You are on page 1of 4

PRINSIP KERJA GPS

Oleh Dephan AS, GPS ini disebut NAVSTAR ( Navigation Satellite Timing And Ranging ),
dan pada dasarnya terdiri dari tiga buah segmen yaitu :

1. Segmen luar angkasa (Satellite / Space Segmen)

Terdiri atas satelit-satelit GPS yang berjumlah 24 buah, menempati 6 bidang orbit, dimana
tiap orbit ditempati 4 satelit. Orbit-orbit satelit beriklinasi 55 derajat terhadap bidang equator
dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km. Setiap satelit GPS
bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan kira-kira 4 km/detik dan mempunyai periode 11
jam dan 58 menit (sekitar 12 jam). Engan konstelasi ini, setidaknya terdapat 4 - 10 satelit

akan selalu terlihat di tempat manapun di bumi. Sebuah satelit memiliki 3 bagian hardware :

 Komputer, yang mengontrol pernerbangan dan fungsi lain satelit


 Atomic Clock, yang mengatur agar penunjuk waktu pada satelit tetap akurat hingga
pada akurasi nanoseconds (around threebillionths of a second).
 Radio transmitter, yang mengatur agar satelit secara konsisten mengirimkan ke bumi
agar dapat diterima receiver GPS yang sedang aktif atau sedang digunakan. Sehingga
pengguna dapat mengetahui posisinya di permukaan bumi

Generasi Satelit GPS

 pertama disebut Blok Satelit (Block I Satellites), di luncurkan mulai 22 Februari 1978
hingga 9 Oktober 9 1985 yang terdiri dari 11 satelit.
 kedua disebut Sateli Blok II/IIA (Block II/IIA Satellites. Blok IIA adalah
pengembangan dari Blok II, dengan perbaikan kemampuan pada penyimpanan data
pesan navigasi dari 14 hari menjadi 180 hari. Hal ini membuat satelit pada blok ini
mampu bekerja secara kontiniu tanpa support dari ground dari rentang periode
tersebut. Total satelit pada blok ini adalah 28 buah yang diluncurkan pada Februari
1989 hingga November 1997. Pada generasi inilah selective availability (SA) dan
antispoofing ditambahkan untuk menjamin keamanan nasional amerika
 terakhir GPS disebut dengan Blok IIR terdiri dari 21 satelit yang memiliki waktu
hidup hingga 10 tahun. Satelit pada blok ini memiliki akurasi tinggi dan beroperasi
secara automatik. Pada Juli 2001 lalu, 6 Blok IIR telah di luncurkan.

2. Pengendali ( stasiun kontrol dan Monitoring Segmen).

Bertugas memonitor dan mengkontrol kesehatan satelit-satelit GPS. Stasiun-stasiun yang


bertugas memonitor dan mengkontrol tersebut tersebar di seluruh dunia meliputi pulau
Ascension (Samudra Atlantik bagian Selatan), Diego Garcia (Samudra Hindia),
Kwajalein (Samudra Pasifik bagian Utara), Hawaii dan Colorado Springs. dan Master control
station (chreiver AFB, Colorado)

3. Pengguna ( Receiver dan user )


Ide dibalik GPS sangatlah sederhana. Jika jarak dari titik di bumi (GPS receiver) pada
setidaknya 3 satelit GPS diketahui maka lokasi titik tersebut dapat dihitung berdaasrkan pada
konsep resektion. Namun bagaimana cara mengetahi jarak satelit dengan receiver di bumi ?
Hal ini dapat diketahui karena setiap satelit GPS secara terus menerus mentransmisikan sinya
radio microwave yang terdiri dari 2 carrier, 2 kode dan sebuah pesan navigasi.
Saat pengguna GPS mengaktifkan receiver-nya, maka secara otomatis GPS receiver akan
men-tracking beberapa satelit yang berada di atasnya yang sinyalnya mampu diterima dengan
baik kemudian dengan software pada perangkat receiver tersebut ddapat diketahui jarak
satelit GPS tersebut dari receiver menggunakan kode digital (pseudoranges) dan koordinat
satelit tersebut berdasarkan pesan navigasi. Secara teori dibutuhkan minimal tiga buah satelit
yang sinyalnya dapat diterima dengan baik untuk mendapatkan posisi pengguna
secara tepat. Apabila yang digunakan hanya dua buah satelit, maka akan sulit untuk
menentukan posisi pengguna dengan menggunakan perpotongan area pancaran. Sedangkan
untuk tiga buah satelit dapat terlihat perpotongan area pancar semakin mendekati posisi user.
Namun secara praktikal sebenarnya dibutuhkan minimal 4 satelit untuk receiver clock offset.
Akurasi
untuk pengguna umum berdasarkan aturan selective availability adalah 100m untuk
komponen horizontal, 156m untuk komponen
vertical, 340 ns untuk komponen waktu. Secara keseluruhan adalah maksimal 95%
probability level.

