You are on page 1of 14

Tragedi Buyat dalam

Analisis Contentious
Politics
PERTARUNGAN AKTOR
DALAM KASUS BUYAT
• Konteks : sejak ditetapkannya AMDAL Tahun 1994
tentang pembuangan limbah tailing PT. NMR ke laut
sampai tahun 2006
•Fokus : proses Contentious Politic antar berbagai aktor
dalam persoalan penyakit di sekita Buyat yang
disinyalir disebabkan pembuangan limbah tailing PT.
NMR
•Signifikansi : Menarik dikaji karena kajian ini kami
anggap mampu menggambarkan proses munculnya
gerakan sosial dalam masyarakat
BAGAIMANA PROSES
KETEGANGAN
TERJADI???
STRUKTUR Sosial, Ekonomi,
Politik

PROSES • Pembentukan Aktor


• Eskalasi Aktor
• Mobilisasi Aktor

Agency/aktor

Analisis Contentious Politics


Struktur : ekonomi, politik, sosial

proses pembentukan aktor : dimulai sejak terasanya dampak terhadap


kesehatan yakni munculnya penyakit Buyat yang dianggap terkait erat
dengan beropresainya PT. NMR, sehingga melibatkan masyarakat Buyat,
Pemrintah, LSM dan pihak NMR sendiri

Eskalasi Aktor : lokal, nasional bahkan internasional

Mobilisasi Aktor : masyarakat Buyat, Rantatotok dan sekitarnya merasa


punya kesamaan nasib dan penderitaan (collective action) yang didampingi
oleh LSM semisal LSM Kelola, YSN, Komisi Kemanusiaan untuk Teluk
Buyat, Walhi, JATAM, ELSAM, Kontras dan Tapal. Media : hampir
semua media Indonesia(the New York Time– luar negeri). Pemerintah yang
terlibat meliputi : kementrian LH, Polri, Pemda Sulut, ESDM dan lainnya.
Sejumlah lembaga penelitian (KLH, MIPA-KIMIA UI, Unsrat) . PT NMR
dan lembaga coorporatisnya,
Tentang Masyarakat Buyat

Teluk Buyat adalah sebuah teluk kecil yang berhadapan


dengan Laut Maluku. Merupakan bagian pantai selatan
provinsi Sulawesi Utara. Di situ, di Buyat Pante berdiam
sebuah komunitas masyarakat yang saat ini terdiri dari
73 KK dengan jumlah penduduk 305 orang saat ini.
Sekitar 900 m di laut, persis di depan tempat pemukiman
warga Buyat Pante ini bercokol lebih dari delapan juta
kubik ton limbah PT Newmont Minahasa Raya (NMR)
yang dibuang melalui system pembuangan tailing ke laut
(Submarine Tailing Disposal – STD) atau penempatan
tailing di dasar laut (Submarine Tailing Placement, STP)
sejak Maret 1996.
Tentang Numont
Didirikan tahun 1921 dan sahamnya diperdagangkan secara
publik di NYSE sejak tahun 1925, Newmont adalah salah satu
perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Berkantor pusat
di Denver, Colorado, Newmont mempekerjakan sekitar 14000
karyawan, sebagian besar bekerja di lokasi-lokasi tambang
Newmont di Amerika Serikat, Australia, Peru, Indonesia, Gana,
Canada, Bolivia, Selandia Baru, dan Meksiko. Newmont juga
merupakan satu-satunya perusahaan tambang emas yang
terdaftar dalam S&P 500 index. Kinerja industri Newmont
yang baik tercermin melalui penerapan standar yang tinggi
dalam hal pengelolaan lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja karyawannya dan penciptaan nilai dan
peluang kerja bagi masyarakat di komunitas setempat.
Tambang Newmont di Batu Hijau telah memperoleh
penghargaan tertinggi dari pemerintah Indonesia untuk
pengelolaan lingkungan hidup.

