You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
(behavioral change) pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku
terjadi karena usaha individu yang bersangkutan (Depdiknas, 2004:3). Belajar
juga diartikan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995:2).
Pembelajaran merupakan suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran fisika adalah suatu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar fisika.
Fisika adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah
satu mata pelajaran inti di semua jenjang pendidikan sekolah (dari tingkat SD
hingga sekolah menengah). Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas
tentang alam dan gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga
yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya
melibatkan kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran mental seseorang
yang kuat. Dengan demikian penjelasan fisika sering tidak dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa. Oleh karena itu, sarana Bantu (Media, atau Alat Peraga)
untuk mempermudah dalam mengkomunikasikan materi fisika dalam
pembelajaran sangat diperlukan.
Taman Pintar adalah bangunan yang berada dipusat kota yogyakarta,
tepatnya taman ini dibangun di sekitar kawasan Shopping Center. Disebut
“Taman Pintar”, karena pada kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah
sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal
materi-materi pelajaran yang telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi.
Di dalam taman yang digagas oleh Wali kota Yogyakarta, Herry Zudianto,
SE.Akt, MM, dan dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, terdapat

1
enam zona dengan bermacam wahana bermain dan belajar yang disertai Alat
Peraga atau Media iptek, tidak terkecuali media-media fisika. Begitu memasuki
kawasan ini, pengunjung dapat langsung menyaksikan dan mencoba hasil karya
inovasi teknologi dan permainan dari berbagai wahana tersebut. Sehingga tidak
salah bila dikatakan bahwa Taman Pintar menjadi salah satu wahana yang dapat
membantu proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika. Setelah melihat
secara seksama uraian diatas maka Laporan ini diberi judul “Analisis Manfaat
Penggunaan Media Fisika pada Taman Pintar dalam Pembelajaran Fisika”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja manfaat penggunaan media pada Taman Pintar dalam
pembelajaran fisika ?
2. Bagaimana mekanisme pengaruh penggunaan media pada Taman Pintar
terhadap pembelajaran fisika ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat penggunaan media pada Taman Pintar dalam
pembelajaran fisika.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengaruh penggunaan media pada Taman
Pintar terhadap pembelajaran fisika

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dalam penulisan ini adalah:
1) Bagi penulis, merupakan pengalaman untuk dijadikan bekal dalam
melaksanakan pembelajaran yang lebih baik.
2) Bagi guru, untuk memberikan salah satu alternatif dalam memilih metode
pembelajaran serta pendekatan pembelajaran yang bervariasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dikelas

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
(behavioral change) pada diri individu yang belajar, perubahan tingkah laku
terjadi karena usaha individu yang bersangkutan (Depdiknas, 2004:3). Belajar
juga diartikan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interak si dengan lingkungannya (Slameto, 1995:
2). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu: adanya perubahan tingkah laku,
sifat perubahannya relatif tetap, serta perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi
dengan lingkungan (Depdiknas, 2004: 4). Belajar diartikan sebagai kegiatan
psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya (sardiman, 2000: 20).
Pembelajaran merupakan suatu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan
dorongan anak didik melakukan proses belajar (Djamarah dan Zain, 1995: 45),
pembelajaran juga diartikan sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar, sistem belajar ini sendiri
dipengaruhi oleh beberapa komponen yang masing-masing saling mempengaruhi
(Sardiman, 2000: 25)

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran


Syah (2003:132) mengungkapkan secara global, faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (1) faktor
internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani rohani
siswa (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa, faktor eksternal terdiri dari dua macam, yakni: faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial (3) faktor pendekatan belajar (approach to

3
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembalajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain.

2.3 Media Pembelajaran Fisika

Fisika merupakan bagian dari Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan proses dan produk tentang pengkajian gejala alam (Sund dan
Trowbridge, 1973). Proses (process or methods) adalah kegiatan yang meliputi: 1)
identifikasi dan merumuskan masalah (stating the problem); 2) merumuskan
hipotesis (formulating a hypothesis); 3) merancang eksperimen (designing and
experiment); 4) melakukan pengamatan (making observation); 5) mencatat data
eksperiment (recording data from the experiment); 6) uji hipotesis (cenferming
the hypothesis); 7) membuat kesimpulan (forming conclusions) (baybee &
trowbridge, 1990). Produk adalah hasil proses yang berbentuk: fakta, konsep,
prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.

