You are on page 1of 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Semakin pesatnya perkembangan teknologi di dunia industri saat ini,
mengharuskan kita agar memiliki pengetahuan yang lengkap dan kemampuan
yang memadai dalam mengoperasikan peralatan (instrument) yang merupakan
hasil dari terapan ilmu kimia.
Oleh karena itu, untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan teori
kimia disertai penerapannya di bidang industri secara lebih mendalam, maka
Sekolah Menegah Kejuruan Analis Kimia Caraka Nusantara memberikan
kesempatan kepada siswa-siswinya untuk melaksanakan Prakerin khususnya pada
bagian Quality Control.
PT Sinar Sosro merupakan salah satu dari beberapa industri minuman
terbesar di Indonesia. Perusahaan yang memproduksi minuman beraneka rasa
yang berbahan dasar teh ini, dapat memberikan gambaran kepada peserta prakerin
tentang peralatan (instrument) yang digunakan untuk memproduksi sebuah
minuman (teh).

B. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri


Tujuan pelaksanaan praktik kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK Analis
Kimia Caraka Nusantara adalah :
1. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang dimiliki
siswa sehingga dapat menjadi bekal untuk memasuki lapangan kerja yang
sesuai dengan program studi analisis kimia.
2. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional yang
diperlukan siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan
bidangnya.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada
suasana / iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik pekerja menerima
2

upah (employee) maupun sebagai pekerja mandiri (enterpreneur) terutama


yang berkenaan dengan disiplin kerja.
4. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
5. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.
6. Memberikan peluang masuk penempatan tamatan dan kerja sama.

C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Industri


Tujuan penulisan laporan praktik kerja industri yang dilaksanakan oleh SMK
Analis Kimia Caraka Nusantara adalah :
1. Siswa mampu memahami, mempraktekan dan mengembangkan pelajaran
atau teori yang diterima di sekolah dan penerapannya di dunia industri.
2. Siswa mampu mencari alternative pemecahan masalah, khususnya analisis
kimia secara lebih luas dan mendalam.
3. Mengumpulkan data untuk kepentingan siswa dan kepentingan sekolah.
4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah guna pengetahuan siswa
angkatan berikutnya.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri


Praktik kerja industri dilaksanakan mulai tanggal 9 Juli 2007 hingga 9
Januari 2008. Setiap siswa mengikuti prakerin tiap Senin sampai dengan Jumat
dimulai pukul 08.00 s.d 16.00 WIB.
PT Sinar Sosro, Cibitung berlokasi di Jl. Imam Bonjol KM. 44 Desa Telaga
Asih, Cikarang Barat, Bekasi 17520.
3

BAB II
PT SINAR SOSRO, Cibitung

A. Sejarah dan Perkembangan PT Sinar Sosro


Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya
merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis
usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah
bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pertama kali itu
bermerek Cap Botol.
Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah
terkenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Saat itu, teknik
mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan
strategi Promosi Cicip Rasa dimana secara rutin beberapa staf yang dikoordinir
oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan
menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk
menarik perhatian dan mengumpulkan penonton.
Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton
yang ada tersebut dibagikan secara cuma-cuma contoh Teh Wangi Melati merek
Cap Botol ( sekarang disebut teknik sampling). Setelah itu, staf yang ada juga
mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati merek Cap Botol untuk
kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka
yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap Botol adalah teh yang
memiliki mutu dan kualitas yang baik.
Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian itu ternyata
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton
yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena
demo sebelum sempat mencicipi seduhan teh tersebut.
Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat
keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor
dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan
menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.
4

