Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Baja
Menurut komposisi kimianya baja dapat di bagi dua kelompok besar yaitu:
Baja karbon dan baja paduaan. Baja karbon bukan berarti baja yang sama sekali
tidak mengandung unsur lain, selain besi dan karbon. Baja karbon mengandung
sejumlah unsur lain tetapi masih dalam batas–batas tertentu yang tidak
berasal dari proses pembuatan besi atau baja seperti mangan. Silicon, dan
1.Baja karbon
Baja dengan kadar mangan kurang dari 0,8 % silicon kurang dari 0.5 %
dan unsur lain sangat sedikit, dapat dianggap sebagai baja karbon. Mangan dan
4
Universitas Sumatera Utara
Baja karbon rendah yang mengandung 0,022 – 0,3 % C yang dibagi menjadi
kenderaan.
4) Baja karbon rendah mengandung 0,05 – 0,3 % digunakan untuk baut paku
Baja karbon ini memiliki sifat –sifat mekanik yang lebih baik dari pada baja
karbonnya yaitu :
keperlukan industri kenderaan seperti baut dan mur, poros engkol dan
batang torak.
pegas.
Baja karbon tinggi memeiliki kandungan antara karbon antara 0,6 – 1,7 %
1) Kuat sekali.
Baja paduan dihasilkan dengan biaya yang lebih mahal dari pada baja
Baja paduan didefenisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu
( kuat, keras, liat), tetapi unsur karbon tidak di anggap sebagai salah satu unsur
campuran.
Suatu kombinasi antara dua atau lebih unsur campuran, misalnya baja
yang yang di campur dengan unsur kromium dan molibden, akan menghasilkan
baja yang mempunyai sifat keras yang baik dan sifat kenyal ( sifat logam ini
tanpa mengalami patah atau retak-retak ). Jika di campurkan dengan krom dan
molibden akan menghasilkan baja yang menghasilkan sifat keras yang baik dan
menggunakan diagram fase. Dari diagram fase ini dapat diamati perubahan
struktur logam akibat pengaruh temperature. Struktur dari baja dapat ditentukan
oleh komposisi baja dan karbon, gambar 2.1 adalah diagram besi- karbida besi.
fase pada pemanasan dan pendinginan yang cukup lambat. Gambar 2.1
menunjukkan bila kadar karbon baja melampaui 0,20% suhu dimana ferrite mulai
terbentuk dan mengendap dari austenit turun. Baja yang berkadar karbon 0.80%
disebut baja eutectoid dan struktur terdiri dari 1005 pearlite. Titik eutectoid
austenit terurai menjadi ferrite dan sementit. Bila kadar karbon baja lebih besar
dari pada eutectoid, perlu diamati garis pada diagram besi karbida besi yang
bertanda Acm. Garis ini menyatakan bahwa dimana karbida besi mulai memisah
dari austenit. Karbida besi dengan rumus Fe3C disebut sementit. Di bawah ini
1. E : Titik yang menyatakan fase γ, ada hubungan nya dengan reaksi autentik
kelarutan maksimum dari karbon 2,14% paduan besi karbon sampai pada
uatotektoid.
dimana mulai terbentuk ferrite dan austenit. Garis ini disebut garis A3.
Baja yang berkadar karbon kurang dari kurang dari komposisi eutectoid
(0,8%) di sebut baja hipoeutectoid, dan yang berkadar karbon lebih dan
Fe3C dalam satu butiran yang bercampur baik, dan lapisan serat – serat bajanya
Proses perlakuan panas yaitu proses mengubah sifat logam dengan cara
mikro dari berbagai jenis logam. Alatropik itu sendiri adalah merupakan
transformasi dari satu bentuk susunan atom (sel satuan) kebentuk susunan atom
yang lain. Pada temperature dibawah 900o C sel satuan Body Cubic Center
(BCC), temperature antara 900 dan 1392 o C sel satuan Face Cubic Center ( FCC
) sedangkan temperature dibawa 1392 o C sel satuan kembali menjadi BCC bentuk
Gambar 2.4. Perubahan Bentuk struktur atom Akibat Pemanasan pada Logam
terutama kekerasan dengan cara celup cepat (quenching) material yang sudah
di panaskan kedalam suatu media quenching berupa air , air garam, Oli Dan
lain-lain.
