You are on page 1of 16

PKN

KLIPING TENTANG HUBUNGAN INTERNASIONAL

MUHAMAD IRVAN
XI IA1
SMA N 1 SIJUNJUNG
A. Hubungan Indonesia – Jepang
Walau sejarah mencatat kisah suram penjajahan Jepang di Indonesia, saat ini kedua
negara telah membina hubungan persahabatan yang sangat erat yang berlandaskan
hubungan kerjasama dan pertukaran di berbagai bidang seperti politik, ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya. Hubungan persahabatan seperti ini, bukanlah sesuatu
yang dapat dibangun dalam sehari saja. Di Indonesia ada sekitar 11.000 orang Jepang,
sebaliknya di Jepang terdapat lebih 24.000 orang Indonesia. Perusahaan-perusahaan
Jepang yang beroperasi di Indonesia berjumlah lebih dari 1000 perusahaan, di mana
bekerja 300.000 orang Indonesia. Sementara itu, di Indonesia terdapat lebih dari
85.000 orang yang belajar Bahasa Jepang, jumlah ini terbesar di Asia Tenggara dan
menempati kedudukan ke-6 di dunia.

Awal Hubungan

Hubungan Bilateral kedua negara dibuka pada bulan 20 Januari 1958 dengan
Penandatanganan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada
tahun yang sama ditandatangani pula Perjanjian Pampasan Perang.

Seperti yang kita ketahui hubungan Indonesia-Jepang sudah berjalan memasuki usia
ke-53 setelah pembentukan hubungan diplomatic ditahun 1958. Presiden RI dan
Perdana Menteri Jepang telah saling bertukar pesan persahabatan bersama diawal
tahun 2008. Kedua pemimpin begara tersebut berkeyakinan bahwa untuk terus
meningkatkan hubungan kerjasama dan persahabatan dimasa mendatang. Tanggal 20
Januari 1958, saat ditandatanganinya traktat perdamaian antara Indonesia dan
Jepang merupakan tonggak bagi hubungan persahabatan antara kedua negara.
Perjanjian seperti inilah yang Jepang tidak lakukan terhadap Negara-negara lain
seperti China, Korea Selatan. Traktat perdamaian ini praktis mengakhiri segala
permasalahan sejarah di antara kedua negara pasca berakhirnya Perang Dunia II, dan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang juga mendapat dukungan kuat dari para
perwira Jepang di Jakarta tahun 1945.

Hubungan Indonesia-Jepang di masa mendatang bisa semakin erat. Mengingat


adanya beberapa keadaan yang sama dan positif jg yg dapat membantu perluasan
hubungan dengan kedua Negara ini. Indonesia-Jepang sama-sama Negara pecinta
damai, Negara yang selalu menjunjung demokrasi hak asasi manusia dan good
governance. Hubungan Indonesia-Jepang merupakan hubungan yang saling
menguntungkan karena Indonesia membutuhkan jepang dalam bidang teknologi
pendidikan dan sebagainya, Jepang membutuhkan Indonesia dalam hal Sumber Daya
Alam (SDA).

1
Dari pembahasan saya diatas bisa nampak terlihat begitu luasnya jalinan hubungan
diplomatik bilateral Negara Indonesia-Jepang tersebut yang tidak hanya dilakukan
antar pemerintah tetapi para masyarakat atau lembaga non-pemerintahnya pun juga
secara langsung yang menjadi salah satu factor hubungan Indonesia-Jepang ini bisa
berjalan harmonis.

Sarana Hubungan Indonesia Jepang

Melalui Bidang Ekonomi

Dalam konteks Hubungan Diplomatik Bilateral Indonesia-Jepang yang lain yaitu


terbentuknya Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement (EPA) yang
ditandatangani tanggal 20 agustus 2007. Kesepakatan Indonesia-Jepang EPA ini
diharapkan bisa dapat meningkatkan arus perdagangan kedua Negara tersebut dan
dapat memfasilitasikan investasi Jepang ke Indonesia. Bagi Indonesia, Indonesia-
Jepang EPA ini merupakan salah satu perjanjian yang sangat bermakna karena
merupakan perjanjian perdagangn bebas bilateral yang pertama Indonesia dengan
Negara lain.

