Professional Documents
Culture Documents
pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat,
analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan
populasi. Metode sampling banyak menggunakan teori probabilitas dan teori statistika.
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dapat menerangkan keadaan suatu populasi
pada bagian unit-unit populasi tertentu saja. Terdapat beragam teknik penarikan sampel,
berikut ini adalah teknik sampling berdasarkan pembagian dari C.W. Churchman et al.,
dimana mula-mula Sampling dibagi dua yaitu desain sampling tetap (fixed sampling design)
dan Sequential Sampling.
b) Stratified Sample
Populasi dibagi ke dalam kelompok yang homogen (berdasarkan strata) terlebih dahulu,
kemudian ditarik sampel dari setiap strata.
c) Cluster Sampling
Populasi dibagi dahulu berdasarkan area (cluster). Anggota tiap subpopulasi tiap cluster tidak
harus homogen, beberapa cluster dipilih dulu sebagai sampel, kemudian dipilih lagi anggota
unit dari sampel cluster diatas.
Sumber: Churchman dalam Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=578&q=teknik+sampling+penelitian&revid=787929
028&sa=X&ei=Xu-eTfC2NYjWrQeSvJjuAg&ved=0CF0Q1QIoAA&fp=457ab7aeb8dccb3d
Abstrak
Tidak semua penelitian dapat dilakukan secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal
tersebut, diantaranya sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama,
keterbatasan biaya, dll. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian secara
sampel. Ada beberapa keuntungan dari penelitian yang dilakukan secara sampel antara lain
(1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih teliti dan cermat
dalam pengumpulan data, dan (4) lebih efektif. Dalam menentukan sampel mana yang akan
dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus
dapat mewakili semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang kita gunakan tidak
dapat mewakili semua karakteristik populasinya (tidak representatif), maka hasil penelitian
tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya. Untuk mendapatkan sampel yang
refresentatif tersebut, maka diperlukan teknik sampling yang tepat, sehingga sampel yang
kita gunakan benar-benar mewakili semua karakteristik populasi penelitian.
A. Pendahuluan
Pada hakekatnya, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mengemban tiga tugas pokok
yang lebih dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh
seluruh sivitas akademika. Ketiga dharma tersebut adalah: pendidikan dan pengajaran,
melaksanakan penelitian, dan melakukan pengabdian pada masyarakat.
Pada bidang penelitian, baik mahasiswa maupun dosen dituntut untuk melakukan penelitian
secara ilmiah. Adapun bentuk penelitian yang dilaksanakan disesuaikan dengan jenjang dan
bidang kajian masing-masing. Bentuk penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat berupa
makalah, tugas akhir (TA), ataupun skripsi; sedangkan penelitian yang dilakukan dosen dapat
berupa penelitian pengembangan keilmuan dan teknologi, supaya dapat meningkatkan mutu
pendidikan, serta memungkinkan penerapan dan pemanfaatan hasilnya bagi kepentingan dan
usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, bagi seorang dosen, penelitian
merupakan salah satu syarat mutlak untuk kenaikan pangkat.
Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara populasi. Banyak
alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi yang luas, waktu yang
dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut Riduan dan Akdon (2006:240)
mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel antara lain (1) memudahkan jalannya
penelitian, (2) penelitian lebih efisien, (3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data,
dan (4) lebih efektif. Dari berbagai alasan di atas, sangat beralasan jika penelitian dilakukan
hanya terhadap sampel saja.
Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah
mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili semua karakteristik dari
populasinya. Jika sampel yang kita jadikan tidak dapat mewakili semua karakteristik
populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.
Ditinjau dari ukuran anggota populasi, maka populasi terdiri dari populasi terbatas/ terhingga
(Finite Population)., dan populasi tak terbatas / tak terhingga (Infinite Population). Namun
dalam kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga. Ditinjau
dari sudut sifatnya, maka populasi dapat bersifat homogen, dan heterogen. Bersifat homogen
artinya populasi tersebut mempunyai karakteristik yang sama, sehingga tidak perlu
mempersoalkan berapa banyak jumlah ukuran sampel harus diambil.