Namun, ternyata teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala,
yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam
perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum
sebaik sekarang.
Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor
kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan
terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi Cicip
Rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai
selama bertahun tahun.
Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya
pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan
botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng
merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian
dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.
Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan
desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu
pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.
Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro untuk pertama
kalinya di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi
sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan
bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum
dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia.
Bahan baku Teh SOSRO dipilih hanya dari pucuk daun Teh terpilih dan
terbaik, yang dipetik dari perkebunan milik sendiri. Untuk Produk Teh Botol
SOSRO misalnya, bahan baku yang digunakan adalah daun Teh Hijau terbaik
kualitas Peko yang dicampur dengan bunga melati ( atau lebih dikenal dengan
Jasmine Tea ), dan campuran gula pasir terbaik yang memilik standar warna, rasa
dan ukuran yang dikontrol ketat. Adapun pengolahannya, dengan menggunakan
mesin paling modern dari Jerman yang dilakukan untuk menghasilkan produk
terbaik dengan standar kualitas terjaga.
5

Saat ini, SOSRO sudah memiliki beberapa aneka jenis produk dan
kemasan dari Teh Seduh, Teh Celup, Teh Siap Minum sampai Teh Siap Minum
Bercita rasa Buah. Karena mendapat dukungan dari sistem distribusi yang
canggih, maka produk – produk SOSRO berhasil menjangkau konsumen
diseluruh pelosok propinsi di Indonesia. Menghadapi era globalisasi, SOSRO
sudah siap berekspansi ke pasar internasional karena produk – produknya
memenuhi kualitas internasional. Dan dengan mempersiapkan jaringan
Internasional seperti negara-negara ASEAN, Australia dan wilayah Timur Tengah
sebagai tujuan ekspor produk SOSRO.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar mendapatkan produk
terbaik dengan mutu tetap terjaga, maka SOSRO melakukan langkah sertifikasi
produk. Saat ini, setiap produk SOSRO dijamin HALAL oleh Departemen
AGAMA RI dan dengan standar higienis yang dijamin oleh Departemen
Kesehatan. Adapun kualitas pengolahan dan produknya terjaga melalui
sertifikasi ISO 9002. SOSRO juga menyadari bahwa kualitas setiap produknya
bisa terjaga apabila dihasilkan dari lingkungan yang baik. Tanggung jawab
SOSRO terhadap lingkungan, dilakukan dengan melalui Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ( AMDAL ) yang selalu dilakukan pada saat membangun
pabrik baru atau menambah kapasitas yang ada. System "Waste Water Treatment"
yang canggih juga dibangun, sehingga air yang dibuang aman untuk lingkungan.
Jika kita melihat kembali ke awal tentang sejarah bermulanya usaha
keluarga Sosro di Slawi, maka kita juga harus mengenal siapa pendiri awal bisnis
sosro ini. Beliau adalah Bapak Sosrodjojo alm. Dan disebut juga sebagai generasi
ke- I dengan lokasi pemasaran masih berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal -
Jawa Tengah dan berdomisili di kota Slawi.
Kemudian bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa
putra dari Bapak Sosrodjojo, yang disebut sebagai generasi ke - 2 yaitu :
♦ Bapak Soemarsono Sosrodjojo alm.
♦ Bapak Soegiharto Sosrodjojo.
♦ Bapak Soetjipto Sosrodjojo.
♦ Bapak Surjanto Sosrodjojo.
6

Pada generasi ke - 2 inilah mulai merintis inovasi teh siap minum


dengan pendistribusian secara nasional dan berkantor di kawasan Cakung -
Bekasi. ( dulu bernama Ujung Menteng ). Pada era 90-an, bisnis keluarga SOSRO
telah memasuki generasi ke - 3 dengan pengembangan usaha minuman ke
berbagai variasi cita rasa, target segmen, benefit dan kemasan. Setelah itu,
cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan internasional dan tetap
menempati kantor usaha di wilayah Cakung.

B. Ruang Lingkup PT Sinar Sosro


Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar dipulau Jawa, Bali dan
Sumatera, yaitu :
1. Pabrik produk Teh Botol Sosro, berada di Jakarta ( Cakung ), Pandeglang
- Jawa Barat, Cibitung – Jawa Barat, Ungaran - Jawa Tengah, Surabaya -
Jawa Timur, Gianyar - Bali, Palembang - Sumatera Barat dan Medan –
Sumatera Utara.
2. Pabrik peracikan Teh Wangi Melati, berada di Slawi - Jawa Tengah.
3. Pabrik kemasan Tetra, berada di Tambun – Bekasi, Cibitung – Jawa Barat.

