You are on page 1of 8

Menulis gagasan untuk mendukung suatu

pendapat dalam bentuk paragraf


argumentatif
Paragrap adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan pokok pembahasan.
Unsur-unsur paragrap:
 Gagasan utama: gagasan yang menjadi dasar pengembangan sebuah
paragraph.
 Gagasan penjelas: gagasan yang fungsinya menjelaskan gagasan utama.
Gagasan penjelas umumnya dinyatakan oleh lebih dari satu kalimat.
Syarat penyusunan suatu paragrap:
 kepaduan makna.
 kepaduan bentuk(kohesi).
Paragraph Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).

Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti.

Dalam berargumentasi, kita boleh mempertahankan pendapat, tetapi juga harus


mempertimbangkan pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita.
Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan
efektif sangat menunjang sebuah karangan argumentatif.
Jadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat karangan argumentasi
adalah sebagai berikut.

 Berpikir sehat, kritis, dan logis.


 Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan
topik, serta mampu merangkaikan untuk membuktikan keyakinan atau
pendapat.
 Menjauhkan emosi dan unsur subjektif.
 Menggunakan bahasa secara baik dan benar, efektif, dan tidak
menimbulkan salah penafsiran.

Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis.Oleh karena itu, harus
berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta
tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

1. bahan bacaan (buku, majalah, surat kabar, atau internet);


2. wawancara atau angket;
3. penelitian atau pengamatan langsung melalui observasi.

Ciri-ciri paragraf argumentasi:


- Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
- Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.

Contoh paragraf argumentasi:


Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan
SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi
sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang
sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai
potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi
memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti
pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi. Pada
akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena pelajaran di SMA tidak
memberi bekal untuk bekerja.
Sumber : Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia
Kesimpulan dari paragraf tersebut ialah memilih SMA tanpa pertimbangan yang
matang hanya akan menambah pengangguran.

Dilihat dari struktur informasinya, dalam paragraf argumentasi akan ditemukan:

 Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan


perhatian pembaca kepada argumen yang akan disampaikan, atau
menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi dikemukakan.
 Tubuh argumen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan
disampaikan dalam paragraf argumentasi sehingga kesimpulan yang akan
dicapai juga benar. Kebenaran yang disampaikan dalam tubuh argument
harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan mengadakan observasi,
eksperimen, penyusun fakta, dan jalan pikiran yang logis.
 Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada
pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses
penalaran memang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis.

Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf argumentatif dengan langkah-
langkah sebagai berikut.

1. Daftarlah topik-topik pendapat yang dapat dikembangkan.


2. Susunlah kerangka paragraf yang akan dibuat.
3. Kembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf.
4. Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu,
dengan demikian, oleh sebab itu, dan lain-lain).

Pola Sebab Akibat

Selain dengan cara diatas penulisan paragraph argumentative juga dapat


dilakukan dengan menggunakan pola pengembangan sebab akibat.Dalam hal ini
sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan
gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses.
Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu
dapat disebut proses kausal.
Contoh :
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras
meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada
pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar
371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada
tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor
beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
Mengidentifikasi Tokoh Cerita Rakyat
Untuk dapat memahami cerita rakyat dengan baik, tentu akan belajar
mengidentifikasi karakteristik cerita rakyat yang didengarkan, menentukan isi dan
atau amanat yang terdapat dalam cerita rakyat, menemukan hal-hal yang menarik
tentang tokoh cerita rakyat, membandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat
dengan nilai-nilai masa kini dengan menggunakan kalimat efektif, dan
mengungkapkan kembali cerita rakyat dalam bentuk sinopsis.

Cerita rakyat mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan


kehidupan masyarakat, misalnya mengenai sistem nilai, kepercayaan dan agama,
kaidah-kaidah sosial, dan etos kerja. Oleh karena itu, sejumlah pengamat sosial
budaya menyatakan bahwa memahami pandangan hidup masyarakat tidaklah
komprehensif jika tanpa mempelajari cerita rakyat. 

Begitu juga dengan cerita rakyat ‘Raden Sandhi” yang sudah Anda baca
pasti mengandung isi dan amanat yang didasari nilai-nilai yang dianut oleh rakyat
Sambas. Cerita rakyat terdiri atas dogeng, mite, dan legenda.

1. Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi,


termasuk di dalamnya cerita-cerita pelipur lara dan cerita-cerita dengan tokoh
binatang (fabel). Dongeng dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yakni
(a) dongeng binatang karena semua tokohnya binatang (fabel),

(b) dongeng biasa yang di dalamnya terdapat tokoh manusia, dan

(c) dongeng jenaka/ lelucon yang di dalamnya terdapat cerita penuh kejenakaan.

2. Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci
atau sakral, misalnya cerita tentang tokoh kayangan atau tokoh supranatural yang
memiliki kekuatan hebat. Tokoh mite adalah dewa atau manusia setengah dewa
dan menyangkut peristiwa yang terjadi di dunia lain pada masa lalu (Danandjaja,
1994: 50).
Berdasarkan isinya, mite dapat dikelompokkan menjadi
(a) mite terjadinya alam semesta;

(b) mite dunia dewata yang memasukkan juga cerita tentang terjadinya susunan
para dewa;
(c ) mite manusia pertama termasuk hal-hal yang berkaitan dengan inisiasi,
misalnya, cerita manusia pertama di Kepulauan Talaud. Di dalam itu terdapat
dewa penjelmaan, yakni makhluk ‘ketam’ yang berubah menjadi manusia; dan

(d) mite pertanian, termasuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan makanan
pokok. Misalnya, cerita tentang Dewi Padi.

3. Legenda adalah dongeng asal mula terjadinya suatu tempat, peristiwa atau
keberadaan suatu daerah. Misalnya, legenda Tangkuban Perahu, asal-usul nama
Surabaya. Selain itu, ada juga legenda yang terdiri atas cerita-cerita tentang
tokoh-tokoh agama.
Hal tersebut merupakan sebagian dari karakteristik cerita rakyat. Anda
dapat mengidentifikasi karakteristik cerita rakyat setelah Anda mendengarkan
atau membacanya. Anda juga dapat mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan
unsur-unsur intrinsiknya, seperti tema, penokohan, latar, alur, dan amanat.

1. Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyusunan cerita.
2. Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang di dalamnya berisi rangkaian
kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis.
Alur tersebut ada yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
3. Penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau pewatakan tokoh-tokoh
dalam cerita.
4. Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan keadaan terjadinya suatu
peristiwa.
5. Amanat adalah pesan-pesan atau wejangan yang ingin disampaikan dalam
cerita.
Membahas Isi Puisi Berkenaan dengan
Gambaran Penginderaan, Perasaan, Pikiran, dan
Imajinasi melalui Diskusi
Meskipun bersifat fiktif, puisi merupakan suatu karya sastra yang ditulis
berdasarkan hasil pengamatan pengarang dalam realita kehidupan sekelilingnya.
Puisi yang ia tulis merupakan refleksi dari pemikiran, perasaan, dan indranya atas
realita kehidupannya. Seorang penulis puisi akan berusaha merefleksikan apa
yang ia rasa, lihat, dengar, dan cium pada puisinya dalam bentuk kata-kata.
Dengan menggambarkan kesan pengindraannya, ia berharap seseorang yang
membaca puisinya dapat ikut merasakan apa yang ia rasakan dan pikirkan.

Salah satu unsur intrinsik puisi yang akan kita bahas disini adalah imaji atau
citraan. Citraan/ imaji dalam puisi dapat diartikan sebagai suatu penggambaran
pengalaman yang berhubungan dengan benda, peristiwa dan keadaan yang
dialami penyair dengan menggunakan kata – kata yang khas agar dapat
memberikan gambaransecara lebih nyata, baik hal yang bersifat kebendaan,
metaforik, maupun kejiwaan.
Imaji/ citraan dalam puisi dapat memberikan gambaran kepada pembacasehingga
ia seolah – olah mendengar, melihat, merasakan, mencium,
mempunyaipemikiran, meraba, dan mengalami seperti hal yang dialami penyair.
Citraan dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu :
1. Citraan penglihatan
Citraan ini dihasilkan dengan memberirangsangan indera penglihatan sehingga
hal – hal yang tidak terlihat menjadi seolah – olah kelihatan.
2. Citraan pendengaran
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau onomatope
dan persajakan yang berturut – turut sehingga hal – hal yang tidak terdengar
menjadi seolah – olah terdengar.
3. Citraan penciuman
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bau atau aroma sehingga hal
– hal yang tidak tercium baunya menjadi seolah – olah tercium.
4. Citraan perasaan
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan isi atau suasana hati sehingga
menjadi seolah – olah pembaca ikut merasakan.
5. Citraan rabaan
Citraan yang berupa rangsangan – rangsangan kepada sentuhan
6. Citraan pikiran atau intelektual
Citraan yang dihasilkan asosiasi pikiran.
7. Citraan gerak
Dihasilkan dengan menghidupkan dan memvisualisasikan suatu hal yang tidak
bergerak menjadi bergerak.

Pemahaman terhadap makna/ maksud puisi juga dapat dilakukan dengan


menyusun esai pemahaman puisi. Sebenarnya, teknik tersebut adalah kegiatan
inti pada paraphrase puisi. Teknik tersebut dilakukan dengan tahapan berikut ini.
1. Saat membaca berulang – ulang baris puisi pada setiap tahap pembacaan, kita
harus memahami gambaran umum isi, pokok masalah, dan sikap peyair terhadap
pembaca.
2. Memparafrasekan puisi. Parafrase dilakukan dengan cara menceritakan
kembali hal – hal yang disampaikan penyair dengan bahasa kita sendiri.

You might also like