pada daerah keseluruhan dari logam dan hanya sebahagian saja, contoh pada
permukaan saja.
o Meningkatkan kekerasan
o Meningkatkan keuletan
o Meningkatkan ketangguhan
(http://arisabadi.blogspot.com/2008_09_01_archive.html)
Karbon aktif ( Active Carbon ) adalah suatu bahan yang berupa karbon
omorf, yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki “permukaan
Keaktifan untuk menyerap dari karbon aktif ini umumnya tergantung pada
dengan sinar X bahwa karbon amorf mempunyai sifat kristal yang tertentu yang
tidak menunjukkan sudut dan permukaan bentuk kristal seperti bentuk rhombis,
bahwa karbon amorf terdiri dari pelat-pelat datar dimana atom C (karbon)
tersusun dari dalam kisi hexagon dan setiap atom karbon tenkat secara kovalen
dengan ato karbon yang lainnya. Pada graphite, pelat-pelat ini lebih dekat satu
dengan yang lainnya dan terikat dengan cara tertentu yang tidak dijumpai pada
karbon kristalit.
Bila suatu bahan baku amorf atau karbon aktif di panaskan, zat-zat organik mula-
mula terlepas dan terbentuk kembali struktur oromatis yang thermo-stabil pada
cara susunannya kristalit akan mempengaruhi daya serap dari karbon. Daya serap
Pada suatu komponen mesin dari baja adakala nya diperlukan keras dan
tahan aus pada permukaannya saja, sedangkan pada inti atau bagian dalam tetap
dalam keadaan lunak dan ulet. Hal ini akan memberikan kombinasi yang serasi
antara bagian luar atau permukaan benda kerja yang keras dan tahan menerima
beban, serta tahan aus dengan inti yang lunak dan ulet. Karburising adalah proses
kerja dalam lingkungan yang banyak mengandung karbon aktif, sehingga karbon
menjadi karbon aktif yang dapat berdifusi masuk ke dalam baja dan menaikkan
kadar karbon pada permukaan baja. Pada proses perlakuan panas, termasuk
karburising selalu mengacu pada diagram fase yang berdasarkan pada karbon dari
baja. Baja pada dasarnya adalah paduan besi dan karbon (Fe-C), besi dan karbon
selain dapat membentuk larutan padat juga dapat membentuk senyawa karbid besi
(sementit, Fe3C).
Dalam diagram fase, baja dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
a. baja eutectoid
b. baja hypoeutectoid
c. baja hypertectoid
karburisasi yaitu:
dengan menggunakan karbon yang didapat dari bubuk arang. Bahan karburisasi
ini biasanya adalah arang tempurung kelapa, arang kokas, arang kayu, arang kulit
atau arang tulang. Benda kerja yang akan dikarburising dimasukkan ke dalam
benda kerja ditimbuni dengan bahan karburisasi dan benda kerja lain diletakkan
karbon dari setiap jenis arang adalah berbeda-beda. Semakin tinggi kandungan
karbon dalam arang, maka penetrasi karbon ke permukaan baja akan semakin baik
karburisasi.
Bahan tersebut adalah barium karbonat (BaCO3) dan soda abu (NaCO3)
temperature yang tinggi ini mula-mula karbon teroksidir oleh oksigen dari udara
yang terperangkap dalam kotak menjadi CO2 (Wahid Suherman, 1998: 149).
