You are on page 1of 12

Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah


tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa
darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun
dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang


cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini
hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang
cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim.
Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam
pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai
dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua
persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam
keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat
bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan
energi berkurang (digunakan sebelum lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi;


kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan
menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya.
Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana
tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa
contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel
darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi
pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut
belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya.
Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum
dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama
selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali
terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek
persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan
deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi

a. sirkulasi darah fetus

1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus

a. Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami


deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b. Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum
mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang
mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c. Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah
lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d. Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari
venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e. Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan
darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini
dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri
tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.

2). Sistem sirkulasi fetus

a. Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari


plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan
hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b. Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari venaumbilicalis dan
mengalirkan sejumlahbesar darah yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior
c. Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar
dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari
vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium
dextrum
d. Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah
yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju
ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke
ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam
cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan
ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan
serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e. Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa
aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula
tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f. Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran keparu - paru
yang nonfungsional,yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g. Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena
ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok
darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h. Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca
interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung
leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah
maternal
SISTEM PERNAFASAN

Tabel 3.1. Perkembangan sistem pulmoner


Umur kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Dua bronki membesar
6 minggu Dibentuk segmen bronkus
12 minggu Deferensiasi lobus
16 minggu Dibentuk bronkiolus
24 minggu Dibentuk alveolus
28 minggu Dibentuk surfaktan
34-36 minggu Maturasi struktur (paru-paru dapat
mengembangkan sistem alveoli
dan tidak mengempis lagi)

KEADAAN YANG MEMPERCEPAT PROSES MATURITAS


PARU-PARU
a. Toksemia
b. Hipertensi
c. Diabetes yang berat
d. Infeksi ibu
e. Ketuuban pecah dini
f. Insufisiensa plasenta
Keenam keadaan di atas dapat mengakibatkan stress berat pada
janin, hal ini dappat menimbulkan rangsangan untuk
pematangan paru-paru.
KEADAAN YANG DAPAT MEMPENGARUHI
KETERLAMBATAN MATURITAS PARU-PARU
a.Diabetes yang ringan
b.Faktor inkompatibilitas Rh
c.Gemeli satu ovum dengan berat badan yang berbeda dan biasanya
berat badan yang lebih kecil paru-parunya belum matur.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-
paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya :
 Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir.
 Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida
merangsang kemoreseptor pada sinus karitis (stimulasi kimiawi).
 Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan
gerakan pernapasan (stimulasi sensorik)

Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli


selain adanya surfaktan adalah menarik napas dan mengeluarkan napas
dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan
adalah untuk mempertahankan tegangan alveoli, apabila surfaktan
berkurang maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku.
Dalam keadaan anoksia, neonatus dapat mempertahankan hidupnya
karena ada kelanjutan metabolisme anaerob yaitu metabolisme tanpa
oksigen. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan
abdominal sedangkan frekuensi dan dalamnya pernapasan biasanya
belum teratur.

A. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai
peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai
disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen
cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah di simpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih
dalam keadaan imatur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidkaseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah.

Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim


UDPG : T (Urinin Difosfat Glukoronide Transferase) dan enzim G 6PD
(Glukose 6 Fosfat Dehidrogenase) yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin, sering kurang sehingga neonatus memperlihatkn gejala
ikterus fisiologik.
B. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan hormon dari
ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu kortikotropin telah
ditemukan dalam hipofisis janin, hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan glandula suprarenalis janin.
Pada neonatus kadang-kadang hormon yyang didapatkan
dari ibu masih berfungsi, pengaruhnya dapat dilihat misalnya
pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun
perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina
yang menyeruapau haid pada bayi perempuan. Kelenjar adrenal
pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang
dewasa. Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir
dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
C. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai di bentuk pada janin umur
delapan minggu, jumlah pada kehamilan 28 minggu diperkirakan
350.000 dan pada akhir kehamilan diperkirakan 820.000. ginjal
janin mulai berfungsi pada usia kehamilan tiga bulan.
Tubuh neonatus mengandung relatif lebih banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Pada neonatus fungsi
ginjal belum sempurna hal ini dikarenakan :
1. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal
3. Aliran darah ginjal pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa
Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi
oleh pemberian air minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya
mulai memproses air yang didapatkan setelah lahir.
D. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup
maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.
Pada triwuulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna, sehingga janin yang dilahirkan di atas 32
minggu dapat hidup di luar kandungan. Pada kehamilan tujuh bulan
mata janin amat sensitif terhadap cahaya.
Imunologi
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis imnuglobulin
(suatu protein yang mengandung zat antibodi) diantaranya adalah
IgG (Imunoglobulin Gamma G). Pada neonatus hanya terdapat
imunoglobulin gamma G, dibentuk banyak dalam bulan ke dua
setelah bayi dilahirkan, imuglobulin gamma G pada janin berasal
dari ibunya melalui plasenta.
Apabila terjadi infeksi pada janin yang dapat melalui
plasenta seperti : toksoplasmosis, herpes simplek dan penyakit virus
lainnya, reaksi immunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel
plasma anti bodi gamma A, G dan gamma M. plasma dan anti bodi
gamma A, G dan gamma M.
Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan dua bulan
dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan
khususnya pada traktus respiratorius. Kelenjar liur, pankreas dan
traktus urogenitalis. Immunoglobulin gamma M ditemukan pada
kehamilan lima bulan, produksi imunoglobulin gamma M
meningkat segera setelah bayi lahir, sesuai dengan bakteri dalam
alat pencernaan.

You might also like