You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada garis besarnya aktivitas PR terbagi menjadi dua bagian, yaitu

hubungan “ke dalam” (internal relations) dan hubungan “ke luar” (eksternal

relations). Yang dimaksud internal relations adalah semua aktivitas humas yang

ditujukan kepada publik internal, yang terdiri dari orang-orang yang terkait secara

langsung di perusahaan, yaitu karyawan, keluarga karyawan, pemegang saham,

eksekutif puncak. Sementara itu eksternal relations adalah aktivitas yang

ditujukan kepada pihak eksternal yakni, pers, pemerintah dan masyarakat di luar

perusahaan yang memerlukan informasi atau penerangan melalui aktivitas

publisitas yang dilaksanakan oleh pihak PR.1

Aktivitas PR pada hakekatnya merupakan proses yang berkesinambungan.

Dimana manajemen berusaha untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari

komunitasnya, dari para pegawainya dan juga merupakan kelanjutan proses

penetapan kebijakan pihak manajemen dalam memberikan masukan dan saran

perbaikan untuk meningkatkan citra. Dalam hal ini PR merupakan sosok yang

mewakili kepentingan perusahaan. Keberhasilan PR didalam menjalankan

aktivitasnya dinilai akan membawa nama baik perusahaan dimata khalayaknya,

dan sebaliknya kegagalan PR akan membawa citra buruk perusahaan.

Citra perusahaan sangat penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan

citra merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang

1
perusahaan. Citra dapat berhubungan dengan nama bisnis, arsitektur, variasi dari

produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh

setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien perusahaan. Citra juga layaknya

seperti nyawa bagi perusahaan untuk bisa terus bertahan dan mengeruk

keuntungan bisnisnya sepanjang masa. Hal ini wajar, karena tanpa citra yang baik,

perusahaan tidak akan langgeng, dan bisa jatuh terjun bebas sebelum akhirnya

mati di tengah kompetisi bisnis yang semakin ketat.

Salah satu akses menjaga citra perusahaan adalah lewat media. Hal ini

disebabkan media adalah salah satu jembatan komunikasi antara perusahaan

dengan publiknya. Media seringkali menjadi acuan bagi publik untuk bergerak

dan bertindak atas sebuah isu yang dipublikasikan. Media bisa membentuk opini

masyarakat. Dengan kekuatan media, masyarakat bisa mengamini apa yang

dipublikasikan karena media dianggap sebagai pihak yang objektif, independen,

jujur dan tidak memihak. 

Media juga berperan penting dalam publikasi suatu perusahaan yakni

sebagai penyebaran informasi kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui

keberadaan perusahaan maupun produk yang dimiliki perusahaan sehingga

memperoleh pengertian dan itikad baik publik. Selain itu publikasi juga berperan

penting sebagai salah satu alat promosi ampuh untuk memperkenalkan keberadaan

perusahaan termasuk jasa atau pelayanan yang ditawarkan melalui lations berita

media massa.

Penggunaan media massa bagi keperluan Public Relations (PR) sangat

besar manfaatnya. Sebutlah sejumlah daya tarik media massa seperti

2
menampilkan atau mewujudkan sesuatu hal yang baru bagi PR. Dengan kondisi

yang sangat kompetitif saat ini, bidang PR berupaya merebut dukungan publik

melalui program yang dilakukannya agar perusahaan tetap mampu bersaing dan

berkembang terus. Upaya meraih dukungan publik itu, dalam kegiatannya PR

perlu bekerja keras dengan mencari dan memberi informasi kepada masyarakat,

agar perusahaan mereka tumbuh subur, karena melalui kepercayaan dan sokongan

publiklah sebuah organisasi ataupun perusahaan itu akan tetap berjalan.

Salah satu fungsi PR yakni sebagai mediator atau penghubung antara pihak

eksternal dengan pihak internal ataupun sebaliknya. Selain sebagai mediator, PR

juga berfungsi sebagai fasilitator yaitu wadah yang memberikan fasilitas dalam

penyampaian informasi bagi publik internal maupun eksternal. Salah satu kegiatan

PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh

dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan Hubungan Media (Press

Relations/Media Relations) yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers

yang mengelola media cetak (surat kabar/majalah) dan media elektronik

(TV/radio). 2

Hubungan kemitraan antara PR dan pers sangatlah diperlukan. Hal ini

dikarenakan menjalin hubungan dengan pers bukanlah suatu kegiatan yang

mudah. Seorang PR, harus dapat menjaga kerahasiaan instansinya untuk konsumsi

publik. Hubungan pers adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran

yang maksimum atas suatu pesan atas informasi PR dalam rangka menciptakan

pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang

bersangkutan. 3

3
Peranan pers dalam penyebaran informasi mengenai seluruh kegiatan dan

program kerjanya dan pembentukan persepsi sangat membutuhkan peranan pers.

Kerjasama yang terjalin antara PR dan wartawan adalah kerjasama yang saling

menguntungkan (simbiosis mutulisme). Humas membutuhkan fungsi dari peranan

wartawan dan surat kabar untuk menunjang kegiatan PR, sebaliknya wartawan

juga membutuhkan PR sebagai nara sumber dari informasi yang dibutuhkan.

Kegiatannya tidak sebatas hanya menyebarkan informasi, melainkan semua

kegiatan komunikasi guna mendorong terciptanya saling pengertian, kepercayaan

antara perusahan dan khalayaknya. Seluruh kegiatan yang dilakukan seorang PR

dalam membina hubungannya dengan pihak eksternal memerlukan dukungan dari

pihak media massa (pers). Hubungan PR dan pers saling bergantung satu sama

lain, kadang menjadi lawan, dan kadang menjadi mitra kerja dalam suatu masalah

atau persoalan yang sama-sama ada kepentingan di dalamnya.

Hubungan PR dengan media massa mempunyai lima sasaran

yaitu : Pertama, untuk memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan

perusahaan untuk di ketahui publik. Kedua, untuk memperoleh tempat dalam

pemberitaan pers tentang hal-hal yang menguntungkan perusahaan. Ketiga, untuk

memperoleh umpan balik tentang upaya dan kegiatan perusahaan untuk di ketahui

publik. Keempat,  melengkapi data atau informasi kepada pimpinan untuk

pembuatan penilaian secara tepat tentang situasi atau permasalahan yang

mempengaruhi keberhasilan kegiatan perusahaan. Kelima, mewujudkan hubungan

yang stabil dan berkelanjutan dilandasi  rasa percaya dan menghormati.4

4
Dalam rangka pembinaan hubungan dengan media massa, khususnya

dengan pembinaan hubungan dengan pers perlu mendapatkan perhatian yang

istimewa karena pers berfungsi sebagai sarana kontrol sosial yang dalam

pemberitaannya meliputi segala kehidupan rakyat. Mengenai hubungan pers

adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang

informasinya PR yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan

menciptakan pengertian publiknya.5

Penting sekali dalam sebuah kegiatan PR menjalin hubungan pers

atau  Media Relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan

surat kabar, majalah, radio, dan televisi tanpa. Perlakuan yang berdasarkan  like

dan dislike dalam memberikan keterangan dapat  menimbulkan berita-

berita/tulisan-tulisan yang tidak akurat, bahkan berita yang tidak benar tentang

organisasi/perusahaan yang mungkin membawa kerugian.6 Untuk itulah perlunya

membina hubungan dengan media tanpa membeda-bedakan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, PR dan pers merupakan profesi yang

saling bergantung satu sama lain, maksudnya adalah PR sangat membutuhkan

peran pers begitupun sebaliknya. Hubungan dengan pers tersebut tidak

hanya  berupa perayaan-perayaan yang bersifat ceremonial saja dan sebatas

melakukan pendekatan kepada pers saja. Arogansi pers dalam menjalankan

tugasnya, perlu dihindari, karena keduanya tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

Mereka saling ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain sehingga terjalin

yang bersifat simbiosis.

5
Salah satu aktivitas PR adalah membina dan memperoleh suatu

kepercayaan, pengertian serta penghargaan dari suatu lembaga atau instansi serta

masyarakat yang menjadi publik sasaran. Oleh karena itu diharapkan PR dapat

menciptakan suatu persepsi yang menguntungkan perusahaan dengan membina

suatu hubungan yang harmonis (good relationship) antara perusahaan atau

organisasi dengan masyarakat atau sebaliknya, melalui komunikasi timbal balik

dalam upaya menciptakan kondisi yang saling   menghargai, pengertian,

mempercayai dan toleransi.

