Professional Documents
Culture Documents
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelompok Densitas
Nama Anggota : Patar Roy Fernandes N 1109100036
Wahyu Tri Sutrisno 1109100043
Radhiyullah Army 1109100703
Faza Nabeel 1108100059
Rekswanda 1108100060
Mushodaq 1108100068
2.3 Permeabilitas
permeabilitas adalah kemampuan untuk meloloskan air yang biasanya di
ukur dalam satuan MD atau biasa di sebut millidarcie. Semakin besar angka nya
maka permeabilitasnya semakin baik untuk produksi dan sebaliknya, biasanya
pada rumus dia menggunakan lambang K. Sedangkan porositas adalah
kemampuan untuk menyerap fluida pada batuan atau formasi atau ruang-ruang
yang terisi oleh fluida di antara zat-zat padat atau mineral pada suatu batuan.
Dimana selalu di lambangkan dengan theta, :D karena di blog tidak menyediakan
fasilitas simbol dalam penulisan, alhasil terpaksa deh harus di tulis begitu saja.
Porositas ini terbagi menjadi 5 macam porositas primer, sekunder, bersambung,
potensial dan efektif. Yang nanti akan saya coba untuk mengartikanya satu-satu.
Sedangkan kejenuhan adalah rasio dari volume yang terisi oleh cairan dengan
porositas total, biasa menggunakan lambang S.
Pentingnya mengenal sifat batuan ini adalah untuk membantu intrepretasi
dalam analisis log yang akan di tunjang dengan pengetahuan secara geologi.
Sehingga akan membantu kandungan hidrokarbon terdapat sampai dengan
prakiraan jumlah kandungan hidrokarbon dalam formasi. Dengan mengetahui
jenis porositas, permeabilitas dan kejenuhan air pada formasi sehingga dapat
mengetahui apakah sumur tersebut dapat berproduksi. Sebelum bicara lebih
banyak mengenai permeabilitas, porositas dan kejenuhan , penting buat saya
pribadi sebagai seorang geologist untuk untuk mengetahui dimana porositas,
permeabilitas dan kejenuhan dalam bawah permukaan itu terdapat, yang nantinya
dapat menentukan kandungan hidrokarbon.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 3.3 Menghitung berat kering dan berat tercelup dari bahan
(a) Menghitung berat kering batu bata merah; (b)Menghitung berat basah batu bata merah
(c) Menghitung berat kering batu bata putih;
(d)Menghitung berat batu basah batu bata putih
(e) Menghitung berat kering batu bata tahan api (SK 34);
(f)Menghitung berat basah batu bata tahan api (SK 34)
Batu Bata Batu Bata
Batu Bata
Sampel Sampel
Sampel
Diikat
Diikat pada pegas (dengan menggunakan pada pegas (dengan menggunakan benang)
benang)
Ditimbang massa kering
(neraca ohaus)
(a)
Dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air
Ditimbang berat kering (neraca pegas Archimedes)
(b)
Ditimbang berat tercelup (neraca pegas Archimedes)
(c)
Table 4.2 Data percobaan dengan menggunakan batu bata putih (karbonat)
Batu Bata Putih (Karbonat)
Sampe Massa kering Massa basah Berat Kering Berat tercelup
Gravitasi (m/s)
l (gr) (gr) (N) (N)
1 58,2 62,5 0,55 0,3 10
2 89,8 94,7 0,75 0,35 10
3 77,8 78 0,6 0,25 10
Table 4.3 Data percobaan dengan menggunakan batu bata tahan api (SK 34)
Batu Bata Tahan Api (SK 34)
Sampe Massa kering Massa basah Berat Kering Berat tercelup
Gravitasi (m/s)
l (gr) (gr) (N) (N)
1 125,1 136,8 1,2 0,6 10
2 113,4 124,4 1 0,6 10
3 132,5 145,8 1,35 0,8 10
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan Densitas dan Porositas batu bata merah
Diketahui : massa kering (mk) = 65 gr
mk = 0,065 kg
massa basah (mb) = 71,2 gr
mb = 0,0712 kg
berat kering (Wk) = 0,6 N
berat tercelup (Wb) = 0,35 N
percepatan gravitasi = 10 m/s2
Ditanya : a) densitas (ρ) = ………….?
b) porositas (ϕ) = …………?