Indonesia selalu berexpor-impor dengan Jepang. Jepang selalu menjadi tujuan utama
export Indonesia, baik migas maupun mnon-migas. Export utama Indonesia adalah
minyak bumi dan gas alam serta produk non-migas seperti kayu lapis, mesin-mesin
listrik, nikel, hasil perikanan, karet alam, kertas, furniture, kopi, cokelat, the dan hasil
perkebunan yang lainnya.

Melalui Bidang Ketenaga Kerjaan

Indonesia akan menjadi negara pertama yang dapat mengirim tenaga perawat dan
pekerja perawat orang tua ke Jepang di tahun 2008 ini. Hal tersebut merupakan hasil
dari kesepakatan IJ-EPA sebagai tanggapan atas kebutuhan di Jepang atas kedua jenis
tenaga kerja tersebut. Indonesia juga terus mengirim tenaga pemagangnya ke Jepang
untuk melakukan tugas magang selama 3 tahun. Sejak dibukanya program
pemagangan di Jepang tahun 1992, Indonesia telah mengirim lebih dari 35 ribu
tenaga mudanya. Pada saat ini Indonesia berada diurutan kedua setelah China
diantara negara yang mengirim pemagang ke Jepang. Namun negara-negara lain di
Asia Tenggara juga mulai mengirim tenaga magangnya ke Jepang beberapa tahun
terakhir ini, dan hal ini menyebabkan persaingan yang semakin ketat.

2
Melalui Bidang Budaya dan Pendidikan

Jepang telah menjadi salah satu tujuan belajar keluar negeri bagi para pemuda
Indonesia. Dari data mahasiswa yang mendaftar ke KBRI Tokyo, hingga 1 Maret 2008,
jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang tercatat sebanyak 946 orang.
Sebagian besar dari mereka menempuh pendidikan S3 yaitu 315 orang, pendidikan
S2 yaitu 310 orang, dan pendidikan S1 yaitu 122 orang, dan mahasiswa peneliti dan
program diploma yaitu 199 orang Sebanyak 423 orang dibiayai oleh beasiswa dari
Pemerintah Jepang.

Melalui Bidang Penanaman Modal

Jepang merupakan sumber investasi utama bagi Indonesia. Secara akumulasi dari
tahun 1967 hingga 2007, Jepang merupakan investor asing terbesar dari 103 negara
yang melakukan investasi di Indonesia dengan total nilai investasi mencapai sekitar
US$ 40 milyar terbagi dalam 1.750 proyek. Pada tahun 2007, investasi Jepang di
Indonesia berada di peringkat ke 9 dengan nilai US$ 603 juta terbagi dalam 56
proyek, meningkat dari jumlah tahun 2006 yaitu US$ 443 juta. Jepang juga sudah
mengurangi investasi yang terkonsen dengan 1negara yaitu China dan
mempertimbangkan untuk mendiversifikasikan Negara tujuan investasinya, jadi
Indonesia lebih bisa mendapatkan celah untuk juga berinvestasi dengan Jepang.

Sumber: diplomacy945.blogspot.com

3
B. Hubungan Indonesia – CHINA
AWAL HUBUNGAN

Hubungan indonesia dan cina sudah terjalin 60 tahun. Pada 13 april 2010, merupakan
momentum eratnya hubungan diplomatik kedua negara. Selama rentang waktu itu ,
hubungan kedua negara mengalami pasang surut. Sejumlah persoalan selalu muncul
meski masih satu rumpunan Asia. Kendatipun ,sejumlah pihak percaya keduanya
memiliki banyak potensi yang saling mengunrungkan dimasa mendatanf.

Cina kini makin digdaya sebagai negara dengan perekonimian terkuat di dunia. Ketika
negara adidaya , Amerika Serikat (AS) , jepang dan jerman masih tertatih-tatih bangkit
dan keterpurukan perekonomian akibat hantaman krisis ekonomi global , china justru
memperkokoh fundamental perekonomian.

Bank Pembangunan Asia (ADB) pun tak ragu menunjuk perekonomian china dan india
sebagai pendorong meningkatnya prospek perekonimian di wilayah Asia, setelah
pertumbuhan di semester 11-2009 mengalami kenaikan . Dalam laporannya ADB
memproyeksikan negara-negara ini akan berada pada jalur cepat pemulihan.

