Professional Documents
Culture Documents
B. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari‐hari, tidak semua benda yang dijumpai selalu
bergerak. Sebelum bergerak,benda pasti diam, demikian juga setelah
bergerak, mungkin benda akan berhenti. Di samping itu, ada juga benda yang
selalu diam atau dirancang untuk tetap diam.
C. TUJUAN
a. Kompetensi Dasar :
Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momen inersia dan
momentum sudut,
berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda
tegar
b. Indikator :
Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari‐hari
A. Pengertian
Benda tegar yaitu benda yang jika dikenai gaya dan kemudian gayanya
dihilangkan bentuk dan ukurannya tidak berubah. Tentu saja gaya yang
bekerja pada benda tersebut besarnya dalam batas kewajaran sehingga
pengaruh gaya tersebut tidak mengakibatkan kerusakan pada benda yang
dikenainya, dan perlu untuk diingat bahwa benda itu sendiri tersusun atas
partikel-partikel kecil.
Benda tegar berada pada kesetimbangan static jika dalam kondisi mengalami
kesetimbangan translasi dan keseimbangan rotasi.
- Kesetimbangan transalasi terjadi ketika percepatan gerakan benda nol,
sehingga resultan gaya nol.
- Kesetimbangan rotasi terjadi jika besarnya percepatan sudut benda
adalah nol, sehingga resultan torsinya nol.
Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya letak
titik berat benda jika dberi gaya pengganggu.
Biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang,
benda tidak kembali pada kedudukan semula.
Contoh benda yang memiliki ketimbangan labil
adalah sebuah batang kayu yang berdiri tegak.
SYARAT I
Dalam hukum II Newton, kita belajar bahwa jika terdapat gaya total yang
bekerja pada sebuah benda(benda dianggap sebagai partikel tunggal), maka
benda akan bergerak lurus, di mana arah gerakan benda = arah gaya total.
Kita bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat sebuah benda diam, maka
gaya total harus = 0. Gaya total = Jumlah semua gaya yang bekerja pada
benda.
Σ F = ma → a = 0
Keterangan gambar :
F = gaya tarik
Fg = gaya gesek
N = gaya normal
w = gaya berat
m = massa
g = percepatan gravitasi
Benda ini dikatakan berada dalam keadaan diam, karena jumlah semua gaya yang
bekerja pada‐nya = 0.
Sekarang coba kita tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada komponen horisontal (sumbu x) :
Σ Fx = 0
F − fg = 0
F = fg
Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama. Arah kedua gaya
ini berlawanan. Arah gaya tarik ke kanan atau menuju sumbu x positif (bernilai
positif), sebaliknya arah gaya gesekan ke kiri atau menuju sumbu x negatif (bernilai
negatif). Karena besar kedua gaya sama (ditandai dengan panjang panah) dan
arahnya berlawanan, maka jumlah kedua gaya ini = 0.
Pada komponen vertikal (sumbu y), terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N).
Arah gaya berat tegak lurus menuju pusat bumi atau menuju sumbu y negatif
(bernilai negatif), sedangkan arah gaya normal berlawanan dengan arah gaya berat
atau menuju sumbu y positif (bernilai positif) .
Karena besar kedua gaya ini sama sedangkan arahnya berlawanan maka kedua
gaya saling melenyapkan. Benda pada contoh di atas berada dalam keadaan
seimbang alias diam, karena gaya total atau jumlahsemua gaya yang bekerja pada
benda, baik pada sumbu horisontal maupun sumbu vertikal = 0.
SYARAT II
Dalam dinamika rotasi, kita belajar bahwa jika terdapat torsi total yang bekerja pada
sebuah benda (benda dianggap sebagai benda tegar), maka benda akan melakukan
gerak rotasi. Dengan demikian, agar benda tidak berotasi (baca : tidak bergerak),
maka torsi total harus = 0. Torsi total = jumlah semua torsi yang bekerja pada benda.
Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
Στ = Iα →α = 0
Keterangan :
Σ(baca : sigma) = Jumlah
α (baca : alfa) = Percepa tan Sudut
τ = Torsi
Ketika sebuah benda diam (tidak berotasi), benda tidak punya percepatan sudut
(alfa). Karena percepatan sudut = 0, maka persamaan di atas berubah menjadi :
Στ = 0
∑Fx = 0 kesetimbangan
∑Fy = 0 translasi
∑τ = 0 kesetimbangan rotasi