Sedangkan bersifat heterogen artinya setiap anggota sampel dari populasi tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga perlu ditetapkan batasan-batasannya, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus.
Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Untuk anggota populasi yang
relatif besar, maka diperlukan mengambil sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel.
Pengambilan anggota sampel yang merupakan sebagian dari anggota populasi tadi harus
dilakukan dengan teknik tertentu dengan yang disebut teknik sampling.
Berkenaan dengan teknik pengambilan sampel, Nasution (2003: 53) mengatakan bahwa
“Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya
dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya,serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya”.
Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut:
1. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat / karakteristik populasi, sehingga dapat
menghindari kekaburan dan kebingungan.
2. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi
yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari
dokumen-dokumen.
3. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
4. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
Supaya sampel yang dijadikan penelitian representatif, maka diperlukan jumlah sampel
minimal yang digunakan dalam penelitian. Dalam penentukan ukuran sampel dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu cara praktis (tidak menggunakan rumus atau hitungan) dan cara
perhitungan dengan menggunakan rumus. Banyak sekali model rumus-rumus yang dapat
digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimum, salah satunya rumus empiris
dianjurkan oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:
Keterangan:
S = jumlah sampel yang dicari;
N = Jumlah populasi;
P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50
d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05
2 = 3,8412 = nilai tabel
Sebagai contoh, jika banyakya populasi diketahui = 500, maka banyaknya sampel minimum
yang harus diambil adalah:
Jadi minimal sebanyak 217.
Supaya dalam pelaksanaan penelitian tidak terlalu banyak perhitungan, maka Issac dan
Michael (1981:192) menuangkan rumus tersebut ke dalam bentuk tabel, sehingga kita tinggal
memakai tabel tersebut.
Sebagai contoh, untuk populasi yang berjumlah 100, dengan taraf signifikasi 5% ukuran
sampelnya 80, sedangkan untuk populasi yang berjumlah 3500 taraf signifikansi 5%
sebanyak 346.
Untuk A dan B diambil semuanya sebagai sampel, sedangkan untuk C dan D diambil secara
proporsi dengan perhitungan sebagai berikut:
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang.
Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek
yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah : (1) dapat mengambil populasi besar yang
tersebar diberbagai daerah, dan (2) pelaksanaannya lebih mudah dan murah dibandingkan
teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah (1) jumlah individu dalam setiap pilihan tidak
sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik teknik lainnya; (2) ada kemungkinan penduduk
satu daerah berpindah kedaerah lain tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk
tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel penelitian.
D. Penutup
Dari uraian di atas, banyak teknik sampling yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan
sampel yang representatif, baik secara sampling random (probability sampling) maupun
secara sampling nonrandom (nonprobability sampling). Kesalahan-kesalahan umum yang
sering dijumpai dalam menentukan besarnya anggota sampel diantaranya: (1) Peneliti
mengubah prosedur teknik sampling; (2) Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai
dengan tujuan penelitiannya, (3) Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan
oleh perhitungannya; (4) Peneliti tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik
sampling tertentu yang ia gunakan didalam penelitiannya itu;
Selain hal tersebut, kekeliruan non sampling ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah
itu berdasarkan sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya adalah: (1) populasi tidak
didefinisikan sebagaimana mestinya, (2) Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan.
(3) Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang sesuai
dengan keinginan. (4) Responden tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak
untuk memberikan jawaban.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Yogyakarta : Rineka Cipta.
Nasution. (2003). Metode Research, Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung : Jemmars.
Riduan, dan Akdon. (2006). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (1997). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
*)Rostina Sundayana, Drs.M.Pd. adalah Dosen Kopertis Wil. IV (Lektor Kepala) dpk.
AMIK Garut.
You might also like:
Modul 4 # Populasi dan Sampel
Teknik sampling
Populasi dan Sampel Penelitian
ESENSI PENGENDALIAN EKSPERIMEN DALAM ILMU PENDIDIKAN
LinkWithin
0 komentar:
Poskan Komentar