dimana C yang terbentuk ini merupakan atom karbon (carbon nascent) yang aktif
berdifusi masuk ke dalam fase austenit dari baja ketika baja dipanaskan. Besarnya
kadar karbon yang terlarut dalam baja pada saat baja dalam larutan pada gamma
dipanaskan harus dalam keadaan tertutup rapat, hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya reaksi antara media karburisasi dengan udara luar. Cara yang biasanya
ditempuh unutk menghindari hal tadi adalah dengan memberikan lapisan tanah
liat (clay) antara tutup dengan kotak karburisasi. Menurut Wahid Suherman
(1998: 150) bahwa “kotak karburisasi dipanaskan dalam dapur sampai temperatur
o
825 – 925 C dengan segera permukaan benda kerja akan menyerap karbon
sehingga dipermukaan akan terbentuk lapisan berkadar karbon tinggi sampai 1,2
%”. Dan menurut B.H Amstead (1979: 152) bahwa “proses karburisasi padat
banyak diterapkan untuk memperoleh lapisan yang tebal antara 0,75 – 4 mm.
campuran garam cianida, kalsium cianida (KCN), atau natrium cianida (NaCN).
pada proses karburisasi ini selain terserapnya karbon, nitrogen juga ikut terserap.
Bahwa karburisasi cair hamper sama dengan cyaniding, yang menyerap nitrogen
dan karbon. Bedanya terletak pada tingkat perbandingan banyaknya karbon dan
nitrogen yang terserap. Pada karburisasi cair penyerapan karbon lebih dominan.
Banyaknya karbon dan nitrogen yang terserap ini tergantung pada kadar cianida
dalam salt bath dan temperatur kerjanya. Salt bath untuk karburisasi cair biasanya
o
mengandung 40 – 50 % garam cianida. Temperatur yang digunakan adalah 900
C selama 5 menit, kedalaman penetrasi karbon yang dicapai antara 0,1 – 0.25 mm
dari permukaan baja. Kadar karbon yang dikarburisasi akan naik dengan semakin
tingginya temperatur dan makin lamanya waktu karburisasi. Bila kadar karbon
dipermukaan terlalu tinggi maka kekerasan tidak begitu tinggi, karena itu baja
cianida dalam salt bath dapat berubah sehingga tentu saja sifat salt bath dapat
berubah, karena itu kondisi salt bath harus secara rutin diperiksa. Apabila terdapat
perubahan yang berarti, harus dilakukan penambahan garam baru unutk menjaga
sangat beracun, karena itu pemakaiannya harus sangat hati-hati. Demikian pula
pada saat membuang sisa-sisa cairan yang akan terkena garam cianida tersebut
dapur dengan atmosfer yang banyak mengandung gas CO dan gas hidro karbon
yang mudah berdifusi pada temperatur karburisasi 900 o – 950 o C selama 3 jam.
Gas-gas pada temperatur karburisasi itu akan bereaksi menghasilkan karbon aktif
yang nantinya berdifusi ke dalam permukaan baja. Pada proses ini lapisan
berdifusi lebih ke dalam dan kadar karbon pada permukaan akan semakin naik.
jenis lain karena permukaan benda kerja tetap bersih, hasil lebih banyak dan
kandungan karbon pada lapisan permukaan dalam dikontrol lebih teliti. Menurut
B.H Amstead (1979: 153) mengatakan bahwa “proses karburisasi media gas
serta seberapa tebal bagian penampang yangh menjadi keras banyak tergantung
keras) maka pada saat pemanasan harus dapat dicapai struktur austenit, karena
itu bersifat lunak, misalnya ferit maka tentunya kekerasan yang tercapai juga
pembuatan baja perlu dilakukan suatu percobaan pemanasan dan quencing pada
kekuatan yang lebih baik. Kekerasan dapat dicapai tergantung pada kadar karbon
dalam baja dan kekerasan yang tyerjadi tergantung pada temperature pemanasan
Supaya dihasilkan suatu perubahan sifat-sifat baja, maka unsur karbon yang
penting adanya pelarut unsur karbon dengan jumlah cukup pada larutan padat
sebagai hasil dari pemanasan. Baja yang mengandung karbon kurang dari 0,83%
biasaanya dipanaskan di atas titik kritis atas (tertinggi), seluruh unsur karbon
karbon lebih dari 0,83% biasanya di panaskan hanya sedikit diatas titik kritis
terendah (bawah). Dalam hal ini tidak terjadi perubahan perlit menjadi austenit.