C. Struktur Organisasi PT Sinar Sosro, Cibitung


Dengan dipimpin oleh seorang pemimpin unit (General Manager), pabrik
minuman ini selalu konsisten menjalankan proses produksinya. Berikut 4
depatemen yang berada di PT Sinar Sosro, Cibitung :
1. Departemen P&U (Personalia & Umum).
2. Departemen Accounting & Finance.
3. Departemen QC (Quality Control).
4. Departemen Produksi & Maintenance.

Departemen - departemen tersebut dikepalai oleh manajernya masing-


masing. Pada tiap-tiap departemen masih terbagi dalam beberapa bagian lagi.
Untuk lebih jelasnya lagi, dapat dilihat pada lampiran 1. Di samping itu masih ada
2 bagian yang berada di bawah langsung General Manager, yaitu bagian Gudang
7

PB/PI (Peti Barang / Peti Kemas) dan bagian Purchasing. Kedua bagian itu
dipimpin oleh masing – masing Supervisor.

D. Bidang Quality Sistem


Pada PT Sinar Sosro, Cibitung terdapat beberapa bagian dalam departemen
QC. Bagian-bagian itu memiliki peranan penting yang ikut berpengaruh dalam
proses kegiatan produksi Teh Botol Sosro yang diawali pada proses pengolahan
bahan baku hingga produk jadinya serta pengolahan limbahnya.
Berikut ini akan dijelaskan fungsi dari masing-masing bagian departemen QC :

1. Bahan Baku (Incoming Material)


Pada bagian ini, dilakukan pengawasan yang ketat terhadap semua
bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi untuk mengetahui
mutunya sehingga dapat menghasilkan produk yang baik. Pengujian dari
seluruh bahan baku itu dilakukan sesuai dengan SOP atau Standard Operation
Procedure dari perusahaan. Sampel bahan-bahan yang diuji antara lain :
a. Teh kering
Pengujiannya berupa kadar tannin dan kadar air dalam teh.
b. Gula pasir
Pengujiannya berupa kesadahan, pH, kadar Fe, kadar gula (Brix), uji
endapan (flox) yang terdapat dalam gula.
c. Natrium Hipoklorit.
Pengujiannya berupa BJ dan klor atau Cl2 dalam kaporit.
d. Caustik Cair (NaOH)
Pengujiannya berupa kadar, BJ larutan NaOH.
e. Asam Nitrat (HNO3)
Pengujiannya berupa kadar serta BJ larutan HNO3
f. Lubo Drive
Pengujiannya berupa
g. Sel atom
Pengujiannya berupa
8

h. Botol
Pengujiannya berupa tinggi botol, berat, hasil printing merk Sosro,
i. Tutup botol (Crown Cork)
Pengujiannya berupa bobot PolyVinnylChloride (PVC), ketebalan
metal, tinggi crown cork, hasil printing merk Sosro
j. Karton
Pengujiannya berupa hasil printing merk Sosro, bobot, panjang, lebar
karton.

2. Analis
Di bagian ini, pengujian dilakukan secara fisik, kimia dan organoleptik.
Proses ini dilakukan sesuai dengan SOP atau Standard Operation Procedure
dari perusahaan. Bagian analis memiliki kewajiban untuk melakukan
pengendalian mutu produk Teh Botol Sosro yang diawali oleh mutu air yang
akan dipakai hingga mutu produk selama proses inkubasi. Dengan adanya
kewajiban ini, bagian analis harus meningkatkan mutu produk sesuai dengan
harapan perusahaan. Beberapa pengujian yang dilaksanakan dalam bagian
analisa yakni sebagai berikut:
a. Pengujian kadar tannin dalam TCP (Teh Cair Pahit) dan TCM (Teh
Cair Manis) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
b. Pengujian kadar gula dalam larutan gula (syrup) dan Teh Cair
Manis (TCM) dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
c. Pengujian kesadahan pada larutan gula (syrup), air sumur
(reservoir), air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air
kondensat, air boiler 1 dan air boiler 2.
d. Pengujian Cl2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air carbon
dan air softener.
e. Pengujian pH pada Teh Cair Manis (TCM), air sumur (reservoir),
air sand filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat,
air boiler 1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh
Botol Sosro).
9

