Professional Documents
Culture Documents
A. Latar belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut) (Kaswiyan, 2000).
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
Defisit cairan perioperatif timbul sebagai akibat puasa pra-bedah yang kadang-
kadang dapat memanjang, kehilangan cairan yang sering menyertai penyakit primernya,
terjadinya sequestrasi atau translokasi cairan. Pada periode pasca bedah kadang-kadang
perdarahan dan atau kehilangan cairan (dehidrasi) masih berlangsung, yang tentu saja
Puasa pra-bedah selama 12 jam atau lebih dapat menimbulkan defisit cairan (air
dan elektrolit) sebanyak 1 liter pada pasien orang dewasa. Gejala dari defisit cairan ini
belum dapat dideskripsikan, tetapi termasuk di dalamnya adalah rasa haus, perasaan
mengantuk, dan pusing kepala. Gejala dehidrasi ringan ini dapat memberikan kontribusi
terhadap memanjangnya waktu perawatan di rumah sakit yang terlihat dari penelitian
17638 pasien dengan hasil bahwa rasa kantuk dan pusing kepala pasca bedah merupakan
faktor prediktor yang berdiri sendiri terhadap bertambah lamanya waktu perawatan
Cairan Dan Elektrolit Perioperatif Dengan Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah
Pada Pasien di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Melihat Hubungan Terapi Cairan Dan Elektrolit Perioperatif Dengan Resiko
Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
2. Tujuan Khusus
Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
Resiko Terjadinya Dehidrasi Pasca Bedah Pada Pasien di Rumah Sakit Umum
C. Kerangka Konsep
Puasa pra-bedah selama 12 jam atau lebih dapat menimbulkan defisit cairan (air
dan elektrolit) sebanyak 1 liter pada pasien orang dewasa. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang
digunakan yaitu :
VARIABEL INDEPENDENT VARIABEL DEPENDENT
D. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka kerja, maka hipotesa penelitian ini dapat di rumuskan sebagai
berikut :
1. Tinjauan Umum
Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
Ha = Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit Perioperatif
2. Tinjauan Khusus
1) Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Penyakit Primer
Ha= Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Penyakit Primer
2) Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Pendarahan.
Ha= Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
Pendarahan.
3) Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Manipulasi Bedah.
Ha= Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Manipulasi Bedah.
4) Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Sequestrasi.
Ha= Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Sequestrasi.
5) Ho = Tidak ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Translokasi Cairan.
Ha= Ada hubungan yang bermakna antara Terapi Cairan Dan Elektrolit
di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 Berdasarkan
Translokasi Cairan.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang mengungkapkan hubungan
dan dependen di nilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada follo up ( Arikunto,
2006).
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Perioperatif di Rumah Sakit
b) Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probabilty sampling yaitu
setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih sebagai sampel (
Arikunto, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Kaswiyan, U, 2000. Terapi Cairan Perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.
Latief, AS, dkk. 2002. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan. Ed.
Leksana, E. 2004.Terapi Cairan Dan Elektrolit. bagian anestesi dan terapi intensif FK
Undip: Semarang.
Graber MA, 2003. Terapi Cairan Elektrolit Dan Metabolik. Ed.2. Farmedia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI,