You are on page 1of 1

Majas Bahasa Pertentangan

a. Majas Hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh : Ibu itu
terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya tidak lulus ujian nasional.

b. Majas litotes adalah ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan
diri. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya!

c. Majas Ironi adalah gaya bahasa yang bersifat menindir dengan halus. Contoh : Pandai sekali kau
baru datang ketika rapat mau selesai.

d. Sarkasme adalah gaya bahasa Sindiran langsung dan kasar. Contoh : Kau memang benar-benar
bajingan.

e. Antitesis adalah gaya bahasa Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan
arti satu dengan yang lainnya. Contoh : Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.

f. Paradoks adalah gaya bahasa Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar. Contoh : Teman akrab adakalanya merupakan
musuh sejati.

Majas pertautan

1. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan nama cirri atau nama hal yang ditautkan dengan
segala sesuatu sebagai penggantinya. Contoh: Sang Merah Putih berkibar dengan gagahnya di angkasa.

2. Sinekdok adalah “Majas Pertautan yang menyatakan pengertian yang bersifat meluas atau menyempit”.
Sinekdok dibagi menjadi 2:

a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud keseluruhan.
Contoh: Setiap kepala dikenai sumbangan sebesar Rp 1. 500,00

b. Totem pro parte adalah gaya ahasa yang menyebutkan keseluruhan tetapu yang dimaksudkan sebagian.
Contoh: Sekolah kami sudah dua kali mendapat juara pertama dalam lomba cerdas cermat bahasa Inggris.

3. Alusio adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa, tokoh, dan tempat
yang sudah banyak dikenal oleh pembaca. Gaya bahasa ini juga tidak menggunakan peribahasa,
ungkapan, atau sampiran pantun yang isinya telah diketahui oleh umum.
Contoh: Jangan seperti kura – kura dalam perahu.

4. Eufimisme adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan – ungkapan halus, untuk menggantikan
ungkapan yang dirasa kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
Contoh: Sayang, anak setampan itu hilang akal.

5. Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata mubazir.


Contoh: Saya menyaksikan pembakaran rumah itu dengan mata kepala saya sendiri.

You might also like