Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PT SINAR SOSRO, Cibitung
Namun, ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala,
yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam
perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum
sebaik sekarang.
Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor
kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan
terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi Cicip
Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai
selama bertahun tahun.
Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya
pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan
botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng
merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian
dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.
Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan
desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu
pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.
Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro untuk pertama
kalinya di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi
sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan
bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum
dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia.
Bahan baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh terpilih dan
terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk Produk Teh Botol
SOSRO misalnya, bahan baku yang digunakan adalah daun Teh Hijau terbaik
kualitas Peko yang dicampur dengan bunga melati ( atau lebih dikenal dengan
Jasmine Tea ), dan campuran gula pasir terbaik yang memilik standar warna, rasa
dan ukuran yang dikontrol ketat. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan
mesin paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk
terbaik dengan standar kualitas terjaga.
5
Saat ini, SOSRO sudah memiliki beberapa aneka jenis produk dan
kemasan dari Teh Seduh, Teh Celup, Teh Siap Minum sampai Teh Siap Minum
Bercita rasa Buah. Karena mendapat dukungan dari sistem distribusi yang
canggih, maka produk – produk SOSRO berhasil menjangkau konsumen
diseluruh pelosok propinsi di Indonesia. Menghadapi era globalisasi, SOSRO
sudah siap berekspansi ke pasar internasional karena produk – produknya
memenuhi kualitas internasional. Dan dengan mempersiapkan jaringan
Internasional seperti negara-negara ASEAN, Australia dan wilayah Timur Tengah
sebagai tujuan ekspor produk SOSRO.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar mendapatkan produk
terbaik dengan mutu tetap terjaga, maka SOSRO melakukan langkah sertifikasi
produk. Saat ini, setiap produk SOSRO dijamin HALAL oleh Departemen
AGAMA RI dan dengan standar higienis yang dijamin oleh Departemen
Kesehatan. Adapun kualitas pengolahan dan produknya terjaga melalui
sertifikasi ISO 9002. SOSRO juga menyadari bahwa kualitas setiap produknya
bisa terjaga apabila dihasilkan dari lingkungan yang baik. Tanggung jawab
SOSRO terhadap lingkungan, dilakukan dengan melalui Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang selalu dilakukan pada saat membangun
pabrik baru atau menambah kapasitas yang ada. System "Waste Water Treatment"
yang canggih juga dibangun, sehingga air yang dibuang aman untuk lingkungan.
Jika kita melihat kembali ke awal tentang sejarah bermulanya usaha
keluarga Sosro di Slawi, maka kita juga harus mengenal siapa pendiri awal bisnis
sosro ini. Beliau adalah Bapak Sosrodjojo alm. Dan disebut juga sebagai generasi
ke- I dengan lokasi pemasaran masih berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal -
Jawa Tengah dan berdomisili di kota Slawi.
Kemudian bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa
putra dari Bapak Sosrodjojo, yang disebut sebagai generasi ke - 2 yaitu :
♦ Bapak Soemarsono Sosrodjojo alm.
♦ Bapak Soegiharto Sosrodjojo.
♦ Bapak Soetjipto Sosrodjojo.
♦ Bapak Surjanto Sosrodjojo.
6
PB/PI (Peti Barang / Peti Kemas) dan bagian Purchasing. Kedua bagian itu
dipimpin oleh masing – masing Supervisor.
h. Botol
Pengujiannya berupa tinggi botol, berat, hasil printing merk Sosro,
i. Tutup botol (Crown Cork)
Pengujiannya berupa bobot PolyVinnylChloride (PVC), ketebalan
metal, tinggi crown cork, hasil printing merk Sosro
j. Karton
Pengujiannya berupa hasil printing merk Sosro, bobot, panjang, lebar
karton.
2. Analis
Di bagian ini, pengujian dilakukan secara fisik, kimia dan organoleptik.
