You are on page 1of 20

Kampiun 2008

__________________________________________________________________________________

ANALISIS FUNDAMENTAL DAN


HARGA WAJAR SAHAM
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk
DI BURSA EFEK INDONESIA

Materi Kampiun Individu 2008

N : Ruli Satya
ama Dharma
NIK : 790027
Divis : Enterprise
i Service

--1--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

LATAR BELAKANG

Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana


untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan
suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara
menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik
pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana
pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu
perusahaan. Perusahaan yang telah mendaftarkan dirinya di pasar modal
disebut emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber
dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten
pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan
pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah pasar modal di Indonesia yang
saat ini melakukan aktivitas jual beli berbagai instrumen keuangan jangka
panjang (sekuritas) berupa saham atau dalam bentuk hutang (obligasi).
Sejak tahun 1995 tepatnya bulan nopember Telkom melakukan Initial
Public Offering (IPO) di bursa efek Jakarta (dahulu sebelum namanya
berubah menjadi Bursa Efek Indonesia). Dan sejak itulah Telkom dikenal olah
masyarakat luas sebagai perusahaan yang telah go public.
Sampai dengan Desember 2007 Telkom dengan kode emiten TLKM
adalah pemilik kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Nilai kapitalisasi pasar
dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar di pasar modal
dengan harga sekarang dari saham tersebut.
Seorang investor akan memperhitungkan banyak faktor dalam
berinvestasi di pasar modal. Banyak cara yang dilakukan para investor untuk
menghitung perolehan (return) dan risiko (risk) sebelum menentukan saham-
saham mana saja yang akan dipilih sebagai portofolionya. Di dunia investasi
pasar modal ada dua pendekatan yang sangat populer dalam penilaian
sekuritas (baca:saham), yaitu analisis fundamental (fundamental approach)
dan analisis teknikal (technical approach).

--2--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham yang


mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan
sebagai langkah penilaian saham perusahaan. Asumsi yang digunakan
adalah harga saham yang terjadi merupakan refleksi dari informasi mengenai
saham tertentu. Hal ini terjadi apabila efisiensi pasar modal sekurang-
kurangnya dalam bentuk setengah kuat. Para investor yang mengambil
keputusan berdasarkan faktor fundamental ini biasanya cenderung lebih
senang menghindari risiko (risk averse). Dalam analisis fundamental ini
informasi-informasi yang diperlukan adalah indikator-indikator makroekonomi
negara serta analisis terhadap kondisi industri terkait yang biasanya
menggunakan metode analisis keunggulan kompetitif yang dikembangkan
oleh Michael Porter (1980).
Sedangkan analisis teknikal merupakan teknik analisis saham yang
dilakukan dengan menggunakan data historis mengenai perkembangan harga
saham dan volume perdagangan saham dalam pola grafik. dan kemudian
digunakan sebagai model pengambilan keputusan. Penawaran dan
permintaan akan digunakan untuk memprediksi tingkat harga mendatang dan
pergerakannya.
Adapun pada tulisan ini, analisis yang digunakan untuk melakukan
penilaian saham TLKM adalah melalui pendekatan analisis fundamental
(fundamental approach).
Tujuan dari tulisan ini adalah :
1. Melakukan analisis terhadap fundamental Telkom (TLKM) di pasar
modal sehingga dapat diketahui seberapa rentan TLKM terhadap
perubahan kondisi makroekonomi Indonesia.
2. Menentukan nilai intrinsik (harga wajar) saham Telkom (TLKM)
yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia, agar dapat ditarik
kesimpulan apakah harga saham yang diperjualbelikan di pasar
saat ini dihargai terlalu rendah, dihargai terlalu tinggi atau bahkan
sudah dalam kondisi seimbang antara harga wajarnya dengan
harga di pasar.

--3--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Di akhir tahun 2007 saham TLKM adalah dihargai oleh pasar senilai
Rp 10.150,- per lembar saham. Sedangkan saat ini (19/08/2008) harga
saham TLKM adalah seharga Rp 7.350,- per lembar saham. Secara kasat
mata dapat kita lihat perbedaan yang sangat besar sekali antara harga saham
TLKM delapan bulan yang lalu dengan harga saham TLKM saat ini. Apakah
faktor fundamental TLKM kurang begitu baik atau fenomena ini hanyalah
kondisi sesaat sebelum harga saham TLKM kembali ke posisi wajarnya.
Kalau begitu berapakah harga wajar saham TLKM sebenarnya?. Di akhir
tulisan ini jawaban dari pertanyaan di atas akan kita temukan.