Fisika sebagai ilmu proses, yang melibatkan kegiatan dari merumuskan


masalah hingga menarik kesimpulan, sehingga banyak melibatkan aktivitas,
pengukuran, pendataan, analisis, dan sejenisnya. Dengan demikian, fisika dapat
dikatagorikan sebagai ilmu yang bersifat induktif, yaitu ilmu yang dibangun atas
dasar penyimpulan dari kejadian-kejadian khusus di alam. Belajar fisika yang baik
sekurang-kurangnya adalah dengan cara memverifikasi (melalui kegiatan
pengulangan dalam pengamatan, pengukuran, pendataan, analisis, dan sejenisnya)
untuk mencocokkan hasil temuan fisika (produk fisika) yang telah dipelajarinya.

Menurut White (dalam Fensh, 1994), materi fisika mempunyai sifat:


abstrak (misalnya:arus listrik, gaya, energi, dan lin-lain) atau konkret (misalnya:
gelombang tali, atom, electron, dan lain-lain); mudah (misalnya: sifat elastis,
kasar/halus, dan lain-lain); atau sulit (misalnya teori relativitas, dualisme

4
gelombang); baru (misalnya: fisika modern, fisika kuantum, dan lain-lain) atau
lama (misalnya: gerak, gelombang, muatan).
Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan
gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat
abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya melibatkan
kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran mental seseorang yang kuat.
Dengan demikian penjelasan fisika sering tidak dapat dipahami dengan mudah
oleh siswa. Oleh karena itu, sarana Bantu (Media, Alat Peraga) untuk
mempermudah dalam mengkomunikasikan materi fisika dalam pembelajaran
sangat diperlukan.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Pada metode penelitian dapat saya uraikan tentang tempat dan waktu
penelitian atau observasi, desain penelitian/observasi, data dan sumber data,
teknik dan alat perolehan data, dan teknik penyajian dan analisis data.

3.1.1 Tempat dan Waktu

Tempat yang saya kunjungi dalam praktek kerja lapangan adalah


Yogyakarta tepetnya di taman pintar, karena bidang studi fisika dan
fisika membutuhkan media pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajarnya maka taman pintar yang tepat untuk dikunjungi.
PKL dilaksanakan tanggal 25-28 Juli 2010. Saat berkunjung di taman
pintar pada tanggal 27 Juli 2010 jam sekitar 11.00 setelah kunjungan dari
BATAN.

3.1.2 Desain Penelitian

Langkah yang saya tempuh dalam melakukan observasi ke taman pintar


yaitu :

1. Masuk ke taman pintar

2. Melakukan pengamatan pada media pembelajaran yang ada di dalam


taman pintar

3. Memotret media pembelajaran yang berhubungan dengan fisika serta


mencatat keterangan yang tercantum pada media tersebut.

6
3.1.3 Data dan sumber data

Data dan sumber data yang saya peroleh merupakan data primer karena
secara langsung dari objek penelitian yaitu berupa benda atau media.
Lalu saya mengambil 6 contoh media pembelajaran fisika dari beberapa
media yang ada di taman pintar yang mungkin berpengaruh pada
pembelajaran fisika di kelas baik SMP dan SMA.

3.1.4 Teknik dan alat perolehan data

Teknik yang saya pakai untuk mendapatkan data adalah dengan mencatat
dan memotret dengan alat yang saya pakai memotret adalah handphone.
Selain handphone bisa dipakai untuk telpon dan sms, juga ada yang
berfungsi untuk memotret karena dengan teknologi yang canggih maka
dimodifikasi dengan memasang kamera pada handphone tersebut.

3.1.5 Teknik penyajian dan analisis data

Teknik penyajian data yang saya lakukan adalah pengeditan pada hasil
potretan dan merancang catatan menjadi lebih teratur. Teknik analisis
data menggunakan analisis secara kualitatif dimana terdiri dari :
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan
2. Mengumpulkan, mengklasifikasikan
3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna.

7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dari pengamatan yang saya lakukan di taman pintar saya memilih beberapa
alat media pembelajaran fisika yang mungkin unik dan bermanfaat bagi siswa
SMP dan SMA, terutama SMA. Karena fisika tanpa praktek atau alat peraga sulit
jika hanya dibayang-bayangkan saja. Berikut beberapa alat media pembelajaran
fisika :

4.1.1 GENERATOR VAN DE GRAAF

Generator Van de Graaf merupakan suatu alat peraga yang didesain untuk
menghasilkan listrik statis. Salah satu eksperimen dari alat ini yaitu membuat bulu
rambut kita bisa berdiri.