Pertumbuhan 2009 negara berkembang Asia sebesar 5,2 persen atau diatas prediksi
awal. Ini menandai keberadaan rebound yang sehat pada 2009 saat terjadi pelemahan
ekonomi global.

Kembali pada hubungan indonesia dengan cina , kedua negara memiliki kepentingan
yang sama. Cina ingin terus melebarkan pasaran nya ,dengan menggandeng sejumlah
kawasan Asia , khususnya Indonesia . Begitu sebaliknya , Indonesia mengandalkan
china sebagai bagian proyek penguatan pasar ekspor , di saat negara-negara tujuan
ekspor tradisional mengalami kesulitan.

Merunut kebelakang , setelah memburuk nya hubungan negara kembali menjalin


hubungan diplomatik pada 8 Agustus 1990 , dan seterusnya semakin mantap dan kuat
bahkan telah ditandatangani deklarasi bersama kemitraan strategis. Kemitraan
strategis kedua negara ditandatangani pada 25 April 2005 di Jakarta oleh Presiden RI ,
Susilo Bambang Yudhoyono , dan presiden china , Hu Jinanto , dengan tujuan menjadi
kerangka atau platform dalam meningkatkan kerja sama bilateral yang lebih pragmatis.

Dokumen dimaksud menunjukkan komitmen kedua belah pihak untuk saling


melengkapi upaya masing-masing dalam mencapai tujuan nasional di samping dalam
membangun kerjasama ditingkat regional maupun global.

4
Pada 2009 , berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik RI m nilai perdagangan telah
mencapai 25,5 miliar dolar AS . Implementasi kesepakatan perdagangan bebas ASEAN
–china yang mulai berlaku pada 1 Januari 2010 diharapkan dapat lebih mendorong
aktivitas perdagangan lebih jauh.

Terpenting , kedua negara tersebut harus makin mendewasakan diri dalam membina
hubungan setelah berpuluh tahun melalui pasang surut dan naik turun.

SARANA HUBUNGAN INDONESIA CHINA

Melalui Bidang Politik

Hubungan RI-RRT mencapai momentum melalui penandatanganan Joint Declaration


between the Republic of Indonesia and the People’s Republic of China on Strategic
Partnership oleh kedua Kepala Negara pada tanggal 25 April 2005 di Jakarta. Tahun
tersebut juga bertepatan dengan ulang tahun ke-55 hubungan diplomatik kedua
negara yang dijalin sejak 13 April 1950.

Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis RI-RRT meliputi berbagai kerjasama di sektor-


sektor politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya dan lain-lain.
Selama ini, berbagai macam kegiatan telah diupayakan sebagai bentuk tindaklanjut
dari Deklarasi tersebut. Salah satunya adalah Mekanisme Dialog Tingkat Menko-State
Councilor, yang pertama diselenggarakan pada bulan September 2006.

Dalam pertemuan Dialog dimaksud, telah dibahas berbagai isu terkait dengan
hubungan bilateral RI-RRT dari sudut pandang makro dan strategis. Selain itu, telah
pula disepakati untuk segera membentuk Plan of Action (PoA) sebagai acuan dalam
mengimplementasikan Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis RI-RRT, yang akan
dikoordinasikan oleh Kemlu kedua negara. Saat ini, KBRI Beijing telah menyampaikan
kepada Deplu draft awal PoA dimaksud untuk mendapatkan masukan dari unit-unit
Deplu lain serta instansi-instansi Pemri terkait.

Sebagai salah satu upaya meningkatkan mutual trust RI-RRT, kedua pemimpin negara
telah melakukan pertukaran kunjungan. Dalam kaitan ini, Presiden RRT Hu Jintao
melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada bulan April 2005, yang kemudian
ditindaklanjuti oleh kunjungan kenegaraan balasan Presiden RI pada bulan Juli 2005.
Pada bulan Oktober 2006, Presiden RI untuk kedua kalinya mengunjungi RRT dalam
rangka menghadiri ASEAN-China Commemorative Summit di Nanning, Propinsi
Guangxi.

