular membran mukosa yang permanen dan besar.
Lipatan ini hampir secara kseluruhan mengitari lumen.
b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari (tingginya 0,2mm sampai 1,0 mm) yang
memanjang ke lumen dari permukaan mukosa. Vili hanya ditemukan pada usus halus; setiap
vilus mengandung jaring-jaring kapilar dan pembuluh limfe yang disebut kakteal.
c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel yang muncul pada tepi
yang berhadapan degan sel-sel epitel.
2. Kelenjar
a.Kelenjar-kelenjar usus (kripta lieberkuhn) tertanam dalam mukosa dan membuka di antara basis-
basis vili. Kelenjar ini mensekresi hormon dan enzim.
1. Enzim yang dibentuk oleh sel epitel usus dibutuhkan untuk melengkapi digesti.
2. Hormon-hormon yang mempengaruhi sekresi dan motilitas saluran pencernaan antara
lain:
a.Sekretin, CCK, dan GIP berperan untuk menghalangi sekresi kelenjar lambung.
b.Peptida usus vaso aktif memiliki efek vasodilator dan efek relaksasi otot polos.
c. Substansi P mempengaruhi aktivitas motorik otot polos.
d.Somatostasin menghambat sekresi asam klorida dan gastrin seperti hipotalamus yang
melepas faktor pelepas hormon pertumbuhan.
b. Kelenjar penghasil mukus
1. Sel goblet terletak dalam epitelium di sepanjang usus halus. Sel ini memproduksi mukus
pelindung.
2. Kelenjar Brunner terletak dalam submukosa duodenum. Kelenjar ini memproduksi mukus
untuk melindungi mukosa duodenum terhadap kimus asam dan cairan lambung yang masuk
ke pilorus melalui lambung.
c. Kelenjar enteroendokrin menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal.
3. Jaringan limfatik. Leukosit dan nodulus limfe ada di keseluruhan usus halus untuk melindungi
dinding usus terhadap invasi benda asing. Agregasi nodulus limfe yang disebut bercak peyer terdapat
dalam ileum.

Fungsi usus halus


1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung.
Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati.
2. Usus halus secara selektif mengabsorpsi produk digesti.

Pankreas, Hati, dan Kantung empedu


1. Pankreas
Anatomi
1. Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar di balik kurvakur besar lambung.
Sel –sel endokrin (pulau-pulau langerhans) pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon. Sel
eksokrin (asinar) mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion
bikarbonat dalam konsentrasi tinggi.
2.Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas yang menyatu dengan duktus
empedu komunis dan masuk ke duodenum di titik ampula hepatopankreas, walaupun duktus
pankreas dan duktus empedu komunis membuka secara terpisah pada duodenum. Sfingter Oddi
secara normal mempertahankan keadaan mulut duktus agar tetap tertutup.

Kendali pada sekresi pankreas. Sekresi eksokrin pankreas dipengaruhi oleh aktivitas refleks saraf
selama tahap sefalik dan lambung pada sekresi lambung. Walaupun demikian, kendali utama terletak pada
hormon duodenum yang diabsorpsi ke dalam aliran darah untuk mencapai pankreas.
1. Sekretin diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum dan diabsorpsi ke dalam darah untuk mencapai
pankreas. Sekretin akan dilepas jika kimus asam memasuki usus dan mengeluarkan sejumlah besar
cairan berair yang mengandung natrium bikarbonat. Bikarbonat menetralisir asam dan membentuk
lingkungan basa untuk kerja enzim pankreas dan usus.
2. CCK diproduksi oleh sel-sel mukosa duodenum sebagai respon terhadap lemak dan protein separuh
tercerna yang masuk dari lambung. CCK ini menstimulasi sekresi sejumlah besar enzim pankreas.