8
Hal ini dikarenakan bila suatu benda digosok-gosokkan benda lain maka akan
terjadi kelebihan muatan negatif (electron) dari benda tersebut. Ketika generator
Van de Graaf bekerja terjadi gesekan antara karpet dengan kawat pada bola
logam, sehingga bola logam kelebihan electron. Bila telapak tangan kita
menempel pada bola logam tersebut maka electron akan mengalir pada tubuh kita.
Karena muatannya sejenis maka pada bagian rambut elektron-elektron tersebut
akan saling tolak menolak. Hal inilah yang menyebabkan rambut kita berdiri.

4.1.2 TV CUBE

Kelihatan sekilas TV tersebut berbentuk kotak. Tapi sebenarnya tidak, TV


aslinya diletakkan sejajar sehingga membentuk persegi dari depan. Berbentuk
kotak itu karena efek cermin yang dipasang dengan sudut kemiringan tertentu.
Pantulan dari cermin tersebut yang menyebabkan TV terlihat seperti bentuk kotak.

4.1.3 PAPAN LISTRIK

9
Papan listrik adalah sebuah papan yang terlihat didalamnya kilatan-kilatan
listrik berwarna biru. Ketika tangan atau logam didekatkan pada papan tersebut
maka kilatan-kilatan listrik tersebut akan mengikuti tangan kita.
Papan listrik memancarkan cahaya karena pancaran spontan yaitu setiap
ion atom atau molekul yang memiliki tingkatan atau energi dari stabil menjadi
tidak stabil. Partikel-partikel tersebut memancarkan foton, dengan pelepasan foton
tersebut partikel menjadi stabil dan memulai kembali setiap partikel yang pindah
dari beda potensial yang tinggi ke rendah. Foton yang sama akan dipancarkan.
Warna pancaran cahaya yang disebabkan oleh gas yang ada didalam papan
listrik antara lain :
 Gas Helium : Putih
 Gas Karbondioksida : Putih Biru
 Gas Nitrogen : Pink, orange, terang
 Gas Argon : Violet, layender
 Gas Crypton : …………………

4.1.4 DISTALASI SEDERHANA

10
Distalasi atau penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen
campuran dari dua atau lebih cairan, berdasarkan perbedaan tekanan uap dari
masing-masing komponen. Contoh dari distalasi ini banyak sekali misalnya pada
distalasi tradisional proses pemisahan minyak atsiri dari bahan baku yang dapat
menghasilkan minyak atsiri seperti daun nilam, kenanga, cengkeh, dll. Untuk
modern pada proses pemisahan minyak bumi menjadi bermacam bahan bakar dan
bahan industri.

4.1.5 PUTARAN TURBULENSI

Pergerakan atau mekanika fluida merupakan disiplin ilmu yang


mempelajari fluida. Mekanika fluida dapat dibagi menjadi fluida static dan fluida
dinamik. Fluida static mempelajari fluida yang diam sedangkan fluida dinamik
mempelajari fluida yang bergerak.
Secara mekanis, fluida adalah sebuah substansi yang mampu menahan
tekanan tangensial. Hal ini menyebabkan keadaan fluida saat diam berbentuk
sesuai dengan bentuk wadahnya. Dalam dunia penerbangan, seorang pilot harus
siap menghadapi putaran udara yang umumnya tidak dapat dilihat atau sering
dikenal dengan nama turbulensi udara.
Turbulensi udara dapat terjadi apabila langit cerah dan ada perubahan
tekanan secara tiba-tiba tanpa diprediksi sebabnya. Jika tidak hati-hati, maka

11
pesawat yang melewati turbulensi akan mengalami masalah atau dapat
meremukkan pesawat tersebut.

Turbulensi dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya :


a) Suhu. Pemanasan dari matahari yang menembus partikel udara dapat
menyebabkan massa udara panas naik dan massa udara dingin turun.
Turbulensi semacam ini disebut turbulensi thermis.
b) Jet stream. Merupakan pergerakan arus udara yang sangat cepat pada
ketinggian tertinggi dan mempengaruhi udara sekitarnya.
c) Pegunungan. Mssa udara yang melewati gunung atau daerah pegunungan
dapat mengakibatkan turbulensi. Ketika pesawat terbang diatasnya, pada
sisi lain akan terjadi turbulensi. Turbulensi ini disebut turbulensi mekanis.
d) Permukaan yang dilewati pesawat. Turbulensi ini terjadi dekat dengan
permukaan yang dilewati pesawat atau disebut wake turbulence.