Selain kunjungan antar kepala negara, pada bulan Agustus 2005 Wapres RI melakukan
kunjungan kerja ke Beijing, yang kemudian disusul dengan kunjungan untuk

5
menghadiri Boao Forum for Asia di Hainan pada bulan April 2006. Wapres RI juga telah
menerima undangan Wapres RRT untuk mengunjungi RRT. Konfirmasi kunjungan akan
ditentukan lebih lanjut.

Melalui Bidang Pertahanan dan Keamanan

Pada bulan Maret 2007, telah diadakan Dialog ke-2 antara Dephan RI dan Dephan RRT.
Dalam kesempatan tersebut, juga telah dilakukan kunjungan ke beberapa industri
strategis RRT dan pembahasan draft Perjanjian Kerjasama Pertahanan RI-RRT.
Perjanjian Kerjasama Pertahanan difokuskan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan
confidence dan mutual trust antara aparat keamanan dan pertahanan kedua negara
serta capacity building melalui pelatihan, pertukaran kunjungan pejabat, dan
pengadaan alutsista. Saat ini, draft tersebut tengah dibahas diantara kalangan instansi
terkait di Jakarta untuk mendapatkan masukan dan penyempurnaan.

Selain itu, pada bulan Juli 2005, RI-RRT melalui Kementerian Ristek RI dan Commission
on Science, Technology and National Defense Industry (COSTIND) RRT menandatangani
MoU di bidang kerjasama peroketan. Dalam hal ini, dapat dipertimbangkan untuk
mengoptimalkan kerjasama tersebut dengan melibatkan institusi BUMN yang bergerak
di bidang industri stratejik, antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan PT Pindad.

Melalui Bidang Maritim

MoU on Maritime Cooperation telah ditandatangani pada bulan April 2005 oleh kedua
negara di sela-sela kunjungan kenegaraan Presiden RRT ke Indonesia. Dalam rangka
mengimplementasikan MoU, pada bulan Desember 2007 telah diselenggarakan
pertemuan Joint Technical Committee RI-RRT untuk membahas program-program
konkrit di bidang kelautan, terutama terkait dengan capacity-building dan joint
research.

Melalui Bidang Penanganan Ilegal Logging

Kedua negara telah menandatangani MoU concerning Cooperation in Combating Illegal


Trade of Forest Products tahun 2002. Namun demikian, mengingat maraknya kayu
hasil pembalakan liar di Indonesia yang masuk ke RRT, maka perlu diadakan revitalisasi
kerjasama RI-RRT untuk memaksimalkan upaya implementasi MoU.

6
Melalui Bidang Hukum dan Penanggulangan Kejahatan Lintas Batas

Dalam rangka meningkatkan kerjasama di bidang hukum, telah diupayakan


peningkatan kerjasama antara instansi-instansi terkait di kedua negara. RI-RRT telah
membentuk Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik dan saat in tengah mengupayakan
terbentuknya MoU Kerjasama Anti-korupsi antara KPK dan Kementerian Supervisi RRT.
Pihak RRT juga pernah menyampaikan kesiapannya untuk memulai perundingan
mengenai suatu perjanjian ekstradisi.

Melalui Bidang Ekonomi

Investasi

Secara
akumulatif, RRT merupakan negara penanam modal terbesar nomor 5 di
Indonesia dengan nilai US$ 8 miliar. Beberapa perusahaan RRT seperti
China National Offshore Oli Corporation (CNOOC), Petro China, Alcatel
Shanghai, CITIC, Haier, KONKA, Huawei Technology, ZTE Corporation, dan
China Railways Engineering Corporation dan lain sebagainya telah
menanamkan modalnya di Indonesia. Namun demikian, masih banyak peluang
bagi berkembangnya nilai investasi RRT di Indonesia, terutama mengingat
keterkaitan ekonomi yang semakin meningkat.

Perdagangan

Pada tahun 2001-2006 volume perdagangan RI-RRT mencapai masing-masing US$


6,7 miliar, US$ 9,2 miliar, US$ 10,23 miliar, US$ 13,46 miliar, US$
16,8 miliar dan US$ 19,06 milyar. Dalam periode tahun tersebut,
Indonesia selalu mengalami surplus dalam perdagangan dengan Tiongkok.
Namun, pada tahun 2006, data menunjukan trend trade balance yang semakin
seimbang.