Jawab :
ρair . m k . g mb−mk
(a) densitas (ρ) = b) porositas (ϕ) =
FA mb −mt
dimana FA = Wk – Wb dimana : mb = massa basah
FA = 0,6 – 0,35 mk = massa kering
FA = 0,15 N mt = massa tercelup
1000. 0,065 .10 0,0712−0,065
densitas (ρ) = porositas (ϕ) = x
0,15 0,0712−0,035
100%
densitas (ρ) = 4333,33 kg/m3 porositas (ϕ) = 0,17%
densitas (ρ) = 4,33 gr/cm3
0,0625−0,0582
x 100%
0,0625−0,03
densitas (ρ) = 2328 kg/m3 porositas (ϕ) = 0,13%
densitas (ρ) = 2,3 gr/cm3
4.2.3 Perhitungan Densitas dan Porositas batu bata tahan api (SK 34)
Diketahui : massa kering (mk) = 125,1gr
mk = 0,125 kg
massa basah (mb) = 136,8 gr
mb = 0,0136 kg
berat kering (Wk) = 1,2 N
berat tercelup (Wb) = 0,6 N
percepatan gravitasi = 10 m/s2
Ditanya : a) densitas (ρ) = ………….?
b) porositas (ϕ) = …………?
Jawab :
ρair . m k . g mb−mk
(a) densitas (ρ) = b) porositas (ϕ) =
FA mb −mt
dimana FA = Wk – Wb dimana : mb = massa basah
FA = 1,2 – 0,6 mk = massa kering
FA = 0,6 N mt = massa tercelup
1000. 0,125 .10 0,136−0,125
densitas (ρ) = porositas (ϕ) = x 100%
0,6 0,136−0,06
densitas (ρ) = 2083,3 kg/m3 porositas (ϕ) = 0,14 %
densitas (ρ) = 2,083 gr/cm3
Jawab :
(m3−m 1 )
densitas (ρ) = xρair
( m2−m1¿ −m4−m3 )
(38,2−36,4)
= x 1 gr /cm3
( 136−36,4 )−(136,6−38,2)
=1,5 gr/cm3
Untuk seterusnya dsapat dilihat pada table 4.7, berikut
Jawab :
(m3−m 1 )
densitas (ρ) = xρair
( m2−m1¿ −m4−m3 )
( 44,8−36,4)
= x 1 gr /cm 3
( 136−36,4 )−(141−44,8)
=2,47gr/cm3
Untuk seterusnya dsapat dilihat pada table 4.8 berikut
Tabel 4.8 Perhitungan densitas pada serbuk batu bata putih (karbonat)
4.2.6 Perhitungan Densitas Serbuk Batu Bata Tahan Api (SK 34)
Diketahui : Massa Pikno (m1) = 36,4 gr
Massa pikno isi penuh air (m2) = 136 gr
Massa pikno + bahan (m3) = 47,2 gr
Massa pikno + bahan + air (m4)= 141,8 gr
Ditanyai : Densitas(ρ) …..?
Jawab :
(m3−m 1 )
densitas (ρ) = xρair
( m2−m1¿ −m4−m3 )
(47,2−36,4)
= x 1 gr / cm 3
( 136−36,4 )−(141,8−47,2)
=2,16 gr/cm3
Untuk seterusnya dsapat dilihat pada table 4.9, berikut
Tabel 4.8 Perhitungan densitas pada serbuk batu bata tahan api (SK 34)
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini, kelompok “densitas” telah melakukan percobaan yang
bertujuan untuk mencari densitas dan porositas dari bahan yakni batu bata tahan
api (SK 34), bata merah, dan bata putih (karbonat). Pada praktikum ini kami
menggunakan alat dan bahan yaitu neraca ohaus, neraca pegas, gergaji, gelas
ukur, penyangga (besi), benang, air, batu bata tahan api, bata merah, dan bata
putih. Untuk mencari bata tahan api kami membutuhkan waktu empat hari (1
April 2011; pukul 10.00 pagi – 5 April; pukul 12.00) yang berlokasi di pasar kecil
gang 2 keputraan, Urip Sumaharjo Surabaya. Sehingga kami mengalami
keterlambatan dalam melakukan percobaan yang mana pada akhirnya 5 April
2011 dilaksanakan percobaan ini. Pada awal melakukan praktikum, kami harus
memecahkan batu bata tersebut hingga ukuran dari batu bata tersebut dapat diukur
pada pegas Archimedes. Pada awalnya kami terpaku pada bentuk sampel bata
yang berbentuk balok kubus, namun setelah menyadarinya pada pengukuran
densitas atau porositas tidak terlalu memperhatikan bentuk dari batuan maka kami
pun membentuk batu bata tersebut sembarang bentuk (ini yang kami jadikan
sampel dalam percobaan ini). Setelah ketiga jenis batu bata tersebut terbagi
menjadi tiga sampel yang berbeda tiap jenisnya. Maka barulah kami mengerjakan
percobaan untuk menentukan densitas dan porositasnya.
Tahap pertama percobaan kami menghitung massa kering dari bata-bata
tersebut. Setelah itu didapat massa keringnya lalu kamipun menghitung berat
kering dan berat tercelup dengan menggunakan pegas Archimedes. Kami
mendapati hasil pengukurannya yaitu berat tercelup lebih ringan dibandingkan
berat kering. Penyebab mengapa berat tercelup tersebut lebih ringan? Disebabkan
oleh gaya apung yang dialami oleh benda di dalam air yang memiliki densitas 1
gr/cm3. Setelah itu barulah kami menghitung kembali massa basah dari batu bata
tersebut pada neraca ohaus (gambar 3.2a).