Komposisi cairan pankreas. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim untuk mencerna protein,
karbohidrat, dan lemak.
1. Enzim proteolitik pankres (protease)
a. Trisinogen yang disekresi pankreas diaktivasi menjadi tripsin oleh enterokinase yang
diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan polipeptida besar untuk membentuk polipeptida
dan peptida yang lebih kecil.
b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsin memiliki fungsi yang
sama seperti tripsin terhadap protein.
c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yang melanjutkan
proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino bebas.
2. Lipase pankreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol setelah lemak diemulsi
oleh garam-garam empedu.
3. Amilase pankreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amilase saliva menjadi
disakarida ( maltosa, sukrosa, dan laktosa)
4. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadi blok-blok
pembentuk nukleotidanya.

Hati dan sekresi empedu


Anatomi hati
Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak dibawah kerangka iga. Beratnya 1,500g dan pada kondisi
hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri
hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrien dari vena portal hepatica. Hati terbagi
menjadi lobus kanan dan kiri.
1. Lobus kanan hati lenih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama, lobus kanan atas, lobus
kuadratus, dan lobus kaudatus.
2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua lobus terdapat vena porta
hepatica, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk jaringan tiga
dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-lempeng sel , saluran portal, masing-masing
berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatica, duktus empedu, membentuk sebuah lobulus portal.

Fungsi utama hati


1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.
2. Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercerna
a. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula darah. Hati menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh
b. Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak. Organ ini
membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen.
c. Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein dan terlibat dalam penyimpanan dan
pemakaian lemak.
d. Hati mensintesi unsur-unsur pokok membran sel (lipoprotein, kolesterol, dan fosfolipid)
e. Hati mensintessis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah. Organ ini juga
mensintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya kedalam empedu.
3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral sepeti zat besi dan tembaga serta vitamin latur lemak (A, D, E,
dan K). Dan hati menyimpan toksin tertentu ( pestisida, serts obat yang tidak dapat diuraikan dan
diekskresikan.
4. Detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit
eritrosit dan zat asing terdisintegrasi dalam darah.
5. Produki panas , berbagai aktivitas kimia tubuh dalam hati menjadikannya sebagai sumber panas utama
dalam tubuh, terutama saat tidur.
6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoar untuk sekitar 30% curah jantung, dan bersama limpa
mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

Empedu
Anatomi sekresi empedu
a. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yang kemudian menjadi
duktus hepatika kanan dan kiri.
b. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatik komunis yang kemudian menyatu
dengan duktus sistikus dari kantung empedu dan keluar dari hatu sebagai dukts empedu komunis.
c. Duktus emepdu komunis, bersama dengan duktus pankreas, bermuara di duodenum atau dialihkan
tuntuk penyimpanan di kantung empedu.

Komposisi empedu
Empedu adalah larutan berwarna unign kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-
garam empedu.
a. Pigmen empedu tersiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil
penguraian hemoglobin yagn dilepas dari sel darah merah terdisinegrasi.
1. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang ,emberikan warna kuning pada urine dan feses.
2. Jaudince, atau warana kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari peningkatan kadar bilirubin
darah. Ini merupakan indikasi kerusakan fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel hati
(hepatis), peningkatan destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktud empedu dan batu empedu.
b. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam
amino. Setelah disekresi kedalam usus , garam tersebut direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke
hati dan didaur ulang kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.

Fungsi garam empedu dalam usus halus.


a. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi gobulus lemak besar dalam usus halus
yang kemudian menghasilkan gobulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk kerja
enzim.
b. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu mengabsorpsi zat terlarut lemak dengan cara
memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
c. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin
untuk membentuk agregasi kecil disebut micelle yang dibuang melalui feses.
Kendali pada sekresi dan aliran empedu
Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatis) dan homon (sekretin dan CCK) yang sama
dengan yang mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus halus, CCK
dilepas untuk menkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi. Cairan empedu kemudian
didorong ke dalam duodenum.

Kandung empedu
Anatomi
Kandung empedu adalah kantog muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm. Organ ini
terletak di lekukan dibawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.

