Professional Documents
Culture Documents
Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi memang
memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah
kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar
siswa untuk memperoleh pengetahuan.
a. Sadar tujuan
b. Ada guru
c. Ada metode
g. Ada penilaian.
Ciri – ciri interaksi belajar mengajar yakni memiliki tujuan, ada suatu
prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, ditandai suatu penggarapan materi
secara khusus, ditandai dengan aktivitas, ada guru yang berperan sebagai
pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan
serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian.
Belajar memiliki banyak prinsip antara lain, harus ada aktivitas untuk
menunjukkan potensinya, perlu motivasi, keadaan siswa perlu diperhitungkan.
Tujuan belajar terdiri dari instructional effect dan nurturant effect. Belajar
ditujukan untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,
serta pembentukan sikap.
Ada beberapa teori tentang belajar yakni teori menurut Ilmu Jiwa Daya,
Ilmu Jiwa Gestalt dan Ilmu jiwa Asosiasi. Dalam ilmu jiwa asosisasi, ada dua
teori yang sangat terkenal : Konektionisme dan conditioning. Dari berbagai teori
yang kelihatannya berbeda, sebenarnya ada persamaannya yang tercermin pada
prinsip umum, bahwa untuk belajar memerlukan : motivasi, pengakuan adanya
kesulitan atau hambatan, adanya aktivitas, dan berbagai respons.
Sebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar adalah
kegiatan mengajar. Mengajar adalah usaha untuk menciptakan kondisi yang
kondusif agar berlangsung kegiatan belajar yang bermakna dan optimal. Mengajar
juga menyangkut transfer of knowledge dan mendidik yang transfer of values.
Dengan demikian, akan dapat mengoptimalisasikan kegiatan belajar dengan hasil
yang bermakna. Ciri dari hasil belajar yang bermakna adalah : tahan lama dan asli
atau otentik.
Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah
menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar. Tujuan ini sangat penting
karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.
Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal adanya tujuan akhir dan
tujuan intermedier. Hal ini dijadikan dasar motivasi. Tujuan akhir bersifat filosofis
dan politis. Filosofis dan bersifat politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai
undang – undang atau peraturan. Tujuan intermedier relative bersifat operasional,
karena akan menunjuk langkah-langkah yang dapat dikerjakan melalui suatu
proses.
Ada beberapa ciri tentang motivasi antara lain: tekun menghadapi tugas,
ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
atau mekanis.
Bentuk – bentuk motivasi dalam belajar itu terdiri antara lain : memberi
angka, hadiah, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian,
hukuman, hasrat untuk belajar, dan minat.
Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu
dalah berbuat, “learning by doing”. Di dalam aktivitas belajar ada beberapa
prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan
ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa
lama, aktivitas didominasi oleh guru, sedang pandangan ilmu jiwa modern,
aktivitas didominasi oleh siswa.
Anak didik adalah subjek belajar, sebab anak didik adalah sentral kegiatan
dan pihak yang mempunyai tujuan. Komponen – komponen yang lain adalah
faktor pendukung. Jadi yang aktif adalah anak didik.
Guru dalam hal ini perlu mengetahui data pribadi siswa untuk kepentingan
belajar siswa. Cara yang ditempuh untuk mengetahui data pribadi siswa itu
misalnya dengan menggunakan berbagai jenis tes, observasi, kunjungan rumah,
angket.
Banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi guru, antara lain
persyaratan administrative, teknis, psikis dan fisis. Kemudian sebagai guru harus
memiliki kematangan jasmani, rohani maupun edukasi sosial. Di samping itu ada
syarat khusus yang bersifat mental, yakni: roeping.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Refleksi
Buku ini disajikan dengan kata – kata yang mudah untuk dipahami,
sehingga dalam sekilas saja pembaca bisa memahami apa yang dimaksud
oleh penulis lewat buku ini. Selain itu, pada tiap – tiap babnya juga
dicantumkan ringkasan – ringkasan dari masing – masing bab tersebut.
Sehingga setelah kita membaca bab tersebut, kita bisa me- review kembali
apa saja yang telah kita baca dalam bab tersebut. Sehingga di dalam otak kita
bisa mengalami penguatan, yang mana penguatan tersebut membuat materi
yang telah kit abaca bisa lebih lama tertanam di dalam otak kita.
Namun, dalam buku ini sangat sedikit sekali ilustrasi – ilustrasi yang
dimunculkan pada setiap materi yang diberikan, sehingga terkadang kita
harus lebih berkonsentrasi daripada buku yang memiliki banyak ilustrasi.