You are on page 1of 3

SEMUT YANG PANDAI BERHEMAT

 
Tersebutlah sebuah dongeng pada zaman dahulu. Tepat  di
belahan bumi bagian timur tengah hiduplah seorang raja yang
sangat terkenal akan keadilan dan kearifannya. Raja tersebut
sangat menyayangi dan mencintai seluruh rakyatnya. Hampir tak
ada waktu yang begitu berharga baginya selain untuk
memperhatikan dan mengurus kemaslahatan rakyatnya. Maka tak
heran kalau seluruh rakyatnya juga sangat menyayangi dan
menyanjungnya.

Beliau juga tak pernah pandang bulu dalam mengambil suatu


keputusan. Yang salah tetaplah bersalah di matanya walaupun itu
adalah anggota keluarganya sendiri yang harus menjalani sebuah
hukuman, dan yang benar itu  tetaplah sebuah kebenaran
walaupun ia itu hanyalah seorang pengemis cacat.
Satu lagi kelebihan sang raja, beliau juga mampu
berkomunikasi dengan seluruh binatang yang dijumpainya. Baik
pada hewan bertubuh besar maupun hewan bertubuh halus
sekalipun. Ia juga sering mendengar keluh kesah para binatang itu
saat sedang berjalan-jalan di luar istananya.
 Karena cintanya pada binatang, suatu pagi sang raja yang
adil itu pergi berjalan-jalan seorang diri  menuju ke arah pinggiran
hutan. tepat pada sebatang  kayu tua yang sudah lapuk terdapat
seonggok tanah yang ternyata sarang seekor semut. Rupanya sang
raja yang baih hati ini hendak menjumpai si semut. Betapa
bahagianya si semut mendapat kunjungan tamu seorang raja.
“ Bagaimana kabarmu wahai semut?” Tanya sang raja ramah.
“ Hamba baik-baik saja baginda.” Jawab semut gembira.
“ Hendak kemana kamu bepergian hari ini ?”
“ Hamba hari ini ingin bepergian mengitari beberapa tempat
di sekitar hutan ini wahai baginda.”
“ Hm… untuk apa kamu mengitari tempat ini ?” Tanya sang
raja agak bingung.
“ Wahai yang mulia raja, hamba tentulah ingin mencari makan
untuk menghidupi diri hamba .” jawab semut.
“ Oho.. apakah kamu sudah mendapatkannya?” tanya
baginda lagi.
“ Sampai saat ini hamba belum mendapakannya wahai
Baginda. Dan sekarang inipun perut hamba belum terisi makanan
makanan barang sedikitpun.” Keluh semut kemudian.
“ Jadi sejak pagi kamu belum ada makan sedikitpun?”
“ Benar Baginda” jawab semut agak memelas.
Raja yang adil itu pun termenung sejenak. Kemudian beranya
kembali..
“ Hai semut memangnya ada berapa banyak makanan yang
kau perlukan dalam setahun?”
“ Hanya sepotong roti saja Baginda, “ jawab semut.
“ Kalau begitu maukah kamu kuberi sepotong roti untuk
hidupmu setahun?”
“ tantu saja hamba akan merasa sangat senang Baginda.”
“ Kalau begitu ayo kubawa pulang engkau ke istanaku, “ ujar
Raja lalu membawa semut itu ke istananya. Semut sangat gembira
karena mendapatkan rezeki makanan dari Sang Raja. Ia tidak perlu
bersusah-susah lagi untuk mencari makanan selama setahun ini.
Dan tentu saja roti pemberian raja akan lebih manis dan enak.
“ Sekarang engkau masuklah ke dalam yang telah kuisi
dengan sepotong roti ini!” perintah sang raja .
“ Terimakasih , baginda. Hamba akan masuk.”
“ Ingat setahun yang akan datang tabung ini baru aku buka,”
ujar Sang Raja lagi.
“ Tak apa-apa , hamba tetap akan merasa sangat senang
Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu kemudian ditutup rapat oleh
Sang Raja.. tutup tabung tersebut terbuat dari bahan khusus,
sehingga udara tetap bisa masuk kedalamnya. Tabung tersebut
kemudian disimpan di sebuah ruangan khusus di dalam istana.
Hari-hari berikutnya berlalu seperi biasa. Sang Raja tetap
memimpin rakyatnya . dengan arif. Berbagai urusan ia selesaikan
dengan secara bijaksana. Hingga pada suatu hari akhirnya telah
genap setahun masa si semut menempai abung itu. Sang Raja
kemudian teringat akan janjinya pada semut dulu.
Perlahan-lahan raja membuka tutup tabung tersebut. Ketika
tutup terbuka, si semut terlihat sedang asik menikmati roti
pemberian Sang Raja setahun yang lalu.
“ Bagaimana kabarmu, wahai semut?” tanya Sang Raja ketika
matanya melihat semut di dalam tabung.
“ Keadaan hamba baik-baik saja , Baginda.” Jawab semut
bahagia.
“ Tidak pernah sakit selama setahun di dalam tabung?”
“ Tidak Baginda, keadaan hamba tetap sehat selama setahun
ini.”
Kemudian raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti
milik semut di dalam tabung.
“ Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong dulu
masih kau sisakan separuh lagi?”
“ Betul Baginda, hamba masih menyisakannya separuh lagi.”
“ Lho, Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan hanya
sepotong roti sebagai bekal makananmu, mengapa tidak kamu
habiskan ?”
“ Begini Baginda,. roti ini sengaja hamba sisakan separuh
lagi. Sebab hamba khawatir jangan-jangan yang mulia Baginda
lupa membuka tutup tabung ini. Kalau Baginda lupa membuka nya
tentu saja hamba masih punya persediaan roti untuk setahun lagi,
tapi untunglah ternyata yang mulia baginda tidak lupa. Hamba
senang sekali saat ini.”
Sang raja sangat terkejut mendengar penjelasan si semut
yang sungguh tahu untuk berhidup hemat itu. Sang raja kemudian
tersenyum kecil di dekat semut.
“ Kamu semut yang hebat. Kamu dapat menghemat
kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri agar
rakyatku dapat mencontohmu. Kalau semut saja dapat menghemat
kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar berhidup boros?”
jelas Sang Raja.
“ Aduuh, sebaiknya yang mulia baginda jangan terlalu memuji
hamba.” Ujar semut tersipu malu.
Semut itu akhirnya mendapat hadiah lagi dari sang raja.
Sebagai tanda terimakasih karena telah mengajarkan bagaimana
cara hidup hemat.

You might also like