Fungsi
1. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus-menerus disekresi
oleh sel-sel hati sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan sfingter Oddi menutup dan
cairan empedu mengalir ke dalam kantung empedu yang relaks. Pelepasa cairan ini dirangsang oleh CCK.
2. Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air dan
elektrolit. Dengan demikian kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi empedu hati.

f. Usus Besar

Usus besar tidak memiliki vili dan lipatan-lipatan sirkular, diameternya lebih lebar, panjangnya lebih
pendek, dan daya regangnya lebih besar dibandingkan usus halus

Bagian-bagian usus besar

• Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal

• Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rekum. Kolon memiliki tiga divisi:

1. Kolon ascenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati sebelah kanan dan
membalik secara horizontal pada fleksura hepatica

2. Kolon transversa merentang menyilang abdomendi bawah hati dan lambung sampai ke
tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada fleksura spleknik

3. Kolon descenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi kolon
sigmoid berbentuk S yang bermuara di rectum

• Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 sampai 13cm,
berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus

Fungsi usus besar


• Mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit

• Mmeproduksi mucus
• Baketri yang terdapat dalam kolon mampu mencerna sejumlah selulosa dan memproduksi
sedikit kalori nutrient bagi tubuh
• Mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses

3. MEKANISME PROSES PENCERNAAN

Pencernaan makanan pada manusia ada 2:


a. Pencernaan mekanik
Pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau
halus. Pada manusia proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi.
b. Pencernaan kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan makanan dari bentuk kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang berfungsi untuk mempercepat reaksi
kimia.

Peran enzim dalam sistem pencernaan:


. Mulut
Pada mulut selain terjadi pencernaan secara mekanik juga terjadi pencernaan secara kimiawi, yaitu dengan
bercampurnya makanan yang telah dikunyah dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim ini
berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Selain itu, enzim ini juga berfungsi untuk membunuh kuman
yang masuk bersama makanan.
. Lambung
Di dalam lambung makanan dari kerongkongan dicerna oleh dinding lambung. Pada proses ini, lambung
mengeluarkan getah lambung yang mengandung:
1. Renin, berguna untuk mengubah susu menjadi kasein.
2. Pepsin, berguna untuk mengubah protein menjadi pepton.
3. Asam (HCl), berguna membunuh kuman yang masuk bersama makanan dan membantu melunakkan
makanan yang keras di dalam lambung serta mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi
untuk mengubah protein menjadi proteosa dan pepton.
c. Usus halus
Ketika makanan masuk ke usus halus, makanan dicerna secara kimiawi dibantu oleh enzim pencernaan dari
pankreas. Makanan kemudian disalurkan ke usus penyerapan. Usus penyerapan menghasilkan enzim-enzim
sebagai berikut:
1. Sakrase, berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
2. Maltase, berfungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.
3. Laktase, berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4. Erepsinogen, diaktifkan oleh enterokinase menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah pepton
menjadi asam amino.

d. Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di usus 12 jari dan menghasilkan beberapa enzim sebagai berikut:
1. Enzim amilase, berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa.
2. Enzim tripsin, berfungsi sebagai pengubah protein dan pepton menjadi dipeptida, asam lemak, dan
gliserol.
3. Enzim lipase, berfungsi sebagai pengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

4. PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAK

A. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan derivat dari aldehid. Karbohidrat dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Monosakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Monosakarida menurut jumlah atom karbonnya adalah triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa, oktosa dan
selanjutnya. Sedangkan bila berdasarkan gugus pembentuknya monosakarida dibedakan menjadi aldosa
(gugus aldehid) dan ketosa (gugus keton). Contoh dari monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
2. Disakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang bila terhidrolisis menjadi dua monosakarida yang sama ataupun
berbeda. Contoh disakarida adalah maltosa ( bila dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa), laktosa (bila
dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa), sukrosa (bila dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa).

3. Oligosakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua sampai sepuluh unit monosakarida.
Contohnya adalah maltotriosa.
4. Polisakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang paling kompleks. Polisakarida bila dihidrolisis akan menghasilkan lebih
dari sepuluh molekul monosakarida. Contoh dari polisakarida adalah pati dan dekstrin.

Karbohidrat yang masuk ke tubuh berasal dari makanan. Sel-sel di dalam tubuh tentunya tidak dapat
langsung menyerap karbohidrat, tetapi karbohidrat tersebut harus dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana
lagi yaitu monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa. Karena glukosa merupakan monosakarida yang paling
utama yang dapat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Karbohidrat akan dipecah menjadi
monosakarida melalui proses digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi glukosa, baru akan terjadi
metabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel). Respirasi sel ini mencakup tiga peristiwa: glikolisis, siklus
Krebs, sistem transpor sitokrom/ elektron.

Tabel singkat respirasi sel

Molekul yang Vitamin/ mineral


Reaksi Hasil reaksi
terlibat yang diperlukan
Glikolisis Glukosa ∙ 2 ATP (bersih) Niasin
∙ 2 NADH2 dan 1 FADH2
(dilanjutkan ke reaksi sistem
transpor sitokrom)
∙ 2 Asam piruvat ( bila aerob
langsung menuju siklus
Krebs; bila anaerob diubah
menjadi asam laktat)
∙ CO2
∙ 3 NADH2 dan 1 FADH2
Siklus Asam Piruvat (menuju reaksi sistem ∙ Tiamin
Krebs atau transpor sitokrom) ∙ Riboflavin
Asetil KoA ∙ empat molekul karbon ∙ Niasin
∙ 34 ATP ∙ Asam
NADH2 dan ∙ air metabolik pantotenat
Sistem FADH2 Besi dan
Transpor tembaga
Sitokrom

Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glukagon yang terdapat pada hepar dan otot rangka.
Sehingga dapat digunakan bila tubuh membutuhkannya untuk menghasilkan energi.
Dari tabel di atas dapat diambil garis besar, bahwa yang paling perlu dalam metabolisme iti adalah
makan dan bernafas. Makanan merupakan energi potensial, sedangkan untuk membebaskan energi tersebut
dibutuhkan O2 yang di dapatkan dari proses bernafas.

METABOLISME GLUKOSA
A. GLIKOLISIS
B. SIKLUS KREBS
SECARA GARIS BESAR
Glukosa
 2 ATP
 2 NADH + 2 H+

GLIKOLISIS

Asam piruvat
 2 NADH + 2 H+

Asetil Ko-A
 2 CO2

4 CO2  6 NADH
SIKLUS KREBS
 2 FADH2
2 ATP

TRANSPOR ELEKTRON
34 ATP

O2

H2O

B. METABOLISME PROTEIN
Anabolisme
Unsur dasar penyusun protein adalah asam amino, dan 20 di antaranya terdapat dalam protein tubuh
dalam jumlah yang cukup banyak.
- Asam amino esensial : tidak dapat disintesis oleh tubuh
Ex : treonin, metionin, lisin, arginin, valin, fenialanin, leusin, triptofan, isoleusin, histidin
- Asam amino non esensial : asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh
Ex : alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamate, glutamine, glisin, prolin, serin, tirosin
Struktur asam amino memperlihatkan ciri yang khas yaitu mempunyai satu gugus asam (-COOH) dan
satu atom nitrogen yang melekat pada molekul, yang biasanya berupa gugus amino (-NH2). Dalam protein,
asam amino dihubungkan menjadi rantai panjang melalui ikatan peptide. Nitrogen pada radikal amino dari satu
asam amino berikatan dengan karbon dari radikal karboksil asam amino lainnya. Satu atom hidrogen dilepaskan
dari radikal amino, dan satu ion hidroksil dilepas dari radikal karboksil, keduanya bergabung membentuk molekul
air. Setelah dibentuk, satu radikal amino dan satu radikal karboksil masih terletak pada ujung yang berlawanan
dan kemudian membentuk lagi rantai peptida.