Proses ini dilakukan sesuai dengan SOP atau Standard Operation Procedure
dari perusahaan. Bagian analis memiliki kewajiban untuk melakukan
pengendalian mutu produk Teh Botol Sosro yang diawali oleh mutu air yang
akan dipakai hingga mutu produk selama proses inkubasi. Dengan adanya
kewajiban ini, bagian analis harus meningkatkan mutu produk sesuai dengan
harapan perusahaan. Beberapa pengujian yang dilaksanakan dalam bagian
analisa yakni sebagai berikut:
a. Pengujian kadar tannin dalam TCP (Teh Cair Pahit) dan TCM (Teh
Cair Manis) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
b. Pengujian kadar gula dalam larutan gula (syrup) dan Teh Cair
Manis (TCM) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
c. Pengujian kesadahan pada larutan gula (syrup), air sumur
(reservoir), air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air
kondensat, air boiler 1 dan air boiler 2.
d. Pengujian Cl2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air carbon
dan air softener.
e. Pengujian pH pada Teh Cair Manis (TCM), air sumur (reservoir),
air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat,
air boiler 1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh
Botol Sosro).
9
f. Pengujian alkalinitas pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.
g. Pengujian kadar klorida pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.
h. Pengujian kadar NO2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
i. Pengujian kadar CN- pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
j. Pengujian kadar NH4+ pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
k. Pengujian kadar Fe pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener, feed water, air boiler 1, air boiler 2.
l. Pengujian kadar Mn pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
m. Pengujian konduktivitas pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler 1 dan
air boiler 2.
n. Pengujian turbidity (NTU) pada air sumur (reservoir), air sand
filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler
1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
o. Pengujian kadar SO32- pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
p. Pengujian kadar Silika pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
q. Pengujian warna (Hazen) pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol
Sosro).
r. Pengujian kadar PO43- pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
s. Pengujian secara fisik dari sample inkubasi (produk jadi Teh Botol
Sosro) berupa ukuran crown crimp dan head space.
10
3. Mikrobiologi
Di bagian mikrobiologi, dilakukan pengawasan terhadap produk jadi
untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar terjamin
higienitasnya dari berbagai kuman dan penyakit. Karena produk yang
dihasilkan berupa produk minuman kemasan botol & tetra siap saji maka
peranan bagian ini sangatlah penting bagi konsumen. Berikut ini merupakan
beberapa pengujian yang dilakukan terhadap produk Sosro :
a. Uji keberadan mikroba dengan menggunakan media Nutrient Agar.
b. Uji bakteri coli (Eschericia Coli) dengan menggunakan media Mac
Conkey Broth.
c. Uji keberadaan jamur / kapang dengan menggunakan media Yeast
Extract Agar.
Jika pada sample inkubasi produk Sosro terdapat bakteri atau jamur,
maka bagian ini akan memberitahu bagian-bagian lainnya untuk
mengantisipasi turunnya produk ke tangan konsumen.
4. Field Inspector
Bagian field inspector mempunyai andil yang cukup besar selama proses
bottling produk Sosro, karena di sini mutu dari produk di saat-saat proses
produksi akan dijaga secara ketat oleh petugas lapangan. Apabila terjadi
kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada proses pembottlingan maka
petugas lapangan akan segera berkoordinasi dengan bagian analis untuk
mencari tahu penyebabnya sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian
yang terlalu besar. Beberapa kegiatan pengawasan yang dilaksanakan field
inspector sebagai berikut :
a. Pemeriksaan suhu Teh Cair Manis (TCM) di bagian pasteurisasi
dan filterisasi.
11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Bermacam – macam zat kimia seperti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida
(ClO2) dan proses fisik seperti penyinaran dengan sinar ultra violet, pemanasan,
dan sebagainya digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam – macam zat itu,
klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan mempunyai
daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor).
