You are on page 1of 25

PENDAHULUAN

 Menulis merupakan kegiatan yg


mampu menghasilkan ide - ide
dalam bentuk tulisan secara terus-
menerus dan teratur (produktif)
serta mampu mengungkapkan
gambaran, maksud, gagasan dan
perasaan (ekspresif).
Salah satu unsur penting dlm
mengarang adlh penguasaan kosa
kata.
Kosa kata merupakan bagian dari
diksi.
Ketepatan diksi dalam suatu
karangan merupakan hal yang tidak
dapat diabaikan karena
ketidaktepatan penggunaan diksi
pasti akan menimbulkan
ketidakjelasan makna.
Pengertian Diksi
• Diksi ialah pilihan kata.
• Artinya, kita memilih kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu
• Dalam berkomunikasi pilihan kata merupakan
hal yang penting.
• Untuk menentukan tepat-tidaknya suatu kata,
kita dapat memanfaatkan kamus.
• Kamus akan menuntun kita dalam mengguna-
kan kata sesuai dengan keperluannya.
Diksi……
• Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata.
• Istilah ini bukan saja digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan
peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya
bahasa, dan ungkapan-ungkapan.
• Sebelum menentukan pilihan kata, kita harus
memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah
makna dan relasi makna.
Contoh Pilihan Kata

1a. Kami lagi bikin PR. (Lisan)


1b. Kami sedang mengerjakan
tugas/pekerjaan rumah. (Tulis/baku)
2a. Orang tuanya sudah lama mati. (Kasar)
2b. Orang tuanya sudah lama meninggal
dunia. (Halus)
Sebelum menentukan pilihan kata,
kita harus memperhatikan dua hal
pokok, yakni: masalah makna dan
relasi makna.
Makna…..
 Makna sebuah kata atau sebuah kalimat
merupakan makna yang tidak selalu berdiri
sendiri.
• Adapun makna menurut (Chaer, 1994: 60)
terbagi atas beberap a kelompok yaitu :

a. Makna Leksikal dan makna Gramatikal


b. Makna Referensial dan Nonreferensial
c. Makna Denotatif dan Konotatif
d. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
e. Makna Kata dan Makna Istilah
f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
g. Makna Kias dan Lugas .
Relasi makna….
 Relasi adalah hubungan makna baik kesamaan
makna, kebalikan makna, kegandaan makna,
ketercakupan makna, kelainan makna, dan
kelebihan makna.
• Adapun relasi makna terbagi atas beberapa
kelompok yaitu :
a. Kesamaan Makna (Sinonim)
b. Kebalikan Makna (Antonim)
c. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
d. Ketercakupan Makna (Hiponimi)
e. Kelebihan Makna (Redundansi)
Makna….
1. Makna Leksikal dan makna Gramatikal
• Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya,
sesuai dengan hasil observasi alat indera atau makna yang sungguh-
sungguh nyata dalam kehidupan kita.
Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya adalah binatang yang
menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing).

• Makna Gramatikal adalah untuk menyatakan makna-makna atau


nuansa-nuansa. Makna gramatikal, untuk menyatakan makna jamak
bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti kata: buku
yang bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “
banyak buku.”
2. Makna Referensial dan Nonreferensial
• Makna referensial dan nonreferensial perbedaannya adalah
berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Maka
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa
yg diacu oleh kata itu.

• Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen,


sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki
referen. Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen).
Kata karena dan tetapi (bermakna nonreferensial).
3. Makna Denotatif dan Konotatif
• Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna
sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem.
Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yg
lebih kecil & ukuran badannya normal.
• Makna konotatif adalah: makna lain yang ditambahkan pada
makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang
atau kelompok orang yg menggunakan kata tersebut.
Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral,
artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata
ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif
positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila
dikatakan ramping.
Contoh…
Denotatif Konotatif

1. Ameliaadalah 1. Ameliaadalah
wanita cantik. wanita manis.
2. Perangainya buruk. 2. Perangainya
3. Ia membeli kursi bajingan.
makan satu set. 3. Ia mendapat kursi
empuk di kantornya
yang baru.
4. Makna Konseptual dan Makna
Asosiatif
• Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem
terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki
empat yang bisa dikendarai”.

• Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada
diluar bahasa .
Contoh: Kata melati berasosiasi dengan suatu yang suci atau kesucian.
Kata merah berasosiasi berani /atau paham komunis.
5. Makna Kata dan Makna Istilah
• Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena
berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna
kata itu baru mejadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat.
Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga
hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yg berada di sumur, di
gelas, di bak mandi atau air hujan.

• Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan
kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam
bidang kegiatan atau keilmuan tertentu.
Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang
hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yg ditahan sehubungan
suatu perkara.
6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
• Yang dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa
baik kata, frase, maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari
makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-
satuan tersebut.
Contoh: Kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan
memiliki makna hal yang disebut makna dasar, Kata rumah kayu
bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.

• Makna pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan,


maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan.
Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan dl
peribahasa.
7. Makna Kias dan Lugas

• Makna kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti
sebenarnya.

Contoh: Putri malam, bermakna bulan


Raja siang, bermakna matahari.
Relasi makna….
1. Kesamaan Makna (Sinonim)

 Sinonim adalah sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase,


atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan
makna ungkapan lain.

Contoh:
Kata buruk dan jelek,
mati dan wafat,
bunga dan kembang
2. Kebalikan Makna (Antonim)
 Antonim adalah ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat)
yang maknanya dianggap kebalikan dari makna atau
ungkapan lain.

Contoh:
Kata bagus berantonim dengan kata buruk;
kata besar berantonim dengan kata kecil.
3. Kegandaan Makna (Polisemi dan Ambiguitas)
 Polisemi adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang
memiliki makna lebih dari satu.
Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti
terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di
sebelah atas atau depan, seperti kepala meja, dan kepala kereta api,
bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan
kepala jarum.

 Ambiguitas atau ketaksaan adalah sebagai kata yang bermakna ganda


atau mendua arti. Konsep ini tidak salah, tetapi kurang tepat sebab tidak
dapat dibedakan dengan polisemi.
Contoh: - Buku sejarah itu baru terbit
- Buku itu berisi sejarah zaman baru.
4. Ketercakupan Makna (Hiponimi)

 Hiponimi adalah sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau


kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari
makna suatu ungkapan.

Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan,


sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5. Kelebihan Makna (Redundansi)
 Redundansi dappt diartikan sebagai ”berlebih-lebihan dalam
pemakaian unsur segmental pada suatu bentuk ujaran”.

Contoh : Bola di tendang si Udin, maknanya tidak akan


berubah bila dikatakan Bola ditendang oleh si Udin.
Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sebagai
suatu yang redundansi, yang berlebih- lebihan, dan
sebenarnya tidak perlu.
Diksi yang Baik Harus …
 Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal
yang ‘diamanatkan’
 Diperlukan kemampuan untuk membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
 Pilihan kata yang tepat & sesuai hanya mungkin kalau
penulis atau pengarang menguasai sejumlah kosa kata
(perbendaharaan kata) yangg dimiliki masyarakat
bahasanya, serta mampu mengerakkan dan
mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring
kalimat yang jelas dan efektif.
Contoh pengunaan diksi dalam cerita fiktif misalnya penggunaan
metafora, anafora, litotes, simile,atau personafikasi (Diksi & Gaya
Bahasa, karya Gorys Keraf tahun 1981: 18)
DAFTAR PUSTAKA
• Abdul Gaffar Ruskhan
• agaffar_ruskhan@yahoo.com
• Institut Bisnis dan Informatika Indonesia

You might also like