--4--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

FORMULASI PERMASALAHAN

Permasalahan
Sejak tahun 2006 hingga tahun 2008 harga saham TLKM berfluktuasi.
Range harga saham TLKM berkisar antara harga Rp 6.000-12.000. Direktur
utama PT Telkom dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa saat ini
saham Telkom di pasar modal sedang mengalami penurunan harga sebagai
akibat dari perang tarif antar operator. Bahkan direncanakan Telkom akan
segera melakukan pembelian kembali saham-saham yang sudah dijual di
pasar modal yang bertujuan untuk mendongkrak harga saham TLKM. Selain
itu juga agar menarik minat investor untuk membeli saham TLKM.
Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengetahui seberapa kuat
pondasi fundamental perusahaan ini.
Pada akhir dari tulisan ini kita akan dapat mengetahui berapa
sesungguhnya harga wajar saham Telkom di bursa efek.

Historical PriceTLKM

14000
12000

10000
Rupiah

8000

6000
4000

2000
0

Date

Grafik Historical Price Saham TLKM di BEI


Sumber : www.finance.yahoo.com

Tinjauan Literatur
Menurut Bodie, Kane dan Marcus dalam bukunya Investments
(McGraw-Hill 2007) analisis sekuritas dengan pendekatan anailisis
fundamnetal dimulai dengan melakukan analisis terhadap indikator-indikator

--5--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

makroekonomi domestik. Indikator-indikator makroekonomi diantaranya


adalah variabel-variabel dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam versi
ekonomi global dikenal dengan istilah Gross Domestic Product (GDP) adalah
ukuran produksi total barang dan jasa di dalam suatu perekonomian. Tingkat
pengangguran adalah salah satu indikator yang juga harus diamati.
Selanjutnya tingkat inflasi juga diyakini akan memberikan dampak bagi sektor
industri. Kemudian masih menurut Bodie, tingkat suku bunga juga salah satu
inidikator makroekonomi yang tidak dapat diabaikan dalam melakukan
penilaian sekuritas.
Setelah melakukan analisis makroekonomi domestik, analisis
fundamental dilanjutkan dengan melakukan analisis pada sektor industri
dimana emiten tersebut berada. Karena kita melakukan penilaian saham
TLKM maka industri yang harus dianalisis adalah sektor industri
telekomunikasi. Seberapa besar pengaruh makroekonomi terhadap industri
ini serta bagaimana proyeksi sektor telekomunikasi di tahun-tahun
mendatang. Salah satu metode pendekatannya adalah dengan menggunakan
analisis keunggulan kompetitif yang dikembangkan oleh Michael Porter
(1980).
Untuk menghitung harga wajar saham TLKM menggunakan metode
discounted cash flow dengan pendekatan Financial Cash Flow to Equity
(FCFE) 2 tahap.

Metode Penelitian
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, tulisan ini diawali dengan
meneliti atau mengamati perkembangan sektor telekomunikasi dan melihat
apakah terpengaruh dengan kondisi makroekonomi Indonesia.
Sedangkan untuk menghitung nilai intrinsik saham TLKM dengan
adalah dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow dengan
pendekatan Free Cash Flow to Equity (FCFE - 2 stage).
Untuk investasi tanpa risiko menggunakan T-Bond Rate Amerika
Serikat pada tahun 2007 yaitu sebesar 4,02%. Sedangkan risk premium (RM-

--6--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Rf) sebesar 9,29% yang berasal dari 4.79% ditambah 4,5% country risk
Indonesia.
Sedangkan Beta (β) saham TLKM bersumber dari
www.damodaran.com untuk data-data emerging market. Nilai beta Telkom
adalah 1.48.
Discount rate (r) yang diperoleh agar dapat digunakan untuk meneliti
saham-saham yang listing di BEI harus dikalikan dengan rasio inflasi
Indonesia (6,59%) dengan inflasi Amerika Serikat (4,08%).
Data-data pendukung lainnya untuk keperluan membuat pro forma
laporan keuangan untuk item-item tertentu saja sesuai kebutuhan perhitungan
nilai intrinsik saham (seperti tax rate, debt ratio, deb equity WACC, Sales
Growth dan profit margin)diperoleh dengan mengolah data Laporan
Keuangan TLKM dari tahun 2003 sampai dengan 2007.
Setelah semua data diolah dan dihitung maka dapat diambil
kesimpulan apakah saham TLKM saat ini dinilai terlalu rendah, terlalu tinggi
atau kondisi seimbang dengan membandingkan nilai intrinsik yang diperoleh
dengan harga saham di pasar.

Pedoman Analisis (Keputusan kapan saham dibeli dan kapan saham


dijual
berdasarkan Analisis Fundamental)
HASIL
KETERANGAN KEPUTUSAN
PERBANDINGAN
Harga Pasar Saham < Dihargai terlalu rendah Dibeli atau Ditahan
Nilai Intrinsik Sementara
Harga Pasar Saham > Dihargai terlalu tinggi Dijual
Nilai Intrinsik
Harga Pasar Saham = Kondisi Seimbang Jangan Melakukan
Nilai Intrinsik Transaksi
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

FCFEt FCFEn+1 1
Equity = ∑ +
( 1+ r) ( 1+ r ) ( 1+ r)
t t n
t =1

FCFEn+1
dimana : sebagai terminal value (TVn) atau discount rate pada n tahun
(1+ r)
t

Dan FCFE diperoleh dari :


