Professional Documents
Culture Documents
Persamaan Akuntansi
dan Pencatatan Akuntansi
1. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi adalah hubungan unsur harta, utang dan modal. Hubungan
ketiga unsur itu disebut posisi keuangan dalam sebuah perusahaan.
- Harta atau aktiva; kekayaan (aset) yang dimiliki perusahaan yang diukur dengan
uang. Bisa berupa uang tunai, piutang dagang, persediaan barang, peralatan
kantor, peralatan lainnya, suply kantor, tagihan-tagihan, atau barang (tanah,
gedung, peralatan dsb).
- Utang atau kewajiban; sejumlah nilai yang harus dilunasi kepada pihak lain pada
periode akuntansi berikutnya. Misal sumber dana atau modal perusahaan dari
kreditor.
- Modal; kekayaan sendiri (pemilik) yang diinvestasikan pada perusahaan, atau
hak si pemilik atas harta perusahaan. Besarnya: selisih aktiva dan kewajiban.
Dalam perusahaan, jumlah harta yang dimiliki selalu sama dengan hak atas
harta itu (yang dalam akuntansi disebut modal). Maka
HARTA = MODAL
Bila perusahaan meminjam uang dari pihak lain untuk membeli asset bagi
perusahaan, atau membelinya dengan kredit, maka
HARTA = UTANG + MODAL
Pihak yang memberi pinjaman atau menjual dengan kredit disebut KREDITUR.
Hak kreditur atas harta perusahaan, di dalam akuntansi disebut UTANG
(LIABILITIES).
Akibat transaksi dalam akuntansi
- Investasi pemilik dalam perusahaannya; menambah harta, dan menambah
modal.
- Pengambilan pemilik dari perusahaan untuk keperluan proyek; mengurangi
harta, dan mengurangi modal.
- Membayar beban usaha; mengurangi harta lazimnya kas, dan mengurangi
modal
- Menerima pendapatan usaha; menambah harta, dan menambah modal.
- Membayar utang; mengurangi harta lazimnya kas, dan mengurangi utang.
- Menerima piutang; menambah harta kas, dan mengurangi piutang.
- Menjual tunai barang atau jasa; menambah harta kas, dan menambah modal.
Contoh:
07 Januari 2007 Armen memulai perusahaan angkutan taksi ”Armada” di Jakarta.
Sebagai modal pertama dinvestasikan berupa:
Uang tunai Rp. 75.000.000
Peralatan kantor Rp. 15.000.000
Mobil Rp. 250.000.000
Gedung kantor Rp. 100.000.000
Selama bulan Januari 2007 terjadi transaksi sbb:
9 Januari beli tunai suplai kantor Rp. 1.200.000
10 Januari bayar beban reparasi Rp. 700.000
11 Januari diterima setoran supir Rp. 3.000.000
15 Januari dimabil untuk keperluan pribadi Armen
Uang tunai Rp. 1.500.000
18 Januari dibeli dengan kredit suplai kendaraan Rp. 800.000
20 Januari setoran 4 orang supir belum diterima sebesar
Rp. 3.000.000. mereka janji akan membayar
1 bln berikut
25 Januari bayar beban pemeliharaan Rp. 500.000
8
2nd
2. Pencatatan Akuntansi
Setiap transaksi perusahaan dapat dianalisa dan dicatat berdasarkan efeknya
terhadap persamaan akuntansi. Sehingga terlihat transaksi mana sebagai
penambah atau pengurang atas jenis harta, utang atau modal. Cara ini kurang
praktis untuk perusahaan menengah dan besar, karena:
- Membutuhkan kertas yang lebar dan panjang.
- Risiko salah karena keras lebar dan panjang.
- Tidak dapat memperoleh informasi pada saat dibutuhkan.
- Tidak dapat menyusun laporan keuangan tanpa mengadakan catatan tersendiri
untuk tiap jenis harta, utang, modal, pendapatan dan biaya.
Untuk mengatasi itu disediakan satu formulir tempat pencatatan penambahan dan
pengurangan masing-masing jenis harta, utang, modal, pendapatan dan beban
yang disebut ”perkiraan” atau ”rekening” atau ”account”. Kumpulan semua perkiraan
dalam perusahaan disebut ”buku besar” atau ”ledger”.
