Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
4
’45 dengan : kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Di sini telah muncul prinsip perwakilan
(representasi). Dengan demikian, secara langsung ataupun tidak, dikatakan
(dianggap) tidak mungkin menjalankan pemerintahan. Parlemen merupakan institusi
yang diciptakan sebagai representasi, dan diharapkan menjadi wakil yang aktual dan
obyektif dari aspirasi rakyat. Persis di sini pula terdapat kompleksitas masalah,
terutama adanya jarak antara institusi wakil rakyat dan rakyat yang diwakilinya.
Kedua, siapakah dan dari unsur apa yang seharusnya duduk di dalam institusi
representasi kepentingan rakyat . Berbagai konflik yang kini berkembang, baik yang
mencerminkan konflik antar agama, suku dan golongan, maupun konflik berkaitan
dengankepentingan material (ekonomi), pada dasarnya memberikan momentum
yang sangat aktualuntuk mengkaji kembali dasar-dasar representasi kehidupan
dalam bernegara. Dalam konteks Indonesia kekinian representasi masih merupakan
tantangan untuk dapat mewujudkan suatu pemerintahan yang mengadopsi
kepentingan seluruh ‘rakyat’. Ketiga, dalam pemerintahan yang berbasis demokrasi,
yang menjadi titik masalah bukan sekedar asal dari legitimasi kekuasaan, melainkan
juga mempersoalkan bagaimana kekuasaan diselenggarakan. Kewenangan yang
diberikan pemegang kekuasaan sudah tentu bukan merupakan kepasrahan buta,
melainkan hanya sebagian dari kewenangan, dan sebagian lagi masih dalam
genggaman rakyat dan merupakan hak rakyat untuk sewaktu-waktu meninjau
kembali kewenangan yang telah diberikan. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM) memberikan jawaban, “setiap orang mempunyai hak untuk mengambil
bagian dalam pemerintahan negerinya, baik secara langsung atau melalui para wakil
yang dipilih secara bebas”.
7
5. AKUNTABILITAS PUBLIK DALAM GOOD GOVERNANCE
Pelaksanaan tata pemerintahan yang baik adalah bertumpu pada tiga domain
yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, ketiga domain tersebut harus bekerja
secara sinergis, yang berarti setiap domain diharapkan mampu menjalankan
perannya dengan optimal agar pencapaian tujuan berhasil dengan efektif.
Pemerintah berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif ;
swasta menciptakan pekerjaan dan pendapatan sedangkan masyarakat berperan
positif dalam interaksi sosial, ekonomi , politik termasuk mengajak kelompok-
kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, sosial
dan politik.
Spirit dari good governance adalah meminimalkan peran negara dan
mengedepankan pasar. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa teori ini tidaklah
mampu menempatkan dirinya, secara konseptual, pada pihak rakyat terlebih
dinegara berkembang. Kita semua sama tahu bahwa pasar hari ini dikuasai oleh
negara - negara maju. Kapital dan teknologi pengendali ekonomi dunia Tidaklah
8
berlaku secara equal. Negara berkembang selalu saja menjadi objek dari trend
ekonomi global yang diciptakan oleh negara maju khususnya negara - negara G8.
oleh karena itu keberpihakan kepada pasar, itu erarti memberi ruang yang makin
luas pada diaspora kepentingan- kepentingan negara negara kapitalis untuk terus
saja menjajah dan mengekploitasi negara berkembang termasuk Indonesia.
Prinsip spirit Governance adalah ingin menjamin hak - hak demokrasi ada di
tangan rakyat.Tiga sektor dalam good governance yaitu sektor pemerintahan, sektor
privat, dan masyarakat seharusnya mempunyai pembagian yang hak dan
tanggungjawab bersama dan jelas yang diatur dalam kontrak sosial, mana kontrak
sosial tersebut merupakan hasil produk pengaturan bersama yang melibatkan ketiga
sektor tersebut.sistem ini dapat memberi implikasi yuridis apabila lembaga -
lembaga tersebut melalaikan fungsinya dalam mewujudkan transparansi informasi
informasi dan akuntabilitas publik .
Demokrasi yang berlaku di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Bukan
seperti di negara lain yang secara jelas mengedapkan demokrasi leberal. Dimana
pasar lebih banyak berperan dalam negara dibanding pemerintah. Meskipun dalam
praktiknya negara juga menggunakan kekuasaanya dalam mengatur pasar.
Termasuk dalam pembuatan peraturan/ undang - undang. Menkipun tidak dapat
dipungkiri bahwa kebijakan yang dibuat adalah kebijakan yang ramah terhadap
pasar. Demokrasi di Indonesi bukan demokrasi yang bebas namun menjunjung
tinggi keadilan masyarakat.
Di Indonesia yang merupakan negara berkembang dimana proses demokrasi
tersebut masih berlangsung mampukah bertahan dengan tuntutan good governance
liberalisme pasar. Dimana pasar yang berkembang dan pembatasan peran
pemerintah dalam kehidupan negara. Tekanan dari dunia luar terhadap Indonesia
terlihat banyaknya kebijakan publik yang tidak memihak rakyat.
Negara bukan sebagai kekuatan politik yang menduduki posisi puncak di
dalam organisasi -organisasi publik, seperti presiden, menteri, parlemen, dan lain -
lain. Negara diartikan sebagai organisasi yang merepresentasikan kepentingan
rakyat di wilayah tertentu dan bersifat netral. Politik adalah sarana untuk memilih
siapa yang ditugaskan untuk mengelola kepentingan rakyat. Politik bukanlah negara
apalagi rezim. Dengan demikian ide tentang pengatan negara berbeda dengan
rezim yang berkuasa.
9
PENUTUP
10
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Joko, 2001, Good Governance: Telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan
Kontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Surabaya: Insan
Cendikia.
11