Pada pencelupan bata-bata tersebut, khususnya pada bata putih (karbonat)
kami mendapati ketidakkonsitenan bentuk benda sebelum dan sesudah pencelupan
bata tersebut. Kami mendapati peluruhan batu bata putih pada saat di dalam air
sehingga dalam pengamatan besarnya berat celup, kami harus secepat mungkin
mengamati besar berat tercelup dari batu bata putih tersebut supaya tidak terlalu
banyak meluruh (mengalami perubahan bentuk).
Pada perbandingan massa basah dan massa kering, dapat diamati bahwa
tingkat keserapan air dari bata-bata tersebut berbeda. Hal ini dilihat dari selisih
massa basah dan massa kering. Semakin besar selisih yang didapat menunjukkan
semakin besar pula kandungan air yang terserap oleh batu bata tersebut. Dan hal
ini menunjukkan tingkat porositasnya yang besar. Dan begitu pula sebaliknya.
Pada bata yang memiliki serapan air yang rendah ditandai dari kecilnya selisih
antara massa basah dan massa kering, dan dapat disimpulkan pula bahwa batu
bata tersebut memiliki porositas yang kecil.
Pada percobaan ini, didapat nilai dari densitas rata-rata dan porositas rata
dari tiap jenis batu bata yaitu untuk densitas rata-rata batu bata merah 2,795, batu
bata putih 2,265, batu bata tahan api 2,436. Porositas rata-rata batu bata merah
0,18, batu bata putih 0,071, batu bata tahan api 0,17. Dari hasil yang telah didapat
maka menginformasikan bahwa tingkat porositas dan densitas tertinggi dari ketiga
jenis batuan tersebut yaitu batu bata merah lalu batu bata tahan api dan seterusnya
batu bata kapur (karbonat).
Tidak salah bila batu bata merah menjadi pilihan utama dari konsumen
dalam rangka membangun bangunan yang kokoh, hal disebabkan tingkat serapan
terhadap air memiliki tingkat rata-rata yang tinggi. Dan hal inipun dapat diartikan
tingkat dari elastisitas batu bata cukup besar. Inilah alasan utama mengapa
konsumen batu bata memilih batu bata merah untuk membangunan bangunan
yang kokoh.
Pada percobaan piknometer, kami hanya perlu mengahancurkan bahan
yang tersedia menjadi halus dan dapat dimasukkan ke dalam piknometer. Sebelum
kami melakukan percobaan, kami mengukur sulu massa dari bahan, piknometer,
dan air. Pada penerjaan percobaan, kami mengukur massa-massa yang telah
dirumuskan dalam formula untuk mencari densitas benda yang berbentuk serbuk.
Kemudian dari perbandingan massa-massa bahan ersebut, didapat hasil
perhitungan untuk densitas serbuk dengan menggunakan piknometer.
Pada pengamatan kami, hasil densitas rat-rata dari bentuk serbuk sangat
berbeda dibandingkan dengan hasil pada bentuk bongkahan kecil. Nilai densitas
dari serbuk akan sangat berbda dengan nilai densitas bongkahan kecil, nilai
densitas serbuk akan sama dengan densitas tanah liat, karena serbuk bata tersebut
berasal dari tanah liat.
Pada perhitungan, kami mengamati perbedaan antara jumlah air pada
piknometer-sebelum dan sesudah- diberikan serbuk. Penjelasan perbedaan disini,
yaitu setiap partikel kecilpun juga mempunyai tingkat serapan tertentu terhadap
suatu zat cair.
BAB V
KESIMPULAN
1. - Densitas rata-rata pada batu bata merah adalah 2,795 gr/cm3
- Porositas rata-rata pada batu bata merah adalah 0,18
2. - Densitas rata-rata pada batu bata putih (karbonat) adalah 2,265 gr/cm3
- Porositas rata-rata pada batu bata putih (karbonat) adalah 0,071
3. - Densitas rata-rata pada batu bata tahan api (SK 34) adalah 2,436 gr/cm3
- Porositas rata-rata pada batu bata tahan api (SK 34) adalah 0,17
4. - Densitas rata-rata pada serbuk batu bata merah adalah 1,708 gr/cm3
5. - Densitas rata-rata pada serbuk batu bata putih adalah 2,41 gr/cm3
6. - Densitas rata-rata pada serbuk batu bata tahan api (SK 34) adalah 1,86
gr/cm3
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis
http://chadsquarepants.wordpress.com/2011/02/05/porositas-batuan-part-1/
http://geologyguobloki.blogspot.com/2010/03/porositas-permeabilitas-
dan-kejenuhan.html