f. Pengujian alkalinitas pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.
g. Pengujian kadar klorida pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener, feed water, air boiler 1 dan air boiler 2.
h. Pengujian kadar NO2 pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
i. Pengujian kadar CN- pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
j. Pengujian kadar NH4+ pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
k. Pengujian kadar Fe pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener, feed water, air boiler 1, air boiler 2.
l. Pengujian kadar Mn pada air sumur (reservoir), air sand filter, air
carbon dan air softener.
m. Pengujian konduktivitas pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler 1 dan
air boiler 2.
n. Pengujian turbidity (NTU) pada air sumur (reservoir), air sand
filter, air carbon, air softener, feed water, air kondensat, air boiler
1, air boiler 2 dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol Sosro).
o. Pengujian kadar SO32- pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
p. Pengujian kadar Silika pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
q. Pengujian warna (Hazen) pada air sumur (reservoir), air sand filter,
air carbon, air softener dan sample inkubasi (produk jadi Teh Botol
Sosro).
r. Pengujian kadar PO43- pada feed water, air kondensat, air boiler 1
dan air boiler 2.
s. Pengujian secara fisik dari sample inkubasi (produk jadi Teh Botol
Sosro) berupa ukuran crown crimp dan head space.
10

t. Pengujian secara organoleptik dari sample inkubasi (produk jadi


Teh Botol Sosro) berupa warna, kejernihan, aroma dan volume.

3. Mikrobiologi
Di bagian mikrobiologi, dilakukan pengawasan terhadap produk jadi
untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar terjamin
higienitasnya dari berbagai kuman dan penyakit. Karena produk yang
dihasilkan berupa produk minuman kemasan botol & tetra siap saji maka
peranan bagian ini sangatlah penting bagi konsumen. Berikut ini merupakan
beberapa pengujian yang dilakukan terhadap produk Sosro :
a. Uji keberadan mikroba dengan menggunakan media Nutrient Agar.
b. Uji bakteri coli (Eschericia Coli) dengan menggunakan media Mac
Conkey Broth.
c. Uji keberadaan jamur / kapang dengan menggunakan media Yeast
Extract Agar.

Jika pada sample inkubasi produk Sosro terdapat bakteri atau jamur,
maka bagian ini akan memberitahu bagian-bagian lainnya untuk
mengantisipasi turunnya produk ke tangan konsumen.

4. Field Inspector
Bagian field inspector mempunyai andil yang cukup besar selama proses
bottling produk Sosro, karena di sini mutu dari produk di saat-saat proses
produksi akan dijaga secara ketat oleh petugas lapangan. Apabila terjadi
kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada proses pembottlingan maka
petugas lapangan akan segera berkoordinasi dengan bagian analis untuk
mencari tahu penyebabnya sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian
yang terlalu besar. Beberapa kegiatan pengawasan yang dilaksanakan field
inspector sebagai berikut :
a. Pemeriksaan suhu Teh Cair Manis (TCM) di bagian pasteurisasi
dan filterisasi.
11

b. Pemeriksaan suhu air bilasan botol (warm water1, warm water 2,


cold water).
c. Pemeriksaan kadar caustic (larutan NaOH) pada mesin bottle
washer.
d. Pemeriksaan kadar caustic (larutan NaOH) pada botol yang telah
dibilas.
e. Pemeriksaan suhu produk jadi Teh Botol Sosro.
f. Pemeriksaan printing coding pada produk jadi Teh Botol Sosro.
g. Pemeriksaan ukuran crown cork pada produk jadi Sosro.
h. Pemeriksaan kepekaan dari mesin Empty Bottle Inspetion (EBI).
i. Pemeriksaan sanitasi pada bagian pasteurisasi, filterisasi serta
kitchen.