Bagi perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia

(National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957, kemudian

berganti nama menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17

September 2003, PR menjadi fungsi manajemen dari perusahaan. Untuk

mewujudkan visi, misi, memiliki daya saing, dan terus berkembang,

PT Pertamina (Persero) melalui berbagai divisinya bersama-sama untuk terus

bekerja keras baik dalam perbaikan produk, pelayanan, sdm, brand products,

brand corporate, dan citra perusahaan.

Salah satu tujuan humas PT Pertamina (Persero) adalah mendapatkan

persepsi yang baik dari khalayaknya. Pers merupakan salah satu khalayaknya.

Melalui pembentukan persepsi PR dapat membangun citra yang baik dan

menguntungkan dalam menyampaikan program kerja instansinya agar dapat

mencapai tujuannya. Aktivitas PR PT Pertamina (Persero), dilakukan  oleh

seorang petugas PR yang mengerti tujuan dan program perusahaan yang perlu

disampaikan kepada masyarakat. Petugas PR di tuntut untuk memiliki

6
pengetahuan mengenai sistem perusahaan idealnya harus bertindak sebagai juru

bicara perusahaan, memberikan layanan informasi tentang perusahaan dan produk

dari PT Pertamina (Persero).

Salah satu fungsi PR PT Pertamina (Persero) adalah mempertahankan citra

positif perusahaan dimata masyarakat luas. Mempertahankan citra perusahaan

dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya dengan cara publikasi.

PR PT Pertamina (Persero) harus ekstra kerja keras untuk bisa mendapatkan

publikasi seluas-luasnya dari masyarakat, tentunya publikasi yang positif

setidaknya yang berimbang dalam pemberitaan di media massa. Namun

belakangan ini bermunculan publikasi atau pemberitaan di berbagai media,

tentang Ledakan Tabung Gas LPG 3KG dan Fuel Pump. Tidak jarang

pemberitaan tersebut menyudutkan posisi perusahaan. Pemberitaan tersebut juga

memberikan dampak negatif dari masyarakat dan pers terhadap perusahaan,

karena kasus tersebut menimbulkan korban yang tidak sedikit. Hal tersebut

menyebabkan terbentuknya persepsi yang buruk di mata masyarakat terhadap

PT Pertamina (Persero).

Aktivitas PR dan pers, jelas terasa meningkat semenjak kasus tersebut. Oleh

karena itu, kegiatan PR PT Pertamina (Persero) dengan pers berupaya untuk

membina hubungan baik dengan wartawan unit PT Pertamina (Persero), agar

wartawan dapat membantu menciptakan image atau citra positif di mata

masyarakat. Melihat kondisi seperti ini, diharapkan wartawan  unit PT Pertamina

(Persero) merespon program PR yaitu membentuk citra positif, agar persepsi

antara masyarakat dengan pemerintah menjadi sama.

7
Seiring berjalannya waktu di lihat dari kenyataan yang terjadi penulis

menjadi ingin mendalami kegiatan Media Relations PT PERTAMINA (Persero)

dan sebenarnya apa saja yang menjadi kendala hubungan antara

PR PT Pertamina (Persero) dengan pers. Sejauh ini penulis melihat bahwa

PR PT Pertamina (Persero), menjadi begitu sensitif akan pemberitaan-

pemberitaan yang muncul di media massa baik pemberitaan mengenai Ledakan

Tabung Gas LPG 3KG dan Fuel Pump maupun tentang perusahaan sendiri.

Padahal kalau kita teliti lebih dalam bahwa wartawan hanya mencoba menulis

berita sesuai dengan fakta yang terjadi di masyarakat. Perbedaan kepentingan

seperti ini lah yang harus dapat teratasi dengan menjaga hubungan yang baik

dengan media/pers yakni dengan kegiatan media relations.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul penulisan Laporan Kerja

Praktek ini adalah ”Kegiatan Media Relations PT Pertamina (Persero)”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Untuk mengetahui kegiatan Media Relations PT Pertamina (Persero)

dalam mempertahankan citra perusahaan.

2. Untuk mengetahui dan mendalami kendala-kendala yang dihadapi

PR PT Pertamina (Persero) dengan media/pers.

8
1.2.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Manfaat Akademis

Laporan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam bidang disiplin Ilmu Komunikasi mengenai Media

Relations, serta dapat memberikan masukan positif khusunya bagi

perkembangan program studi Public Relations.

2. Manfaat Praktis

2a. Diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran baik saran

maupun ide-ide yang bermanfaat untuk

PT PERTAMINA (PERSERO) dalam kegiatan Media Relations

dalam rangka mempertahankan citra perusahaan.

2b. Diharapkan dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan strategi

Media Relations dalam membangun hubungan yang

berkesinambungan antara PT Pertamina (Persero) dengan salah satu

stakeholdernya yakni media/pers.

1.3 Teknik Pengumpulan Data

1.3.1 Data Primer

Data Primer Merupakan suatu data atau informasi yang didapatkan

melalui hasil penelitian langsung dan sifatnya sebagai data utama. Data

primer yang penulis gunakan untuk penulisan ini dibagi menjadi dua:

9
1. Obsevasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang

diteliti.7 Objek yang akan diteliti yaitu pelaksanaan kegiatan

Media Relations PT Pertamina (Persero).

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan

mengajukan langsung kepada seorang informan atau autoritas (seseorang

yang berwenang dalam suatu masalah).8 Dalam penulisan laporan ini,

penulis melakukan wawancara dengan Bapak RM. Harahap selaku Manager

Eksternal Relations dan Ibu Alicia Irzanova selaku Junior Media Relations

1.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang

disusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak

dipublikasikan. Dua tipe yang digunakan dalam data sekunder yaitu:

a. Data internal, yaitu data yang dikumpulkan, dicatat dan disimpan di

dalam suatu organisasi. Data internal ini berupa surat-surat, memo, dan

sebagainya. Data internal ini penulis peroleh dari bagian Media dan

bagian Data PT Pertamina (Persero) dan website www.pertamina.com

baik berupa memo, surat, arsip-arsip lainnya maupun dokumentasi.

b. Data eksternal, yaitu data yang umumnya disusun oleh suatu organisasi

diluar organisasi yang bersangkutan, data eksternal ini seperti jurnal

dalam hal ini adalah majalah, buletin, dan sebagainya. Data eksternal

10
diperoleh dari organisasi diluar PT Pertamina (Persero) seperti media

massa yang memuat mengenai hal-hal tentang kegiatan PT Pertamina

(Persero).

1.4 Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan di Divisi Komunikasi tepatnya bidang

Media Relations, yang bertempat di kantor pusat PT Pertamina (Persero) yang

lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1A Jakarta Pusat.

Kegiatan Kerja Praktek Lapangan ini dilakukan pada:

Tanggal : 01 Agustus-27 Agustus 2007

Pukul : 07.00-15.30 WIB (Senin-Jumat)

Tempat : Kantor Pusat PT Pertamina, bidang Media Relations

11
BAB II

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

2.A Objek Penelitian

2.1 Profil Umum PT Pertamina (Persero)

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini

berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN

PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan

bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi

PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status

hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September

2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001

pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 

PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny

Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri

Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09

Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan

yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan

Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan

(Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31

12
Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)

MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)".

Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk

menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun

di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan

usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun tujuan dari Perusahaan

Perseroan adalah untuk:

1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara

efektif dan efisien.

2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan

usaha sebagai berikut: 

1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan

dan turunannya.

2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat

pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang

telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.

3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan

produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.

13
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan

usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina

tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS

dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.

TABEL 1.1
TRANSFORMASI PERTAMINA
Tahun Peristiwa
10-12-1957 PT PERMINA (Perusahaan Minyak Nasional) didirikan.

1961 Terdapat 3 perusahaan minyak dan gas milik negara: PN


PERMINA (ex PT PERMINA), PN PERTAMIN, dan
PN PERMIGAN.
1966 PN PERMIGAN dilikuidasi.

1968 PN PERMINA & PN PERTAMIN dilebur menjadi


PERTAMINA
1971 Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA
berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara)
2003 Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001
PERTAMINA berubah menjadi
PT PERTAMINA (PERSERO)
10-12-2005 PERTAMINA dengan logo baru dan semangat baru yang
“Selalu Hadir Melayani”
Sumber: Direktur Data & Informasi Pertamina

2.2 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT Pertamina (Persero)

14
Visi Pertamina

Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia.

Misi Pertamina

Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi,

berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk

menerapkan tata nilai sebagai berikut :

1. Clean (Bersih): Dikelola secara profesional, menghindari benturan

kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan

integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

2. Competitive (Kompetitif): Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun

internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya

sadar biaya dan menghargai kinerja.

3. Confident (Percaya Diri): Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional,

menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan

bangsa.

4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan): Beorientasi pada kepentingan

pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada

pelanggan.