4.1.6 PIPA BERBUNYI

Pada pipa yang lebih pendek terdengar intensitas bunyi yang tinggi,
sedangkan pada pipa yang lebih panjang intensitas bunyinya rendah. Bunyi
termasuk gelombang longitudinal, intensitas gelombang merupakan besarnya

12
energi gelombang yang melewati suatu permukaan. Intensitas memiliki hubungan
antara daya yang dipancarkan sumber bunyi dengan luas bidang. Secara
matematis dapat ditulis :

P P
I= =
A 4 π r2

Dimana : I = intensitas gelombang (watt/m2)


P = daya yang dipancarkan sumber bunyi (watt)
A = luas bidang (m2)
r = jarak (m)
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa jika gelombangnya berupa
bunyi, intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak sumber bunyi
tersebut ke bidang pendengaran. Jika jarak sumber bunyi semakin dekat maka
intensitasnya besar dan kebalikannya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Taman Pintar

Taman pintar merupakan tempat wisata yang bisa dijadikan untuk belajar dan
mengetahui lebih banyak mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tempat itu
dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi dan terletak di Jl Pangeran
Senopati dan bersebelahan dengan Benteng Vredeburg, Peresmian dilangsungkan
pada bulan Mei tahun 2006 dimana Hari Pendidikan Nasional diperingati.
Tepatnya tanggal 20 Mei 2006 telah diresmikan Taman Pintar oleh Dirjen
Dikdasmen Depkdikan Prof Suyanto PhD dan dijadikan program percontohan
science center di Indonesia.

Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan wisata, yang menggunakan landasan


filosofis yang diadopsi dari ajaran Ki Hajar Dewantoro yaitu Niteni
(memahami/mengingat), Niroake (menirukan) dan Nambahi (mengembangkan).

13
Sehingga sangat tepat dijadikan lokasi Taman Pintar yang nantinya akan dijadikan
sebagai ikon kota Yogya.

Pembangunan taman pintar dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah


pembangunan Gedung Haritage yang di dalamnya ada taman bermain
(playground) dan tempat pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
bagian barat dan timur. Di playground tersedia berbagai fasilitas bermain seperti
ayunan, papan seluncur, dan lain sebagainya. Fasilitas selanjutnya yang masih
dalam tahap pembangunan adalah Gedung Oval yang berisi akuarium, hutan
buatan, serta berbagai perangkat pengenalan IPTEK. Gedung Oval mulai
beroperasi sejak Oktober 2006. dan selanjutnya, dibangun juga Gedung Kotak
yang ditujukan sebagai tempat eksebisi, internet cafe, laboratorium komputer dan
zona-zona IPTEK. Gedung Kotak baru beroperasi tahun 2007.

4.2.2 Manfaat Penggunaan Media Pada Taman Pintar Dalam


Pembelajaran Fisika

Pembelajaran merupakan suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang


memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran fisika adalah suatu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar fisika.
Fisika adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan salah
satu mata pelajaran inti di semua jenjang pendidikan sekolah (dari tingkat SD
hingga sekolah menengah). Fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas
tentang alam dan gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga
yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya
melibatkan kemampuan imajinasi atau keterlibatan gambaran mental seseorang
yang kuat. Dengan demikian penjelasan fisika sering tidak dapat dipahami dengan
mudah oleh siswa. Oleh karena itu, sarana Bantu (Media, atau Alat Peraga)
untuk mempermudah dalam mengkomunikasikan materi fisika dalam
pembelajaran sangat diperlukan.

14
Taman pintar merupakan obyek wisata pendidikan keluarga di kota
Yogyakarta yang menawarkan wahana belajar sekaigus rekreasi yang komplit
untuk anak-anak, mulai dari usia pra sekolah hingga tingkat sekolah menengah.
Di dalam taman yang digagas oleh Wali kota Yogyakarta, Herry Zudianto,
SE.Akt, MM, dan dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi ini, terdapat
enam zona dengan bermacam wahana bermain dan belajar yang disertai Alat
Peraga atau Media iptek, tidak terkecuali media-media fisika. Begitu memasuki
kawasan ini, pengunjung dapat langsung menyaksikan dan mencoba hasil karya
inovasi teknologi dan permainan dari berbagai wahana tersebut. Sehingga tidak
salah bila dikatakan bahwa Taman Pintar menjadi salah satu wahana yang dapat
membantu proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika. Jadi dapat
dikatakan bahwa pemanfaatan media pada taman pintar sangat bermanfaat dalam
proses pembelajaran (pematangan konsep).

