You are on page 1of 32

RISET OPERASI

SEMESTER GENAP 2009/2010

UNIVERSITAS JEMBER

Senin, 08-03-10
DUALITAS DAN
ANALISIS SENSITIVITAS

SEMESTER GENAP 2009/2010

UNIVERSITAS JEMBER

Senin, 08-03-10
DUALITAS

 Pengertian
Dual adalah bentuk lain dari suatu program
linear yang diturunkan dari primal Program Linear
(yang sudah kita kenal).
Cara pandang dari sudut lain.
Suatu Primal program linear pasti mempunyai
bentuk dual dan sebaliknya. Artinya, Dual dari dual
adalah primal.
Solusi optimal pada Primal juga merupakan
solusi Optimal pada dual.
KEGUNAAN
 Dualitas :
 sebagai pengujian/pengecekan apakah nilai yang
dihasilkan dalam metode simpleks sudah benar dan
hasilnya sudah dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan manajemen.
 Sebagai Dasar dalam memahami analisis sensitivitas
 Analisis Sensitivitas :
 Sebagai pengujian perhitungan apabila terjadi perubahan-
perubahan (koefisien f. tujuan,koefisien kendala atau
sumberdaya), agar tidak melakukan perhitungan mulai dari
awal .
 Untuk menentukan selang keoptimalan suatu masalah
Program linear
Hubungan Primal-Dual
Hubungan Primal-Dual

Bentuk Primal
fungsi tujuan: maksimumkan
Z  40 x1  60 x 2
fungsi kendala
3 x1  2 x 2  2000
x1  2 x 2  1000
x1,x 2  0
Hubungan Primal-Dual

Proses Keuntungan
Produk I II  
A 3 1 40
B 2 2 60
Kapasitas 2000 1000  
Hubungan Primal-Dual
 Misalkan y1 dan y2 sebagai biaya sewa perjam
yang harus dibebankan dalam setiap proses I dan II,
maka biaya sewa total dari kedua macam proses
tersebut adalah

w  2000 y1  1000 y 2
 Meminimumkan biaya sewa
 Maka keuntungan yang diinginkan tadi, merupakan
keuntungan minimal
 Sehingga permasalahan tersebut dapat dibuat
program linear dalam bentuk lain (Dual)
Dual
fungsi tujuan: minimumkan
w  2000 y1  1000 y 2
fungsi kendala
3 y1  y 2  40
2 y1  2 y 2  60
y1, y 2  0
Hubungan Primal-Dual
Bentuk umum masalah primal-dual
Primal
maksimumkan
Z  c1x1  c 2 x 2  c3 x3  ...  cnxn
Kendala
a11 x1  a12 x 2  a13 x3  ...  a1n xn  b1
a21 x1  a22 x 2  a23 x3  ...  a2 n xn  b 2
.........................................................
am1 x1  am 2 x 2  am 3 x3  ...  amn xn  bm
x1, x 2,...xn  0
Bentuk umum masalah primal-dual
Dual
minimumkan
w  b1y1  b2 y 2  b3 y3  ...  bmym
Kendala
a11 x1  a21 x 2  a31 x3  ...  am1 xm  c1
a12 x1  a22 x 2  a32 x3  ...  am 2 xm  c 2
.........................................................
a1n x1  a2 n x 2  a3n x3  ...  amn xn  cn
y1, y 2,... ym  0
Korespondensi antara primal dan
Dual
 Koefisien f.tujuan primal menjadi RHS dual, dan
RHS primal menjadi koefisien f.tujuan dual.
 Untuk setiap kendala primal ada satu variable dual,
dan untuk setiap variable primal terdapat satu
kendala dual
 Tanda ketaksamaan dalam pembatas tergantung
fungsi tujuan
 Fungsi tujuan berubah (primal : maksimasi, maka
Dual:minimasi, sebaliknya)
 Setiap kolom primal berkorespondensi dengan baris
pada dual, dan sebaliknya
 Dual dari dual akan kembali ke bentuk primal
Menentukan Dual dari PL

 PL normal
 PL tidak normal
PL normal dan tidak

 PL normal:
 jika untuk maksimasi, maka semua kendala
berbentuk ketaksamaan ≤
 Jika untuk minimasi, semua kendala berbentuk ≥
 PL tak normal:
 Jika untuk maksimasi atau minimasi terdapat
≤,=,atau ≥
Dual Dari PL normal
Primal Dual
maks Z  60 x1  30 x 2  20 x3 min w  48 y1  20 y 2  8 y3
berdasarkan berdasarkan
8 x1  6 x 2  x3  48 8 y1  4 y 2  2 y3  60
4 x1  2 x 2  1,5 x3  20 6 y1  2 y 2  1,5 y3  30
2 x1  1,5 x 2  0,5 x3  8 y1  1,5 y 2  0,5 y3  20
x1, x 2, x3  0 y1, y 2, y3  0
Dual Dari PL normal
Primal Dual
min Z  50 x1  20 x 2  30 x3  80 x 4 maks w  5 y1  6 y 2  10 y 3
berdasarkan berdasarkan
4 x1  2 x 2  1,5 x3  5 x 4  5 4 y1  3 y 2  2 y 3  50
3 x1  2 x 2  6 2 y1  2 y 2  2 y3  20
2 x1  2 x 2  4 x3  4 x 4  10 1,5 y1  4 y3  30
x1, x 2, x3, x 4  0 5 y1  4 y 3  80
y1, y 2, y3  0
Dual PL tak normal

