You are on page 1of 13

Lomba drama

bulan bahasa tahun 2009

PUTERI SIDAYU

Narato : Khoir Wakhidah


Ide Cerita : Fairuz Andhira Binadari
Penulis Naskah : Ahmad Zaky Ghozali
Sutradara : Ahmad Zaky Ghozali dan Fairuz Andhira Binadari
Pengatur Suara : Denny Juniardi dan Muhammad Arifullah

Pemain :
Raja Lawas : Eldy Chandra Martoyo
Putri Sidayu : Fairuz Andhira Binadari
Pengawal Siji : Muhammad Wildani
Pengawal Loro : Akhmad Afriyan Noor
Pengawal Telu : Ahmad Zaky Ghozali
Gajah Belang : Ahmad Zaky Mubarok
Barun : Azhar Noor Rifani
Ratu Lawas : Choiriatu Lutfiati
Dayang : Zusica Wigunna

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan di lereng Gunung


Njuluk. Kerajaan itu bernama Kerajaan Sedayu. Tanahnya subur,
kekayaan laut melimpah, dan rakyat yang sejahtera. Dalam kerajaan
tinggallah seorang Raja/pemimpin bernama Raja Lawas dan seorang
Puteri yang sangat cantik jelita bernama Putri Sidayu. Ratu Lawas
telah lama meninggal ketika Putri berumur 1 tahun dan sekarang
Putri telah berusia 17 tahun.

17 tahun yang lalu

Ratu Lawas : Cup cup cup, jangan menangis Ndok! Ono opo toh kamu nangis terus?
suara bayi menangis. Kau pegang dulu anakku dayang.

Dayang : Baik Kanjeng Ratu. (mengambil bayi dari gendongan Ratu Lawas)
Tiba-tiba Ratu Lawas terkena serangan jantung kemudian jatuh ke tanah.

Dayang : Aduh Kanjeng Ratu, ada apa dengan Kanjeng Ratu? (melihat keadaan

Ratu Lawas kemudian terkejut) Astaga! Kanjeng Ratu meninggal! Yang


Mulia! Yang Mulia, Kanjeng Ratu meninggal! (berteriak)

Raja Lawas : Istriku! (berteriak panjang). Kenapa kamu meninggalkan aku dan anak

kita? (terisak-isak). Pengawal! Pengawal! Angkat Ratu Lawas ke dalam


kamarnya! (berteriak)

Kemudian datang dua orang pengawal mengangkut tubuh Ratu Lawas menuju
kamarnya. suara ambulan

...

Di dalam Ruang Pertemuan Raja. lagu jawa

Raja Lawas : Pengawal! Panggilkan anakku Putri Sidayu kemari!

Pengawal Siji : Inggih Yang Mulia! (Pengawal Telu ingin mengikuti, namun tidak jadi
setelah diperingatkan Pengawal Loro)

Kemudian Putri Sidayu datang. suara terompet

Pengawal Loro : Putri Sidayu datang! (berteriak)

Putri Sidayu : Ono opo toh Ayahandaku, baru Ananda tinggal sebentar saja

Ayahanda sudah rindu, Koyok opo kalau Ananda tinggalkan lama-lama.


(dengan tersenyum)

Raja Lawas : Kemarilah Ndok! Ada yang mau Ayahanda bicarakan. Sekarang
umurmu sudah 17 tahun kan Ndok?

Putri Sidayu : Enggeh Ayahanda!


Raja Lawas : Nah, itu berarti kamu uwes dewasa. Untuk menjagamu supaya tidak

terjadi sesuatu. Ayahanda melarangmu untuk pergi ke Gunung Njuluk.


Walaupun hanya sekedar melihat-lihat.

Putri Sidayu : Ndak bisa begitu toh Ayahanda, selama ini Ananda hanya

diperbolehkan bermain di dalam istana, dengan alasan bahwa Ananda

belum dewasa. Sekarangkan Ananda sudah dewasa, masa hanya untuk

melihat pemandangan Gunung Njuluk saja ndak boleh? Ayahanda ndak


adil toh!