5. Commercial (Komersial): Menciptakan nilai tambah dengan orientasi

komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

15
6. Capable (Berkemampuan): Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang

profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen

dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

2.3 Bisnis PT Pertamina (Persero)

Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan

petrokimia, terbagai dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh

kegiatan Anak-anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan.

1. Hulu

Kegiatan usaha hulu Pertamina meliputi kegiatan eksplorasi dan produksi

minyak, gas dan panas bumi. Eksplorasi minyak, gas dan panas bumi di dalam

negeri dilakukan Pertamina dengan bekerja sama dengan mitra perusahaan.

Sedangkan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di luar

negeri dilakukan melaui aliansi strategis bersam mitra. Bentuk kegiatan hulu

Pertamina:

• Produser Minyak Mentah dan Gas Bumi (Dalam/Luar Negeri)

• Pemasok Energi/Listrik (Panas Bumi)

2. Hilir

Kegiatan hilir Pertamina meliputi pengolahan, pemasaran, niaga, dan

perkapalan serta distribusi produk hilir, baik didalam maupun di luar negeri

yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana

transportasi darat dan laut. Bentuk kegiatan hilir Pertamina:

• Pengolah Minyak/Refinery

16
• Bisnis BBM (Minyak Tanah, Solar/Diesel/MFO, dll) untuk Industri

• Bisnis BBK (PertaminaDex, Pertamax/PertamaxPlus) untuk retail

• Bisnis Aviasi

• Bisnis Pelumas

• Bisnis LPG

• Bisnis Petrokimia

• Pengemban Public Service Obligation (PSO):

BBM Bersubsidi: Minyak Tanah, Premium, Solar

• Pelaksana Konversi Minyak Tanah ke LPG

3. Anak Perusahaan/Joint Venture dalam bisnis Pertamina (terkait core bisnis &

non core bisnis):

Core bisnis:

PT Pertamina EP, PT Pertagas, PT Pertahulu Energi, PT Pertamina Drilling

Service, PT Pertamina Geothermal Energi, PT Elnusa, Tbk., PT Usayana, PT

Patra Niaga, Petral, PT Pertamina Retail, PT Badak LNG, PT Arun LNG, PT.

Pertamina Cepu, PT Geodipa, EP Technology Center, dll

Non Core :

PT. Patra Jasa, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Tongkang, PT Pertamina

Bina Medika (RSPP), PT Tugu Mandiri, dll.

2.4 The New Pertamina Way

Dalam mengakselerasi realisasi Visi Pertamina sebagai World Class

National Oil Company pada tahun 2013, Pertamina menerapkan prinsip The New

17
Way of Pertamina, dengan fokus pada Good Corporate Goverment (GCG),

responsible dan sustainable management, untuk menyeimbangkan semua

kepentingan para stakeholders.

Prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG):

1. Fairness

Menjamin hak hak pemilik modal dan terlaksananya komitmen untuk investor.

2. Transparansi

Menjamin adanya informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas dan dapat

diperbandingkan berupa keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan

kepemilikan perusahaan kepada semua stakeholder.

3. Akuntabilitas

Peran dan tanggung jawab yang mendukung usaha untuk kepentingan

manajemen dan pemilik modal dengan pengawasan melekat.

4. Bertanggung Jawab

Memastikan adanya peraturan, ketentuan, dan nilai nilai sosial yang berlaku.

5. Independen

Perusahaan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak

manapun.

2.5 Struktur Manajemen PT Pertamina (Persero)

18
Divisi Komunikasi berada di bawah Sekertaris Persero yang mengurusi

segala macam kegiatan PR PT Pertamina (Persero). Setiap bagian dalam

Sekertaris Persero terdapat Manager dan Staff yang memiliki jobdesk tertentu

yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan PR. Divisi inilah yang menjadi PR

perusahaan.

Kegiatan Divisi Komunikasi PT Pertamina (Persero) adalah seluruh

kegiatan yang menyandang nilai-nilai disiplin ilmu komunikasi maupun praktisi

professional. Pedoman ini melekat pada seluruh kegiatan PR di PT Pertamina

(Persero), baik dilingkup unit usaha. Selain pada seluruh individu dan jajaran PT

Pertamina (Persero) dalam interaksinya dengan publik. Keseluruhan kegiatan PR

PT Pertamina (Persero) ini diidentifikasikan sebagai kegiatan yang dapat

mempertahankan citra perusahaan.

Berikut ini penjelasan jobdesk Divisi Komunikasi Pertamina:

19
1. Job desk VP Corporate

Communications

Fungsi Jabatan

Menentukan stategi dan kebijakan pengelolaan strategi komunikasi internal

maupun eksternal dan implimentasinya dengan tujuan meningkatkan kualitas

pembinaan hubungan baik dan kerjasama sengan internal dan eksternal

stakeholders, serta terlaksananya pengendalian atas isu-isu seputar perusahaan dan

terciptanya corporate brand yang kuat untuk penciptaan peningkatan citra dan

reputasi perusahaan.

Fungsi Utama

1. Menyusun dan mengimplementasikan strategi komunikasi yang paling efektif

dan efisien untuk internal maupun eksternal perusahaan dalam rangka

peningkatan citra dan reputasi perusahaan.

2. Menyusun dan menetapkan komunikasi dan relasi kepada publik termasuk

media massa, pemerintahan maupun institusi serta internal perusahaan tentang

informasi persero serta kegiatan dan hubungan social lainnya untuk

mendukung kegiatan operasional.

3. Menyusun dan menetapkan strategi penciptaan dan pemeliharaan corporate

brand yang tepat yang mendukung peningkatan citra dan reputasi perusahaan.

4. Membangun hubungan yang kuat dengan stakeholders eksternal, sehingga

tercipta hubungan baik antara perusahaan dengan stakeholder internal maupun

eksternal.

20
5. Bertindak sebagai jurubicara pertamina atau bekerja dengan juru bicara untuk

mengidentifikasi pesan-pesan komunikasi.

2. Job Desk Eksternal Communications

Fungsi Jabatan

Merumuskan strategi dan kebijakan pengelolaan komunikasi eksternal dan

implementasinya dengan tujuan meningkatkan kualitas pembinaan hubungan baik

dan kerjasama dengan eksternal stakeholders dalam dan luar negeri. Menggalang

opini publik yang positif terhadap citra perusahaan serta mediasi berbagai konflik

kepentingan dengan masyarakat, agar terciptanya iklan yang kondusif bagi

kelancaran operasi dan pengembangan bisnis perusahaan.

Fungsi Utama

1. Melakukan komunikasi secara intensif dengan eksternal stakeholders terutama

kalangan legislative, yudikatif, pemerintah pusat dan daerah, civitas academica,

LSM, lembaga-lembaga terkemuka, tokoh agama, pemuka masyarakat, partai

politik, organisasi kemasyarakatan, TNI/POLRI, dan lain-lain untuk

menciptakan strong perception yang positif terhadap citra dan reputasi

pertamina.

2. Mensosialisasikan profile dan kinerja perusahaan melalui berbagai forum dan

media pertemuan baik di pusat maupun unit usaha/daerah melalui aktifitas

seminar, diskusi, rapat, kunjungan, dan media pertemuan lain.

3. Membuat analisis pendapat umum serta memberikan saran masukan serta

alternatif solusi kepada pimpinan perusahaan dalam mengatasi konflik

21
kepentingan dengan masyarakat khususya yang berdampak penting terhadap

bisnis perusahaan.

4. Melakukan perekayasaan dan penggalangan opini public yang positif melalui

berbagai kontak sosial (social contact) dan pendekatan pribadi (personal

approach) dengan pressure group, public figure, opinion makers, serta para

pemegang posisi kunci dalam masyarakat dengan tujuan menciptakan iklim

yang kondusif bagi terlaksananya aktifitas operasi dan ekspansi perusahaan.

5. Berperan aktif sebagai mediator penyelesaian kasus-kasus dan problema yang

dihadapi perusahaan sebagai akibat tuntutan masyarakat sebgai dampak

aktifitas-aktifitas operasi perusahaan (ganti rugi tanah, pemanfaatan tenaga

kerja lokal, blocade asset perusahaan, dan lain-lain) baik dipusat maupun unit-

unit usaha/daerah.

6. Melakukan langkah-langkah proaktif dan antisipatif dalam mencegah dan

mengatasi terjadinya unjuk rasa dan kegiatan massa lainnya yang berpotensi

menghambat kelancaran operasi perusahaan serta bersifat destruktif terhadap

asset perusahaan dengan melakukan conditioning, dan koordinasi dengan

fungsi terkait.

