Professional Documents
Culture Documents
PUTERI SIDAYU
Pemain :
Raja Lawas : Eldy Chandra Martoyo
Putri Sidayu : Fairuz Andhira Binadari
Pengawal Siji : Muhammad Wildani
Pengawal Loro : Akhmad Afriyan Noor
Pengawal Telu : Ahmad Zaky Ghozali
Gajah Belang : Ahmad Zaky Mubarok
Barun : Azhar Noor Rifani
Ratu Lawas : Choiriatu Lutfiati
Dayang : Zusica Wigunna
Ratu Lawas : Cup cup cup, jangan menangis Ndok! Ono opo toh kamu nangis terus?
suara bayi menangis. Kau pegang dulu anakku dayang.
Dayang : Baik Kanjeng Ratu. (mengambil bayi dari gendongan Ratu Lawas)
Tiba-tiba Ratu Lawas terkena serangan jantung kemudian jatuh ke tanah.
Dayang : Aduh Kanjeng Ratu, ada apa dengan Kanjeng Ratu? (melihat keadaan
Raja Lawas : Istriku! (berteriak panjang). Kenapa kamu meninggalkan aku dan anak
Kemudian datang dua orang pengawal mengangkut tubuh Ratu Lawas menuju
kamarnya. suara ambulan
...
Pengawal Siji : Inggih Yang Mulia! (Pengawal Telu ingin mengikuti, namun tidak jadi
setelah diperingatkan Pengawal Loro)
Putri Sidayu : Ono opo toh Ayahandaku, baru Ananda tinggal sebentar saja
Raja Lawas : Kemarilah Ndok! Ada yang mau Ayahanda bicarakan. Sekarang
umurmu sudah 17 tahun kan Ndok?
Putri Sidayu : Ndak bisa begitu toh Ayahanda, selama ini Ananda hanya
Raja Lawas : Pokoke keputusan Ayahanda uwes bulat! Ndak ada tapi-tapian! Mulai
sekarang kamu akan dikawal oleh ketiga pengawal ini, jadi Ayahanda
harap kamu bisa mengerti keputusan Ayahandamu ini Ndok!
...
Putri Sidayu : Ah, bosen! Tiap hari hanya di dalam istana! (berteriak-teriak) Nopo
Njuluk saja ndak boleh. Di dalam istana pun aku tidak bebas, selalu
ini yang parah, koq bisa ya orang BOLOT jadi pengawal? Bingung juga
aku sama Ayahanda. (Para pengawal tetap berdiri tegak).
Kemudian Putri Sidayu ingin pergi ke kamar mandi. Ketiga pengawal langsung
mencegat Sang Putri.
Putri Sidayu : Mau tau saja! Memangnya nopo toh? Aku mau ke kamar mandi, mau
ikut?
Putri Sidayu : Itu maunya kamu, bukan kemauanku! Dasar mesum! Sudah, biar aku
sendiri saja, kalian jaga 10 meter dari kamar mandi.
Pengawal Telu : Hah? Jarak 1 meter? Beneran toh Tuan Putri? Opo aku ndak salah
denger?
Putri Sidayu : Ini lagi! (melototkan matanya) Sudah ah! Kalian berdua saja yang
jelaskan dengan pengawal bolot ini! Aku mau masuk dulu.
Pengawal Telu tetap mengikuti Putri, namun dicegat oleh Pengawal Siji.
Pengawal Telu : Eh, emangnya Tuan Putri ngomong piro toh jarake?
Pengawal Telu : Waduh, maaf teman, aku ndak sengaja! Baiklah, aku juga!
Kemudian Putri Sidayu keluar dari kamar mandi. lagu slow version
Putri Sidayu : Wah, sepertinya sekarang saat yang tepat untuk bisa kabur dari istana
penjara ini.