5. Proses Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment


Process/WWTP)
Bagian WWTP memiliki andil yang cukup besar dalam melestarikan
lingkungan organic di sekitar wilayah pabrik Sosro, Cibitung. Dengan adanya
ini, maka jumlah dari toksisitas limbah yang dihasilkan dapat diturunkan
hingga batas senormal mungkin. Dengan menggunakan system pengolahan
limbah secara anaerobic dapat dihasilkan air yang dapat digunakan untuk
menyiram tanaman serta mengisi kolam ikan. Dalam prosesnya, penguji
melakukan pengujian terhadap hasil olahan air limbah, dengan rincian
berikut :
a. Di bagian sump-pit berupa temperature, pH dan water level
control.
b. Di bagian equalisasi berupa temperature, pH, VFA (Volatile Fatty
Acid/ Asam Lemak Bebas) dan COD (Chemical Oxygen Demand).
c. Di bagian MUR (Methane) berupa temperature, pH, VFA (Volatile
Fatty Acid/ Asam Lemak Bebas) dan COD (Chemical Oxygen
Demand).
12

d. Di bagian aerasi berupa sludge, DO (Dissolved Oxygen), TSS dan


VSS.
e. Di bagian clarifier berupa temperature, pH dan COD (Chemical
Oxygen Demand).

6. Below Standard & Karantina


Di bagian ini, produk jadi Sosro yang bermasalah akan diseleksi yang
kemudian akan dikarantina. Pegujian terhadap produk hanya dilakukan pada
sejumlah produk yang bermasalah saja. Jika masalah pada produk tersebut
belum terlalu fatal maka produk jadi itu akan direcycling.
Beberapa macam penyimpangan yang terjadi pada produk Sosro yang
mengakibatkan produk tersebut ditempatkan di bagian ini antara lain:
a. Produk basi namun warnanya masih normal. Ciri – cirinya
adalah warna standar, berjamur, pH di bawah standar dan hasil test
mikro melebihi standar.
b. Produk basi disertai perubahan warna. Ciri – cirinya adalah
warna pucat, keruh, mengendap, pH di bawah standar dan hasil test
mikro melebihi standar.
c. Produk pecah di bagian tutupnya maupun badan botol.
d. Volume produk yang kurang
e. Adanya benda asing di dalam produk termasuk kerak teh.
f. Produk Teh Botol Sosro di dalam kemasan botol asing ( selain
botol standar Sosro ).
g. Tutup botol produk yang miring, berkarat ataupun bekas
dibuka.
h. Produk yang kosong namun tertutup.
i. Produk yang telah kadaluarsa.
13

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Bermacam – macam zat kimia seperti ozon (O3), klor (Cl2), klordioksida
(ClO2) dan proses fisik seperti penyinaran dengan sinar ultra violet, pemanasan,
dan sebagainya digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam – macam zat itu,
klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan mempunyai
daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor).
Selain membunuh bakteri dan mikroorganisme, klor juga mampu
mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+ Fe 3+, Mn 2+ Mn 3+ , dan
memecah molekul organis seperti warna. Selama prose situ, klor sendiri direduksi
sampai menjadi (Cl-) klorida yang tidak mempunyai daya desinfeksi. Di samping
itu, klor juga bereaksi terhadap amoniak.
Klor berasal dari gas klor Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 kaporit atau larutan HOCl
(asam hipoklorik). Breakpoint chlorination adalah jumlah klor yang dibutuhkan
sehingga:
• Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi
• Amoniak hilang sebagai gas N2
• Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu
utuk pembasmian kuman.

Reaksinya :
Cl2 + H2O ↔ H+ + Cl- + HOCl
HOCl ↔ OCl- + H+
Asam hipoklorit yang tidak terpecah adalah zat pembasmi yang paling efisien
bagi bakteri.
14

BAB IV
PENGUJIAN SAMPEL

A. Prinsip
Dalam keadaan asam, NaOCl akan melepaskan klor aktif kemudian klor
yang terbentuk mengoksidasi KI menjadi I2. I2 yang terbentuk dititrasi
terhadap Na2S2O3. Sisa I2 akan bereaksi terhadap Amylum membenuk Iod’
Amylum.