7. Menyiapkan konsep pemikiran untuk masukan kepada Direksi dalam

menyikapi berbagai issue yang berdampak luas terhadap kelangsungan bisnis

perusahaan, reputasi perusahaan, dan merosotnya citra korporat, masalah sosial

yang menimbulkan sosial cost yang besar bagi perusahaan, serta memberikan

solusi dalam menghadapi situasi krisis.

3. Job Desk Internal Communications

22
Fungsi Jabatan

Merumuskan strategi dan kebijakan pengelolaan komunikasi internal dan

implemetasinya dengan tujuan meningkatkan kualiatas penyebaran informasi

perusahaan kepada seluruh pekerja serta terlaksananya kegiatan-kegiatan korporat

dan direktorat sesuai rencana, sehingga seluruh informasi mengenai perusahaan

dapat diketahui oleh seluruh pekerja dan menyelenggarakan kegiatan berjalan

denan baik dan sukses

Fungsi Utama

1. Merumuskan strategi komunikasi internal yang efektif dan efisien untuk

keperluan penyebaran infomasi, peningkatan awareness terhadap kegiatan dan

aktifitas perusahaan secara cepat dan tepat.

2. Melakukan komunikasi secara intensif dengan internal stakeholders dalam

menyiapkan strategi komunikasi yang paling sesuai untuk kesuksesan kegiatan

di internal perusahaan.

3. Membangun dan mengoptimalkan pemanfaatan saluran-saluran komunikasi

yang ada untuk keperluan penyebaran informasi sehingga semua informasi

perusahaan dapat diterima oleh seluruh pekerja dimanapun berada.

4. Mengimplementasikan strategi komunikasi internal yang proaktif dan koheren

dengan strategi yang diterapkan dengan eksternal communication, media dan

brand.

5. Mendayagunakan teknologi untuk meningkatkan efektifitas komunikasi.

6. Menyusun dan melaksanakan pembinaan kompetensi dan pembinaan karir

pekerja di lingkungan Sekertaris Persero.

23
7. Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran di lingkungan sekertaris perseroan.

4. Job Desk Media Relations

Fungsi Jabatan

Merumuskan strategi dan kebijakan pengelolaan komunikasi dengan dan melalui

media massa serta implementasinya dengan tujuan meningkatkan kualitas

pemberitaan tentang perseroan sekaligus membina hubungan professional dan

produktif dengan pelaku media dalam dan luar negeri, membina hubungan

produktif dengan klien internal yang berfungsi sebagai sumber informasi mampu

menciptakan strategi komunikasi eksternal bagi berbagai klien internal perusahaan

serta melakukan advokasi pesan yang harus ditampilkan kepada publik pada

akhirnya menciptakan informasi yang telah terformulasi menjadi pesan kuat yang

konsisten dan akurat guna membentuk citra positif terhadap perusahaan mampu

menciptakan kerjasama yang produktif dengan berbagai media sebagai upaya

membentuk saluran media yang efektif guna mempublikasikan pencapaian,

program, dan performance perusahaan.

Fungsi Utama

1. Melakukan komunikasi secara intensif dengan pelaku media dari mulai

pimpinan redaksi, wapemred, redaktur pelaksana, redaktur hingga para jurnalis

agar pelaku media tersebut mendapatkan informasi yang akurat dan tepat

tentang kinerja perusahaan.

2. Mensosialisasikan program dan kinerja perusahaan melalui berbagai forum

dengan media sebagai target audience, melalui penyampaian pesan-pesan yang

mampu meningkatkan citra posiif perusahaan.

24
3. Menciptakan strategi komunikasi bagi klien internal dari setiap direktorat

membantu para klien internal mengkomunikasikan programnya kepada

eksternal stakeholders melalui media massa sebagai channel. Hingga selama

satu tahun kedepan klien internal sudah memiliki saluran komunikasi dan

materi publikasi yang terencana.

4. Membina hubungan baik dengan stakeholder media melalui penyebaran

informasi update tentang program dan kinerja perusahaan secara

berkesinambungan kepada setiap rekan media massa.

5. Melakukan kegiatan berkala bagi pemberdayaan stakeholder media seperti

workhop dan seminar serta visit ke lokasi guna meningkatkan pemahaman akan

operasi perusahaan.

6. Mengelola saluran komunikasi internal seperti Media, Warta dan Pertamina TV

dengan menyiapkan dan mendesign slot maupun content bagi publikasi

internal. Terutama dengan tujuan meningkatkan pemahaman stakeholder

internal akan pencapaian perusahaan secara kreatif dan inovatif memanfaatkan

saluran media internal agar program mereka mendapat pengakuan dan apresiasi

positif dapat terealisasi.

7. Melakukan langkah-langkah proaktif dan antisipatif dalam mencegah suatu isu

tentang perusahaan untuk berkembang menjadi berita negatif melalui kegiatan

media intelligence agar dengan cepat mengcounter maupun membentuk

informasi positif dengan perusahaan.

8. Memberikan input membantu pada internal klien stara level VP ke atas untuk

bisa memahami perilaku media agar terbentuk hubungan yang produktif dan

25
professional dengan media massa melalui berbagai workshop dan training

media bagi klien internal.

9. Mengatasi krisis yang terjadi di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) dengan

manajemen krisis yang responsif dan mampu memanfaatkan kondisi krisis

sebagai turning point meningkatkan kinerja perusahaan dalam berbagai bidang.

2.B Penyajian dan Analisis Data

2.1 Pengertian Public Relations

Definisi Public Relations (humas) menurut Scott M. Cutlip, Allen H.

Center, dan Glen M. Broom, seperti dikutip oleh Onong Uchjana Effendy yaitu :

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,


mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi
kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program
kegiatan untuk meraih dan pengertian dan dukungan publik.” 9
Sedangkan definisi PR menurut Frank Jeffkins “Semua bentuk komunikasi

yang terencana dengan baik ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi

dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang

berlandaskan pada saling pengertian.”10

Menurut Dr. Rex Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model Public

Relations Educations For Profesional Practise yang diterbitkan oleh IPRA

(Internasional Public Relations Association) menyatakan bahwa definisi dari

Public Relations adalah :

“Fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan


jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas
komunikasi, pengertian, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam
menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu

26
menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan
dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta
teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.”11
Para ahli PR menanggapi definisi yang dirumuskan oleh DR. Rex Harlow

tersebut, dan kemudian dilengkapi dengan definisi yang dihasilkan pada

pertemuan di Mexico City, bulan Agustus 1978 yang dinamakan The Statemen of

Mexico. Definisi tersebut yakni:

“Praktik PR adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat


dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi
konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan
melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang
melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public
atau umum.” 12
Berdasarkan definisi-definisi PR diatas, yang mengambarkan keberadaan

PR di PT Pertamina (Persero) adalah pengertian PR menurut Dr. Rex Harlow,

karena PR PT Pertamina (Persero) selalu berupaya untuk memelihara jalur

bersama antara organisasi dengan publiknya menyangkut aktivitas komunikasi,

dan berupaya mendukung fungsi menajemen dalam menghadapi permasalahan

atau persoalan baik yang menyangkut perusahaan maupun publiknya. Kegiatan

yang dilakukan oleh seorang PR merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

membantu agar perusahaan/organisasi dapat berjalan baik.

Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah sebagai

berikut.

1. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate identity


and image)
- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif
- Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak
2. Menghadapi krisis (Facing of crisis)

27
- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yag terjadi
dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery Image yang
bertugas memperbaiki lost of image and damage.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes)
- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.13

Kegiatan dan sasaran PR PT Pertamina (Persero), berdasarkan penjabaran

diatas yaitu:

1. Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and

image) antara lain melalui kegiatan media relations divisi Media pada

PT Pertamina (Persero) berupaya selalu memenuhi kebutuhan informasi

tentang perusahaan yang dibutuhkan oleh media. Selain itu,

PT Pertamina (Persero), menganggap media sebagai rekan kerja, sehingga

hubungan yang tercipta adalah saling menghormati, antara perusahaan dan

media. Hal tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat

mempertahankan citra positif PT Pertamina (Persero).

2. Dalam menghadapi krisis (Facing Of Crisis), PT Pertamina (Persero), selalu

berupaya untuk merespons dengan cepat krisis maupun keluhan yang dihadapi

dan ditujukan kepada perusahaan. Untuk menanggapi keluhan-keluhan, usulan,

pertanyaan, permasalahan seputar ELPIJI dan lainnya dari khalayak

PT Pertamina (Persero) menyediakan Layanan Contact Service 500 000.

Sedangkan untuk menghadapi krisis lainnya seperti pemberitaan-pemberitaan

di media, selalu ada koordinasi pesan apa yang akan dikeluarkan melalui

Manager Media, untuk kemudian disampaikan kepada media massa. Karena

28
media dianggap penting dianggap dapat menjangkau publik perusahaan yang

tersebar luas. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan citra positif perusahaan

3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion Public Causes) melalui

kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang terbagi dalam 4 bidang

yakni Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Infrastruktur (Kepedulian

Bencana).

