Professional Documents
Culture Documents
Karakteristik semikonduktor
1. Semikonduktor intrinsik
Pada suhu yang sangat rendah : semua elektron elektron berada pada
ikatan kovalen, tak ada elektron bebas atau tak ada pembawa muatan
sehingga bersifat sebagai isolator
Pada suhu kamar : agitasi termal menyebabkan beberapa elektron valensi
keluar dari ikatan kovalen menjadi elektron bebas sebagai pembawa
muatan negatif; munculnya elektron bebas diikuti dengan terbentuknya
hole(lubang) sebagai pembawa muatan positif, peristiwanya disebut
pembangkitan; jika dipasang potensial, terjadi aliran arus.
2. Semikonduktor ekstrinsik
Tipe-n
memiliki kelebihan muatan negative, pada silicon, penambahan atom
dengan lima elektron valensi (seperti phosphor) akan meciptakan tingkat
energy baru dengan posisi sedikit di bawah pita konduksi yang dinamakan
tingkatan donor. Tambahan electron dari phosphor akan menempati
tingkat energy baru ini dan dengan hanya sedikit saja jumlah energy akan
menaikkan electron ini ke pita konduksi sehingga akan menambah jumlah
pembawa muatan negative
tipe-p
memiliki kelebihan pembawa muatan positif, pada silicon, penambahan
atom dengan tiga electron valensi akan menciptakan tingkat enegi baru
dengan posisi sedikit di atas pita valensi yang dinamakan tingkatan
akseptor. Electron pada pita valensi akan berpindah ke tingkat energy ini
sehingga menciptakan lubang atau hole pada pita valensi dan akan
menambah jumlah pembawa muatan positif.
Semikonduktor Tipe-N
Elektron bebas sebagian besar terjadi karena doping, dan sebagian kecil
lainnya bersama hole karena generation akibat agitasi termal.Elektron bebas
menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole sebagai pembawa muatan
minoritas.
Semikonduktor Tipe-P
Hole sebagian besar terjadi karena doping, dan sebagian kecil lainnya
bersama elektron bebas karena generation akibat agitasi termal. Hole
menjadi pembawa muatan mayoritas dan elektron bebas sebagai pembawa
muatan minoritas.
Fungsi Semikonduktor
Bila dibanding dengan logam daya hantar listrik semikondutor lebih kecil. Aliran
yang kecil menyebabkan aliran listrik pada semikonduktor mudah dikontrol.
1. Semikonduktor tipe-p. yang dibuat dari semikonduktor silikon yang dikotori
dengan boron.
2. Semikonduktor tipe-n, yang diperoleh dari semikonduktor silikon yang dikotori
dengan arsen.
Sebelum kedua semikonduktor tersebut disambung, jumlah hole pada pita valensi
semikonduktor tipe-p lebih banyak dibanding jumlah hole pada pita valensi
semikonduktor tipe-n, sebaliknya jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor
tipe-n lebih banyak dibanding jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor
tipe-p. setelah keduanya disambungkan maka:
Pada pita valensi akan terjadi aliran hole dari semikonduktor tipe-p ke
semikonduktor tipe-n dan sebaliknya, serta aliran elektron dari semikonduktor
tipe-n ke semikonduktor tipe-p dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.
Pada pita konduksi akan terjadi aliran elektron dari semikonduktor tipe-n ke
semikonduktor tipe-p dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.
Pada keadaan setimbang jumlah hole yang bergerak dari pita valensi semikonduktor
tipe-p ke semikonduktor tipe-n sama dengan jumlah hole yang bergerak ke arah
yang berlawanan. Demikian juga halnya dengan jumlah elektron yang mengalir dari
semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p dan sebaliknya. Akibatnya dua proses
tersebut maka pada semikonduktor tipe-n akan berkembang muatan positif dan
pada semikonduktor tipe-p akan berkembang muatan negatif. Dengan kata lain
antara kedua bagian tersebut timbul potensial listrik.
Pada sel surya semikonduktor tipe-p dibuat lebih tipis dibanding semikonduktor
tipe-n. Pada pengoperasian sel suria, bagian yang dikenakan sianr matahari adalah
semikonduktor tipe-p.