Setiap transaksi dalam perusahaan harus ditulis dalam bukti berupa
kwitansi, faktur, dsb. Semua bukti ini bisa langsung dicatat dalam perkiraan buku
besar. Tapi untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam mencatat bukti ke
dalam buku besar, maka bukti penerimaan dan pengeluaran itu harus dicatat dulu
dalam ”jurnal umum” atau ”buku harian”.
a. Perkiraan (account)
Ada beberapa macam bentuk perkiraan dalam buku besar:
- Bentuk perkiraan sederhana disebut bentuk “T” karena bentuknya seperti T
- Bentuk horizontal
- Bentuk saldo
Tiap perkiraan harus mempunyai bagian:
- Nama dan nomor perkiraan yang menjelaskan jenis harta, utang, modal,
pendapatan atau beban.
- Sisi kiri tempat mencatat perubahan yang disebut ”debit”
- Sisi kanan tempat mencatat perubahan yang disebut ”kredit”
Contoh perkiraan sederhana:
No.:
Jika angka dicatat di kiri tanpa memandang nama perkiraannya, maka disebut
perkiraan di debit, sedangkan pencatatan angka di sisi kanan perkiraan disebut
kredit
Sistem akuntansi berpasangan
Harta = Utang + Modal + Pendapatan - Beban
usaha
(+) (-) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (+) (-)
Pada akhir periode akuntansi tiap perkiraan diadakan penjumlahan sementara baik
debti maupun kredit. Selisih jumlah angka debit dan kredit tiap perkiraan
menunjukkan:
- Angka positif (debit > kredit atau sebaliknya).
- Paling kecil selisih debit dan kredit nol (jumlah angka debit = jumlah angka
kredit).
Lazimnya:
- Perkiraan harta, debit > kredit, paling kecil selisih debit dan kredit nol.
- Perkiraan utang, kredit > debit, paling kecil selisih debit dan kredit nol.
- Perkiraan modal, jumlah kredit > debit.
- Perkiraan “pengambilan prive”, jumlah debit > kredit.
- Perkiraan “beban”, jumlah debit > kredit.
- Perkiraan “pendapatan”, jumlah kredit > debit.
Karena dalam perusahaan sangat banyak perkiraan, perlu diadakan penggolongan
sistematis dengan memberi nomor. Hal yang perlu diperhatikan dalam penomeran:
- Nomor atau kode perkiraan untuk tiap perusahaan tidak selalu sama,
tergantung kebutuhan dan keinginan perusahaan.
- Umumnya pemberian kode adlah dengan angka.
- Kelompok utama dalam struktur perkiraan, umumnya ditulis pada angka di
bagian depan, kemudian, berturut-turut untuk sub kelompok paling kecil.
- Penggunaan kode dengan angka dapat meliputi 2 angka atau lebih.
- Pemberian nomor dilakukan sbb:
b. Jurnal Umum
Sebagai tempat pertama pencatatan bukti-bukti pembukuan adalah jurnal umum.
Disini ditentukan perkiraan yang harus di debit dan yang harus di kredit serta
keterangan singkat atas transaksi. Sehingga dapat digunakan sebagai sumber
informasi bila diperlukan sewaktu-waktu.
Bentuk jurnal umum
Keterangan:
Tanggal:
Contoh:
Pada tanggal 1 Januari 2007 Andriyanto memulai usaha. Sebagai modal pertama
diinvestasikan Uang tunai = Rp. 50.000.000,- dan Peralatan kantor = Rp.
10.000.000,-. Selama bulan Januari terjadi transaksi:
Jan 02 beli tunai suplai Rp. 3.000.000,-
Jan 05 bayar sewa Rp. 5.000.000,-
Jan 08 terima pendapatan jasa atas usaha Rp.12.000.000.-
Jan 10 bayar beban gaji 2 minggu Rp. 1.500.000,-
Jan 15 beli dengan kredit peralatan kantor Rp. 6.000.000,-
Jumlah tsb dibayar tunai Rp. 2.000.000
Dan sisanya dibayar kemudian
Jan 20 bayar beban pemeliharaan Rp. 500.000,-
Jan 25 terima pendapatan jasa Rp.1.500.000,-
Jan 30 bayar gaji pegawai tengah bln terakhir Jan Rp. 2.000.000,-
Jurnal umum
Tanggal Perkiraan & keterangan Ref. Debet Kredit
Rp. Rp.
Jan 1 Kas 50.000.000
Peralatan kantor 10.000.000
Modal Andriyanto investasi 60.000.000
permulaan uang tunai
Rp. 50.000.000 dan peralatan
kantor
Rp. 10.000.000
Referensi:
- Simangunsong, A.O.; “Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan”; 1993.
- Muslim, E.; “Harga Pokok Produksi, Ikhtisar Rugi Laba, Neraca Dan Penilaian
Persediaan”, modul Fakultas Teknik UI, Jakarta, 1993.
- Matz, A., Milton F.U. and Lawrence H.H.; “Akuntansi Biaya, Perencanaan dan
Pengendalian”; 1992.