Salah satu kegiatan dan sasaran utama PR yang diantaranya menciptakan

citra positif perusahaan diperkuat dengan definisi PR menurut Sukatandel dalam

Soleh Soemirat, “PR adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan

citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama.

2.2 Fungsi dan Peran PR


Menurut Onong Uchjana Effendy fungsi utama seorang PR adalah:
1. Bertindak sebagai communicator dalam kegiatan pada organisasi
perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two
way traffic reciprocal communications). Dalam hal ini, disatu pihak
melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk penyebaran informasi,
dilain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan
dan menciptakan opini publik.
2. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan
baik dengan pihak publik sebagai target sasaran yaitu publik internal dan
publik eksternal. Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai
(mutually understanding) dan saling memperoleh manfaat bersama
(mutually symbiosis) antara lembaga/organisasi perusahaan dan
publiknya.
3. Sebagai back up management yang melekat pada fungsi management PR
melalui proses tahapan POAC, yaitu singkatan dari planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggiatan),
dan controlling (pengawasan).
4. Menciptakan citra perusahaan atau lembaga (corporate image) yang
merupakan tujuan akhir dari suatu aktivitas program kerja PR campaign
(kampanye PR), baik untuk keperluan publikasi maupun promosi.14

29
Fungsi utama PR pada PT Pertamina (Persero), antara lain adalah:

1. Bertindak sebagai communicator dalam setiap kegiatan yang

berlangsung, baik terhadap publik internal maupun publik eksternal

dengan perusahaan. Menyebarkan informasi mengenai perusahaan

kepada stakeholdernya.

2. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dengan

para stakeholder dari PT Pertamina (Persero), hal ini dapat dilakukan

salah satunya dengan cara membina hubungan baik dengan media.

3. Sebagai back up management yang melekat pada fungsi manajemen PR.

Pihak corporate relations berusaha untuk selalu mendukung kegiatan

manajemen perusahaan.

4. Menciptakan citra perusahaan yang baik, yang dapat dilakukan antara lain

dengan membina hubungan baik dengan media, selalu memantau

perkembangan perusahaan di mata publiknya, dan berusaha untuk

memberikan masukan-masukan yang positif kepada perusahaan dalam

rangka mempertahankan citra.

Peranan PR dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori

(Dozier dan Broom, 1995) :

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber), seorang praktisi pakar PR yang


berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat menbantu
mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang berhubungan
dengan publik.
2. Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator), dalam hal ini
Praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau meditor untuk membantu
pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dapat juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi

30
kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik
tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung dan toleransi yang baik antara kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecah Masalah (Problem Solving Proces
Fasilitator). Peranan Praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan PR
ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (advisor) hingga
mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan
atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.
4. Teknisi Komunikasi (Communications Technician), peranan
Communications technician ini menjadi praktisi PR yang hanya
menyediakan layanan teknik komunikasi atau dikenal dengan method of
communication in organization. 15

Peran PR PT Pertamina (Persero), berdasarkan kategori Dozier dan Broom

yaitu sebagai Fasilitator Komunikasi (Communications Fasilitator) dan Fasilitator

Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) dimana PR

bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen

PT Pertamina (Persero) untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan

oleh publiknya, memberikan masukan kepada managemen dalam mengatasi

krisis, dan berupaya membantu pimpinan perusahaan baik sebagai penasehat

hingga mengambil keputusan apabila tengah terjadi krisis di perusahaan.

2.3 Pengertian Media Relations

Kegiatan Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan

oleh PR. Menurut Barbara Averill “Media Relations hanyalah salah satu bagian

dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan

efisien.16

Media Relations dapat menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien,

karena media dianggap mampu untuk menjangkau publik eksternal perusahaan

31
yang tersebar luas. Selain itu media juga merupakan salah satu sumber informasi

yang berita dan informasinya diperhatikan oleh masyarakat luas.

Selain itu menurut Lesly media relations berhubungan dengan media

komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan media

terhadap organisasi.17

Uraian tentang media relations dapat dilihat keterkaitannya dalam

membentuk pengertian media relations, yaitu :

1. Media relations itu berkenaan dengan media komunikasi. Media komunikasi


ini diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam
berkomunikasi dengan publik. Agar komunikasi dengan publik tersebut bisa
terpelihara. Maka, segala kepentingan media massa terhadap organisasi mesti
direspons oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk keberhasilan program.
2. Media relations itu pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau
memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien.
Karena berhubungan dengan media massa itulah, maka ada yang menyebutnya
bahwa media relations itu merupakan fungsi khusus di dalam satu kegiatan
atau program PR. Letak kekhususannya ada pada pelibatan media massa yang
berada di luar kendali organisasi untuk bisa menopang pencapaian tujuan
organisasi.18

Komunikasi yang dikembangkan dalam praktik PR adalah komunikasi

dua arah. Komunikasi yang dilakukan bukan hanya dari organisasi kepada publik-

publiknya, melainkan juga sebaliknya. PR menggunakan media massa untuk

mencapai seluruh publik eksternalnya. Melalui media relations, PR tidak hanya

menggunakan media sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan publiknya,

tetapi juga menggunakan media untuk mendengarkan atau mengikuti apa yang

dikomunikasikan publik-publik terhadap organisasinya.

2.4 Pentingnya Membina Media Relations

32
Salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat

adalah untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik yang dilakukan

melalui media relations, yakni membina hubungan baik dengan berbagai media,

baik media cetak maupun media elektronik. Seorang public relations harus selalu

membina hubungan baik dengan media agar perusahaan/organisasi dapat

diketahui dan dikenal oleh publiknya.

Bila seseorang PR mengetahui cara kerja media massa, informasi yang

disampaikan PR kepada publiknya akan menjadi layak berita, antara lain memiliki

nilai berita yang tinggi dan sistematika penulisan yang sesuai dengan media massa

pada umumnya. PR dapat mengemukakan isu yang actual, gaya penulisan serta

visi dan misi media tersebut, sehingga informasi yang akan disampaikan dapat

dimuat oleh media yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu diketahui PR tentang

media massa menurut Frank Jefkins antara lain:

a. The editorial policy, yaitu kebijakan redaksi yang menayangkan visi dan
misi media, isi dan bentuk media yang diterbitkan. Misalnya surat kabar
secara regular memuat secara rinci dan khusus tentang berita bisnis.
b. Frequency of publication, yaitu harian, mingguan, dwi mingguan,
seminggu dua kali, bulanan, triwulanan, tahunan. Edisi tertentu setiap
harinya dianggap penting.
c. Copy date, yaitu batas waktu dan tanggal pemasok berita ke media
massa, termasuk untuk isu berita mendatang. Bergantung frekuensi dan
proses pencetakan.
d. Printing process, yaitu jenis percetakan media massa yang digunakan
seperti letterpress, photogravure, atu lithography.
e. Circulations area, yaitu daerah sirkulasinya, mencangkup internasional,
nasional, regional, satu kota, pinggiran kota, pemuatan kasus-kasus
tertentu menjadi bagian pemuatan regional propinsi tertentu.
f. Readership profile, yaitu bagaimana karakteristik/profil orang-orang
yang membaca media itu, dilihat dari kelompok umur, jenis kelamin,
tingkat sosial, pekerjaan, kepentingan khusus, kebangsaan, kelompok
etnis, agama, dan politik.
g. Distribution method, yaitu cara penyebaran media tersebut. Misalnya
dijual eceran di toko buku, eceran langsung, atau berlangganan.19

33
Hal-hal tersebut perlu diketahui dan dipahami oleh seseorang PR untuk

dapat mengetahui bagaimana cara kerja media yang sebenarnya. Misalnya dalam

hal Frequency of publication, seorang PR perlu mengetahui bagaimana frekuensi

penerbitan media yang bersangkutan, apakah harian, mingguan, dwi mingguan

atau sebulan sekali, agar PR dapat memantau mengenai pemberitaan mengenai

perusahaan di media tersebut.