FCFE = NI + NCC - FCInv - WCInv + Net Borrowing

--7--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

PENYELESAIAN MASALAH

Analisis Makroekonomi Indonesia


Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2006, bahkan merupakan pencapaian tingkat
pertumbuhan tertinggi pascakrisis. Secara keseluruhan perekonomian
berkembang menuju kondisi yang lebih baik meskipun masih dihadapkan
pada sejumlah permasalahan yang bersumber baik dari sisi global maupun
domestik. Dari sisi eksternal, dampak lonjakan harga minyak dan krisis
subprime mortgage di AS dapat diminimalkan sehingga stabilitas nilai tukar
rupiah, inflasi, dan defisit fiskal tetap terjaga. Terciptanya stabilitas
makroekonomi di dalam negeri serta perbaikan daya beli masyarakat
memberikan landasan yang kokoh dan kondusif bagi penguatan pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2007. Setelah menurun menjadi 5,5% (yoy) pada tahun
2006, pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan pada tahun 2007 hingga
mencapai 6,3% (yoy).
Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang impresif
tercermin pada peningkatan pertumbuhan permintaan domestik serta relatif
tingginya ekspor. Pada paruh pertama tahun 2007, daya beli masyarakat,
yang menurun pada tahun 2006 pascakenaikan harga BBM tahun 2005,
berangsur membaik sehingga mendorong peningkatan konsumsi swasta.
Investasi yang sempat melambat sejalan dengan berkurangnya daya dorong
permintaan domestik, mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Ekspor di awal tahun masih tumbuh tinggididukung oleh permintaan dunia
dan harga internasional yang masih menarik, terutama untuk komoditas
berbasis sumber daya alam. Impor masih tumbuh tinggi sejalan dengan
perbaikan permintaan domestik dan ekspor. Pada paruh kedua, pulihnya daya
beli masyarakat telah mendorong konsumsi swasta tumbuh tinggi. Investasi
terus tumbuh dengan tren yang meningkat terutama bersumber dari
penguatan permintaan dalam negeri.
Dari sisi penawaran, hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan
yang lebih tinggi dibanding dengan tahun 2006. Perkembangan tersebut

--8--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

didukung oleh indikasi peningkatan utilisasi kapasitas produksi yang terjadi di


hampir semua sektor. Sektor-sektor yang tumbuh tinggi pada tahun 2007
adalah sektor-sektor nontradables yaitu sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, serta sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Sementara itu, sektor-sektor yang
merupakan penopang perekonomian seperti sektor industri pengolahan dan
sektor pertanian tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2006
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
persen
Rincian 2004 2005 2006 2007
Pertumbuhan (%)
Pertanian 2.8 2.7 3.4 3.5
Pertambangan dan -4.5 3.2 1.7 2.0
Penggalian
Industri Pengolahan 6.4 4.6 4.6 4.7
Listrik, Gas, dan Air Bersih 5.3 6.3 5.8 10.4
Bangunan 7.5 7.5 8.3 8.6
Perdagangan, Hotel dan 5.7 8.3 6.4 8.5
Restoran
Pengangkutan dan 13.4 12.8 14.4 14.4
Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan 7.7 6.7 5.5 8.0
Jasa
Jasa-jasa 5.4 5.2 6.2 6.6
PDB 5.0 5.7 5.5 6.3
Sumber : BPS (diolah)

Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 menurun seiring dengan


turunnya pengangguran. Secara tahunan jumlah penduduk miskin turun
menjadi 37,2 juta (16,6%) dibandingkan dengan 39,3 juta (17,8%) pada tahun
2006, atau turun sebesar 2,1 juta. Penurunan penduduk miskin terutama
terjadi di daerah pedesaan sebesar 1,2 juta orang sementara di perkotaan
berkurang 0,9 juta orang. Kondisi ini tidak terlepas dari pertumbuhan sektor
pertanian yang tinggi pada tahun laporan yang mampu menyerap tambahan
tenaga kerja di pedesaan sehingga pada gilirannya mampu menurunkan
angka kemiskinan di pedesaan tersebut.
Seiring dengan membaiknya berbagai indikator kesejahteraan di atas,
pendapatan per kapita tahun 2007 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007,
pendapatan mencapai $1.947,1 per kapita atau meningkat sekitar 15%
dibandingkan dengan tahun 2006. Meningkatnya pendapatan per kapita tidak
terlepas dari pesatnya pertumbuhan ekonomi secara nominal pada tahun

--9--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

2007 dan pertumbuhan penduduk yang moderat. Namun demikian, kondisi


distribusi pendapatan belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Pendapatan per Kapita
Tahun PDB Nominal PDB per
($ milliar) Kapita
($/orang)
2003 237.3 1,115.7
2004 256.7 1,116.6
2005 288.4 1,256.6
2006 369.4 1,662.6
2007 438.1 1,947.1
Sumber : BPS