Raja Lawas : Pokoke keputusan Ayahanda uwes bulat! Ndak ada tapi-tapian! Mulai

sekarang kamu akan dikawal oleh ketiga pengawal ini, jadi Ayahanda
harap kamu bisa mengerti keputusan Ayahandamu ini Ndok!

Kemudian Raja Lawas meninggalkan Ruang Pertemuan Raja.

...

Di dalam Ruang Santai Putri Sidayu.

Putri Sidayu : Ah, bosen! Tiap hari hanya di dalam istana! (berteriak-teriak) Nopo

toh Ayahanda ndak pernah mengizinkan aku untuk bermain di luar?

Bahkan untuk hanya sekedar melihat pemandangan di sekita Gunung

Njuluk saja ndak boleh. Di dalam istana pun aku tidak bebas, selalu

dikawal dengan tiga orang ini, Si Siji masih mendingan (berbicara

kepada penonton di hadapan sang pengawal), kalau Si Loro sih . . .

MESUM! (sambil melototkan mata kearah sang pengawal), Nah Si Telu

ini yang parah, koq bisa ya orang BOLOT jadi pengawal? Bingung juga
aku sama Ayahanda. (Para pengawal tetap berdiri tegak).
Kemudian Putri Sidayu ingin pergi ke kamar mandi. Ketiga pengawal langsung
mencegat Sang Putri.

Pengawal Siji : Mau kemana Tuan Putri? (menghalangi Putri)

Putri Sidayu : Mau tau saja! Memangnya nopo toh? Aku mau ke kamar mandi, mau
ikut?

Pengawal Loro : Putri! Putri! aku saja yg ikut kalau gitu!

Putri Sidayu : Itu maunya kamu, bukan kemauanku! Dasar mesum! Sudah, biar aku
sendiri saja, kalian jaga 10 meter dari kamar mandi.

Pengawal Telu : Hah? Jarak 1 meter? Beneran toh Tuan Putri? Opo aku ndak salah
denger?

Putri Sidayu : Ini lagi! (melototkan matanya) Sudah ah! Kalian berdua saja yang
jelaskan dengan pengawal bolot ini! Aku mau masuk dulu.

Kedua Pengawal : Inggih Tuan Putri.

Pengawal Telu tetap mengikuti Putri, namun dicegat oleh Pengawal Siji.

Pengawal Siji : Sini saja!

Pengawal Telu : Eh, emangnya Tuan Putri ngomong piro toh jarake?

Pengawal Siji : 10 meter bolot!

Pengawal Telu : Moso seh?

Pengawal Loro : Iyo, bener!!!!

Pengawal Telu : Perasaanku Pasar Rakyat ndak sedekat ngonoh jarake?

Pengawal Loro : JADI DARI TADI...

Pengawal Siji : KAMU SUDAH TIDAK NYAMBUNG TELU.


Tiba-tiba Pengawal Loro pingsan karena terkena tombak Pengawal Siji.

Pengawal Telu : Hei, Loro!

Pengawal Siji juga pingsan setelah terkena tombak Pengawal Telu.

Pengawal Telu : Waduh, maaf teman, aku ndak sengaja! Baiklah, aku juga!

(Pengawal Siji pun ikut pingsan dengan mengenakan tombaknya ke


kepalanya sendiri).

Kemudian Putri Sidayu keluar dari kamar mandi. lagu slow version

Putri Sidayu : Wah, sepertinya sekarang saat yang tepat untuk bisa kabur dari istana
penjara ini.

Dayang : Benar Putri, saya akan mendukung (mengacungkan dua jempol)

Putri Sidayu : Dayang, terimo kasih yoh, selomo iki hanya kamu yang selalu percaya

sama aku,

Putripun segera berlalu. Sambil menerawang apakah Putri telah berlalu, dayangpun

kegirangan sambil pura-pura membangunkan para pengawal. suara James Bond


007

Dayang : Tuan Putri hilang! Tuan Putri hilang! (berlari sambil berteriak-teriak)

Ketiga pengawal menggeliat setelah dibangunkan.

Pengawal Telu : Ono opo toh dayang! Lagi enak-enakan tidur kok malah diganggu

toh!