Hubungan yang dibina oleh PR dengan media harus tetap erat. Hal ini

dilakukan karena PR tidak dapat meninggalkan media sebagai sarana publikasi

PR, sebaliknya media membutuhkan informasi resmi, akurat, dan lengkap, yang

biasanya didapat melalui PR. Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan

dengan pers yang baik menurut Frank Jefkins:

a. By servicing the media, yaitu memberikan pelayanan kepada media.


b. By establishing a reputations for reliability, yaitu menegakkan suatu
reputasi yang dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan
informasi yang akurat dimana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu
ingin tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang
akurat dan hubungan timbal balik terjalin semakin erat.
c. By supplying good copy, yaitu memasok naskah informasi yang baik.
Misalnya memberikan gambar/foto dan pengiriman news release.
d. By coorperation in providing material, yaitu melakukan kerja sama yang
baik dengan menyediakan bahan informasi. Misalnya merancang
wawancara pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers ketika itu.
e. By providing verification facilities, yaitu penyediaan fasilitas yang
memadai. Misalnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam
menggali berita.
f. By building personal relationship with the media, yaitu menjalin
hubungan personal dengan media. Hal ini yang mendasari keterbukaan
dan saling menghormati profesi masing-masing.20

PT Pertamina (Persero), dalam hal menjaga hubungan baik dengan media,

dikaitkan dengan teori Frank Jefkins diatas yakni:

34
a. By servicing the media, PT Pertamina (Persero) selalu berusaha untuk

memberikan pelayanan terbaiknya terhadap media. Pelayanan yang

diberikan antara lain dengan selalu memperlakukan media dengan sangat

baik, berupaya untuk selalu membantu media dalam setiap peliputannya,

dan menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diberikan perusahaan

kepada media. Media tidak hanya dianggap sebagai alat yang mampu

menjangkau publik perusahaan yang tersebar, melainkan sebagai mitra

kerja yang harus saling menghormati satu sama lain.

b. By establishing a reputations for reliability, PT Pertamina (Persero),

melalui divisi Media Relations berusaha untuk dapat menyediakan

bahan-bahan maupun informasi yang dibutuhkan pihak media. Divisi

Media Relations melalui managernya selalu bersikap terbuka terhadap

para wartawan yang ingin mengadakan wawancara atau membutuhkan

klarifikasi lebih lanjut dari perusahaan tentang produk maupun isu

seputar perusahaan. Tentunya terlebih dahulu wartawan harus

mengajukan permohonan wawancara dengan mengisi media request yang

disediakan oleh pihak perusahaan.

c. By supplying good copy, dalam setiap Konfrensi Pers yang dilakukan PT

Pertamina (Persero), selalu disertai dengan Press Release yang

dipersiapkan untuk para wartawan atau media yang datang untuk

meliput. Dengan disertai harapan, berita tersebut dapat dimuat dimedia

yang bersangkutan. Informasi seputar perusahaan dan Press Release juga

selalu update di website www.pertamina.com.

35
d. By coorperation in providing material, media berharap mendapatkan

informasi langsung dari top manajemen perusahaan. Divisi Media

sebagai penghubung antara top manajemen dengan media, akan berusaha

untuk mepertemukan antara, media dengan seseorang yang berkaitan

tersebut, sebagai bentuk kerja sama dengan baik antara keduanya.

e. By providing verification facilities, dalam upaya memenuhi kebutuhan

media, bukan hanya informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan

yang diwakili oleh divisi Media, melainkan juga fasilitas yang dapat

mendukung berjalannya kegiatan tersebut. Seperti menyediakan peralatan

yang dapat mendukung liputan dalam Konfrensi Pers yang diadakan PT

Pertamina (Persero).

f. By building personal relationship with the media, dalam setiap konfrensi

pers divisi Media akan membagikan lembaran daftar hadir yang berisi

profil wartawan dari media yang bersangkutan, untuk kemudian disimpan

kedalam data base media yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero),

dengan tujuan agar pada saat tertentu perusahaan dapat memberikan

kenang-kenangan yang dapat mempererat hubungan diantara keduanya.

Dengan melaksanakan media relations seorang PR dapat memantau

perkembangan berita atau informasi mengenai perusahaan/organisasinya.

Sehingga apabila ada pemberitaan yang negatif yang perlu ditindaklanjuti, maka

PR tersebut telah mengetahuinya. Untuk mencapai tujuan PR yang diantaranya

menciptakan citra positif dan saling pengertian antara publik dengan

36
perusahaannya, maka banyak kegiatan PR yang dilakukan di media, yang dapat

menjangkau publik yang tersebar.

Kegiatan PR yang diantaranya menciptakan dan mempertahankan citra

positif perusahaan, dapat dilakukan melalui media. Citra menurut Bill Canton

adalah :

Image : the impression, the feeling, the conception which the public has of a
company, a concioussly created impression of an object, person, or
organization.
Citra : adalah kesan, perasaan, gambaran dari public terhadap gambaran
perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang,
atau organisasi.21

Menurut Frank Jefkins ada beberapa jenis citra diantaranya adalah :


1. Citra bayangan (mirror image): citra yang dianut oleh orang dalam
mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini sering kali
tidak tepat bahkan hanya sekedar ilusi sebagai akibat dari tindakan
memadainya informasi.
2. Citra yang berlaku (current image): suatu citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama
halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya,
bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk
dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya seba
terbatas. Biasanya pula citra ini cenderung negatif.
3. Citra yang diharapkan (wish image): adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang
sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam keadaan
tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun secara
umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang
berkonotasi dengan baik.
4. Citra perusahaan (corporate image): citra perusahaan (ada pula yang
menyebut sebagai citra lembaga), adalah citra dari sesuatu organisasi
secara keseluruhan. Jadi bukan sekedar citra atas produk dan
pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti
sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan
stabilitasi di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor,
hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,
kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, dan komitmen
mengadakan riset.

37
5. Citra mejemuk (multiple image): banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi
atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki
suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah
pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak
diinginkan, variasi citra harus ditekan seminimal mungkin, dan citra
perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.22

2.5 Bentuk-Bentuk Kegiatan Media Relations

Dalam upaya membina hubungan dengan media, kegiatan-kegiatan yang

dilakukan antara lain:

1. Konfrensi Pers, temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara
simultan/berbarengan oleh seseorang pejabat pemerintah atau swasta
kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan karyawan sekaligus.
2. Press Briefing, yaitu diselenggarakan secara regular oleh seseorang
pejabat PR. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi
mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan
tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan
keterangan lebih rinci.
3. Press Tour, yaitu diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga
untuk mengunjungi daerah tertentu dan pers diajak menikmati objek
wisata yang menarik.
4. Press Release, atau siaran pers sebagai publisitas yaitu media yang
banyak digunakan dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan
berita.
5. Special Event, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang
penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu
kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera
publik. Seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan.
6. Press luncheon, yaitu pejabat PR yang mengadakan jamuan makan siang
bagi para wakil media massa/wartawan, sehingga pada setiap
kesempatan, pihak pers dapat bertemu dengan top manajemen
perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan
perusahaan/lembaga tersebut.
7. Wawancara pers, sifatnya lebih pribadi dan lebih individual. PR atau top
manajemen yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan
yang bersangkutan.23

2.6 Public Relations PT Pertamina (Persero)

38
Public  Relations  di dalam struktur organisasi PT Pertamina (Persero)

berada di dalam Divisi Komunikasi. Kedudukan PR dalam peranan dan

kegiatan fungsi pada PT Pertamina (Persero), berada dibawah Sekertaris Persero

dan bertanggung jawab penuh kepada divisi tersebut. Sekertaris Persero berada

langsung di bawah Direktur Utama. Pada struktur tersebut terlihat bahwa

kedudukan PR pada PT Pertamina (Persero) tidak berada langsung di bawah top

manajemen. Hal tersebut terlihat juga bahwa dalam pengambilan keputusan PR.

PT Pertamina (Persero) harus melewati birokrasi yang ada di atasnya

sehingga menjadi lambat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dengan demikian

kedudukan PR PT Pertamina (Persero) masih belum strategis dan ini akan

memberikan dampak pada pengambilan keputusan yang lambat. Oleh karena itu,

dalam pengambilan keputusan tidak dapat secara langsung di ambil, tetapi harus

mendiskusikan terlebih dahulu kepada Sekertaris Persero yang membawahinya

dan setelah itu disetujui oleh Sekertaris Persero, Direktur Utama kemudian

menyetujuinya.