Salah satu indikator makroekonomi adalah tingkat inflasi. Tingkat inflasi


tahun 2007 adalah sebesar 6,40%. Angka tersebut jauh lebih kecil
dibandingkan rata-rata tingkat inflasi tahun 2006 yang mencapai 13,33%.
Semakin turunnya tingkat inflasi menandakan bahwa daya beli masyarakat
semakin meningkat. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat maka
diharapkan bukan hanya kebutuhan sandang, pangan, papan saja yang
terpenuhi namun juga kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Indikator lain yang akan kita lihat adalah nilai tukar Rupiah terhadap
US Dollar. Sepanjang tahun 2007 nilai tukar rupiah relatif stabil pada kisaran
Rp 9100 – Rp 9300. Tentu saja hal ini menjadi sentimen positif bagi dunia
usaha. Nilai tukar yang stabil akan berdampak positif bagi sektor riil yang
masih mengimpor bahan baku dari luar negeri.
Dari indikator-indikator ekonomi di atas maka dapat kita simpulkan
bahwa Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi Indonesia sepanjang
tahun 2007 menunjukkan kinerja yang membaik. Hal ini tercermin dari
pencapaian pertumbuhan ekonomi tertinggi pascakrisis yang ditopang oleh
stabilitas makroekonomi yang semakin kokoh dan terjaga baik. Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh
tingginya pertumbuhan konsumsi masyarakat dan investasi seiring dengan
membaiknya daya beli masyarakat dan prospek ekonomi. Meskipun sedikit
melambat, ekspor tetap tumbuh tinggi di tengah ancaman perlambatan
ekonomi dunia sebagai akibat suprime morgage di AS dan lonjakan harga
minyak mentah dunia.

--10--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Analisis Industri Telekomunikasi Di Indonesia


Bisnis telekomunikasi memang bisnis yang menggiurkan. Secara total
pendapatan usaha para perusahaan elekomunikasi di Indonesia pada tahun
2007 mencapai 90 triliun rupiah. Meski saat ini operator telekomunikasi yang
beroperasi di Indonesia ada 10, sebenarnya pemain yang dominan hanya
tiga. Yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk dan PT
Excelcomindo Pratama Tbk (XL). Ketiga aperusahaan tersebut menguasai
lebih dari 90% pasar telekomunikasi di tanah air. Di bisnis seluler, PT
Telkomsel – anak perusahaan PT Telkom – menjadi yang terbesar dengan
menguasai 50 juta pelanggan atau lebih dari separuh pangsa seluler di
Indonesia.
Bagi Telkom, peranan Telkomsel sangat menopang usaha perseroan.
Pasalnya, dari keseluruhan pendapatan Telkom, sekitar 36% berasal dari
bisnis seluler. Di tahun-tahun mendatang Telkom sedang berusaha meng-
create generator revenue baru berupa peningkatan penjualan layanan akses
internet dengan brand Speedy serta Fixed Wireless Akses CDMA yang
dikenal dengan FLEXI.
Sementara antara Indosat dan XL sedang bersaing ketat untuk berada
di posisi kedua. Keduanya bila dilihat dari jumlah customer base sudah tidak
terlalu jauh bedanya. Indosat saat ini sekitar 25 juta pelanggan dan XL telah
mencapai angka 15 juta pelanggan.
Selain ketiga operator telekomunikasi di atas masih ada pemain-
pemain baru yang sangat berpotensi meramaikan bisnis telekomunikasi ini.
Salah satu yang mulai mencuri perhatian adalah PT Bakrie Telecom. Dengan
flag ship layanan CDMA Esia, PT Bakrie Telecom bisa mengambil keuntungan
dari ketatnya perang tarif bisnis seluler. Sedangkan operator-operator lainnya
yang masih tergolong baru masih harus berjuang membuktikan
kemampuannya untuk menarik minat customer beralih ke layanan mereka.
Karena bisnis ini tergolong mahal karena membutuhkan pembangunan

--11--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

infrastruktur yang berbiaya tinggi, maka diyakini oleh para pengamat cepat
atau lambat akan terjadi seleksi alam.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat serta diikuti
kemampuan daya beli yang juga ikut naik maka bisnis telekomunikasi di
Indonesia diyakini akan mampu terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.
Apalagi masih besarnya potensi pasar di negeri ini yang belum disentuh para
operator.

Analisis PT Telekomunikasi Indonesia Tbk


Secara garis besar kinerja keuangan Telkom selam 5 tahun terakhir ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Manajemen 2003 2004 2005 2006 2007
ROE (%) 35.16 36.49 34.32 39.21 38.1
ROA (%) 23.82 25.97 27.62 28.74 32.26
Profit Margin (%) 22.45 19.48 19.12 21.46 21.63
Op Profit Mrg (%) 44.17 42.97 41.07 42.1 44.54

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa saham TLKM secara
fundamental sangat kuat. ROE secara konsisten berada di atas angka 30%.
Ini berarti Telkom memiliki management yang cukup baik..
Selain itu Net profit margin berada di angka rata-rata 21%. Di tengah
persaingan yang sangat ketat di sektor telekomunikasi ternyata Telkom masih
mampu memperoleh margin sebesar ini.
Resiko 2003 2004 2005 2006 2007
DER 1.9 2.1 1.67 1.68 1.43
Quick Ratio 0.8 0.79 0.76 0.68 0.77
NTA/share 2241.6 2519.74 2861.44 3527.62 3950.32

Dari segi resiko, kita melihat dalam jangka panjang, TLKM mempunyai
komitmen yang cukup kuat menurunkan hutang-hutangnyanya. Dalam 5
tahun DER berkurang dari 1.9 ke 1.4.