 Menentukan Dual dari PL tak Normal


 Untuk masalah maksimasi, jika kendala primal ke-
i bertanda ≥, maka variable dual ke-i akan
memenuhi yi ≤0.
 Untuk minimasi, jika kendala primal ke-i bertanda
≤, maka variable dual ke-i berlaku yi ≤0.
 Jika kendala ke-i bertanda =, maka variable dual
ke-i akan tidak terbatas dalam tanda
 Jika variable primal ke-i tak terbatas dalam tanda,
maka kendala ke-I dual berbentuk =
Dual PL tak normal

 Untuk mengubah masalah PL yang tak


nornal menjadi normal, lakukan langkah
berikut:
 Kalikan dengan -1 untuk setiap kendala yang
bertanda ≥(untuk maksimasi) dan kendala yang
bertanda ≤ (untuk minimasi)
 Tanda = diganti dengan dua ketaksamaan ≤ dan
≥, kemudian lakukan langkah 1
 Ganti variable yang tak terbatas dalam tanda
dengan xi  xi ' xi" dimana xi’, xi” ≥0
Contoh
 tentukan bentuk dual
Fungsi tujuan : Minimumkan
Z  3 x1  x 2  x3
F. Kendala
x1  2 x 2  x3  11
 4 x1  x 2  2 x3  3
 2 x1  x3  1
x1, x 2, x3  0
Contoh
 Ubah terlebih dahulu ke bentuk PL normal

Fungsi tujuan : Minimumkan


Z  3x1  x 2  x3
F. Kendala
F. Kendala
 x1  2 x 2  x3  11
 4 x1  x 2  2 x3 3
 2 x1  x3 1
x1, x 2, x3  0
 Bentuk dualnya akan mempunyai 3 kendala dan 3 variable
Contoh
 Bentuk Dual
maximumkan w  11 y1  3 y 2  y3
kendala
 y1  4 y 2  2 y3  3
2 y1  y 2  1
 y1  2 y 2  y3  1
y1, y 2  0
y3 tak terbatas
Contoh
 tentukan bentuk dual

maksimumkan z  2 x1  5,5 x 2
kendala
x1  x 2  90
x1  2 x 2  900
9 x1  60 x 2  2700
2 x1  6 x 2  450
x1,x 2  0
Contoh
 Ubah terlebih dahulu ke bentuk PL normal

maksimumkan z  2 x1  5,5 x 2
kendala
x1  x 2  90
x1  2 x 2  900
 9 x1  60 x 2  2700
2 x1  6 x 2  450
x1,x 2  0

 Bentuk dualnya akan mempunyai 2 kendala dan 4 variable


Contoh
 Bentuk Dual

minimumkan w  90 y1  900 y 2  2700 y3  450 y 4


kendala
y1  y 2  9 y3  2 y 4  2
y1  2 y 2  60 y3  6 y 4  5,5
y 2, y3, y 4  0
y1 tak terbatas
Latihan
 Tentukan bentuk dual dari

1.Primal 2.Primal
maks z  2 x1  3 x 2 min z  5 x1  6 x 2
syarat : 10 x1  5 x 2  600 syarat : x1  2 x 2  5
6 x1  20 x 2  600  x1  5 x 2  5
8 x1  15 x 2  600 4 x1  7 x 2  8
x1, x 2  0 x1, x 2  0
Latihan
 Tentukan bentuk dual/primal dari

3.Primal 4.Primal
maks z  5 x1  12 x 2  4 x3 min z  5 x1  2 x 2
syarat : x1  2 x 2  x3  10 syarat : x1  x 2  3
2 x1  x 2  x3  8 2 x1  3 x 2  5
x1, x 2, x3  0
x1, x 2  0
Latihan

5.maximumkan z  x1  2 x 2  3 x3  4 x 4
kendala
x1  2 x 2  2 x3  3 x 4  25
2 x1  x 2  3x3  2 x 4  15
x1,x 2, x3, x 4  0
Variable tak terbatas
 Variable tak terbatas adalah variable yang
bisa bernilai negatif ataupun positif.
 Dalam metode simpleks, nilai negatif tidak
diperbolehkan, maka setiap masalah yang
memiliki variable negatif harus diubah ke
dalam suatu masalah dengan variable positif.
 Maka untuk variable yang tak terbatas, harus
didefinisikan sebagai selisih 2 variable yang
positif sebagai berikut:
 Xj=Xj’-Xj” dengan Xj’, Xj” ≥ 0
Arti variable dalam dual

 yi adalah besaran yang menyatakan


peningkatan nilai z-optimal sebagai akibat
dari perubahan bi sebesar 1 unit.

You might also like