Pelayan : Tuan Putri hilang!

Ketiga pengawal tersentak, mereka tidak menyangka Putri bisa melarikan diri di saat
mereka semua sedang lengah.

Pengawal Loro : Hah?


Pengawal SIji : Hah??

Setelah sekian detik.

Pengawal Telu : Haaaaaaah???

Dayang : Lambat kau Bolot!

Pengawal Loro : Perasaan ndak dech!

Pengawal Siji : Betul betul betul

Pengawal Telu : Betul betul betul, salah!

Pengawal Siji : Ayo kita lapor kepada Baginda Raja Lawas. (menarik Pengawal Telu)

Pengawal Loro : Kamu ada acara ndak nanti malem? (tiba-tiba merayu dayang)

Dayang : Ndak ada... (mengacuhkan tawaran Pengawal Loro)

Sesampainya di Ruang Pertemuan Raja. lagu jawa

Pengawal Siji : Ayo cepet lapor! Aku ndak berani! (ketakutan)

Pengawal Telu : Opo ne seng dilapor? (bingung)

Pengawal Loro : Pokoke minta maaf lah! (ketakutan)

Pengawal Telu menghadap Raja Lawas.

Pengawal Telu : A...mpu...n Baginda Raja Lawas, ma...afkan kami. Tu..an Putri

lepas da...ri pe...ngawalan ka...mi. Tuan Putri me...larikan diri Yang


Mulia! (dengan gugup)
Raja Lawas : Opo kau bilang? (berdiri kemudian mencengkram baju pengawal)

suara petir Putriku melarikan diri! (mengguncang-guncangkan tubuh


pengawal). Dasar ndak becus kalian iki! (melemparkan ke lantai).

Sebagai hukumannya kalian cari Putri Sidayu sampai dapat dan bawa ia
kembali!

Pengawal Telu : Ba..ik Yang Mulia! Titah Baginda akan ka..mi laksanakan. (dengan
gugup)

Pengawal Telu dkk segera meninggalkan istana.

...

Tiba-tiba arwah Ratu Lawas datang dan berusaha membangunkan Putri dari
tidurnya.

Ratu Lawas : Ndok, bangun! Cepat kau cari makanan diluar, bekalmu telah habis
Ndok! Hati-hati karena bahaya selalu menghadang.

Putri Sidayu yang merasa lapar karena bekalnya habis akhirnya keluar dari dalam
gua. suara burung berkicau

Putri Sidayu : Wah bekalku habis, padahal aku sedang lapar. Mungkin di luar gua
ada makanan.

Putri Sidayu : Ah, itu ada pohon rambutan (mengambil rambutan dari pohon). Emm,

manis sekali rambutannya!

Tiba-tiba muncul seorang pangeran tampan yang bernama Gajah Belang bersama

sahabatnya Barun.

Barun : Buruan kita ke sana Pangeran.

Gajah Belang : Tunggu dulu Barun, sepertinya aku menemukan buruan baru!
(berkata sambil memperhatikan Putri Sidayu)
Dengan sebuah gitar Pangeran Gajah Belang mencoba menarik perhatian Putri
Sidayu.

Gajah Belang : Kau gadisku yang cantik, coba lihat aku di sini, di sini ada aku yang

cinta padamu. Lagu PUSPA by ST 12. Hai cantik! Bolehkah aku tau
namamu?

Putri Sidayu : Namaku Sidayu, aku Putri Kerajaan Sedayu. Kalau boleh tau siapakah
nama pemuda yang tampan ini?

Gajah Belang : Terima kasih cantik, perkenalkan namaku Gajah Belang, Putra
Mahkota dari Kerajaan Negeri Seberang.

Putri Sidayu : Oh, suatu kehormatan bisa mengenal Pangeran Hidung Belang, eh
salah maksud saya Gajah Belang! (tersenyum)

Gajah Belang : Panggilan apapun aku terima, asalkan Putri yang memanggilku.

Putri Sidayu hanya tersenyum, Barun kembali turun gunung mencari Pangeran
Gajah Belang.