--12--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

TLKM GROWTH
40% 38%

35% 31%
30% 26%
27%
25% 25%
25% 23% 23% 22% 22% 23% 22%
21% 21%
22%

20% 16%
18% 17%

15%
9%
10%
4%
5%
0%
Sales Op. Income Net Income CF
GROWTH 2004 2005 2006 2007 Average

Dari segi pertumbuhan, TLKM mengalami sedikit penurunan. Ini adalah


suatu hal yang harus kita waspadai. Rata-rata pertumbuhan TLKM selama 5
tahun terakhir adalah 22% untuk pendapatan dan laba bersihnya. Setelah
masa kejayaan pada tahun 2006, pertumbuhan melemah pada tahun 2007
yaitu hanya sekitar 16% dan 17%. Berdasarkan isu yang berkembang ini
sangat terkait dengan semakin gencarnya perang tarif antar operator.
Terutama operator seluler dimana Telkomsel sebagai anak perusahaan
menyumbang revenue lebih dari 36% per tahun ke Telkom. Selain itu adanya
perubahan tarif juga ditenggarai sebagai penyebab turunnya pendapatan
Telkom secara keseluruhan. Kedepan Telkom akan menggenjot pendapatan
dari layanan Broadband Speedy sebagai kontributor revenue. Selain itu
dengan selesainya migrasi frekuensi CDMA FLEXI di tahun 2007 diyakini
akan mampu memberikan konribusi yang lebih baik ke Telkom di tahun-tahun
mendatang.
Untuk lebih lengkap tentang laporan keuangan Telkom dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat di lampiran.

Perhitungan Nilai Intrinsik (harga wajar) saham Telkom


Dengan bantuan spreadsheet microsoft excell, kita akan gunakan
seluruh data yang berasal dari laporan keuangan selama 5 tahun terakhir
yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

--13--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Berikut ini adalah data yang berasal dari laporan keuangan dan
digunakan sebagai inputan dalam menghitung Free Cash Flow to Equity
(FCFE) Telkom.
2003 2004 2005 2006 2007 Average
Total Debt 15,315,675.00 16,616,319.00 13,733,193.00 15,612,437.00 15,999,797.00
Cost of debt 9% 8% 9% 8% 9% 8%
Tax rate 34% 33% 32% 32% 31% 32%
Debt ratio 30% 30% 22% 21% 19% 24%
Capex 9,007,186.00 8,568,862.00 12,106,930.00 16,336,628.00 15,056,802.00
Depreciation 24,373,204 29,991,732 37,550,896 45,536,760 54,937,372
Net Capex / sales -0.57 -0.63 -0.61 -0.57 -0.67 -61%
Working Capital -2,227,224.00 -2,473,108.00 -3,208,618.00 -6,614,893.00 -4,696,534.00
Cash 5,094,472.00 4,856,123.00 5,374,684.00 8,315,836.00 10,140,791.00
Net Working Capital / sales 0.27 0.22 0.21 0.29 0.25 25%
Sales 27,115,924.00 33,947,768.00 41,807,184.00 51,294,008.00 59,440,012.00
Sales growth 25% 23% 23% 16% 22%
Net Profit Margin 22% 19% 19% 21% 22% 21%

Selanjutnya untuk menghitung pro forma FCFE Telkom berikut ini


adalah beberapa asumsi yang digunakan :
Asumsi Keterangan TLKM
rf T-Bond rate USA 2007 4%
rm-rf Risk Market Premium (4.78%) + Country Risk Indonesia (4.5%) 9%
Beta sumber data : http:/ / www.damodaran.com 1.48
ke ke = (Rf + β*(Rm-Rf))*((1+6.59%)/ (1+4.08%) 24%
Kd Rata-rata 5 tahun Cost of Debt TLKM 8%
Shares Outstanding (millions) Saham TLKM beredar akhit tahun 2007 19915.26
Tax rate Rata-rata 5 tahun terakhir tax rate TLKM 32%
Debt Debt ratio rata-rata 5 tahun terakhir 24%
Equity 1-debt ratio 76%
WACC 19.66%
Sales Growth Rata-rata pertumbuhan sales 5 tahun terakhir 21.73%
Profit Margin Rata-rata net profit margin 5 tahun terakhir 20.83%

