You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN ( NYERI )
DI RUANG AROFAH
RSI HASANAH MOHAMMADIYAH
MOJOKERTO

Di susun oleh :
SITI ULFA LIA NING ASIH
NIM : 10.111.279
D4 kebidanan

STIKES ICME JOMBANG


2011
LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA : SITI ULFA LIA NING ASIH


NIM : 10.111.279
RUANG : AROFAH

MASALAH KESEHATAN AREA PEMENUHAN KPM


( ) Masalah pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman ( nyeri )
( ) Masalah pemenuhan kebutuhan
eliminasi
( ) Masalah pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit
( ) Masalah pemenuhan kebutuhan
personal hygiene
DEFINISI
Nyeri merupakan kondisi berupa prasaan yang tidak menyenangkan . sifatnya
sangat subyektif karena prasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tindakanya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang di alaminya . berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai rasa nyeri:
1. Menurut Mc. Coffery (1979)
Nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dimana
eksistensinya diketahui jika seseorang pernah mengalaminya.
2. Menurut Wolf, Firest (1974)
Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
nyeri yang bisda menimbulkan ketegangan.
3. Menurut Arthur C. Cuvton (1983)
Nyeri adalah suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul bila mana jaringan
yang sedang dirusak dean menyebabkan individu tersebut bereaksi atau
menghilangkan rangsang nyeri.
4. Secara umum nyeri di artikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak
dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional ( A.AZIZ Alimul Hidayat
kdpk 2008 ).
Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan dangan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat
bebas yang memiliki sedikit at;iu bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya pada organ viseral, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu.
Reseptor dapat memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan.
Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi,termal,listrik atau mekanis, stimulasi oleh
zat kimiawi diantaranya seperti histamine,prostaslandin dan macam-macam asam
seperti yang dilepas apabila terjadi kerusakan pada jaringan.
Selanjutnya stimulasi yang di terima oleh reseptor tersebut di transmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sum-sum tulang belakang oleh dua jenis tersebut berupa
impuls-impuls nyeri ke sum-sum tulang belakang oleh dua jenis tersebut, yaitu A
( delta ) yang ber myelin rapat dan serabut lamban (serabut C ).
Impuls-impuls yang ditranmisika oleh serabut delta( serabut A ) mempunyai sifat
inhibitor yang di tranmisikan ke serabut C.
Serabut-serabut aferen masuk ke sefinal melalui akar dorsal ( dorsal doot ) serta
senape pada dorsal horn tersebt terdiri atas beberapa lapisan atau lamina yang saling
bertautan . di antara lapisan 2 dan 3 terbentuk subs tantia selantinosa yang merupakan
saluran utama impuls kemudian impuls menjadi nyeri menyebrangi sum-sum tulang
belakang pada interneuron dan ersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama .
yaitu spinothaimiktract ( sst ) atau jalur spinetalamus spinoreticular tract ( srt ) yang
membawa informasi mengenai sifat mengenai lokasi nyeri.
Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri . yaitu jaur
oplate dan jalur monoplate . jalur oplate di tandai dari thalamus yang melalui otak
tengah dan medulla ke anduk dorsal sum-sum tulang belakang neorotransmiter dalam
mimplush supresif.
Super supresif telah mengaktifkan stimulasi nociceptor yang di tranmisikan oleh
serabut A . jalur monoplate merupakan jalue desenden yang tidak memeberikan respon
terhadap nolaxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya ( long 1989 ).
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi 2 , yaitu nyeri akt dan nyeri kronis :
1. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan,
serangan mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya
sudah diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang
keduanya akan meningkatkan persepsi nyeri.
2. Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber nyeri tidak
diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada
periode tertentu nyeri menetap.
Table perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis :

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis


Pengancaman Suatu kejadian. Suatu situasi, status ekstisensi.
Sumber Sebab external atau penyakit Tidak di ketahui atau
dalam. pengobatan yang terlalu lama.
Serangan Mendadak. Bisa mendadak ,berkembang
dan terselubung.
Waktu Sampai 6 bulan. Lebih dari 6 bulan atau bertahun-
tahun.
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak diketahui Daerah nyeri sulit di bedakan
dengan pasti. intersinya sehingga sulit di
evaluasi.
Gejala-gejala klinis Pola respon yang khas dengan Pola respon berfariasi sedikit
gejala yang lebih jelas. gejala-gejala.
Pola Terbatas. Berlangsung terus menerus
sehingga dapt bervariasi.
Perjalanan Biasanya berkurang beberapa Penderita meningkat setelah
saat. beberapa saat.
Selain perjalanan nyeri di atas terdapat jenis nyeri yang spesifik di antaranya
nyeri somatis , nyeri viseral, nyeri menyalar(nyeri paint),nyeri phisicogenik,nyeri
phantom in ekstremitas,nyeri neurologist dan lain-lain.
Umumnya nyeri somatis dan viseral ini bersumber dari bolit dan jaringan di
bawah kulit superficial, yaitu pada otot dan tulang nyeri menjalar adalah nyeri yang
berasal pada bagian tubuh yang lain.
Nyeri phisigogenik adalah nyeri yang tidak di ketahui secara fisik biasanya timdbl
akibat phisikologis.
Nyeri phantom adalah nyeri yang di sebabkan kerana salah satu ekstremitas di
amputasi . nyeri neourologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di
beberapa jalur syaraf.
TANDA-TANDA DAN GEJALA NYERI
Seseorang dapat menoleransi menahan nyeri atau dapat mengenali stimulasi
sebelum merasakan nyeri.
1. trauma pada jaringan tubuh misalnya karena pembedahan akibat terjadinya
kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
2. gangguan pada jaringan tubuh misalnya karena edema, akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
3. tumor dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
4. iskemia pada jaringan, misalnya terjadi blokade pada arteria koronaria yang
menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.
5. spasme otot, dapat menstimulasi otot.

MACAM-MACAM STADIUM NYERI


1. stadium prodomol
gejala-gejala awal berupa demam, mual dan rasa nyeri ditenggorokan beberapa
hari.
2. stadium sensoris
penderita merasa nyeri, rasa panas di sertai kesemutan pada tempat bekas luka,
kemudian di susul dengan gejala cemas dan reaksi-reaksi yang berlebihan
terhadap rangsangan sensotik.
3. stadium eksistasi
tonus otot-otot dan aktifitas simpatik menjadi meninggi dengan gejala
hiperdiosis, hipersalivasi, hiperlaksimasi dan pupil di latasi. (pratesia poter buku
ajar fundamental konsep proses dan praktek ebsi 2005)
TEORI NYERI
Beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri.
1. teori pemisahan (spesifikasi theory) menurut teori ini rangsangan sakit ke
medula spinalis (spinal cord) melalui kornu kordis yang bersinaps di daerah
posterior. Kemudian naik ke braktus lissut dan menyilang di garis meridian ke
sisi lainnya dan berakhir di korteks sensoris.
2. teori pola (patern theory)
rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglian dorsai kemdula srenalis dan
merangsang aktifitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respon yang
merangsang kebagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri,
persepsi di pengaruhi oleh modalitas renspons dari reaksi sel T.
3. teori pengendalian gerbang (gate chontrol theory)
menurut teori ini, nyeri tergantung dengan kerja serta syaraf besar dan kcil,
keduanya berada dalam akar gangkon dorsalis rangsangan pada serat besar
akan meningkatkan aktifitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan
tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terhambat dan menyebabkan
hantaran rangsangan terhambat.
4. teori transmisi dan intubisi.
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi implus-implus saraf.
Sehingga transmisi implus nyeri menjadi efektif oleh neorotransmiter yang
spesifik kemudian inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada
serabut-serabut yang memblok implus-implus pda serabut lamban dan endogen
opiate system supresif.
SKALA INTENSITAS NYERI

1 2 3 4 5 6

Tidak Nyeri Nyeri


Nyeri Nyeri Nyeri
ada sangat paling
ringan sedang hebat
nyeri hebat hebat

SKALA INTENSITAS NUMERIK 0 – 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :
• skala nyeri ringan dengan kriteria tanpa obat , nyeri dapat hilang dengan
tindakan.
• Skala 4-8 nyeri sedang dengan kriteria nyeri dapat hilang dengan menggunaka
obat
• Skala 9-10 nyeri berat dengan kriteria nyeri dapat hilang dengan menggunakan
obat dan dalam waktu yang lama.

FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI NYERI


1. lingkungan dan individu pendukung
lingkungan yang asing nyingkat kebisingan yang tinggi pencahayaan,dan
aktifitas yang tinggi dilingkungan tersebut dapat memperberat nyeri.
2. Tahap perkembangan
Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variabel penting
yang akan mempengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri
3. Pengalaman nyeri sebelumnya
Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap presepsi nyeri individu
dan kepekaanya terhadap nyeri
4. Ansietas dan Stres
Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi,ancaman yang
tidak jelas ketidak mampuan mengontrol nyeri atau peristiwa
disekelilingnya dapat memperberat presepsi nyeri.
PATOFISIOLOGI

Sel rusak

Zat kimia terbentuk

Setemonia

Glodikina Merangsang dan Enlin proteolitik


merusak ujung

Syaraf desenden
Menurunkan
ambang stimulus
terhadap reseptor
mekanik sensitif Hipotalamus
dan termo sensitif

Korteks

Nyeri
dipersiapkan

Nyeri pada
perut
DAFTAR PUSTAKA

-Uliyah musrifatul dan Hidayat.A.A.Alimul.2008


Ketrampilan dasar praktek klinik kebidanan,Salemba Medika:Jakarta

-Potter Praticia A dan Anne Griffan perry.2005,Buku ajar fundamental


keperawatan.konsep,proses dan praktek EBCI :Jakarta.

-Sastrawinata prof.Sulaiman.1983.OBSTETRI PATOLOGI:sleman Bandung.


ASUHAN KEPERAWATA
Pada ny.”S” dengan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa nyeri.
“ABDOMINAL DISCOMPORT”
Di ruang AROFAH RSI HASANAH MUHAMMADIYAH
MOJOKERTO

I. Pengkajian

Tanggal MRS : 27 Februari 2011


Tanggal pengkajian : 28 Februari 2011
Diagnosa medis : Abdominal discomport
No register : 08 4652

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identita
s pasien : Ny. “ S “
Nama : 72 thn
Umur : Islam
Agama : Ibu rumah tangga
Pekerjaan : Sudah menikah
Setatus : Jawa/Indonesia
Suku bangsa : Kd.kliter jetis
Alamat

Identitas keluarga
Nama : Tn. “ P “
Umur : 45 Thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Setatus : Sudah menikah
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kd.kliter jetis
2. keluhan utama
P X mengatakan nyeri pada perut
3. Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh pusing, susah tidur, badaya terasa
dingin , kemudian tanggal 27 Februari 2011 jam 16.40 Wib pasien di bawa ke
RSI HASANAH MUHAMMADIYAH MOJOKERTO oleh keluarganya. Dengasn
keadaan lemah , wajahnya kelihatan pucat, pusing, susah tidur, badan terasa
dingin.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti jantung atau penyakit menular seperti hepatitis.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti hepatitis.
6. Riwayat pisikologis
a. Pasien mengatakan paling dekat dengan suami dan anak-anaknya.
b. Pola interaksi
Hubungan pasien ,keluarga, dan orang lain baik.
7. Latar belakang sosial budaya
Pasien dan keluarganya selalu menggunakan bahasa jawa dalam kehidupan
sehari-hari dan mempunyai hubungan bik dengan lingkungan sekitar.
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
1) Pola nutrisi
Saat sehat : Makan 2-3 X sehari dengan nasi,sayur,lauk pauk 1
porsi habis minum 5-6 X sehari
Saat Mrs : Makan menurun 2 X sehari porsi tidak pernah habis
minum 4-5 X sehari

2) Pola eliminasi
Saat sehat : BAB ± 1-2 X sehari , warna kuning, bau
khas,konsisten,lembek
BAK ± 4-5 X sehari ,warna kuning,bau khas
Saat Mrs : BAB ± 1 X sehari di bantu keluarga
BAK ± 3-4 X sehari di bantu keluarga
3) Pola istirahat
Saat sehat : Pasien tidur ± 1-2 jam saat siang
Pasien tidur malam 8 jam nyenyak
Saat Mrs : Pasien sulit tidur saat siang dan malam dan tidak
nyenyak karena selalu merasakan pusing badan
4) Pola aktifitas dingin
Saat sehat :
Pasien bisa melakukan aktifitas sehari-hari dengan
Saat Mrs : mandiri
Pasien sulit melakukan aktifitas sehari-hari karena
5) Pola kebersihan diri pusing badanya lemah.
Saat sehat :
Pasien mandi 2 X sehari ,ganti baju 2 X sehari,gosok
Saat Mrs : gigi ,kramas 1 minggu 3 X
Pagi dan sore pasien tidak pernah gosok gigi,pasien
tidak pernah kramas,pasien mengganti pakaian 1 X
sehari.

B. DATA OBYEKTIF
1. pemerik saan umum : pasien lemah, wajah pucat
kesadaran umum : compos metis
tinggi badan : 149
berat badan : 60
tanda-tanda vital
Td : 110/80 mmhg
N : 88 /menit
S : 37 ˚ c
Rr : 20 kali/menit
Nyeri perut
2. pemeriksaa fisik
1. inspeksi
Kepala : Bentuk simetris ,rambut bersih,tidak
berkrtombe,warna rambut putih.
Muka : Wajah pucat tidak odem.
Mata : Bentuk simetris,eklera putih,konjungtiva
merah muda
Hidung : Bentuka simetris,tidak ada secret,tidak ada
polip.
Mulut dan gigi : Bibir simetris,warna bibir agak pucat,gigi
agak kotor,tidak ada gigi palsu.
Telinga : Bentuk simetris keadaan bersih.
Axial : Simetris tida ada lesi.
Abdomen : Tidak ada bekas operasi.
Kulit dan kuku : Kulit bersih,warna kulit sawo matang,warna
kuku tidak pucat.
Extremitas atas dan : Simetris,tidak ada lesi,tidak ada sidaktil dan
bawah poli daktil.
Ganetalia : Bersih.
Anus : Tidak ada hemogroid,lubang anus ada.
2. palpasi
Telinga : Tidak ada nyeri tekan tidak ada tegangan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar,nyeri tekan,
lokasi pada perut sebelah kanan.
Axial : Tidak ada benjolan.
Genetalia : Bersih,tidak benjolan dan pembengkakan.
Anus : Tidak ada nyeri takan.

aus kultasi : Terdengar bising usus meningkat.


dada : Tidak ada wezing dan roctil.