KEGUNAAN GPS

Dengan pengintegrasian Sistem Informasi Geografis ( GIS ), maka GPS dapat digunakan
untuk berbagai macam keperluan,
diantaranya:
 navigasi pada sarana transportasi.Penggunaan GPS dalam hal ini banyak kita
temukan. Misalnya untuk sistem navigasi pada transportasi udara seperti pesawat
terbang, transportasi perairan dan darat.
 Pemetaan. Dengan GPS, kita dapat melakukan pemetaan suatu wilayah, baik darat,
maupun laut. kesulitan – kesulitan yang kita hadapi saat pemetaan ( seperti gunung
pada pemetaan darat ) akan dapat teratasi dengan penggunaan GPS ini. Pada pesawat
GPS juga terdapat fasilitas untuk membuat peta lokasi-lokasi yang kita tinggali atau
lewati. Peta ini akan digunakan sebagai guide dalam perjalanan

KELEBIHAN GPS :

 GPS untuk Navigasi

Aplikasi GPS di bidang militer pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian
misalnya, pemetaan (penentuan posisi titik-titik target terutama pada masalah topografi
angkatan darat, pencitraan, foto udara, dan beberapa analisis spasial yang ditujukan untuk
mendukung perencanaan operasi), navigasi, tracking (monitoring atau pemantauan),
atau bahkan sebagai tools penuntun posisi-posisi sasaran peluru kendali, Rover, UAV, dan
AUV. Navigasi sering kali dilakukan oleh personel militer yang sedang menempuh
perjalanan dari suatu tempat ke tempat-tempat lain yang menjadi targetnya. Oleh karena itu,
dengan mengkombinasikan peta, kompas, dan GPS (receiver), maka proses navigasi menjadi
lebih mudah dan menyenangkan bagi siapapun. Demikian pula bagi personel militer yang
bergerak dengan menggunakan platform (kendaraan), bila menggunakan peta (terutama
dijital) dan GPS (receiver), navigasinya menjadi jauh lebih mudah, menyenangkan, dan
cepat.

 Solusi Tracking System di Bidang Militer

Penggunaan receiver GPS sangat bermanfaat bagi individu atau kelompok individu (termasuk
kelompok individu yang tergabung di dalam satu platform kendaraan militer) yang
bernavigasi (baik melalui medan dengan topografi yang sulit ditempuh seperti hutan tropis
yang rapat, perbukitan, gurun pasir, hingga medan yang penuh dengan blok-blok
bangunan dan gedung seperti pada saat terjadinya perang di perkotaan) untuk mencapai
targetnya. Walaupun demikian, jika dikaitkan dengan kepentingan-kepentingan aktivitas-
aktivitas di bidang militer yang lebih luas lagi dimana masalah koordinasi dan kerja sama
antar-individu menjadi sangat penting, sistem navigasi semata nampaknya sudah tidak
memadai. Pada sistem navigasi, setiap individu tidak dapat mengetahui posisi individu-
individu yang lain yang berada di luar jangkauan visualnya. Oleh karena itu, kemudian
dikembangkan suatu tracking system (sistem monitoring atau pemantauan) sebagai salah
satu solusi untuk permasalahan di bidang militer. Dengan sistem ini, setiap individu atau
kelompok individu (baik yang berkendaraan maupun yang tidak) yang terlibat di dalam
aktivitas militer dilengkapi dengan sebuah receiver GPS yang sudah terintegrasi dengan
fasilitas komunikasi (dua arah) dan sebuah processor. Perangkat-perangkat ini dikemas
kompak sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah sub-sistem mobile unit. Setiap mobile unit
ini akan mengirimkan (baik secara periodik setiap interval waktu tertentu maupun
berdasarkan permintaan atau interrogate) pesan, posisi, dan waktu ke base-station-nya.
Sebelum dikirimkan, informasi (items) pesan, posisi, dan waktu (berikut informasi lain
yang diambil dari sensor-sensor terpasang) ini terlebih dahulu diintegrasikan hingga menjadi
suatu stream data. Dengan demikian, sub-sistem base-station akan menerima banyak stream
data dari berbagai sub-sistem mobile unit yang telah terdaftar. Setiap stream data yang
diterima kemudian akan diekstrak hingga menjadi informasi (items)
nomor pengenal (Id) individu atau kelompok, posisi, dan waktunya. Kemudian, posisi-posisi
(berikut perubahannya) ini ditampilkan di atas peta dijital dalam bentuk simbol-simbol
(manusia atau kendaraan) yang bergerak dari waktu ke waktu. Berdasarkan informasi inilah
pengambil keputusan (misalnya seorang ‘Komandan’) dapat mengkoordinasikan setiap sub-
sistem mobile unit-nya secara efektif, efisien, realtime, dan kemudian dapat melakukan
rekonstruksi gerakan atau progress operasi militer yang telah dilakukan (mode replay atau
playback). Sementara itu, hasil rekonstruksi berikut evaluasi gerakan operasi militer ini dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang sangat penting bagi perencanaan operasi
berikutnya. Dengan sistem seperti ini, diharapkan, beberapa permasalahan yang berhubungan
dengan aktivitas-aktivitas militer seperti:

(1) pemantauan pergerakan kendaraan-kendaraan (armada) militer (terutama


yang mengalami masalah),
(2) pemantauan personil-personil (terutama di garis depan),
(3) pemantauan logistik, dan
(4) koordinasi dan kerjasama team dapat diatasi dengan baik.
KEKURANGAN GPS

GPS juga memiliki keterbatasan-keterbatasan yang menyebabkan adanya ketidak akuratan


penentuan posisi. Sumber dari kesalahan – kesalahan tersebut diantaranya :
 Ephemeris error, adalah kesalahan pengiriman data message yang digunakan dalam
model ephemeris untuk menghitung posisi satelit saat trasmisi sinyal diterima.
Padahal ephemeris satelit sudah berubah ketika message diterima oleh penerima
 Ionosphere condition, Kondisi ionosfir yang tidak kondusif menjebabkan terjadi delay
dan atau kesalahan kalkulasi pada receiver. Sinyal yang melalui ionosfer mengalami
pengurangan kecepatan dan pembengkokan. Kedua efek itu disebabkan oleh
pembiasan (refraksi).
 Troposphere condition, perubahan temperature, tekanan, dan kelembapan molekul
dapat menyebabkan perbedaan kecepatan gelombang radio sehingga dapat terjadi
sedikit kesalahan akurasi
 Timing error, terjadi karena clock satelit memberikan deviasi sebesar 976 detik dari
waktu sistem GPS
 Multipath error, Terjadi saat pengguna dengan receiver GPS-nya berada di daerah
terbuka, akan tetapi dengan bangunan – bangunan tinggi seperti gedung pencakar
langit di sekitarnya. Sinyal yang dikirimkan satelit ke receiver akan mengalami
pantulan, sehingga waktu tempuh akan mengalami penambahan yang nantinya akan
mempengaruhi perhitungan. Kesalahan ini terjadi karena kombinasi data lebih dari
satu lintasan propagasi yang mengubah karakteristik sinyal pengukuran jarak.
 Poor satellite coverage, Terjadi derau dan resolusi berasal dari pemrosesan sinyal oleh
hardware dan software penerima yang akan menambah kesalahan dalam penentuan
jarak
 Selective Availibility(SA), merupakan kebijakan dari Dephan AS, yaitu pengurangan
tingkat ketelitian dari sinyal yang dikirimkan oleh satelit (Tingkat ketelitian untuk
pengguna sipil antara 100 – 15 m).

Sumber : http://www.scribd.com/doc/43743835/Cara-Kerja-GPS

RINGKASAN

GPS atau NAVSTAR terdiri dari tiga buah segmen yaitu Segmen luar angkasa (Satellite /
Space Segmen), Pengendali ( stasiun kontrol dan Monitoring Segmen), dan Pengguna
( Receiver dan user ). Yang ketiganya saling terhubung membentuk sistem perangkat GPS.
Aplikasi GPS antara lain untuk pemetaan (penentuan posisi titik-titik target terutama pada
masalah topografi angkatan darat, pencitraan, foto udara, dan beberapa analisis spasial yang
ditujukan untuk mendukung perencanaan operasi), navigasi, tracking (monitoring atau
pemantauan), atau bahkan sebagai tools penuntun posisi-posisi sasaran peluru kendali, Rover,
UAV, dan AUV. Kesalahan yang ada pada pembacaan GPS antara lain Ephemeris error,
Ionosphere condition, Troposphere condition, Timing error, Multipath error, Poor satellite
coverage, dan Selective Availibility(SA).

You might also like