Dengan demikian dengan bantuan spreadsheet excell maka dapat kita


peroleh proforma FCFE serta nilai intrinsik saham TLKM seperti ditampilkan
pada tabel di bawah ini.
1 2 3 4 5
FCFE 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Net Income 15070303.29 18345080.19 22331466.12 27184093.71 32620912.45
Capex-Depreciation -44087273.38 -53667437.89 -65329372.14 -79525444.71 -95430533.65
Changes in non-cash WC 3182344.14 3873893.02 4715689.97 5740409.40 6431477.56
Net Borrowing -10013729.26 -12189706.39 -14838529.59 -18062942.06 -21787409.70
FCFE 45961503.27 55948918.68 68106618.71 82906186.95 99832558.84
Terminal Value 521934599.20
Total 45961503.27 55948918.68 68106618.71 82906186.95 621767158.04
PV 354395077.22 37015001.97 36287646.44 35574595.90 34875556.77 210642276.14

Price per share (Rp) 17,795.15

Hasil perhitungan harga wajar saham TLKM dengan metode FCFE 2


tahap adalah sebesar Rp 17.795,- per lembar saham.

--14--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

Dengan demikian harga saham TLKM saat ini di pasar (19/08/2008)


sebesar Rp 7.350,- per lembar saham adalah dihargai terlalu murah
dibandingkan denga harga wajar (nilai intrinsik) saham TLKM seharusnya.

--15--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Diakhir tulisan ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah go public sejak
tahun 1995 memiliki fundamental yang kuat. Ini dibuktikan dengan
baiknya rasio-rasio keuangan Telkom selama 5 tahun terakhir.
Pertumbuhan Telkom yang mengalami penurunan pada tahun 2007
harus disikapi dengan kewaspadaan. Antara lain dengan mencari
revenue generator baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan
perusahaan. Speedy dan FLEXI seharusnya bisa menjadi flagship
bagi Telkom dalam meraih revenue.
2. Harga wajar (instinsic value) saham TLKM ternyata berada pada
angka Rp 17.795,- per lembar saham. Ini berarti harga saham
saat ini yang hanya berada di kisaran Rp 7.350,- per lembar saham
masih berpotensi menguat. Jika ada yang berminat menjadi
investor saham TLKM maka sebaiknya segera membeli saham ini.
Dan apabila telah memiliki sejumlah saham TLKM maka sebaiknya
menunggu dan bersabar sampai harga saham TLKM berada pada
nilai intrinsiknya. Tentu saja saham TLKM sangat menjanjikan di
masa mendatang.

Saran
Selain kesimpulan di atas, penulis juga memberikan saran kepada
pembaca sebagai berikut :
1. Untuk menghasilkan analisis yang lebih mendalam maka dalam
bagi peneliti yang ingin menganalisa fundamental TLKM maka
sebaiknya membandingkan dengan kompetitor seperti Indosat dan
XL.

--16--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

2. Agar saham TLKM dapat kembali ke harga wajarnya atau paling


tidak untuk mendekati harga tersebut maka program buy back
saham TLKM oleh management harus segera dilakukan melalui
pengawasan yang ketat terhadap respon pasar.

--17--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

LAMPIRAN

Laporan Keuangan TELKOM 2003-2007


BALANCE SHEET
2003 2004 2005 2006 2007
ASSET
Current Asset
Cash & Equivalents 5,094,472.00 4,856,123.00 5,374,684.00 8,315,836.00 10,140,791.00
Short Term Investments 4,006.00 19,949.00 22,064.00 84,492.00 159,504.00
Cash & Short Term Investments 5,098,478.00 4,876,072.00 5,396,748.00 8,400,328.00 10,300,295.00
Accounts Receivable - Trade, Net 2,832,928.00 3,319,103.00 3,577,909.00 3,717,277.00 3,361,488.00
Receivables - Other 170,121.00 55,769.00 153,247.00 507,317.00 571,058.00
Total Receivables, Net 3,003,049.00 3,374,872.00 3,731,156.00 4,224,594.00 3,932,546.00
Total Inventory 154,003.00 203,085.00 220,327.00 213,329.00 211,441.00
Prepaid Expenses 641,977.00 705,297.00 796,782.00 1,075,719.00 1,455,093.00
Other Current Assets, Total 45,083.00 44,608.00 159,537.00 6,822.00 78,720.00
Total Current Assets 8,942,590.00 9,203,934.00 10,304,550.00 13,920,792.00 15,978,095.00
Fixed Asset
Property/Plant/Equipment, Total - Gross 59,453,384.00 70,062,960.00 83,743,544.00 100,769,456.00 116,106,352.00
Accumulated Depreciation, Total -24,373,204.00 -29,991,732.00 -37,550,896.00 -45,536,760.00 -54,937,372.00
Property/Plant/Equipment, Total - Net 35,080,180.00 40,071,228.00 46,192,648.00 55,232,696.00 61,168,980.00
Goodwill, Net 51,397.00 30,127.00 8,857.00 0.00 0.00
Intangibles, Net 5,092,653.00 5,381,298.00 4,484,415.00 4,436,605.00 3,387,128.00
Long Term Investments 130,106.00 82,613.00 101,400.00 89,197.00 113,993.00
Other Long Term Assets, Total 986,322.00 1,409,994.00 1,079,174.00 1,456,459.00 1,410,564.00
Total Fixed Asset 41,340,658.00 46,975,260.00 51,866,494.00 61,214,957.00 66,080,665.00
Total Assets 50,283,248.00 56,179,194.00 62,171,044.00 75,135,749.00 82,058,760.00

