Professional Documents
Culture Documents
BAB I
GAMBARAN UMUM
tinja yang pernah dioperasikan sebelumnya, dimana sistem yang lama belum
ditch) yang dilengkapi rotor dan mempunyai kapasitas maksimum sebesar 100
m3/hari. Bangunan pengolahan ini telah beberapa kali mengalami perbaikan, dan
Hasil olahan IPLT baik air maupun lumpur dapat dikembalikan ke alam
menonjol adalah pada Solid Separation Chamber (SSC). Pada bak ini, Lumpur
tinja yang masuk kadar TSS-nya mencapai 2800 mg /l kemudian turun menjadi
Retribusi IPLT
tahun 1986 jo Peraturan Daerah no. 2 tahun 1990 jo Peraturan Daerah no. 16
tahun 1993 jo Peraturan Daerah no. 4 tahun 2000 sebesar Rp 3.750,00 /m 3. Biaya
tersebut ditarik melalui Dinas Pendapatan Daerah. Namun pada tahun 2005 ini
PENGUSAHA
Gambar 1.
Perijinan
Rekomendasi
WALIKOTA
BAGIAN
PEMERINTAHAN
DINAS KEBERSIHAN
&
DINAS KESEHATAN
PENGUSAHA
Collection
DINAS PENDAPATAN
DAERAH
Pelayanan
Informasi Penagihan
DINAS KEBERSIHAN
Kurang lebih 80% warga Kota Surabaya, termasuk fasilitas umum, sosial,
tahun mendatang hanya akan melayani Surabaya Timur yaitu wilayah sebelah
Timur Kalimas, sedangkan wilayah Surabaya Barat akan dilayani unit IPLT yang
BAB II
Berikut ini adalah diagram alir dari proses yang terjadi pada Instalasi
Badan Air
Penerima
Supernatan
/Efluent
Equalization
SSC OD Clarifier
Tank
Influent
Filtrat
Recycle Sludge
Sludge
Sump Well Sludge
SDA SDB
Filtrat Filtrat
Keterangan:
dalam bak Pemisah Lumpur (Solid Separation Chamber, SSC). Bak ini
dilengkapi oleh screen. Di dasar bak terdapat media berupa kerikil dan
ditampung pada sumur filtrat. Sehingga proses yang berlangsung pada bak
ini adalah proses filtrasi dan pengendapan zat padat (solid). Untuk lebih
2. Selanjutnya air resapan hasil filtrasi yaitu filtrat masuk ke dalam bak
batas pelimpah air (overflow), maka akan terjadi pula pelimpahan air
supernatan melalui gutter dan kemudian dialirkan melalui pintu air menuju
balancing tank.
oxidation ditch ini air limbah akan mengalami aerasi dan efluennya akan
sebagian lagi dibuang ke bak pengering lumpur (sludge drying bed). Air
hasil olahan clarifier ini berupa supernatan dan dapat dibuang langsung ke
5. Padatan yang terkumpul di SSC bila telah mencapai batas tertentu dan
pengering lumpur (sludge drying area). Dalam kolam ini akan terjadi
BAB III
EVALUASI
Kualitas Influen:
Q = 400 m3/hari
TSS = 3700 mg/L
BOD = 2800 mg/l
SSC ini berfungsi sebagai bak pengendap pertama. Dimana memiliki efisiensi
TSS = 60%
BOD = 35%
Kedalaman = 2,5 m
Panjang =8m
Lebar =5m
Perhitungan :
100m 3
td =
200m 3 / hari
= 0,5 hari
Oxidation Ditch
c = 10 hari
S = 60 mg/l (SK Gub. Jatim 2002)
X = 2000 mg/l
Perhitungan :
Q Y c So S
Vr =
X 1 kd c
= 1131,09 m3
Volume OD existing 1196,25 m3
Volume existing > Volume OD hasil perhitungan (Vr)
Dari hasil perhitungan sesuai dengan kondisi di lapangan ternyata efluen dari
sistem pengolahan pada IPLT Keputih ini tidak memenuhi untuk parameter BOD,
hal ini kemungkinan besar karena ketidak-akuratan data yang diberikan oleh
petugas di lapangan.
ada dilakukan perhitungan mundur sehingga efluen sesuai dengan baku mutu yang
berlaku. Perhitungan mundur ini dilakukan pada unit SSC karena pada kondisi di
lapangan efluen SSC ini sudah mengalami penurunan BOD cukup besar, ini dapat
dilihat dari kualitas air limbah yang masuk pada oxidation ditch warnanya tidak
sepekat seperti pada SSC, selain itu bau yang sebelumnya ada pada air limbah di
Perhitungan :
Pada SSC
% removal BOD = u
= 2800 u ( b)
= 2800 – 2800 u ( c)
= 2800 – 2800 u
= 2576 – 2576 u ( d)
60 = 224 – 224 u
224 u = 224 – 60
224 60
u = ,u = 0,732
224
= 73%
Jadi perkiraan % removal BOD pada SSC sebesar 73%, hal ini karena limbah
yang diolah disini adalah air limbah dari WC saja dimana prosentase BOD
terbesar terkandung dalam lumpurnya, sehingga apabila terjadi removal TSS pada
air limbah secara langsung terjadi removal pula pada BOD air limbah.
Kebutuhan oksigen :
Y 0,5
Y obs 1 kd .c 1 0,05.10 = 0,33 g/g
Px = Yobs. Q (So-S)
= 0,33 x 385,6 m3/hr x (1820-136,5) x 10-3 kg/m3
= 214,22 kg /hr
Kg O2 / hari =
Q(So S) 385,6(1,820 0,1365)
1,42 Px 1,42.(214,22)
f 0,82
= 487,5 kg O2 /hari
BAB IV
Kesimpulan
Dari evaluasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Volume existing > Volume OD hasil perhitungan (Vr).
2. Kebutuhan O2 di lapangan < Kebutuhan O2 hasil perhitungan.
3. Removal sesungguhnya pada SSC berdasarkan hasil perhitungan, kurang lebih
adalah sebesar 73%.
4. BODef eksisting > BODef hasil perhitungan, hal tersebut kemungkinan terjadi
karena kurangnya suplai oksigen yang ditransfer ke dalam oxidation ditch,
sehingga kerja mikroorganisme kurang maksimal.
Saran
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, saran atau masukan yang dapat
diberikan agar diperoleh kualitas efluen yang lebih baik yaitu :
1. Memperbanyak suplai oksigen di tiap ditch.
2. Menambahkan nutrient di tiap ditch untuk memaksimalkan kerja
mikroorganisme.