Total volume perdagangan RI-RRT tahun 2006 mencapai US$ 19,06 miliar atau


meningkat sebesar 13,62% (yoy), dengan perincian ekspor RI ke RRT US$ 9,61 milyar
dan impor RI dari RRT US$ 9,45 milyar atau surplus bagi Indonesia sebesar US$ 156,53
juta.

Kedua negara berharap volume perdagangan bilateral dapat terus ditingkatkan


dan akan mencapai nilai US$ 20 miliar pada tahun 2008 dan US$ 30 miliar
pada tahun 2010.

7
Proyek Energi

Peningkatan kerjasama sektor energi RI-RRT terlihat dengan berjalannya berbagai


proyek seperti Proyek PLTU Cilacap 2x300 Mw dan PLTG Palembang Timur 150 Mw
serta supply LNG dari Tangguh Indonesia bagi Provinsi Fujian sebesar
2,6 juta ton/tahun selama 25 tahun.

PM Wen Jiabao dalam pertemuan bilateralnya dengan Presiden RI di Nanning pada


bulan Oktober 2006, telah menyampaikan dukungannya atas fast track program
pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW di Indonesia. Berkaitan dengan ini, KBRI
Beijing telah melakukan penjajagan dan mendorong partisipasi perusahaan
RRT yang mempunyai penawaran harga kompetitif (US$700/KW), jadwal
konstruksi 28-36 bulan, dan manufaktur yang mampu menyediakan peralatan
dalam waktu singkat. Dalam perkembangannya, tidak sedikit dari BUMN RRT
yang berhasil memenangkan tender pembangunan coal-fired power plant di
Indonesia.

Proyek Pembangunan

Sebagai ungkapan keinginan ikut serta dalam upaya pembangunan infrastruktur di


Indonesia, Pemerintah RRT semenjak Maret 2002 telah memberikan Preferential
Buyer’s Credit (loan) sejumlah US$800 juta. Loan tersebut telah
diperuntukan bagi pendanaan berbagai proyek pembangunan di Indonesia
yaitu : Proyek Cirebon Kroya Double Track Railway, PLTU Labuhan Angin
2x115Mw, Proyek Jembatan Nasional Suramadu, Proyek Waduk Jatigede
Cirebon, Jawa Barat serta proyek PLTU Parit Baru di Kalimantan Barat.

Bersamaan dengan penandatanganan Deklarasi Kemitraan Strategis RI-RRT, RRT


memberikan additional grants sebesar RMB 30 juta. Dalam kaitan ini, RRT
juga telah menandatangani berbagai agreement dan exchange of letters
mengenai technical renovation 4 (empat) industri stategis dan Construction of
Earthquake-Generated Tsunami Early Warning System.

Melalui Bidang Sosial Budaya

Kesehatan

Pada pertemuan pertama mekanisme Dialog Tingkat Menko-State Councilor bulan


September 2006, Pemerintah RRT telah menyampaikan komitmen pemberian
bantuan senilai RMB 20 juta kepada Pemri untuk penanggulangan flu

8
burung di Indonesia. Untuk itu, diharapkan RI segera menyampaikan proposal proyek
konkrit.

Pariwisata

Melalui penandatanganan MoU mengenai kerjasama pariwisata Budpar RI-China


National Tourism Administration RRT di Jakarta tanggal 10 Juli 2000,
serta fasilitas Visa on Arrival kepada RRT, diharapkan jumlah pengunjung RRT ke
Indonesia dapat meningkat.

Namun demikian, diperlukan peran aktif oleh berbagai instansi Pemri untuk
mewujudkan upaya meningkatkan kunjungan warga Tiongkok ke Indonesia. Peristiwa
Mei 98, sedikit banyak masih terasa pengaruhnya di sebagian warga
Tiongkok. Masih terdapat anggapan Indonesia tidak aman, diskriminatif
terhadap warga etnis Tionghoa, dan banyak menyulitkan pengunjung
terutama yang kurang informasi. Oleh karena itu, anggapan semacam ini
perlu disikapi secara bijak, dengan upaya promosi citra yang proper,
tepat guna dan tepat sasaran dengan membuka jalur bagi terjalinnya
seluruh jaringan komunikasi melalui segala media yang bisa dijangkau masyarakat
kedua negara.