LIABILITIES & SHAREHOLDER'S EQUITY


LIABILITIES
Current Liabilities
Accounts Payable 3,767,332.00 4,254,550.00 5,295,674.00 6,917,953.00 6,904,934.00
Accrued Expenses 1,185,210.00 1,051,366.00 1,521,247.00 3,475,698.00 2,741,076.00
Notes Payable/Short Term Debt 37,642.00 1,101,633.00 173,800.00 687,990.00 573,669.00
Current Port. of LT Debt/Capital Leases 3,443,516.00 2,300,822.00 2,226,925.00 4,675,409.00 4,830,809.00
Other Current liabilities, Total 2,736,114.00 2,968,671.00 4,295,522.00 4,778,635.00 5,624,141.00
Total Current Liabilities 11,169,814.00 11,677,042.00 13,513,168.00 20,535,685.00 20,674,629.00
Long Term Debt
Long Term Debt 11,834,517.00 13,213,864.00 11,096,931.00 10,031,930.00 10,393,325.00
Capital Lease Obligations 0.00 0.00 235,537.00 217,108.00 201,994.00
Total Long Term Debt 11,834,517.00 13,213,864.00 11,332,468.00 10,249,038.00 10,595,319.00
Deferred Income Ta 3,546,770.00 2,927,567.00 2,391,810.00 2,665,397.00 3,034,100.00
Minority Interest 3,708,155.00 4,938,432.00 6,305,193.00 8,187,087.00 9,304,762.00
Other Liabilities, Total 2,711,116.00 5,294,251.00 5,336,004.00 5,429,849.00 4,701,371.00
Total Liabilities 32,970,372.00 38,051,156.00 38,878,643.00 47,067,056.00 48,310,181.00
Shareholder's Equity
Common Stock, Total 5,040,000.00 5,040,000.00 5,040,000.00 5,040,000.00 5,040,000.00
Additional Paid-In Capital 1,073,333.00 1,073,333.00 1,073,333.00 1,073,333.00 1,073,333.00
Retained Earnings (Accumulated Deficit) 17,877,988.00 18,686,900.00 16,470,968.00 22,105,438.00 28,915,008.00
Treasury Stock - Common 0.00 0.00 0.00 -952,211.00 -2,176,611.00
Unrealized Gain (Loss) 0.00 884 -748 8,869.00 11,237.00
Other Equity, Total -6,678,444.00 -6,673,081.00 708,848.00 793,264.00 885,612.00
Total Equity 17,312,877.00 18,128,036.00 23,292,401.00 28,068,693.00 33,748,579.00
Total Liabilities & Shareholders' Equity 50,283,249.00 56,179,192.00 62,171,044.00 75,135,749.00 82,058,760.00

Total Common Shares Outstanding 20,160.00 20,160.00 20,160.00 20,041.62 19,915.26

--18--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

INCOME STATEMENT
2003 2004 2005 2006 2007
Revenue 27,115,924.00 33,947,768.00 41,807,184.00 51,294,008.00 59,440,012.00
Cost of Revenue, Total 3,338,693.00 4,529,587.00 5,916,341.00 7,495,728.00 9,590,596.00
Gross Profit 23,777,231.00 29,418,181.00 35,890,843.00 43,798,280.00 49,849,416.00
Selling/General/Admin. Expenses, Total 7,021,771.00 8,391,742.00 10,453,227.00 13,026,696.00 13,831,703.00
Depreciation/Amortization 4,779,520.00 6,438,557.00 7,570,739.00 9,178,343.00 9,545,004.00
Unusual Expense (Income) 0.00 0.00 616,768.00 0.00 0.00
Other Operating Expenses, Total 0.00 0.00 79,359.00 0.00 0.00
Total Operating Expense 15,139,984.00 19,359,886.00 24,636,434.00 29,700,767.00 32,967,303.00
Operating Income 11,975,940.00 14,587,882.00 17,170,750.00 21,593,241.00 26,472,709.00
Interest Expense, Net Non-Operating -1,383,446.00 -1,270,136.00 -1,177,268.00 -1,286,354.00 -1,436,165.00
Interest/Invest Income - Non-Operating 494,964.00 -899,399.00 -161,242.00 1,484,693.00 230,526.00
Interest Income(Exp), Net Non-Operating -888,482.00 -2,169,535.00 -1,338,510.00 198,339.00 -1,205,639.00
Other, Net 364,338.00 331,050.00 409,184.00 202,025.00 328,584.00
Net Income Before Taxes 11,451,796.00 12,749,397.00 16,241,424.00 21,993,605.00 25,595,654.00
Provision for Income Taxes 3,861,090.00 4,178,526.00 5,183,887.00 7,039,927.00 7,927,823.00
Net Income After Taxes 7,590,706.00 8,570,871.00 11,057,537.00 14,953,678.00 17,667,831.00
Minority Interest -1,503,478.00 -1,956,301.00 -3,063,971.00 -3,948,101.00 -4,810,812.00
Net Income Before Extra. Items 6,087,228.00 6,614,570.00 7,993,566.00 11,005,577.00 12,857,019.00
NET INCOME 6,087,228.00 6,614,570.00 7,993,566.00 11,005,577.00 12,857,019.00