Pendinginan yang di lakukan pada suhu itu akan membentuk martensit. Sewaktu
kandungan karbon diatas 0,83% tidak terjadi perubahan sementit bebas menjadi
austenit, karena larutan telah menjadi keras. Sehingga perlu di lakukan pemanasan
pada suhu tinggi sehingga perlu dilakukan pemanasan dalam suhu tinggi sehingga
berbentuk kasar tanpa mengalami penambahan yang cukup besar pada kekerasan
dan kekuatannya. Akan tetapi menyebabkan baja menjadi lebih rapuh setelah
3. Pengaruh pendinginan
akan terbentuk “toorsit”. Toorsit dan sorbit lebih keras dan kuat dari pada
Metoda pencelupan secara cepat yang di sebut quenching, pada proses ini
diperoleh struktur martensit akibat dari penurunan temperatur dan suhu austenit
mendadak dari 700 oC lebih adalah suatu pengerjaan yang sangat drastis, dan
pendingan yang cepat ini sering mengakibatkan keretakan dan pergeseran benda
kerja.
dahsyat, lali dimasukkan air asin, kemudian air dingin. Air hangat, minyak
lambat,(Mulyadi,2007)
Efek pendinginan yang lambat pada teras terutama pada benda-benda yang
besar, adalah bagian dalam baja hampir tidak sekeras bagian luarnya. Oleh karena
itu akan terjadi pengendapan karbon, dan bagian tengah baja akan mengandung
pearlite. Hal ini tidak merugikan, ikarena teras yang sedikit lebih lunak akan
Semua logam mengandung stuktur mikro yang berbeda, bila suatu logam
Ferrit adalah butiran besi murni, sedangkan perlit adalah lapisan serat
ferrit, martensit adalah strukur yang terjadi akibat transfer geser yang cepat
Ferrit ialah kristal besi murni (ferum = Fe). Ferit terletakrapat Saling
mendekat dan tidak teratur, baik bentuk maupun besarnya. Ferit merupakan
bagian baja yang paling lunak. Ferit murni tidak akan cocok andai kata digunakan
sebagai bahan benda kerja yang menampung beban karena kekuatannya kecil.
Sementit, (Fe3C) ialah suatu senyawa kimia antar besi (Fe) dengan zat
arang (C). Sebagai unsur struktur tersendiri ia mengandung 6,7% zat arang.
Rumus kimia Fe3C menyatakan bahwa senantiasa ada 3 atom besi yang
kadar sementit. Sementit dalam baja merupakan struktur yang paling keras (Fe3C
kandungan zat arang seluruhnya sebesar 0,8%. Dalam struktur perlit semua
dapat dilihan setelah permukaan logam yang akan di uji tersebut di gerinda
sehalus mungkin dan di poles dengan mempergunakan larutan poles alumina dan
Sebagai contoh mikro logam yang dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
pembebanan setempat pada permukaan berupa goresan atau penekanan. Sifat ini
banyak berhubungan dengan sifat kekuatan, daya tahan aus, dan kemampuan
dikerjakan dengan mesin atau (mampu mesin). Cara pengujian kekerasan ada 3
macam, yaitu goresan, menjatuhkan bola baja, dan penekanan, Kekerasan suatu
bahan dapat berubah bila di kerjakan dengan pekerjaan dingin atau (cold worked)
menggunakan 3 cara atau matoda telah banyak dilakukan, yaitu : metoda brinel,
dasarnya berbentuk bujur sangkar. Angka kekerasan piramida intan yang disarnya
berbentuk bujur sangkar. Angka kekerasan piramida intan (DPH) aatu angka
F
VHN = 1854,4 …………( 2.1
d2
Dimana :
KTP + ½ NST
d = (d ± 0,25) µm
F
VHN = 1854,4
d2
δF δd
KTP = +2
F d
Pada hasil pengujian lekukan yang benar yang dibuat oleh penumbuk
sebagai berikut :