Katabolisme
Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam amino tambahan
dalam cairan tubuh terutama di hati, akan menginduksi aktivasi sejumlah besar aminotransferase, yaitu enzim
yang bertanggung jawab memulai sebagian besar katabolisme (pemecahan protein untuk digunakan sebagai
energi atau bila berlebih disimpan terutama sebagai lemak / glikogen).

1. Deaminasi
Gugus amino dari asam amino ditransfer ke asam α-ketoglutarat, yang kemudian menjadi asam glutamate.
Asam glutamat ini kemudian dapat mentransfer asam amino ke zat lainnya / dapat melepaskan dalam bentuk
ammonia (NH3). Dalam proses kehilangan gugus amino, asam glutamat sekali lagi menjadi asam α-
ketoglutarat, sehingga siklus tersebut dapat berlangsung berulang-ulang.

2. Pembentukan urea di hati


Amonia yang dilepaskan selama deaminasi asam amino dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya melalui
konversi menjadi ureum. Pada dasarnya, semua asam amino dalam tubuh manusia disintesis di hati. Bila
tidak ada hati / pada penyakit hati yang berat, ammonia akan menumpuk dalam darah. Keadaan ini sangat
toksik terutama terhadap otak, yang sering kali menimbulkan keadaan yang disebut koma hepatikum.
Setelah ureum terbentuk, ureum berdifusi dari sel hati masuk ke dalam cairan tubuh dan diekskresikan oleh
ginjal.

3. Oksidasi asam amino yang sudah mengalami deaminasi


Begitu asam amino sudah dideaminasi, pada banyak keadaan , asam keto yang dihasilkan dapat dioksidasi
untuk mengeluarkan energi untuk keperluan metabolisme. Oksidasi ini biasanya melibatkan 2 proses yang
berurutan:
a. Asam keto diubah menjadi zat kimia yang sesuai kemudian masuk ke dalam siklus asam sitrat.
b. Setelah itu zat tersebut dpecah dan menjadi energi.

ATP yang dihasilkan dari protein lebih kecil daripada ATP yang dibentuk glukosa untuk setiap gramnya.
Asam amino tertentu yang dideaminasi serupa, digunakan untuk mensintesis glukosa / asama lemak.
Misalnya deaminasi alanin adalah asam piruvat. Asam piruvat ini kemudian dikonversi menjadi glukosa/ glikogen
(disebut proses glukoneogenesis), sebagian dikonversi menjadi asetil ko-A (2 mol asetil ko-A akan berubah
menjadi asam aseloasetat),dan sebagian lagi dikonversi menjadi asam lemak (disebut proses ketogenesis).

Hormon yang berpengaruh dalam metabolisme protein:


1. Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein sel karena adanya percepatan proses transkripsi
dan translasi RNA dan DNA untuk sintesis protein.
2. Insulin diperlukan untuk sintesis protein. Insulin mempercepat transpor beberapa asam amino ke dalam
sel, sehingga dapat menjadi rangsangan bagi pembentukan protein.
3. Glukortikoid meningkatkan pemecahan sebagian besar protein jaringan.
4. Testoteron menambah deposit protein di jaringan.
5. Estrogen menambah sedikit deposit protein.
6. Tiroksin meningkatkan kecepatan metabolisme seluruh sel termasuk protein.