B. Reaksi
NaOCl + H2SO4 Na2SO4 + H2O + Cl2
CL2 + 2 KI 2 KCl + I2
I2 + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6
~ I2 + Amylum Iod’Amylum

C. Teknik Sampling
Contoh diambil dari drum secukupnya dengan menggunakan botol
sample. Tempat pengambilan sample ditutup kembali dengan baik.

D. Persiapan Reagen
Sebelum menganalisa, beberapa reagen yang dipersiapkan antara lain :
1. Larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N
a. Ditimbang 24,818 gram Na2S2O3. 5 H2O p.a dengan menggunakan
kaca arloji.
b. Dimasukkan zat tersebut ke dalam Labu Ukur 1000 ml,
ditambahkan Aquadest bebas CO2 dan homogenkan.
c. Jika sudah terlarut sempurna, larutan dibakukan dengan cara
sebagai berikut :
15

d. Ditimbang gram K2Cr2O7, lalu masukkan ke dalam erlemeyer,


ditambahkan 50 ml aquadest bebas CO2, lalu dihomogenkan.
e. Ditambahkan 1 ml HCl 37 %, 10 ml KI 10 % ke dalam erlemeyer.
f. Larutan dititrasi terhadap larutan baku primer Na2S2O3 0,1 N
hingga terjadi perubahan warna dari coklat menjadi hijau.
g. Ditambahkan 3 tetes amylum ke dalam erlemeyer, dititrasi kembali
hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi hijau jernih.
h. (Pembakuan Natrium Tio Sulfat dilakukan 2 bulan sekali).
2. Larutan H2SO4 4 N
a. Kedalam Labu Ukur 100 ml, dimasukkan 50 ml aquadest bebas
CO2 dan 11,1 ml H2SO4 95-97 % (secara perlahan-lahan lewat
dinding labu).
b. Lalu, di tandabataskan dengan aquadest bebas CO2 dan
dihomogenkan.
3. Larutan KI 10 %
a.Ditimbang 50 gram KI, lalu dimasukkan ke dalam Beaker Glass
600 ml.
b. Ditambahkan aquadest hingga beratnya 500 gram, lalu
dihomogenkan.
4. Larutan indicator amylum 2,5 %
a.Ditimbang 2,5 gram Starke Losclich, lalu dimasukkan ke dalam
Beaker Glass 600 ml.
b. Ditambahkan aquadest dingin sebanyak 10 ml, lalu
dihomogenkan.
c.Lalu, ditambahkan aquadest panas hingga 100 ml, dididihkan dan
ditutup.

E. Alat-Alat
Peralatan yang digunakan dalam penetapan kadar ini mulai dari proses
sampling hingga proses analisis, yaitu :
Pipet Volume 5 ml Labu Ukur 100 ml
16

Pipet Tetes Masker


Erlemyer 250 ml Vinnyl Gloves
Buret Safety Glass
Botol sample kaporit Piknometer

F. Cara Kerja

1. Penetapan Kadar Klorin


a. Dipipet 5 ml sample kaporit dalam Labu Ukur 100 ml kemudian
tanda bataskan dengan aquadest dan homogenkan.
b. Dipipet 10 ml larutan dari Labu Ukur 100 ml, dimasukkan ke
dalam erlemyer.
c. Ditambah 5 ml KI 10% dan 2 ml H2SO4 4N sehingga larutan
berwarna coklat kemerahan.
d. Lalu, larutan tersebut dititrasi terhadap Na2S2O3 0,1 N hingga
berwarna kuning muda.
e. 1 ml indicator amylum 2,5 % ditambahkan ke dalam erlemeyer,
dilanjutkan titrasi terhadap Na2S2O3 0,1 N hingga berwarna ungu
hilang (tak berwarna).