Menurut data tahun 2005, pemberian visa kepada pengunjung RRT dari wilayah Beijing
mencapai 57.922 orang. Sementara pada tahun 2006, pemberian visa hanya mencapai
44.136 dari wilayah Beijing. Penurunan tersebut kemungkinan dikarenakan semakin
disosialisasikannya pengaturan Visa on Arrival bagi warga RRT yang ingin berkunjung ke
Indonesia.

Sumber: http://kulker2008.tf.itb.ac.id/

9
C. Hubungan Indonesia – iran
AWAL

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Iran dibuka pada tahun 1950 pada tingkat
Kedutaan. Kepala Perwakilan RI yang pertama adalah Mayjen R.H. Abdul Kadir yang
bergelar Duta Besar dan Menteri Berkuasa Penuh RI.

Pada akhir tahun 1960, Kedutaan RI di Tehran dinaikkan tingkatnya menjadi Kedutaan
Besar RI. Pemerintah RI selanjutnya menunjuk M.Bachmid sebagai Duta Besar LBBP RI
yang pertama.
Politik luar negeri Indonesia dalam menjaga hubungan diplomatik dengan Iran terletak
pada soal keamanan. Hubungan bilateral Indonesia-Iran terjalin dengan baik semasa
Iran dipimpin oleh Syeh Iran. Akan tetapi, revolusi Iran pada 1979 mengakibatkan
Indonesia bersikap hati-hati.

Sumber: http://www.indonesian-embassy.ir

SARANA HUBUNGAN INDONESIA-IRAN

Melalui Bidang Perdagangan

Komite Negosiasi Perdagangan [FTNC] antara Republik Islam Iran dan Republik
Indonesia mengadakan pertemuan pertama di Medan (25-26/11/2010). Pertemuan
tersebut merupakan finaliasi dari Preferential Trade Agreement Negosiasi antara kedua
negara yang telah dimulai sejak tahun 2006, dimana kedua belah pihak membuka jalan
bagi Perjanjian Perdagangan Bebas.

Dalam pertemuan pertama FTNC tersebut, kedua pihak sepakat dalam banyak hal,
diantaranya adalah merencanakan menerapkan Preferential Trade Agreement pada
tahun 2011.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh H.E. Mr Gusmardi Bustami,Dirjend Kerjasama


Perdagangan Internasional, Departemen Perdagangan RI. Sementara delegasi Iran
dipimpin oleh HE Mr Mahmoud Farazandeh, Duta Besar Republik Islam Iran untuk
Indonesia.

Perdagangan antara Republik Islam Iran dan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
telah berkembang pesat. Diharapkan pada tahun 2011 nanti, volume perdagangan
kedua belah pihak akan mencapai US $ 1 miliar, demikian sebagaimana disampaikan
oleh media relation kedutaan Iran Ali Pahlevani Rad kepada HMINEWS (29/11).

10
Sumber; http://hminews.com

Melalui Bidang Politik

Hubungan bilateral RI & Iran di bidang politik selama ini berkembang sangat cepat.
Peningkatan hubungan baik itu diantaranya ditandai dengan saling kunjung antara
Kepala Negara/Pemerintahan, Ketua Parlemen dan para pejabat tinggi lainnya serta
saling memberikan dukungan dalam pencalonan pada jabatan atau keanggotaan
organisasi internasional.
Politik Internasional

Iran memandang Indonesia sebagai negara penting di kawasan, tidak saja karena
penduduknya sebagian besar beragama Islam, tetapi juga karena peranannya yang
menonjol di ASEAN, GNB, G-77, OKI, G-15, D-8, dll. Dalam lingkup regional,
IranIndonesia sebagai negara anggota penting di ASEAN dapat mendorong peningkatan
hubungan kedua organisasi regional itu. Selain itu, Iran juga telah meminta bantuan
Indonesia agar dapat diterima sebagai mitra dialog ASEAN. yang menjadi anggota ECO
mengharapkan agar Indonesia secara konsisten mengakui hak sah iran dan
mendukung pengembangan teknologi nuklir Iran untuk tujuan damai. Dukungan
tersebut ditegaskan baik oleh Presiden RI maupun Ketua DPR RI. Sebaliknya Iran telah
mendukung pemilihan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB periode 2007
– 2008 yang telah diselenggarakan di New York tanggal 15 Oktober 2006.