Jenis protein yang terdapat dalam plasma:


Albumin
Jenis protein terbanyak dalam plasma yang mencapai 60%. Albumin merupakan protein yang larut dalam
air dan mengendap pada kondisi dipanaska. Terbuat di hepar sehingga dapat digunakan untuk tes pembantu
dalam penilaiaan fungsi ginjal dan saluran pencernaan. Banyak dijumpai pada telur (albumin telur, putih telur),
darah (albumin serum), dalam susu (laktalbumin).
Berat molekul albumin plasma pada manusia 69000, albumin telur 44000, dalam daging mamalia 63000.
Fungsi albumin :
a.Mengangkat molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan
bahan metabolism asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air
tetapi harus diangkat melalui darah dari satu organ ke organ lain agar dapat diekskresi.
b.Membentuk jaringan sel baru sehingga dalam ilmu kedokteran, albumin dimanfaatkan untuk
mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah.Misalnya akibat operasi.
c. Albumin dapat menghindari timbulnya pembengkakan paru-paru dan gagal ginjal serta sebagai carrier
faktor pembekuan darah.

Globulin
Meruapakan protein yang tidak larut dalam air, larut dalam euglobulins, larut dalam pseudoglobulin, serta
dalam larutan garam. Globulin juga memiliki sifat lain yaitu mengeras atau menggumpal jika dikondisikan dalam
suhu tinggi.
Ada tiga macam globulin:
a. Alfa globulin
Salah satu bagian plasma darah yang mengedarkan hormon.
b. Beta globulin
Protein plasma darah yang memiliki kaitan erat dengan transportasi thrombin dan protrombin. Dengan kata
lain sangat erat kaitannya dengan proses pembekuan darah.
c. Gamma globulin
Kelompok protein serum yang mengandung banyak antibody. Dengan kata lain sangat erat kaitannya
dengan proses imun atau kekebalan tubuh.
Fibrinogen
Fibrinogen berpolimerasi menjadi pilinan fibrin yang panjang selama proses koagulasi darah. Dengan
demikian, terbentuk bekuan darah yang akan membantu memperbaiki kebocoran sistem sirkulasi.

C. METABOLISME LEMAK
Lipid dibagi menjadi 3:
1.Trigliserida
2.Fosfolipid
3.Kolesterol
Pencernaan lemak dalam usus
1.Emulsifikasi lemak, memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga enzim
pencernaan yang larut air dapat bekerja pada permukaan gumpalan lemak
2. Pengaruh empedu (garam empedu + fosfolipid lestin) -> menurunkan tegangan antar permukaan
lemak. (memperbesar 1000x daerah permukaan lemak total)

Lemak + (empedu + pengadukan ) -> lemak terelmusi


Lemak teremulsi + (lipase pangkreas) -> Asam lemak dan 2-monogliserida

Fungsi Lemak
 Sebagai sumber energi sekunder
 Melarutkan vitamin A,D,E, dan K
 Melindungi alat-alat vital pada tubuh
 Memperbaiki rasa makanan (gurih)

Kelebihan lemak disimpan dalam jaringan adipose, terutama pada subcutaneous layer.
5. SISTEM
REGULASI
SUHU
TUBUH

A. Cairan
tubuh dan
elektrolit

Keseimbangan air dan elektrolit


1. Air membentuk 60% sampai 75% total berat badan tubuh
2. Elektrolitn merupakan ion yang ditemukan dalam tubuh, terbanyak adalah mineral

Kompartemen air
1. Cairan intraselular (CIS) adalah air dalam sel kira-kira dua pertiga total cairan tubuh
2. Cairan ekstraselular(CES) adalah air diluar sel terdiri atas plasma ,getah bening,cairan jaringan dan
cairan khusus
3. Air selalu berpindah dari 1 kompartemen ke kompartemen lainya; fitrasi: plasma menjadi cairan jaringan;
osmosis: cairan jaringan menjadi plasma, getah bening, atau cairan intraselular
4. Osmosis diatur oleh konsentrasi elektrolit didalam cairan tubuh (OSMOLARITAS).air akan berdifusi
melewati membran ketempat yang mempunyai konsentrasi elektrolit lebih tinggi.
Haluaran air
1. Urine, keringat, udara yang dikeluarkan, feses
2. Setiap variasi haluaran harus dikompensasi oleh perubahan asupan