Selain membunuh bakteri dan mikroorganisme, klor juga mampu
mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+ Fe 3+, Mn 2+ Mn 3+ , dan
memecah molekul organis seperti warna. Selama prose situ, klor sendiri direduksi
sampai menjadi (Cl-) klorida yang tidak mempunyai daya desinfeksi. Di samping
itu, klor juga bereaksi terhadap amoniak.
Klor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 kaporit atau larutan HOCl
(asam hipoklorik). Breakpoint chlorination adalah jumlah klor yang dibutuhkan
sehingga:
• Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi
• Amoniak hilang sebagai gas N2
• Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu
utuk pembasmian kuman.
Reaksinya :
Cl2 + H2O ↔ H+ + Cl- + HOCl
HOCl ↔ OCl- + H+
Asam hipoklorit yang tidak terpecah adalah zat pembasmi yang paling efisien
bagi bakteri.
14
BAB IV
PENGUJIAN SAMPEL
A. Prinsip
Dalam keadaan asam, NaOCl akan melepaskan klor aktif kemudian klor
yang terbentuk mengoksidasi KI menjadi I2. I2 yang terbentuk dititrasi
terhadap Na2S2O3. Sisa I2 akan bereaksi terhadap Amylum membenuk Iod’
Amylum.
B. Reaksi
NaOCl + H2SO4 Na2SO4 + H2O + Cl2
CL2 + 2 KI 2 KCl + I2
I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
~ I2 + Amylum Iod’Amylum
C. Teknik Sampling
Contoh diambil dari drum secukupnya dengan menggunakan botol
sample. Tempat pengambilan sample ditutup kembali dengan baik.
D. Persiapan Reagen
Sebelum menganalisa, beberapa reagen yang dipersiapkan antara lain :
1. Larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N
a. Ditimbang 24,818 gram Na2S2O3. 5 H2O p.a dengan menggunakan
kaca arloji.
b. Dimasukkan zat tersebut ke dalam Labu Ukur 1000 ml,
ditambahkan Aquadest bebas CO2 dan homogenkan.
c. Jika sudah terlarut sempurna, larutan dibakukan dengan cara
sebagai berikut :
15
E. Alat-Alat
Peralatan yang digunakan dalam penetapan kadar ini mulai dari proses
sampling hingga proses analisis, yaitu :
Pipet Volume 5 ml Labu Ukur 100 ml
16
F. Cara Kerja
2. Penetapan BJ Kaporit
a. Ditimbang piknometer kosong beserta tutupnya
(dalam keadaan kering), sebut sebagai A gram.
b. Ditambahkan sample kaporit cair ke piknometer
tersebut. (Bagian dinding luar dibersihkan dengan air secara hati-
hati & dilap dengan tissue).
c. Bobot piknometer ditimbang secara hati-hati.
(Anggap sebagai B gram).
d. Di catat volume tertulis pada piknometer. (Anggap
sebagai C gram).
17
G. Perhitungan
1. Pembakuan bobot Na2S2O3. 5 H2O
Mol Na2S2O3 = mol K2Cr2O7
= g K2Cr2O7
Mr K2Cr2O7
3. Penetapan BJ Kaporit
BJ = B-A
C
18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Normalitas ( I ) Na2S2O3 :
C. Penetapan BJ Kaporit
BJ = B-A
C
= 50,3051 gram – 20,3795 gram
25,266 gram
= 1,18442
21
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, kita dapat mengetahui bahwa kadar
klorin pada sample NaOCl milik Incoming Material adalah 10,749% sedangkan
BJ-nya adalah 1,1842.
B. SARAN
1. Sebaiknya para karyawan selalu memperhatikan kesehatan
dan keselamatannya selama bekerja.
2. Suasana kerjasama & kekeluargaan selama bekerja harus
lebih ditingkatkan lagi.
3. Masih dibutuhkannya kesadaran bagi para karyawan untuk
selalu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap selama bekerja.
4. Disiplin waktu serta tanggung jawab terhadap peralatan
kerja sebaiknya selalu diperhatikan.