4. perkusi : Reflek hamer positif.


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No nota : 825 No rm : 084652
Tanggal periksa : 28 Februari 2011 Nama : Ny. “ S “
Tanggal Mrs : 27-02-2011

No Sub pemeriksaan Nilai hasil periksa Nilai normal


1 Lekost ,hb,pcv,hct,trambast,led
2 Haemoglobin ( hb ) 13,3 11,0 – 16,5 gdl
3 Hematoklit 37,6 35,0 – 50,0 %
4 Trombosit 202.000 150 – 390 rb/ul
5 Lekosit 10.400 3.500 – 10.000 / ul
( jmr )
6 Led bbs 14/30 1:0 – 10 mm p:0 .
20mm
7 Gula darah asak 195 <200 mm/dl
8 Rft
9 Asam urat 4,83 1:<7mm dl
p:<s,7ml/dl
10 Urea 10 10 – 50 ml/dl
11 Creatinin 0,86 1:0.7 – 12 mgdl/p10,
12 Lft 5 – 1.0 mg/dl
13 Sgot 45 P:<36 mgdl
1:59 mg/dl
14 Spot 27 P:<52 mg/dl:
<72 mg/dl
15 Bilirubin 1.60 Anak dan
dewasa<1,mg/dl
bayi 12 mg/dl
16 Bilirubin direk 1.60 1.6 – 0.3 mg/dl
ANALISA DAN SINTESA DATA
Diagnosa : gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri
abdominal discomport.
Data subyektif : pasien mengatakan pusing,susah tidur,badan terasa
dingin,perut nyeri.
Data obyektif :
Tanda-tanda vital : Fd : 110/80 mmhg
N : 88 X/menit
S : 37 ˚ c
Rr : 20 X/menit
Nyeri tekan pada perut ( + )
 Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa nyeri aaaabdominal discomport.

PERENCANAAN INTERVENSI
Jangka pendek : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 jam diharapkan
nyeri berkurang.

Jangka panjang : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam


diharapkan tidak terjadi gangguan.

Kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
TD : 110/70 mmhg
N : 16-24x/menit
S : 35˚-37˚c
RR : 70-80 x/menit
Nyeri perut ( - )

Intervensi dan rasional


1. Lakukan komunikasi terapendik pada klient
R/ dengan terapendik akan menjamin kerja sama dan rasa percaya klient dengan
petugas kesehatan.
2. Beikan informasi yang akurat tentang abdominal discomport
R/ mengurangi kecemasan pasien
3. Berikan waktu individu untuk istirahat
R/ pasien cepat sembuh / pulih
4. Observasi TTV
R/ mengetahui perkembangan pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis
R/ sehingga pasien mendapatkan terapi sesuai dengan penyakit yang dideritanya
Pelaksanaan (implementasi) 28-02-2011 jam 10:00
1. Lakukan komunikasi terapendik pada klient
2. Berikan informasi yang akurat tentang ABDOMINAL DISCOMPORT (nyeri
perut)
3. Berikan waktu individu untuk istirahat
4. Observasi TTV TD 110/80 mmhg S 37˚c N.88 RR.20
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

EVALUASI
Tanggal 28 februari 2011-03-2011 jam 11:00
Diagnosa : ABDOMINAL DISCOMPORT
S : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri yang dirasakan dibagian perut sudah
berkurang
O : Keadaan umum cukup
TD : 110/80 mmhg
N : 88/menit
S : 37˚c
RR : 20x/menit
Nyeri pada abdomen masih terasa tapi sedikit
A : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi sebagian
D : lanjutan terapi madis
inf : RL 14 tpm
inj : rantin 2x1
antrain 3x1
oral (+)
Diet :TKTP

Tanggal 1 maret 2011 jam 11:00


Diagnosa abdominal discomport
S : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri sudah tidak ada
O : keadaan umum cukup
TD : 110/80 mmhg
S : 37˚
N : 38x/menit
RR : 20x/menit
Nyeri pada abdomen sudah tidak ada

A : Gangguan rasa ntaman nyeri sudah teratasi


D : Intervensi dihentikan pasien pulang
HE (Healt Educasen)
- istirahat cukup
- control bila ada keluhan

You might also like