Pengaturan asupan dan haluaran air


1. Hipotalamus mempunyai osmoreseptor yang mendeteksi perubahan osmolaritas cairan tubuh
2. Dehidrasi merangsang sensasi haus ,dan cairan dikonsumsi untuk menggantikannya
3. ADH yg dilepaskan darihipofisis posterior meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal
4. Aldosteron yang disekresi oleh korteks adrenal meningkatkan reabsorpsi ion natrium oleh ginjal ,air
kemudian di reabsorpsi melalui osmosis.
5. Jika air dalam tubuh terlalu banyak ,sekresi ADH menurun ,dan haluaran urine meningkat
6. Jika volume darah meningkat ,ANH kehilangan ion natrium dan air di dalam urine

Elektrolit
1. Zat kimia yang terlarut didalam air dan memisahkan diri membentuk ion-ion ;sebazgian besar anorganik
2. Mengandung kation meliputi; natrium ,kalium,kalsium magnesium ,dan anionya meliputi ; klorida,bikarbonat
,fosfat ,dan sulfat
3. Elektrolit membantu mengatur osmosis antar kompartemen air

Elektrolit dibagi menjadi dua yaitu


1. Cairan nonelektrolit adalah zat yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik
contohnya;urea,oksigen,protein ,glukosa dan karbondioksida.
2. Cairan elektrolit dalah garam yang terlarut dalam air menjadi 1 atau lebih partikel bermuatan disebut ion
contohnya;natrium ,kalium,kalsium ,magnesium .

Beberapa fungsi dari macam kation elektrolit utama


Fungsi dari natrium adalah menciptakan tekanan osmotic CES ,kation terbanyak dalam CES
Fungsi dari kalium adalah menciptakan tekanan osmotic CIS ,kation terbanyak dalam CIS
Fungsi dari kalsium adalah mempertahankan eksitabilitas saraf dan sel-sel otot
Fungsi dari magnesium adalah sangat penting untuk produksi ATP ,aktifitas saraf serta sel otot
Beberapa fungsi dari macam anion elektrolit utama
Fungsi klorida adalah anion terbanyak dalam CES ,mudah berdifusi keluar masuknya sel ,membantu
mengatur tekanan osmotic
Fungsi bikarbonat adalah sebagai bagian system dapar bikarbonat
Fungsi fosfat adalah bagian DNA,RNA ,ATP dan FOSFOLIPID
Fungsi sulfat adalah bagian asam amino dan protein

Ketidakseimbangan elektrolit
1. Ketidakseimbangan natrium meliputi:
a. Hiponatermia adalah konsekuensi akibat keringat yang berlebihan ,diare atau muntah .ditandai
dengan pusing
b. Hipernatemia adalah konsekuensi kehilangan air ditandai dengan kehilangan CIS, haus
berlebihan
2. Ketidakseimbangan kalium meliputi:
a. Hipokalemia adalah suatu konsekuensi muntah/diare serta penyakit ginjal ditandai dengan lelah,
kofusi
b. Hiperkalemia adalah suatu konsekuensi gagal ginjal angkut serta penyakit Addison ditandai
dengan kelemahan ,arimia ginjal
3. Ketidakseimbangan kalsium meliputi:
a. Hipokalsemia adalah penurunan asupan kalsium ditandai dengan spasme otot kemudian
menjadi tetanus (kejang)
b. Hiperkalsemia adalah suatu konsekuensi hipoparatiroidisme .ditandai dengan kelemahan otot

Asupan haluaran dan pengaturan


1. Asupan –elektrolit adalah makanan dan minuman beraklohol
2. Haluaran –urine ,keringat ,feses
3. Hormon yang terlibat ;aldosteron –natrium dan kalium ,ANH –natrium ,PTH dan Kalsitonin –kalsium dan
fosfat

B. Termoregulasi
Rentan normal suhu tubuh manusia adalah 360 C-380 C. Dalam 24 jam, suhu tubuh berfluktuasi 10 C –
20 C, dengan suhu terendah saat tidur.