4.2.3 Mekanisme Pengaruh Penggunaan Media pada Taman Pintar


terhadap Pembelajaran Fisika

Pembelajaran fisika di sekolah tidak jarang yang pelaksanaannya tanpa


dilengkapi kegiatan demonstrasi atau kegiatan laboratorium, sehingga banyak
menimbulkan miskonsepsi fisika pada siswa. Pandangan ini menggambarkan
bahwa pembelajaran fisika tanpa memperhatikan adanya bentuk pengetahuan fisik
dalam fisika dan tidak merealisasikannya dalam pembelajaran akan
mengakibatkan kesalahan dalam pembelajaran fisika. Dengan demikian
pembelajaran IPA-Fisika yang baik perlu dilengkapi dengan kegiatan demonstrasi
atau kegiatan labolatorium atau secara umum pembelajaran fisika perlu media
untuk membantu memperjelas pemahaman tentang produk (fakta, konsep, prinsip,
hukum, dan lainnya) pada siswa. Pembelajaran fisika untuk menanamkan
pengetahuan logiko-matematika tidak jarang dapat menimbulkan miskonsepsi
fisika pada siswa.
Melihat uraian di atas nampak jelas bahwa pembelajaran fisika yang baik
adalah bila tidak hanya melakukan kegiatan fisika di kelas atau hanya melibatkan

15
proses dan produk yang selanjutnya hanya dapat menghasilkan penguasaan fisika
pada ranah kognitif dan psikomotor, tetapi lebih dari itu perlu ditambah dengan
pemberian contoh-contoh kejadian atau manfaat fisika di lingkungan, termasuk
tempat kerja atau perlu didukung sarana yang dapat difungsikan untuk lebih
memahamkan makna fisika.
Pembelajaran fisika dalam pendidikan formal dilakukan di sekolah
dilaksanakan dalam KBM Fisika di kelas. KBM banyak melibatkan kegiatan
komunikasi. Mengkomunikasikan materi yang bersifat abstrak perlu melibatkan
media atau alat peraga. Dengan melakukan observasi atau praktik langsung
terhadap suatu masalah tertentu yang sesuai dengan materi di kelas maka materi
itu akan lebih tahan lama di pahami oleh siswa. Dengan melakukan pembelajaran
yang bervariasi (terkadang keluar) tidak sering berada di dalam kelas maka ras
bosan yang dialami oleh siswa akan sedikit demi sedikit teratasi.

16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Media yang ada di Taman Pintar dapat digunakan untuk memperlancar
proses belaar mengajar fisika karena banyak materi fisika yang
pembahasan memerlukan daya imajinasi tinggi sehingga diperlukan media
dan alat-alat peraga.
2. Mekanisme pengaruh media yang ada di Taman Pintar terhadap
pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan media anak merasa
nyaman dan rileks yang akhirnya akan membawa anak pada kondisi benar-
benar siap menerima materi, sehingga materi lebih mudah di serap dan
lebih tahan lama.

6.2 Saran
1. Para guru hendaknya dalam memberikan materi fisika tidak hanya di
dalam kelas (menjelaskan), tetapi sekali waktu perlu untuk melakukan
terobosan baru antara lain melaku praktikum, media, alat peraga, dan lain-
lain.
2. Perlu dilakukannya penelitian yang lebih lanjut mengenai formula yang
terbaik dalam mengkombinasikan antar pemberi materi di kelas dan
praktikum di Laboratorium.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.tamanpintar.com/taman/index.php?
option=com_content&task=view&id=16&Itemid=33 [3 Agustus 2010].
2. http://www.jogjatrip.com/id/128/taman-pintar [3 Agustus 2010].
3. http://semangatbelajar.com/taman-pintar-yogyakarta/ [3 Agustus 2010].
4. http://www.scribd.com/doc/11340467/Belajar-Dan-Pembelajaran [4 Agustus
2010].
5. http://ebimbel.net/bimbingan-belajar/298-Pengertian-Belajar-Dan-
Pembelajaran [4 Agustus 2010].
6. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/
[5 Agustus 2010]

18
19

You might also like