Income Available to Com Excl ExtraOrd 6,087,227.00 6,614,568.00 7,993,566.00 11,005,577.00 12,857,018.00
Income Available to Com Incl ExtraOrd 6,087,227.00 6,614,568.00 7,993,566.00 11,005,577.00 12,857,018.00
Basic Weighted Average Shares 20,160.00 20,160.00 20,160.00 20,114.51 19,961.72
Basic EPS Excluding Extraordinary Items 301.946 328.104 396.506 547.146 644.084
Basic EPS Including Extraordinary Items 301.946 328.104 396.506 547.146 644.084
Diluted Weighted Average Shares 20,160.00 20,160.00 20,160.00 20,114.51 19,961.72
Diluted EPS Excluding ExtraOrd Items 301.946 328.104 396.506 547.146 644.084
Diluted EPS Including ExtraOrd Items 301.946 328.104 396.506 547.146 644.084
DPS - Common Stock Primary Issue 165.58 158.085 144.902 267.501 303.205
Gross Dividends - Common Stock 3,338,109.00 3,186,991.00 2,921,227.00 5,371,107.00 6,047,448.00
Total Special Items 0.00 0.00 616,768.00 0.00 0.00
Normalized Income Before Taxes 11,451,795.00 12,749,395.00 16,858,192.00 21,993,604.00 25,595,652.00
Effect of Special Items on Income Taxe 0.00 0.00 196,858.00 0.00 0.00
Inc Tax Ex Impact of Sp Items 3,861,090.00 4,178,526.00 5,380,745.00 7,039,927.00 7,927,823.00
Normalized Income After Taxes 7,590,705.00 8,570,869.00 11,477,447.00 14,953,678.00 17,667,830.00
Normalized Inc. Avail to Com. 6,087,227.00 6,614,568.00 8,413,476.00 11,005,577.00 12,857,018.00
Basic Normalized EPS 301.946 328.104 417.335 547.146 644.084
Diluted Normalized EPS 301.946 328.104 417.335 547.146 644.084

CASH FLOW STATEMENT


2003 2004 2005 2006 2007
Cash Receipts 26,458,880.00 33,559,752.00 41,910,316.00 50,967,940.00 59,278,400.00
Cash Payments -8,861,797.00 -12,270,643.00 -14,954,742.00 -16,465,320.00 -23,612,680.00
Cash Taxes Paid -3,905,317.00 -4,132,359.00 -4,938,916.00 -7,175,681.00 -6,963,766.00
Changes in Working Capital 339,098.00 243,649.00 286,505.00 585,379.00 495,648.00
Cash from Operating Activities 12,852,532.00 16,051,480.00 21,102,680.00 26,695,188.00 27,727,272.00
Capital Expenditures -9,007,186.00 -8,568,862.00 -12,106,930.00 -16,336,628.00 -15,056,802.00
Other Investing Cash Flow Items, Total 1,701,324.00 -1,029,251.00 -105,783.00 -124,480.00 -82,061.00
Cash from Investing Activities -7,305,862.00 -9,598,113.00 -12,212,713.00 -16,461,108.00 -15,138,863.00
Financing Cash Flow Items -224,219.00 483,472.00 -1,790,477.00 -2,069,769.00 -4,693,137.00
Total Cash Dividends Paid -3,738,586.00 -3,811,591.00 -2,980,640.00 -5,371,102.00 -6,047,431.00
Issuance (Retirement) of Stock, Net 0.00 0.00 0 -952,211.00 -1,224,400.00
Issuance (Retirement) of Debt, Net -2,214,611.00 -3,576,746.00 -3,568,234.00 1,010,262.00 1,007,930.00
Cash from Financing Activities -6,177,416.00 -6,904,865.00 -8,339,351.00 -7,382,820.00 -10,957,038.00
Foreign Exchange Effects 26,148.00 213,149.00 -32,055.00 89,892.00 193,584.00
Net Change in Cash -604,598.00 -238,349.00 518,561.00 2,941,152.00 1,824,955.00

--19--
Kampiun 2008
__________________________________________________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

Body, Kane, Marcu, Investments, Mc Graw Hill, 2007.

Stow, Robinson, Pinto, McLeavy, Equity Asset Valuation, CFA Institute,


2002.

http://sahamfundamental.blogspot.com/

http://www.damodaran.com

--20--

You might also like