Putri Sidayu : Dayang, terimo kasih yoh, selomo iki hanya kamu yang selalu percaya
sama aku,
Putripun segera berlalu. Sambil menerawang apakah Putri telah berlalu, dayangpun
Dayang : Tuan Putri hilang! Tuan Putri hilang! (berlari sambil berteriak-teriak)
Pengawal Telu : Ono opo toh dayang! Lagi enak-enakan tidur kok malah diganggu
toh!
Ketiga pengawal tersentak, mereka tidak menyangka Putri bisa melarikan diri di saat
mereka semua sedang lengah.
Pengawal Siji : Ayo kita lapor kepada Baginda Raja Lawas. (menarik Pengawal Telu)
Pengawal Loro : Kamu ada acara ndak nanti malem? (tiba-tiba merayu dayang)
Pengawal Telu : A...mpu...n Baginda Raja Lawas, ma...afkan kami. Tu..an Putri
Sebagai hukumannya kalian cari Putri Sidayu sampai dapat dan bawa ia
kembali!
Pengawal Telu : Ba..ik Yang Mulia! Titah Baginda akan ka..mi laksanakan. (dengan
gugup)
...
Tiba-tiba arwah Ratu Lawas datang dan berusaha membangunkan Putri dari
tidurnya.
Ratu Lawas : Ndok, bangun! Cepat kau cari makanan diluar, bekalmu telah habis
Ndok! Hati-hati karena bahaya selalu menghadang.
Putri Sidayu yang merasa lapar karena bekalnya habis akhirnya keluar dari dalam
gua. suara burung berkicau
Putri Sidayu : Wah bekalku habis, padahal aku sedang lapar. Mungkin di luar gua
ada makanan.
Putri Sidayu : Ah, itu ada pohon rambutan (mengambil rambutan dari pohon). Emm,
Tiba-tiba muncul seorang pangeran tampan yang bernama Gajah Belang bersama
sahabatnya Barun.
Gajah Belang : Tunggu dulu Barun, sepertinya aku menemukan buruan baru!
(berkata sambil memperhatikan Putri Sidayu)
Dengan sebuah gitar Pangeran Gajah Belang mencoba menarik perhatian Putri
Sidayu.
Gajah Belang : Kau gadisku yang cantik, coba lihat aku di sini, di sini ada aku yang
cinta padamu. Lagu PUSPA by ST 12. Hai cantik! Bolehkah aku tau
namamu?
Putri Sidayu : Namaku Sidayu, aku Putri Kerajaan Sedayu. Kalau boleh tau siapakah
nama pemuda yang tampan ini?
Gajah Belang : Terima kasih cantik, perkenalkan namaku Gajah Belang, Putra
Mahkota dari Kerajaan Negeri Seberang.
Putri Sidayu : Oh, suatu kehormatan bisa mengenal Pangeran Hidung Belang, eh
salah maksud saya Gajah Belang! (tersenyum)
Gajah Belang : Panggilan apapun aku terima, asalkan Putri yang memanggilku.
Putri Sidayu hanya tersenyum, Barun kembali turun gunung mencari Pangeran
Gajah Belang.
Barun : Disini rupanya engkau Pangeran. Ayo kita kembali ke istana, hari sudah
gelap!
Gajah Belang : Aku di sini saja. Aku ingin menemani gadis ini. Kalau kau mau, kau
saja yang pulang ke istana dan bilang dengan Ayahanda kalau aku
Gajah Belang : Terserah kau! Mau tetap tinggal denganku atau meninggalkanku!
Aku tidak perduli!
menemani Putri, hingga pada akhirnya Gajah Belang dan Putri Sidayu saling jatuh
cinta. Tanpa mereka sadari ada tiga pasang mata yang mengawasi mereka. suara
...
Pelayan : Aduh Baginda Raja, makin lama sakit Baginda tidak sembuh-sembuh!
Semenjak Putri Sidayu melarikan diri, Baginda masih terus saja sakit-
sakitan. (sambil membawa minuman)
Raja Lawas diam seribu bahasa di singgasananya. Sampai suatu ketika para
pengawal datang membawa kabar bahwa putrinya Sidayu telah ditemukan.