Sumber: http://www.indonesian-embassy.ir

Melalui Bidang Energi

Pemerintah Indonesia tentu saja mengeluarkan beberapa kebijakan nasional mengenai


energi, antara lain ingin meningkatkan kapasitas produksi dalam negerinya. Ini
dibuktikan dalam upaya meningkatkan kapasitas kilang minyak di dalam negeri.
Barangkali itulah sebabnya Presiden Indonesia ingin membangun kerjasama dengan
negara Iran, dalam kerangka peningkatan kapasitas produksi, baik minyak, gas maupun
BBM. Kerjasama Indonesia dengan Iran menyangkut energi ini ada beberapa
hal. Pertama,sebagaimana telah ditandatangani bersama oleh Dirut Pertamina dengan
mitranya dari Iran dan perusahaan minyak dari Malaysia, Indonesia sepakat untuk
membangun kilang minyak di Provinsi Banten, dengan kapasitas 300 ribu barel/hari.

11
Komposisi sahamnya adalah 40 persen dari Indonesia, 40 persen dari Iran dan sisanya
20 persen dari Malaysia. Kedua, harapan masyarakat Indonesia dengan dibangunnya
kilang minyak di Indonesia, adalah tecapainya suplay BBM yang lebih baik karena
diproduksi di dalam negeri, dan diharapkan pula harganya akan lebih murah dibanding
kalau import langsung dari luar negeri. Ketiga, tak kalah pentingnya adalah Kerjasama
Pertamina saat mengikuti tender untuk melakukan eksplorasi dan produksi lapangan
minyak di Iran.

Iran juga menawarkan kerjasama di bidang gas dengan kapasitas 360.000 barrel/hari,
karena beberapa negara telah mengajukan investasi di Iran di bidang gas. Namun
Presiden Ahmadinejad memberikan prioritas kepada Indonesia jika menginginkannya.

Sumber: http://dadanmaula.blogspot.com

12
D. Hubungan Indonesia – amerika serikat
AWAL

Hubungan antara Indonesia dan Amerika adalah satu hal yang amat penting, baik bagi
Indonesia maupun Amerika. Berbagai faktor menunjukkan, seperti faktor geostrategi
dan faktor ekonomi, bahwa kedua negara berkepentingan memelihara hubungan yang
baik dan lancar. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat pada umumnya hangat
dan ramah setelah pembentukan Orde Baru pada masa pemerintahan presiden
Soeharto. Pada tahun 1991 perdagangan Amerika Serikat dengan Indonesia lebih besar
daripada perdagangan dengan seluruh Eropa Timur. Meskipun mengaku nonalignment,
Indonesia juga mengakui pentingnya kehadiran militer dan politik Amerika Serikat di
Asia Tenggara dalam menjaga keseimbangan daerah kekuasaan. Amerika Serikat dilihat
Indonesia sebagai landasan keamanan regional di Asia Tenggara dan mitra dagang
utama.

Sumber: frenndw.wordpress.com

Perwakilan resmi

 28 Desember 1949, pengakuan Amerika Serikat atas kemerdekaan Indonesia dan


penunjukkan Duta Besar pertama di Indonesia H. Merle Cochran untuk Kedutaan
Besar Amerika di Jakarta.

 20 Februari 1950 Ditunjuknya Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dr. Ali


Sastroamidjojo.

 13 Januari 1950 James Imam Pamudjo ditunjuk sebagai konsul terhormat pos


Indonesia di New York.

 15 Juli 1950 Abdoel Hamid menjadi konsul di San Fransisco.

Sumber : Wikipedia.org

SARANA HUBUNGAN INDONESIA AMERIKA SERIKAT

Melalui Bidang Politik

Dengan lebih kurang 300 juta dan 240 juta warga masing-masing, AS dan Indonesia hari
ini, negara kedua dan negara ketiga terbesar dalam demokrasi, hubungan bilateral baik
pemerintah dan non-pemerintah semakin hari semakin meningkat.