Pada waktu sel surya terkena sinar matahari maka elektron-elektron pada
semikonduktor tipe-p mendapatkan tambahan energi termal. Elektron-elektron
tersebut dapat melewati sambungan p-n (p-n junction) dan memasuki semikonduktor
tipe-n. Apabila daya gerak elektron-elektron tersebut cukup besar maka mereka
akan melewati kawat penghantar (menuju ke semikonduktor tipe-p kembali)
sehingga arus listrik yang energinya daapat langsung dimanfaatkan atau disimpan
dalam baterai. Jadi fungsi dari sel suria adalah merubah energi cahaya matahari
menjadi energi listrik.
Silikon yang digunakan pada sel surya selain sebagai kristal tunggal (single crystal),
silikon dapat diperoleh dalam bentuk amorf. Silikon amor dapat diperoleh melalui
deposisi uap silikon. Kemampuan silikon amorf dalam menyerap sinar matahri 40 kali
lebih efisien dibanding kristal silikon. Oleh karena itu sel suria banyak digunakan
semikonduktor dengan bahan dasar silikon amorf.
Sel surya dengan bahan dasar amorf adalah lebih tahan lama dibanding sel suria
dengan bahan dasar kristal tunggal. Disamping itu, silion amorf dapat dibuat pada
temperatur rendah dan dapat di depositkan pada substrat yang harganya relatif
murah. Sel suria dengan bahan dasar amor banyak digunakan sebagai sumber energi
pada kalkulator.
Harga silikon amor cenderung semakin murah. Oleh karena itu pemakian
semikonduktor dengan bahan dasar silikon amor pada peralatan elektronik yang lain
cenderung semakin meluas di massa yang akan datang.
Penyearah (rectifer) atau Dioda
Penyearah hanya membolehkan arus listrik dari sumber luar mengalir melaluinya
pada satu arah. Sehingga dapat digunakan untuk mengubah arus bolak balik
(alternating current = AC) menjadi arus searah (direc current = DC).
Apabila pada semikonduktor tipe-p diberi potensial positif (kutub positif dari
sumber) sedangkan pada semikonduktor tipe-n diberi potensial negatif, maka hole
pada semikonduktor tipe-p akan bergerak menuju sambungan p-n dan elektron-
elektron pada semikonduktor tipe-n akan bergerak menuju sambungan p-n seperti
Pada sambungan p-n hole dan elektron akan saling memusnahkan (saling meniadakan/
saling menetralkan). Aliran hole dan elektron ini akan terus berlangsung selama
potensial tetap dihubungkan. Aliran inilah yang menyebabkan arus listrik dapat
mengalir atau menyebabkan terbentuknya arus listrik.
1. Dioda biasa. Di buat dari silikon yang telah diberi pengotor dan dan
germanium. Prinsip kerjanya seperti pada penjelasan di atas.
2. Dioda cahaya. Dioda cahaya merupakan dioda yang pada sambungan p-n (p-n
jucktion) dapat memancarkan cahaya. Misalnya LED.
3. Dioda foto. Dioda foto merupakan jenis dioda yang berfunsi mendeteksi
cahaya kemudian mengubahnya menjadi energi listrik. Jenis cahaya yang dapat di
deteksi yakni infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai sinar-x.
4. Dioda laser. Dioda laser disingkat juga LD atau ILD. Sambungan p-n dioda
laser menyerupai sambungan p-n pada dioda cahaya.
5. Dioda zener. Dioda zener prinsip kerjanya seperti dioda biasa tetapi arus
listrik dapat mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas atau mencapai tegangan rusak semikonduktor.
LED
LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah satu diode
semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar cahaya
monokromatis yang tidak koheren dengan rentang panjang gelombang yang sempit
ketika diberi tegangan maju. LED dan bagian-bagiannya disajikan pada Gambar.
Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda) sumber
arus) disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial negatif (kutub
negatif sumber arus) dishubungkan pada bagian negatif (katoda) dari LED (lihat
gambar 1). Sedangkan cahaya monokromatis tidak koheren yaitu cahaya dengan
rentang panjang gelombang artinya walaupun sebagai cahaya monokromatis
tetapi masih memiliki rentang panjang gelombang (lihat tabel). Untuk
membedakan anoda dan katoda dapat dilihat dari kaki atau tangkai LED, yang
bertangkai panjang merupakan anoda (kutub negatif) sedangkan yang lebih
pendek merupakan katoda (kutup positif).