Pengawal Siji : Lapor Baginda Raja Lawas, kami telah menemukan Tuan Putri
Raja Lawas : Apa? Uhuk.. uhuk.. uhuk.. Baiklah bawa putriku kembali,
Pengawal Siji : Baik Yang Mulia, titah Yang Mulia akan kami laksanakan.
Kemudian Raja Lawas kembali ke kamarnya diantar oleh dayang. Karena merasa
telah berhasil, para pengawal terlihat semangat sekali untuk membawa Putri Sidayu
Pulang. Tanpa disadari Baginda Raja Lawas dan para pengawal, ada sepasang
mata yang memperhatikan mereka. Barun keluar dari balik kursi singgasana.
Barun : Wah, Pangeran dan kekasihnya dalam bahaya! Aku harus tiba lebih dahulu
ke gua.
...
Sesampainya di dalam gua Barun segera membisikkan rencana Raja Lawas kepada
Pangeran Gajah Belang.
Gajah Belang : Apa? (sesaat suasana tegang) . . . .Kamu ngomong apa? Ndak jelas!
Gajah Belang : Apaaaaa?!?!?! (suasana kembali tegang). Ini ndak boleh terjadi!
Gajah Belang : Ndak ada apa-apa, Putriku! Putri didalam gua saja, ada yang ndak
Gajah Belang : Tenang lah, selama aku ada di sini, ndak akan terjadi apa-apa
Pengawal Loro : Hei, Gajah Belang! Keluarkan Putri Sidayu! Ndak ada yang boleh
menyentuh Putri sebelum aku!
Pengawal Siji : Hei, Gajah Belang! Hadapilah aku kalau kau mampu!
Pengawal Telu : Hei, Gajah Belang! Gajah Belang iku sopo? (bertanya pada kedua
temannya)
Barun : Ono opo iki? Didalem ndak ono sopo-sopo kecuali aku.
mengelak dan kenapa kau tak jujur padaku, aku tau kamu lagi
Barun : Aku sama sepertimu, semua ingin ku miliki, aku sama sepertimu dan
Barun : Aku!
Pengawal Siji : Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah mencari wanita. Aku adalah
lelaki yang selalu gundah dibuai wanita aku, uo..oo.. Lagu Naluri Lelaki
by Samsons
Pengawal Telu : Aku adalah anak gembala selalu riang serta gembira, karena aku
Terjadi perkelahian yang sangat sengit. Di dalam gua, Gajah Belang mengajak Putri
Sidayu untuk melarikan diri lewat jalan belakang.
Gajah Belang : Ayo Putri, kita pergi sebelum mereka menemukan kita!
Gajah Belang : Astaga, wajahmu pucat sekali Putri! Baiklah, kau tunggu di sini, aku
akan mencari bantuan di luar.
Sesampainya di luar, Gajah Belang sudah dicegat oleh para pengawal yang telah
Dengan kecepatan lari 40 yard 4,2 detik Gajah Belang dengan mudah melewati
...
Di dalam gua..
Putri SIdayu : Maafkan aku Ayahanda, Ibunda. Maafkan aku Gajah Belang. Ini
Ketika pengawal ingin masuk, tiba-tiba pintu gua tertutup oleh sebuah batu besar.
suara gempa bumi
Pengawal Siji : Uwes lah! Kita kembali ke istana sekarang. (dengan tegarnya
Pengawal Siji berbicara)
Abad telah berganti, Kerajaan Sedayu itu pun berubah menjadi sebuah desa yang tetap indah dan
hasil kekayaan alam yang melimpah. Masyarakat di desa selalu menjaga kelestarian alam
terutama Gunung Njuluk tempat Putri Sidayu tinggal. Berbagai profesi yang ada diantaranya
guru, dokter, petani, pelayan, dan pedagang, Mereka hidup berdampingan dengan rasa saling
menghormati dan tolong menolong. Desa yang mereka cintai dan sejarah yang selalu di hati
mereka. Itulah masyarakat Desa Sedayulawas. lagu jawa