2. Penetapan BJ Kaporit
a. Ditimbang piknometer kosong beserta tutupnya
(dalam keadaan kering), sebut sebagai A gram.
b. Ditambahkan sample kaporit cair ke piknometer
tersebut. (Bagian dinding luar dibersihkan dengan air secara hati-
hati & dilap dengan tissue).
c. Bobot piknometer ditimbang secara hati-hati.
(Anggap sebagai B gram).
d. Di catat volume tertulis pada piknometer. (Anggap
sebagai C gram).
17

G. Perhitungan
1. Pembakuan bobot Na2S2O3. 5 H2O
Mol Na2S2O3 = mol K2Cr2O7
= g K2Cr2O7
Mr K2Cr2O7

Grek Na2S2O3 = grek K2Cr2O7


= mol K2Cr2O7
BE K2Cr2O7

Normalitas Na2S2O3 = grek Na2S2O3


ml Na2S2O3

2. Penetapan Kadar Klorin


Kadar Cl2 = Vol. Na2S2O3 x N Na2S2O3 x FP x 35,5 x 100 %
Vol. sample x BJ x 1000

3. Penetapan BJ Kaporit
BJ = B-A
C
18

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembakuan Na2S2O3. 5 H2O


Bobot Volume Perubahan Warna
Sebelum Setelah Titik
K2Cr2O7 Na2S2O3
Titik Akhir Akhir
52,3 mg 10,84 ml Ungu violet Tak berwarna
54,8 mg 11,34 ml Ungu violet Tak berwarna

Normalitas ( I ) Na2S2O3 :

mmol Na2S2O3 = mmol K2Cr2O7


= mg K2Cr2O7
Mr K2Cr2O7
= 52,3 mg
294,19 g/mol
= 0,1778 mmol

mgrek Na2S2O3 = mgrek K2Cr2O7


= mmol K2Cr2O7
BE K2Cr2O7
= 0,1778 mmol
1/6
= 1,0667 mgrek

Normalitas Na2S2O3 = mgrek Na2S2O3


ml Na2S2O3
= 1,0667 mgrek
10,84 ml
= 0,0984 N
19

Normalitas (II) Na2S2O3 :

mmol Na2S2O3 = mmol K2Cr2O7


= mg K2Cr2O7
Mr K2Cr2O7
= 54,8 mg
294,19 g/mol
= 0,1863 mmol

mgrek Na2S2O3 = mgrek K2Cr2O7


= mmol K2Cr2O7
BE K2Cr2O7
= 0, 1863 mmol
1/6
= 1,1176 mgrek

Normalitas Na2S2O3 = mgrek Na2S2O3


ml Na2S2O3
= 1,1176 mgrek
11,34 ml
= 0,0986 N

Normalitas Na2S2O3 rata-rata = N (I) Na2S2O3 + N (II) Na2S2O3


2
= 0,0984 N + 0,0986 N
2
= 0,0985 N
20

B. Penetapan Kadar Klorin


Kadar Cl2 = Vol. Na2S2O3 x N Na2S2O3 x FP x 35,5 x 100 %
Vol. sample x BJ x 1000
= 18,2 ml x 0,0985 N x 20 x 35,5 x 100 %
10 x 1,18442 x 1000
= 10,749 %

C. Penetapan BJ Kaporit
BJ = B-A
C
= 50,3051 gram – 20,3795 gram
25,266 gram
= 1,18442
21

BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, kita dapat mengetahui bahwa kadar
klorin pada sample NaOCl milik Incoming Material adalah 10,749% sedangkan
BJ-nya adalah 1,1842.

B. SARAN
1. Sebaiknya para karyawan selalu memperhatikan kesehatan
dan keselamatannya selama bekerja.
2. Suasana kerjasama & kekeluargaan selama bekerja harus
lebih ditingkatkan lagi.
3. Masih dibutuhkannya kesadaran bagi para karyawan untuk
selalu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap selama bekerja.
4. Disiplin waktu serta tanggung jawab terhadap peralatan
kerja sebaiknya selalu diperhatikan.

You might also like