Pada awal penemuan LED hanya terdiri dari warna merah, kuning dan hijau.
Sekarang LED yang tersedia berfariasi mulai dari yang bekerja pada rentang
panjang gelombang sinar tampak, ultraviolet hingga inframerah. LED yang berfariasi
ini dapat diperoleh dengan cara mengganti bahan semikonduktor pada chip LED atau
dengan menggabungkan bahan semikonduktor dari warna merah, kuning dan hijau
yang telah diperoleh sebelumnya. Karena warna yang dihasilkan sangat banyak,
aplikasi LED kini sangat beragam misalnya menambah keindahan desain interion dan
eksterion. Bahkan kini LED dengan cahaya merah dan LED dengan cahaya biru
dimanfaatkan untuk membantu melangsungkan proses fotosintesis pada tanaman-
tanaman yang ada dalam sebuah ruangan.
Bila dibanding lampu pijar LED memiliki keunggulan bila dibanding lampu pijar
diantaranya:
Dengan arus yang rendah cahaya yang dihasilkan lebih banyak dibanding
dibanding lampu pijar.
Tidak mudah rusak sebab dirancang dalam bentuk padat, sedangkan lampu
neon atau lampu pijar rapuh dan mudah rusak.
Waktu pemakaian lebih lama karena tidak ada filamen yang terbakar. Dimana
penambahan gas seperti CO2 atau pengaturan tekanan tidak diperlukan.
Cahaya yang dihasilkan lebih terfokus ke satu arah sehingga dalam hal-hal
tertentu hal ini sangat menguntungkan.
LED selain sebagai sistem pencayaan dimanfaatkan pula sebagai sensor dan
digunakan pula pada peralatan elektronik seperti remote control.
Chip LED yang dibungkus menggunakan bohlam plastik pada umumnya mempunyai
tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah
terbalik akan menyebabkan sifat isolator searah LED jebol sehingga arus dapat
mengalir ke arah sebaliknya.
Warna berbagai LED dengan panjang gelombang masing-masing LED serta
penyusunnya seperti yang tertera pada tabel.
Fotosel CdS
Fotosel CdS biasa disebut juga fotoresistor, fotokonduktif atau LDR (ligh
dependent resistor) merupakan salah satu detektor cahaya yang sangat peka
terhadap perubahan intensitas cahaya yang mengenai permukaannya. Fotosel CdS
terbuat dari bahan semikonduktor cadmium sulfida yang ditempelkan di atas
keramik dengan diameter dari 5-25 mm. Bagian-bagian fotosel detektor seperti
yang tertera pada Gambar.
Prinsip kerja fotosel CdS sebagai detektor adalah perubahan nilai resistansi atau
hambatan fotosel berbanding terbalik dengan intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya. Jika dihubungkan dengan multimeter atau avometer CdS menjadi
konduktor yang buruk atau CdS memiliki resistansi besar pada saat cahaya gelap
atau redup, dan sebaliknya CdS menjadi konduktor yang baik atau CdS memiliki
resistansi kecil pada saat cahaya terang.
Cara pembuatan
Bahan-bahan Semikonduktor:
Bahan baku dari semikonduktor pada umumnya terdiri dari :
Tellurides / Susunan Tellurium
Alloys (MgSb2, ZnSb, Mg2Sn, CaSb,AlSb, GlSb)
Aluminium arsenide
Aluminium gallium arsenide
Boron nitrida
Cadmium sulfida
Cadmium selenide
Berlian
Gallium arsenide
Gallium nitrida
Germanium
Indium phosphide
Silicon
Silicon carbide
Silicon germanium
Zinc sulfida
Zinc selenide
TRIVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 3 buah seperti Boron (B), Gallium (Ga),
dan Indium (In)
TETRAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 4 buah seperti Silikon (Si) dan
Germanium (Ge)
PENTAVALENT: logam-logam yang memiliki atom-atom dengan
jumlah elektron terluar 5 buah seperti Fosfor (P), Arsenikum
(As), dan Antimon (Sb)