Produksi panas
Panas adalah salah satu energi yang diproduksi pada respirasi sel. Faktor – faktor yang mempengaruhi
produksi panas :
1. Tiroksin dari glandula Tiroidea ( paling penting ) seiring penurunan kecepatan metabolism, tirosin
disekresi lebih banyak untuk meningkatkan respirasi sel.
2. Stress
Rangsang simpatik, epinefrin, dan neropinefrin meningkatkan aktivitas metabolic, sehingga produksi panas
dan ATP juga naik.
3. Organ yang aktif terus menerus memproduksi panas. Tonus otot menghasilkan 25% panas saat istirahat.
Hepar menghasilkan 20% panas saat istirahat.
4. Asupan makanan dan perubahan suhu tubuh yang akan berpengaruh terhadap proses metabolism di
dalam tubuh.

Kehilangan panas
- Aliran darah melalui dermis menentukan jumlah panas yang hilang melalui konveksi, radiasi, dan
konduksi.
Radiasi adalh proses kehilangan panas dalam bentuk gelombang inframerah. Hal ini menjelaskan mengapa
bila ada suatu ruangan kosong yang dingin, akan naik suhu nya bila ruangan itu dipenuhi orang.
Konduksi dan konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai kontak langsung.
- Evaporasi juga bisa terjadi di tubuh melalui kulit ( keringat). Berkeringat adalah mekanisme kehilangan
panas tubuh menguapkan keringat di atas permukaan tubuh.
- Panas hilang dari saluran pernafasan melalui pengupan air dari mukosa pernafasan yang panas
- Sejumlah kecil panas hilang sebagai urin dan feses yang dikeluarkan dari tubuh
- Mekanisme kehilangan panas adalah vasodilatasi pada dermis dan peningkatan berkeringat. Aliran
darah meningkat; radiasi dan konveksi efektif bila suhu lingkungan lebih dingin daripada tubuh.
- Beberapa cara manual antara lain: menurunkan tingkat aktivitas, mencari lingkungan yang lebih dingin,
menggunakan pakaian berwarna terang, dll.

Produksi panas
- Hipotalamus adalah thermostat tubuh dan mengatur suhu tubuh dengan menyeimbangkan produksi
panas dengan kehilangan panas. Hipotalamus menerima rangsangan dari perifer termoreseptor yang terletak
di kulit dan termoreseptor pusat.
- Mekanisme untuk meningkatkan panas adalah vasokontriksi pada dermis dan penurunan produksi
keringat. Aktivasi saraf simpatik vasokonstriktor di tubuh menyebabkan vasokontriksi yang kuat. Sebagai
hasilnya aliran darah dalam tubuh menurun.
- Ada beberapa cara manual yang dapat dilakukan antara lain: memakai pakaian hangat untuk membatasi
panas yang keluar, minum minuman panas, mengubah posisi tubuh (melingkarkan tangan di tubuh), dan
meningkatakan aktivitas tubuh.

Demam
Demam adalah hyperthermia yang terkontrol. Sering terjadi kerena terjadi infeksi di dalam tubuh, tetapi bisa
juga disebabkan oleh kondisi lain (kanker,alergi, cedera di system saraf pusat). Hipotalamus menyebabkan
pengeluaran prostalglandin. Prostalglandin mengatur thermostat di hipotalamus ke suhu yang lebih tinggi.
Temperatur akan meningkat terus sampai mencapai pengaturan baru, selanjutnya sutu tubuh akan berada di
pengaturan demam smapai adanya pertahanan dari tubuh dan bila ada antibiotic yang masuk. Setelah itu thermostat
kembali ke tingkat normal , ditandai dengan keringat yang keluar. Hal itu akan menurunkan suhu tubuh dengan
sendirinya.

You might also like