You are on page 1of 2

Di dalam As Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu bahwa

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :


Apabila seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali
tiga perkara :
1. Shadaqoh jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat,
3. Anak shalih yang mendoakan kepadanya.

Anak shalih

Anak shalih baik laki-laki maupun perempuan, anak kandung maupun cucu, akan
terus mengalir kemanfaatan mereka untuk para orang tua berkat doa baik yang diterima
Allah untuk ibu bapak mereka. Juga shadaqah yang dilakukan anak-anak shalih untuk orang
tua, juga hajinya, bahkan doa yang diucapkan orang yang pernah mendapatkan kebaikan
dari anak-anak tersebut.
Seringkali orang yang mendapatkan kebaikan dari seseorang dia mengatakan :
“Semoga Allah merahmati orang tuamu dan mengampuni mereka”.
Disini juga menunjukkan anjuran untuk menikah, dengan tujuan untuk
mendapatkan anak yang shalih, dan melarang dari membenci banyaknya anak.
Sebagian manusia kadang terpengaruh dengan propaganda-propaganda sesat sampai dia
membenci banyaknya anak dan berusaha untuk membatasi kelahiran atau bahkan mengajak
orang lain melakukan hal yang sama. Ini dikarenakan kebodohan mereka terhadap ilmu
agama dan ketidaktahuan mereka tentang hasil yang akan didapatkan nanti, serta
disebabkan karena lemahnya iman.
Dalam hadits tadi juga terdapat anjuran untuk mendidik anak agar menjadi shalih
dan menumbuhkan mereka dalam ajaran Islam dan dalam keshalihan agar mereka menjadi
generasi yang shalih buat orang tua mereka yang nantinya mendoakan kebaikan kepada
mereka setelah meninggal.
Dan terus menerus kebaikan pahala akan mengalir meskipun telah terputus amalan
orang tua. Pada zaman ini banyak sekali orang yang melalaikan permasalahan tersebut.
Tidak memperhatikan kepada pendidikan anak-anaknya, justru mendidik anaknya agar
rusak, dan tidak berusaha untuk memperbaikinya. Melihat anak-anaknya melakukan
larangan dan meninggalkan kewajiban serta meninggalkan shalat, dia tidak memerintahkan
mereka atau melarang. Atau melihat anak-anaknya bermain di jalanan, bergaul dengan
teman-teman jelek, bahkan kadang pergi ke tempat-tempat yang disitu ada kerusakan, sama
sekali tak menjadi pikirannya.
Padahal kalau anaknya merusakkan salah satu benda yang dimilikinya, dia pasti
akan menjadi lelaki tegas dan pahlawan pembela, membela harta dunianya namun sama
sekali tak membela agamanya. Perhatiannya hanya untuk perbaikan harta dan tidak ada
perhatian untuk kebaikan anak-anak dalam hidupnya, bagaimana setelah mati?
Maka bertaqwalah kalian wahai para bapak dalam perkara yang berkenaan dengan anak-
anakmu agar mereka menjadi simpanan untukmu dan jangan sampai mereka menjadikan
kalian rugi.
Ketahuilah bahwa keshalihan anak tak akan terwujud begitu saja tanpa
mengupayakan sebab, tanpa kesabaran dan kesusahan. Hadits diatas juga menunjukkan
bahwa anak disyariatkan mendoakan orang tuanya bersamaan dengan doa untuk dirinya di
dalam maupun di luar sholat. Dan ini termasuk perbuatan berbakti yang akan terus ada
setelah meninggalnya para orang tua.
Perkara-perkara yang tersebut di dalam hadits tadi adalah inti dari firman Allah
Subhanahu wa ta’ala : “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. (QS
Yaasiin : 12)
Apa yang telah mereka kerjakan disini maksudnya adalah apa yang mereka lakukan
secara langsung dalam hidupnya berupa amal-amal yang baik maupun yang buruk. Sedang
bekas-bekas yang mereka tinggalkan maksudnya hasil dari amalannya yang terus terwujud
setelah kematiannya yang baik maupun yang buruk.
Bekas-bekas amalan yang sampai kepada seorang hamba setelah meninggalnya ada
tiga perkara : Pertama : amal shalih yang dilakukan orang lain sebagai hasil upaya si mayit,
berupa dakwah dan pengarahannya kepada orang itu sebelum meninggal. Kedua : beberapa
perkara yang digunakan orang lain berupa usaha-usaha kebaikan yang bermanfaat yang
telah didirikan si mayit sebelum dia meninggal. Atau wakaf yang diwakafkannya pada saat
masih hidup yang kemudian diambil hasilnya setelah dia meningga dunia. Ketiga : amalan-
amalan yang dilakukan orang yang masih hidup kemudian pahalanya dihadiahkan kepada si
mayit berupa doa, shadaqoh dan amalan kebajikan yang lain.
Ibnu Majah meriwayatkan :
“Sesungguhnya amal kebaikan yang akan sampai kepada mayit setelah meninggalnya
adalah : ilmu yang dia sebarkan, anak shalih yang dia tinggalkan, mushaf yang dia wariskan,
masjid yang dia dirikan, rumah yang dipakai para musafir yang telah dia bangun, sungai
yang dia alirkan, atau shadaqoh yang dia keluarkan dari hartanya pada saat dia masih hidup
dan sehat, semua akan sampai kepadanya setelah dia meninggal”.
Maka berusahalah -semoga Allah merahmatimu-, untuk mengerahkan semua sebab
dan melakukan amalan yang bermanfaat yang akan terus ada manfaatnya dan mengalir
pahalanya setelah wafatmu, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman : “Harta dan anak-anak
shaleh adalah perhiasan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shaleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. (QS Al Kahfi : 46)

You might also like