Menurut RM. Harahap, di dalam kedudukannya,

PR PT Pertamina mempunyai fungsi yaitu:

1. Menjaga dan membina hubungan dengan baik antara seluruh unit yang
berada di dalam instansi dan meningkatkan partisipasi dan kerja sama
antara unit.
2. Menampung, memperhatikan dan mengolah tanggapan dan opini
masyarakat, dan untuk disampaikan kepada pimpinan.
3. Menyelenggarakan hubungan baik dengan media massa.
4. Mengelola informasi yang diperlukan dalam interaksi dan kepentingan
strategis korporat Pertamina dengan lingkungan eksternalnya, termasuk
pernyataan-pernyataan korporat yang disajikan dalam berbagai media
(cetak atau elektronik).
Menurut RM. Harahap, Tugas PR PT Pertamina (Persero) yaitu :

39
“Tertuang dalam kegiatan PR PT Pertamina (Perero) yang terbagi menjadi
empat bagian, Bagian Hubungan Internal, Bagian Hubungan Eksternal,
Bagian Media, Bagian Brand.”
Seluruh kegiatan yang dilakukan PR PT Pertamina (Persero) melalui

berbagai bagiannya tentunya berpedoman pada nilai-nilai disiplin ilmu

komunikasi maupun praktisi professional. Pedoman ini melekat pada seluruh

kegiatan PR di PT Pertamina (Persero), baik dilingkup unit usaha. Selain pada

seluruh individu dan jajaran PT Pertamina (Persero) dalam interaksinya dengan

publik. Walaupun dalam prakteknya dilapangan ketika dihadapkan dengan suatu

kondisi, fungsi PR, Peran PR, dan kegiatan PR PT Pertamina (Persero) tidak

hanya terpaku pada teori-teori yang ada dalam disiplin ilmu komunikasi. Semua

disesuaikan dan dikombinasikan berdasarkan faktor-faktor lainnya yang harus

diperhatikan seperti kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan, pengalaman

dalam menghadapi krisis, pengalaman langsung dalam hubungannya dengan

stakeholder perusahaan. PR PT Pertamina memegang tanggung jawab yang besar

karena ruang lingkup perusahaan yang luas yakni dari hulu ke hilir yang tentunya

memiliki stakeholder yang banyak pula. Oleh karena itu, begitu banyak

permasalahan yang kompleks dari dalam dan luar perusahaan dan banyak pula

kepentingan-kepentingan dari para stakeholder yang harus diperhatikan dan

dipuaskan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi

PR PT Pertamina (Persero) dalam menjalankan peran dan fungsinya didalam

perusahaan, yang semata-mata demi mempertahankan citra perusahaan.

2.7 Kegiatan Media Relations PT Pertamina (Persero)

40
Menurut Alicia Irzanova kegiatan Media Relations adalah :

“Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR PT Pertamina (Persero) dalam


rangka membina hubungan baik dengan media massa baik cetak maupun
elektronik dalam maupun luar negeri yang harus dijaga secara
berkesinambungan. Terjadinya hubungan yang saling membutuhkan antara
perusahaan dan media. PT Pertamina (Persero) membutuhkan media untuk
melakukan publikasi terhadap segala kegiatan yang dilakukan perusahaan
dan media membutuhkan berita yang actual dari perusahaan”
Atas pandangan tersebut, maka PR PT Pertamina (Persero) memiliki

pandangan bahwa hubungan yang erat dan baik dengan media dapat membantu

mempertahankan citra yang positif. Media dianggap sebagai sarana yang dapat

membantu perusahaan untuk menjangkau publik perusahaan yang tersebar. Selain

membina hubungan dengan media, hubungan yang erat secara emosional juga

perlu dijaga antara perusahaan dengan para wartawan. Disamping dapat meboby

wartawan secara sehat, hal tersebut terbukti dapat mempertahakan hubungan baik

perusahaan dengan media.

Menurut Alicia Irzanova, dalam lima tahun ke depan 2009 – 2013, Media

Relations PT Pertamina (Persero) memiliki sasaran sebagai berikut:

a) Menjadi institusi divisi komunikasi yang mampu menjalankan


komunikasi secara proaktif kepada stakeholder eksternal Pertamina.
b) Menjadi sumber berita yang terpercaya baik bagi stakeholder internal
maupun eksternal.
c) Memiliki Sumber Daya Manusia yang berkeahlian untuk menjalankan
dan merealisasikan program-program komunikasi yang efektif, proaktif
dan kreatif.
Menurut Alicia Irzanova, kebijakan dan program Media Relations Tahun

2010 sebagai berikut:

a) Memposisikan pertamina sebagai penghasil produk berkualitas


 Publikasi kegiatan Pertamina Retail dan SPBU Pasti Pas
 Publikasi inovasi dalam produk-produk pertamina

41
Melalui kunjungan ke pabrik pelumas Pertamina dan uji coba produk-
produk Pertamina.
b) Meneruskan akselerasi transformasi
 Publikasi pencapaian kinerja dalam konteks transformasi
c) Non listed public company
 Publikasi tata keuangan yang sesuai dengan peraturan BAPEPAM
d) Menekankan posisi Pertamina sebagai pemimpin di sektor Hulu
 Publikasi ekspansi dan pencapaian eksplorasi secara agresif melalui
kunjungan wartawan ke lapangan Pertamina (PNWJ), Tambun,
Sukowati, Blok Cepu, Poleng dan West Madura.
e) Menjadi tempat yang diminati oleh pekerja terbaik
 Publikasi mengenai prestasi pekerja
 Publikasi mengenai jenjang karir pekerja
f) Pertamina Berhasil mencapai target konversi minyak tanah ke LPG.
 Publikasi mengenai pencapaian target 42 juta kepala keluarga
 Publikasi mengenai total penghematan anggaran dan pengurangan emisi
gas buang. Dengan melaksanakan event berkaitan dengan pencapaian
tersebut

Menurut Alicia Irzanova, untuk mencapai sasaran dan pelaksanaan

program-program di Media Relations akan melaksanakan beberapa aktifitas yaitu:

1. Media Site Visit


Membawa sejumlah media Nasional ke fasilitas-fasilitas Pertamina di
seluruh Indonesia agar media memiliki pengalaman dan pemahaman lebih
baik tentang kegiatan operasional Pertamina.
2. Workshop Wartawan
Mengundang wartawan minimal 1 bulan sekali untuk mengikuti pengayaan
materi dari para narasumber yang kompeten di masing-masing fungsi bisnis
pertamina.
3. Press Breafing
Menjalin hubungan yang konsisten dengan media termasuk menggali
informasi secara berkelanjutan dari media.
4. Press Conference
Memberikan Informasi secara resmi kepada wartawan mengenai isu-isu atau
topik pemberitaan yang menyangkut pertamina
5. Third Party Endorser
Individu yang kompeten di suatu bidang sebagai jubir Pertamina
memberikan informasi dan latar belakang tentang posisi pertamina di suatu
isu.
6. Press Release
Secara pro aktiv dan responsive atas perkembangan perusahaan.
7. Advertorial
Informasi factual dan lengkap tentang kinerja maupun kegiatan operasional
Pertamina.

42
8. Radio Talk Show
Wawancara eksklusif dengan nara sumber Pertamina untuk berbagai isu
secara berkelanjutan.
9. TV Talk Show
Wawancara eksklusif dengan nara sumber Pertamina untuk berbagai isu
secara berkelanjutan.
10. Placement di berbagai Media Nasional
Mengisi rubrik tentang pertamina yang terdiri dari berbagai isu sesuai
dengan sasaran strategis masing-masing direktorat.
Menurut Alicia Irzanova, kegiatan Media Relations yang telah dilakukan

sampai pertengahan tahun 2010, adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Redaksi Gathering


Program ini bertujuan untuk mendekatkan Direksi Pertamina dengan para
Pemimpin Redaksi Media Cetak/Elektronik nasional, untuk bertukar pikiran
dan juga untuk mendapatkan informasi terkini Pertamina dari CEO/Direksi
Pertamina. Diharapkan akan terbangun kesepahaman dan keakraban
diantara keduabelah pihak, sekaligus meningkatkan citra Pertamina di mata
para Pemimpin Redaksi. Program dapat dilaksanakan minimal 3 kali dalam
setahun, semuanya dilaksanakan sesuai waktu yang dapat dimungkinkan
para Direksi dapat hadir pada acara tersebut. Adapun pesan komunikasi
yang diangkat dalam pertemuan adalah tentang program Transformasi
Pertamina, Kinerja Pertamina dan Pertamina Perusahaan Migas Nasional
Berkelas Dunia. Pesan yang disusun diarahkan dalam satu tujuan yaitu
untuk meningkatkan nilai Pertamina di mata stakeholder.
2. Redaktur Pelaksana Dinner
Acara makan malam dengan para Redaktur Pelaksana dilaksanakan dalam
situasi dan kondisi yang memungkinkan bertemu bilamana hasil evaluasi
ditemukan suatu masalah pemberitaan untuk koran-koran besar dan
metropolitan (seperti terkait dengan masalah LPG 3 Kg). Acara ini
dilakukan secara informal dalam bentuk makan malam, dengan undangan
terbatas hanya 6 – 10 orang Redaktur Pelaksana secara selektif (sesuai
dengan hasil evaluasi pemberitaan masing-masing koran). Umumnya pesan
yang diusung adalah memberikan pemahaman tentang kondisi atau isue
yang berkembang dari persfektif Pertamina untuk diketahui para Redaktur
Pelaksana yang memegang kunci pemberitaan di masing-masing media
yang diundang. Membangun kesepahaman atas isue yang berkembang
sehingga pada masa yang akan datang media dapat menyikapi masalah
secara akurat dan proporsional seperti adanya antrian minyak tanah,
peristiwa kejadian kebakaran yang diarahkan sebagai dampak konversi ke
LPG. Hasil yang terjadi pemberitaan media untuk peristiwa kebakaran lebih
proporsional, tidak tendensi sedangkan untuk antrian minyak tanah,
mengingat sensitiifitas terhadap masyarakat, media cenderung bertahan
untuk memberitakan sebagai bentuk pengawasan dan perhatian yang