Sumber : Antaranews, 2007


Penelitian2 jg dilakukan oleh sejumlah
Ornop semisal WALHI kerjasama dengan UI
dan Laboratorium Prodia, yang menyatakan
Buyat tercemar Merkuri dan Arsen, namun
ke depannya semua terbantahkan oleh hasil
peneltian terpadu dari KLH dan lembaga-
lembaga dari Australia (CSIRO), WHO dan
Lab. Unsrat.
Pencemaran dan Dampaknya tahun 1996 – 1997

2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT


NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret
1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter.
Nelayan setempat sangat memprotes buangan limbah
tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati
puluhan bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di
pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung
sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan Juli
1997.
Buyat dan Perang Klaim
Dalam kasus-kasus kerusakan lingkungan manapun,
pertempuran klaim
pasti akan terjadi dan pihak yang berkuasa akan
berupaya meredam klaim kerusakan
yang diusung oleh kelompok masyarakat sipil. Manuell
Castells (1997) menyatakan
bahwa gerakan lingkungan adalah 'a revolt of science
against science' karena
kelompok ilmuwan yang berada dalam gerakan
lingkungan akan beradu klaim dengan
mereka yang berada pada kubu pemerintah dan swasta.
Tentu saja, kejujuran ilmiah
bisa jadi mempersatukan mereka, namun perbedaan
kepentingan sangat mungkin
membatasi 'pertemuan' itu.
Contoh dalam Tragedi
Buyat:
Pertempuran klaim tersebut bisa dilihat pada kehadiran
Dr. Keith Bentley yang mewakili kepentingan Newmont versus Dr.
Budiawan yang
merupakan Direktur Puska RKL UI (Kompas 4 Agustus). Sebagaimana
yang
diramalkan oleh Soetandjo maupun Castells, Tim Peneliti Departemen
Kesehatan
berada pada posisi ‘membela’ Newmont dengan pernyataan bahwa isu
pencemaran
laut di Teluk Buyat oleh limbah merkuri merupakan isu yang tak
berdasar
(Emmanuel Subangun, Kompas 4 Agustus 2004)
PT NMR DINYATAKAN TIDAK BERSALAH

Di antara beberapa bukti yang disampaikan dalam persidangan yang telah


membebaskan Richard Ness dan PTNMR adalah sebagai berikut:

- Empat orang dokter independen - termasuk dokter-dokter yang berafiliasi


dengan universitas dan pemerintah - yang telah memeriksa warga Teluk
Buyat bersaksi di bawah sumpah bahwa mereka tidak menemukan adanya
penyakit sebagai akibat kegiatan operasi Newmont;
- Dr. Jane Pangemanan, sebagai pihak yang pertama kali menyampaikan
tuduhan terhadap PTNMR, telah menarik kembali tuduhannya dan bersaksi di
bawah sumpah bahwa beliau tidak mendiagnosa adanya penyakit yang
berkaitan dengan logam berat pada penduduk Teluk Buyat;
- Kajian-kajian yang dilakukan oleh badan WHO, Kementerian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia, Commonwealth Scientific and Industrial Research
Organization (CSIRO) dari Australia, dan National Institute for Minamata
Disease Jepang; semua membuktikan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar, dan
- Lima pejabat pemerintah, baik yang masih menjabat aktif maupun tidak,
bersaksi di bawah sumpah bahwa Newmont memiliki semua izin operasi yang
diperlukan dan tidak melakukan pelanggaran terhadap satupun izin tersebut.

SUMBER : Antaranews
Kasus Buyat telah menjadi isu internasional, di luar
benar atau tidaknya disebabkan oleh pencemaran
limbah PT. NMR, yang jelas kasus ini telah
menimbulkan ketegangan antar agency yang terkait
dalam debat publik kasus ini. Aktor-aktor yang
terlibat dengan berbagai dispersinya berjuang lewat
pembuktian fakta yang diakui keabsahannya secara
hukum. Diluar benar tidaknya ada unsur pencemaran,
yang jelas fakta di masyarakat mereka tersiksa
dengan wabah penyakit yang benar-benar nyata
terjadi…. Bagaimana seharusnya negara bertindak,
dari dinamika yang terjadi negara mengalami
kegagapan sehingga rakyatlah yang jadi korban.
Dominasi lembaga swasta raksasa asal merika pun
lenggang kangkung, pulang ke kotanya, tanpa
beban….
Sekian dan Terima
Kasih… Daaaah…

You might also like