Barun : Disini rupanya engkau Pangeran. Ayo kita kembali ke istana, hari sudah
gelap!

Gajah Belang : Aku di sini saja. Aku ingin menemani gadis ini. Kalau kau mau, kau

saja yang pulang ke istana dan bilang dengan Ayahanda kalau aku

masih mengejar buruanku.

Barun : Tapi Pangeran . . .

Gajah Belang : Terserah kau! Mau tetap tinggal denganku atau meninggalkanku!
Aku tidak perduli!

Barun : Baiklah Pangeran, biarkan aku tetap tinggal bersama Pangeran.


Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Hanya Gajah Belang dan Barun yang setia

menemani Putri, hingga pada akhirnya Gajah Belang dan Putri Sidayu saling jatuh

cinta. Tanpa mereka sadari ada tiga pasang mata yang mengawasi mereka. suara

James Bond 007

...

Di Kerajaan Sedayu suara bollywood

Pelayan : Aduh Baginda Raja, makin lama sakit Baginda tidak sembuh-sembuh!

Semenjak Putri Sidayu melarikan diri, Baginda masih terus saja sakit-
sakitan. (sambil membawa minuman)

Raja Lawas diam seribu bahasa di singgasananya. Sampai suatu ketika para
pengawal datang membawa kabar bahwa putrinya Sidayu telah ditemukan.

Pengawal Siji : Ayo cepet tah! (menarik tangan Pengawal Telu)

Pengawal Telu : Sabar toh! Nafsu banget megang tangan aku!

Pengawal Siji : Ya uwes lah! Ayo Loro!

Pengawal Telu : Eh, tungguin aku!

Para pengawal menghadap Raja Lawas.

Pengawal Siji : Lapor Baginda Raja Lawas, kami telah menemukan Tuan Putri

bersama seorang pemuda di sebuah sungai.

Raja Lawas : Apa? Uhuk.. uhuk.. uhuk.. Baiklah bawa putriku kembali,

uhuk..uhuk..uhuk, jangan sampai terjadi apa-apa dengannya, kalau

sampai terjadi apa-apa dengan putriku, uhuk..uhuk..uhuk, nyawa kalian


taruhannya dan tangkap pemuda itu hidup atau mati!

Pengawal Siji : Baik Yang Mulia, titah Yang Mulia akan kami laksanakan.
Kemudian Raja Lawas kembali ke kamarnya diantar oleh dayang. Karena merasa

telah berhasil, para pengawal terlihat semangat sekali untuk membawa Putri Sidayu

Pulang. Tanpa disadari Baginda Raja Lawas dan para pengawal, ada sepasang

mata yang memperhatikan mereka. Barun keluar dari balik kursi singgasana.

Barun : Wah, Pangeran dan kekasihnya dalam bahaya! Aku harus tiba lebih dahulu

ke gua.

Barunpun bergegas pergi.

...

Sesampainya di dalam gua Barun segera membisikkan rencana Raja Lawas kepada
Pangeran Gajah Belang.

Gajah Belang : Apa? (sesaat suasana tegang) . . . .Kamu ngomong apa? Ndak jelas!

Barun kembali membisikkan.

Gajah Belang : Apaaaaa?!?!?! (suasana kembali tegang). Ini ndak boleh terjadi!

Putri SIdayu : Ono opo Pangeranku?

Gajah Belang : Ndak ada apa-apa, Putriku! Putri didalam gua saja, ada yang ndak

beres di luar sana.

Putri Sidayu : Tapi aku takut Pangeran!

Gajah Belang : Tenang lah, selama aku ada di sini, ndak akan terjadi apa-apa

dengan Putri. Diam dan tenanglah!!!


Tiba-tiba para pengawal datang dan berteriak di depan mulut gua.

Pengawal Loro : Hei, Gajah Belang! Keluarkan Putri Sidayu! Ndak ada yang boleh
menyentuh Putri sebelum aku!

Pengawal Siji : Hei, Gajah Belang! Hadapilah aku kalau kau mampu!

Pengawal Telu : Hei, Gajah Belang! Gajah Belang iku sopo? (bertanya pada kedua
temannya)

Kedua Pengawal : ?!?!?!?