Pada tingkat pemerintah AS ditangani oleh The U.S. Agency for International


Development (USAID), USAID berusaha meningkatkan mesin demokrasi dengan
13
pengembangan sekolah-sekolah, pengadilan, media, analis legislatif, pemerintah
daerah, dan badan pemilihan pemerintah. Pada tingkat non-pemerintah, kerjasama ini
terus berlanjut. Daftar ini bahkan lebih panjang, seperti The Asia Foundation, misalnya,
bergerak dalam pendidikan dan memerangi korupsi. Institut Republik Internasional
membantu partai-partai politik meningkatkan respon mereka melalui polling pendapat.
National Democratic Institute adalah fokus pada pemerintah daerah dan ketiganya
telah membuat pemberdayaan perempuan menjadi prioritas.

Seperti disimpulkan oleh KBRI Washington DCdalam Laporan Inti tahun 2003 KBRI
Washington, hubungan politik bilateral Indonesia-AS berjalan baik dan cukup lancar
meskipun terdapat bebrapa isu yang menjadi sorotan kedua belah pihak. Diataranya
perkembangan proses hukum insiden tewasnya warga AS di Timika, darurat militer di
Aceh, keadaan Freeport dan Papua, penerbangan pesawat tempur Hornet di Indonesia,
pernyataan Wakil Presiden Hamzah Haz bahwa Amerika raja teroris, Hambaly (Jamaah
Islamiah), Alex Manuputy (Front Kedaulatan Maluku) dan pembekuan sementara
hubungan militer.

Indonesia memang masih berada dalam catatan buruk di AS terutama dalam masalah
pelanggaran HAM, Terorisme dan diskriminasi / penganiayaan kelompok minoritas,
namun berdasar keunggulan yang dimiliki Indonesia maka kerjasama Indonesia-AS
tetap berjalan.

Atas fakta tersebut maka hubungan politik dari perspektif kebijakan luar negeri AS,
proyeksinya selama ini hampir sama seperti yang dikemukakan Menteri Luar Negeri
Hillary Clinton pada kunjungannya ke Indonesia Februari 2009 lalu yaitu "A country
with the largest Muslim population, Indonesia is able to harmonize Islam, democracy,
modernity and women's empowerment" .

Melalui Bidang Ekonomi

Indonesia dan AS memiliki hubungan yang luas pada politik, strategis dan komersial
hubungan ekonomi. Berdasarkan kerjasama Indonesia-AS dan berbagi nilai-nilai
demokrasi dan pluralisme, ada komitmen yang kuat dari kedua belah pihak yang nyata
untuk meningkatkan hubungan bilateral, termasuk dalam perdagangan dan investasi.

Dengan populasi sekitar 222.800.000 jiwa dan tumbuh pada tingkat 1,36%, Indonesia
adalah negara keempat terbesar dari segi populasi. Dengan partisipasi angkatan kerja
107.200.000, Indonesia menyediakan jumlah yang besar akan tenaga kerja untuk
produksi barang dan layanan. Selain itu, Indonesia saat ini mengalokasikan 17,2 % dari

14
total pengeluaran publik untuk pendidikan. Hal ini pulalah yang membuat kerjasama
Indonesia-AS sangat erat.

Sejalan dengan reformasi sistem politik, Indonesia semakin berjalan ke depan untuk
program pembangunan ekonomi nasional, dengan penekanan pada penciptaan
lapangan kerja dan membuat pasar lebih efisien. Program pertumbuhan ekonomi
negara dengan target sebesar 6,6% untuk periode 2004-2009 sudah terpenuhi,
Pemerintah Indonesia mempromosikan investasi dari negara maupun swasta termasuk
investasi asing. Selama periode lima tahun tersebut Pemerintah telah berkomitmen
US$ 68.430.000.000 atau 17% dari total investasi yang dibutuhkan.

Pada umumnya, hubungan Indonesia-AS telah berlangsung positif dan stabil, namun
masih tetap penuh dengan kejutan-kejutan. Perdagangan bilateral meningkat dari
tahun ke tahun nilai perdagangan kedua negara dalam tahun 2008 mencapai US$ 21,7
milyar, 17% lebih tinggi dari total nilai perdagangan tahun 2007 yang mencapai US$
18,5 milyar. 

Sumber : Azmuharam.blogspot.com

15

You might also like