Professional Documents
Culture Documents
INDONESIA
1. Sosial ekonomi
Kemajuan program KB di indonesia tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat
karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang
mengikuti program KB daripada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga
baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi
2. Budaya
mengenai resiko kehamilan dan status wanita. Penyedia layanan harus menyadari
metode.
3. Pendidikan
berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi telah memperlihatkan
bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan yang lebih
keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk mengambil resiko yang
4. Agama
memilih metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat membatasi pemilihan
tidak melarang metode kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita mungkin
berpendapat bahwa pola perdarahan yang tidak teratur yang disebabkan sebagian
metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka dilarang
makanan selama haid sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi masalah.
5. Status wanita
status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki pemasukan yang lebih besar
untuk membayar metode-metode yang lebih mahal serta memiliki lebih banyak suara
dalam mengambil keputusan. Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin
diperoleh.
C. ORGANISASI-ORGANISASI DI INDONESIA
Indonesia)
Pada tahun 1953, sekelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan,
indonesia (PKBI). Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal 23 desember 1957 dengan
Dr.R Soeharto sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana
a. Mengatur kehamilan
b. Mengobati kemandulan
Pada tahun 1970 LKBN dibubarkan oleh pemerintah dan kemudian dibentuk
Nasional)
sebagai unit pelaksana program KB. BKKBN yaitu badan resmi pemerintah yang
jangkauannya terbatas.
pendekatan ke masyarakat.
kebijaksanaan, pengawas pelaksanaan dan evaluasi. Pada waktu itu tujuan program
bangsa.
menjadi Program Nasional Kependudukan dan KB (KKB) yang pada waktu ini
mempunyai 2 tujuan:
berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1979 menjadi
22 permil pada tahun 1990 atau 50% dari keadaan pada tahun 1971.
b. Tujuan normative, yaitu dapat dihayati Norma Keluarga Kecil bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan menjadi falsafah hidup
Misi
a. Memberdayakan masyarakat
Tujuan
Sasaran
PKPLKB
Koor Pelaks. KB Kec.
PKK RW
Koor Pelaks. KB RW
PKK RT
Koor Pelaks. KB RT
PKK Da Wis
Koor Pelaks. KB da wis
1. BKKBN Pusat
Melalui Kepres no. 38 tahun 1978 tentang tugas pokok BKKBN. BKKBN Pusat
dilapangan.
3. Tingkat Kecamatan
wilayah.
d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan program KB ke tingkat kabupaten / kota.
Fungsi dari PPKBD / Sub PPKBD yang berada di tingkat desa antara lain:
KB.
merujuk.
program KB.
6. Kelompok-kelompok akseptor
d. Melakukan pencatatan.
7. Peserta KB
Peserta KB berfungsi: