Professional Documents
Culture Documents
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti.
Dasar karangan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis.Oleh karena itu, harus
berdasarkan pada fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Fakta-fakta
tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:
Agar lebih mudah, Anda dapat menulis paragraf argumentatif dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
Begitu juga dengan cerita rakyat ‘Raden Sandhi” yang sudah Anda baca
pasti mengandung isi dan amanat yang didasari nilai-nilai yang dianut oleh rakyat
Sambas. Cerita rakyat terdiri atas dogeng, mite, dan legenda.
(c) dongeng jenaka/ lelucon yang di dalamnya terdapat cerita penuh kejenakaan.
2. Mite adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci
atau sakral, misalnya cerita tentang tokoh kayangan atau tokoh supranatural yang
memiliki kekuatan hebat. Tokoh mite adalah dewa atau manusia setengah dewa
dan menyangkut peristiwa yang terjadi di dunia lain pada masa lalu (Danandjaja,
1994: 50).
Berdasarkan isinya, mite dapat dikelompokkan menjadi
(a) mite terjadinya alam semesta;
(b) mite dunia dewata yang memasukkan juga cerita tentang terjadinya susunan
para dewa;
(c ) mite manusia pertama termasuk hal-hal yang berkaitan dengan inisiasi,
misalnya, cerita manusia pertama di Kepulauan Talaud. Di dalam itu terdapat
dewa penjelmaan, yakni makhluk ‘ketam’ yang berubah menjadi manusia; dan
(d) mite pertanian, termasuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan makanan
pokok. Misalnya, cerita tentang Dewi Padi.
3. Legenda adalah dongeng asal mula terjadinya suatu tempat, peristiwa atau
keberadaan suatu daerah. Misalnya, legenda Tangkuban Perahu, asal-usul nama
Surabaya. Selain itu, ada juga legenda yang terdiri atas cerita-cerita tentang
tokoh-tokoh agama.
Hal tersebut merupakan sebagian dari karakteristik cerita rakyat. Anda
dapat mengidentifikasi karakteristik cerita rakyat setelah Anda mendengarkan
atau membacanya. Anda juga dapat mengidentifikasi cerita rakyat berdasarkan
unsur-unsur intrinsiknya, seperti tema, penokohan, latar, alur, dan amanat.
1. Tema adalah dasar cerita sebagai titik tolak dalam penyusunan cerita.
2. Alur atau plot adalah struktur penceritaan yang di dalamnya berisi rangkaian
kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat serta logis.
Alur tersebut ada yang berupa alur maju, alur mundur, atau alur campuran.
3. Penokohan adalah pelukisan atau pendeskripsian atau pewatakan tokoh-tokoh
dalam cerita.
4. Latar atau setting merupakan tempat, waktu, dan keadaan terjadinya suatu
peristiwa.
5. Amanat adalah pesan-pesan atau wejangan yang ingin disampaikan dalam
cerita.
Membahas Isi Puisi Berkenaan dengan
Gambaran Penginderaan, Perasaan, Pikiran, dan
Imajinasi melalui Diskusi
Meskipun bersifat fiktif, puisi merupakan suatu karya sastra yang ditulis
berdasarkan hasil pengamatan pengarang dalam realita kehidupan sekelilingnya.
Puisi yang ia tulis merupakan refleksi dari pemikiran, perasaan, dan indranya atas
realita kehidupannya. Seorang penulis puisi akan berusaha merefleksikan apa
yang ia rasa, lihat, dengar, dan cium pada puisinya dalam bentuk kata-kata.
Dengan menggambarkan kesan pengindraannya, ia berharap seseorang yang
membaca puisinya dapat ikut merasakan apa yang ia rasakan dan pikirkan.
Salah satu unsur intrinsik puisi yang akan kita bahas disini adalah imaji atau
citraan. Citraan/ imaji dalam puisi dapat diartikan sebagai suatu penggambaran
pengalaman yang berhubungan dengan benda, peristiwa dan keadaan yang
dialami penyair dengan menggunakan kata – kata yang khas agar dapat
memberikan gambaransecara lebih nyata, baik hal yang bersifat kebendaan,
metaforik, maupun kejiwaan.
Imaji/ citraan dalam puisi dapat memberikan gambaran kepada pembacasehingga
ia seolah – olah mendengar, melihat, merasakan, mencium,
mempunyaipemikiran, meraba, dan mengalami seperti hal yang dialami penyair.
Citraan dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu :
1. Citraan penglihatan
Citraan ini dihasilkan dengan memberirangsangan indera penglihatan sehingga
hal – hal yang tidak terlihat menjadi seolah – olah kelihatan.
2. Citraan pendengaran
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau onomatope
dan persajakan yang berturut – turut sehingga hal – hal yang tidak terdengar
menjadi seolah – olah terdengar.
3. Citraan penciuman
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bau atau aroma sehingga hal
– hal yang tidak tercium baunya menjadi seolah – olah tercium.
4. Citraan perasaan
Dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan isi atau suasana hati sehingga
menjadi seolah – olah pembaca ikut merasakan.
5. Citraan rabaan
Citraan yang berupa rangsangan – rangsangan kepada sentuhan
6. Citraan pikiran atau intelektual
Citraan yang dihasilkan asosiasi pikiran.
7. Citraan gerak
Dihasilkan dengan menghidupkan dan memvisualisasikan suatu hal yang tidak
bergerak menjadi bergerak.