43
ditujukan kepada pihak-pihak terkait, namun pemberitaan cenderung cover
both side dan berimbang.
3. Journalist Gathering
Journalis Gathering yaitu pertemuan nara sumber dari Pertamina dalam hal
ini Juru bicara Pertamina atau lainnya yang dilakukan setiap hari Jumat
dengan memberikan kesempatan kepada para wartawan untuk mendapatkan
berita tentang Pertamina. Acara berlangsung sesuai rencana dan umumnya
para wartawan mendapatkan bahan berita tidak terstruktur, namun pada
akhirnya wartawan dikelola dengan mendapatkan isu-isu yang dapat
dijadikan berita terkait dengan isu-isu yang berkembang saat itu.
4. Talk Show Radio dan TV
Tim Eksternal melakukan ekstensifikasi publikasi dengan melakukan
penyampaian informasi tentang Pertamina kini melalui acara talk show di
radio maupun TV. Acara-acara talk show diprogramkan dan berlangsung di
radio-radio berjaringan luas. Program talk show difokuskan untuk
mengeksposure, mensosialisasikan dan edukasi program konversi minyak
tanah ke LPG 3 Kg, dimana Pertamina mendapatkan tugas tambahan untuk
membantu Pemerintah dalam mensosialisasikan program konversi.
5. Kegiatan lainnya
Kegiatan media relations lainnya seperti media monitoring dan daily talking
point, Media Briefing 7 Mei 2010 di Ruang Meeting Lt 2 Gedung Perwira
VI, Media Briefing 14 Mei 2010 di Stasiun Pengisian & Penyimpanan Bulk
Elpiji (SPPBE) di Jl.Jampea Tanjung Priok, Media Briefing 14 Mei 2010 di
Stasiun Pengisian & Penyimpanan Bulk Elpiji (SPPBE) di Jl.Jampea
Tanjung Priok, Media Briefing 21 Mei 2010 di Tartien Cafe Plaza FX ,
press release untuk setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan,
Press Visit Distribusi BBM Pertamina meggunakan kapal, tanggapan untuk
surat pembaca di berbagai media, dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan media relations yang dilakukan oleh PR PT Pertamina

(Persero), tidak selalu berjalan dengan lancar. Ada juga kendala yang dihadapi PR

dalam menjalin hubungan dengan pers/wartawan. Menurut Alicia Irzanova,

kendala-kendala tersebut antara lain:

1. Perbedaan Prinsip Wartawan dengan PRO (Public Relations Officer)


Wartawan bertugas mencari issue, news value, sensasional, bad news.
Sedangkan PRO selalu berupaya memperoleh publisitas, promosi, good
news. Bagi wartawan bad news is good news dan mereka hanya ingin
memuat suatu peristiwa atau kejadian yang memiliki nilai berita.
2. Perbedaan Pandangan
Perbedaan cara pandang antara wartawan dengan PRO dalam hal kelayakan
suatu kegiatan dan event untuk dimuat di media. Yang dipandang oleh PRO,
bahwa kegiatan atau event yang dibuatnya layak dan penting untuk
dipublikasikan, belum tentu bagi wartawan.

44
3. Perbedaan Jam Kerja
Jam kerja yang berbeda antara wartawan dan PRO menjadi suatu hambatan
ketika PRO harus mengkonfirmasikan kedatangan wartawan dalam suatu
kegiatan yang diadakan oleh perusahaan cukup sulit. Hal ini dikarenakan
media baru melakukan rapat Pimpinan Redaksi untuk pembagian tugas
peliputan mulai dari Pk. 17.00, sedangkan jam kerja
PR PT Pertamina (Persero) hanya sampai PK. 15.30.
4. Keterbatasan Wartawan dengan PRO
Wartawan hanyalah manusia biasa. Wartawan memiliki banyak tugas begitu
pula dengan PRO. Tugas wartawan bukan hanya meliput satu peristiwa atau
meliput acara PT Pertamina (Persero) saja. Banyak hal yang harus
dikerjakan dengan tengat waktu yang sangat ketat. Jadi wartawan
menginginkan PRO memulai acara tepat waktu, tidak bertele-tele,
mendahulukan kepentingan wartawan. Sedangkan PRO juga telah
mempunyai jadwal tersendiri yang sudah terstruktur.
5. Hambatan lainnya
Keterlambatan undangan untuk sampai ke media dikarenakan gangguan
pada jaringan fax maupun jaringan internet. Secara bertahap PR PT
Pertamina (Persero) berupaya untuk mengikis hambatan-hambatan tersebut
dengan memahami dan menghargai prinsip kerja wartawan serta jam
kerjanya, memberikan kemudahan wartawan untuk mendapatkan informasi
maupun press release dengan adanya website www.pertamina.com yang
selalu update, memberikan kemudahan kepada wartawan untuk
mewawancarai top manajemen sebagai nara sumber untuk suatu
pemberitaan tentunya dengan terlebih dahulu mengisi form media request.

45
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada Divisi Media

Relations PT Pertamina (Persero), penulis merasakan banyak sekali manfaat yang

dapat diperoleh dari aktifitas-aktifitas sehari-hari yang penulis kerjakan selama

kurun waktu 1 bulan. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang menurut

PR PT Pertamina (Persero) penting bagi perusahaan.

2. Sulitnya untuk membina hubungan yang baik dengan stakeholder

PT Pertamina (Persero), khususnya disini adalah media/pers. Karena tidak

selamanya keinginan perusahaan sejalan dengan agenda dari media massa.

3. Kegiatan-kegiatan Media Relations yang dilakukan oleh PT Pertamina

(Persero) sejauh ini cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari respons yang

46
diberikan wartawan atau media yang memuat tulisannya terhadap acara yang

diselenggaran oleh perusahaan.

4. Divisi Media Relations selaku penghubung antara media dengan perusahaan,

sangat memperhatikan kebutuhan media akan informasi mengenai

perusahaan, dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh media.

Misalnya dengan membuat Press Release, dan selalu meng up-date

(memperbaharui) website PT Pertamina (Persero) yang banyak diakses oleh

media.

5. Peran, fungsi, dan kegiatan-kegiatan PR PT Pertamina (Persero) berpedoman

pada nilai-nilai disiplin ilmu komunikasi maupun praktisi profesional.

3.2 Saran

Beberapa saran maupun masukan yang dapat penulis sampaikan kepada

PR PT Pertamina (Persero) sebagai berikut :

1. Penulis mengharapkan PT Pertamina (Persero) selalu memberikan

informasi yang sebenar-benarnya kepada publik dan terus memberikan

yang terbaik kepada para stakeholder terutama media.

2. Penulis mengharapkan Divisi Komunikasi pada umumnya dan Divisi

Media Relations pada khususnya lebih bijak dalam menanggapi segala

pemberitaan yang ada, baik yang positif, negatif, mapun netral.

3. Penulis mengharapkan agar PR PT Pertamina lebih berinovasi dan kreatif

dalam perencanaan dan pembuatan program kampanye, special event, dan

47
kegiatan lainnya sebagai materi PR untuk media massa sehingga wartawan

dapat melihat ada news value dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

4. Penulis mengharapkan agar Divisi Media Relations membuat strategi

manajemen issue dan mengkomunikasikan issue tersebut kepada publik,

melakukan secepat mungkin penanganan issue.

5. Penulis menyarankan untuk dibentuk tim manajemen krisis yang benar-

benar fokus untuk menghadapi krisis, menangani krisis secara terbuka,

hati-hati dan mudah diakses, melihat dari begitu luasnya jangkauan PT

Pertamina (Persero) dan begitu banyaknya kepentingan-kepentingan

stakeholder yang harus diperhatikan termasuk kepuasan mereka, maka

peluang krisis akan berakhir akan semakin cepat secepat krisis tersebut

mulai. Hasil akhirnya adalah citra yang positif untuk PT Pertamina

(Persero).

48

You might also like