Kemudian Barun keluar untuk menenangkan keadaaan.

Barun : Ono opo iki? Didalem ndak ono sopo-sopo kecuali aku.

Pengawal Loro : Oh kenapa engkau terus berbohong, ya kenapa engkau terus

mengelak dan kenapa kau tak jujur padaku, aku tau kamu lagi

berbohong Lagu Lagi Bohong by Marvell (menyudutkan Barun)

Barun : Aku sama sepertimu, semua ingin ku miliki, aku sama sepertimu dan

berharap semua cinta aku. Lanjutan Lagu Lagi Bohong by Marvell


(menyudutkan Pengawal Loro)

Pengawal Loro : Aku!

Barun : Aku!

Pengawal Siji : Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah mencari wanita. Aku adalah

lelaki yang selalu gundah dibuai wanita aku, uo..oo.. Lagu Naluri Lelaki
by Samsons

Pengawal Telu : Aku adalah anak gembala selalu riang serta gembira, karena aku

senang bekerja, tak pernah marah ataupun lelah, Tralala.. tralala..


Lagu Anak Gembala Sapi by Tasya
Pengawal Loro : Woy, salah! (menepuk bahu Pengawal Telu) Begini yang bener!

Jika kami bersama . . . Lagu Jika Kami Bersama by Superman Is


Dead

Terjadi perkelahian yang sangat sengit. Di dalam gua, Gajah Belang mengajak Putri
Sidayu untuk melarikan diri lewat jalan belakang.

Gajah Belang : Ayo Putri, kita pergi sebelum mereka menemukan kita!

Putri Sidayu : Tunggu dulu Gajah Belang! (dengan terbata-bata)

Gajah Belang : Astaga, wajahmu pucat sekali Putri! Baiklah, kau tunggu di sini, aku
akan mencari bantuan di luar.

Sesampainya di luar, Gajah Belang sudah dicegat oleh para pengawal yang telah

berhasil membunuh Barun, sahabatnya. Dengan tenang Gajah Belang menghadapi


para pengawal.

Pengawal Telu : Itu Gajah Hidung Belang!

Pengawal Loro : Ayo kita tangkap bertiga!

Pengawal Siji : Ide yang sangat bagus!

Gajah Belang : Tidak akan semudah itu kalian menangkapku!

Dengan kecepatan lari 40 yard 4,2 detik Gajah Belang dengan mudah melewati

ketiga Pengawal Kerajaan tersebut . Kemudian meloncat ke laut dan merubah


dirinya menjadi seekor ikan yang bernama Ikan Sindo. suara ombak

...

Di dalam gua..
Putri SIdayu : Maafkan aku Ayahanda, Ibunda. Maafkan aku Gajah Belang. Ini

semua terjadi karena kesalahanku. Biarlah aku yang akan menebusnya


dan tinggal dalam Gunung Njuluk ini untuk selama-lamanya.

Ketika pengawal ingin masuk, tiba-tiba pintu gua tertutup oleh sebuah batu besar.
suara gempa bumi

Pengawal Loro : Putri tidak!!!

Pengawal Telu : Jangan tinggalkan kami Tuan Putri!!

Pengawal Loro : Tumben kamu nyambung? (bingung)

Pengawal Telu : Serius iki!

Pengawal Siji : Uwes lah! Kita kembali ke istana sekarang. (dengan tegarnya
Pengawal Siji berbicara)

Abad telah berganti, Kerajaan Sedayu itu pun berubah menjadi sebuah desa yang tetap indah dan
hasil kekayaan alam yang melimpah. Masyarakat di desa selalu menjaga kelestarian alam
terutama Gunung Njuluk tempat Putri Sidayu tinggal. Berbagai profesi yang ada diantaranya
guru, dokter, petani, pelayan, dan pedagang, Mereka hidup berdampingan dengan rasa saling
menghormati dan tolong menolong. Desa yang mereka cintai dan sejarah yang selalu di hati
mereka. Itulah masyarakat Desa Sedayulawas. lagu jawa

You might also like