Professional Documents
Culture Documents
1
By Yahya Kuncoro
KONSEP DASAR
M A SA LA H
M A N A JE M E N K E P U T U SA N
TEO RI EKO N O M I IL M U P E N G A M B IL A N
K E P U T U SA N
K e r a n g k a T e o r it is u n t u k
P e n g a m b ila n K e p u t u sa n A la t d a n T e k n ik A n a lisis
E K O N O M I M A N A JE R IA L
P e n e r a p a n T e o r i E k o n o m i & M e t o d o lo g i
Ilm u P e n g a m b ila n K e p u t u sa n u n t u k
m e m e c a h k a n m a sa la h P e n g a m b ila n
K e p u tu sa n
S O L U SI Y A N G O P T IM A L
U n t u k M e m e c a h k a n M a sa la h
P e n g a m b ila n K e p u t u sa n M a n a je r ia l
2
By Yahya Kuncoro
KONSEP DASAR
ILMU EKONOMI Kerangka teoritis dalam menganalisis masalah-masalah pengambilan keputusan manajerial
DECISIONS SCIENCES Seperangkat alat dalam pembentukan model-model dlm pengambilan keputusan, menganalisis
pengaruh dari serangkaian tindakan alternatif & mengevaluasi hasil2 yg diperoleh dari model2
tersebut.
Ex : Teknis Optimasi, Kalkulus Diferensial, Programasi matematis, Statistik, Forecasting
KONSEP DASAR
3
By Yahya Kuncoro
TEORI PERUSAHAAN
PERUSAHAAN BISNIS Kombinasi dari manusia (terlibat langsung : pemegang saham, manajemen, tenaga kerja,
pemasok, pelanggan dan tdk langsung : anggota masyarat), aset2 fisik & informasi (teknis,
penjualan, koordinasi dll) dalam mengalokasikan sumber2 daya guna menghasilkan dan
mendistribusikan barang & jasa
Laba mencakup dimensi ketidakpastian & waktu maka Maksimisasi kekayaan (nilai)
NILAI PERUSAHAAN = PV (Present Value) dari laba yg diharapkan pd masa yg akan datang
1 2 n
= ...
(1 i ) (1 i )
1 2
(1 i ) n
n
t
=
t 1 (1 i )
t
n
TRT TCT
=
t 1 (1 i )t
Ket : TR (Total Revenue); TC (Total Cost) ; i (tingkat bunga)
KONSEP DASAR
4
By Yahya Kuncoro
LABA (SURPLUS) Selisih antara penerimaan dengan biaya (positif); Jika negatif RUGI (DEFISIT)
LABA Laba Bisnis (Usaha) Sisa dari pendapatan dikurangi biaya eksplisit (akuntansi) dlm menjalankan
usaha ;
Laba tsb menunjukkan posisi jumlah kekayaan modal yg tersedia setelah semua sumber
daya yg digunakan dlm proses produksi dibayar.
Laba Ekonomis Kelebihan dari laba bisnis atas tingkat kembalian normal dari kekayaan modal yg
diinvestasikan oleh suatu perusahaan; Konsep ini mensyaratkan pembayaran bagi
penggunaan suatu sumber daya (kekayaan modal); Keseimbangan jangka panjang, akan
menjadi nol jika persaingan sempurna.
1. Friksional : Laba di atas atau di bawah laba normal karena adanya faktor2 friksional yg
menghambat penyesuaian yg seketika dg keadaan2 pasar yg baru
2. Monopolis : Beberapa perusahaan karena faktor2 ex : skala ekonomis, kebutuhan2 modal atau
hak paten bisa bertindak sebagai monopolis yg memungkinkan utk
mempertahankan laba di atas normal utk jangka panjang
3. Inovatif : Laba di atas normal merupakan kompensasi dari inovasi yg berhasil
4. Kompensasi : Tingkat penerimaan di atas normal merupakan suatu imbalan bagi perusahaan yg
berhasil memenuhi keinginan konsumen, mempertahankan cara kerja yg efisien dst
Laba di atas Normal Kebijakan ekspansi & perusahaan baru masuk ke pasar; Imbalan penting bagi efisiensi
Laba di bawah Normal terjadi kontraksi & perusahaan lain keluar dari pasar; Hukuman inefisiensi
KONSEP DASAR
OPTIMISASI EKONOMI
Laba n n
TRT TCT
TUJUAN POKOK MANAJEMEN : Maksimumkan Nilai Perusahaan : (1 i)t = (1 i )t
t 1 t 1
5
By Yahya Kuncoro
HUBUNGAN EKONOMI Tabel, Grafik, Persamaan (Analisis matematis) & Simulasi Komputer
EX : MODEL PERSAMAAN TR = P XQ = Rp. 150,00 X Q
MODEL TABEL : MODEL GRAFIK :
Jml. Unit yg terjual Total Revenue
Grafik Hubun gan TR den gan Q
(Q) (TR)
1 Rp. 150,00
10 0 0
2 Rp. 300,00
90 0
3 Rp. 450,00
80 0
4 Rp. 600,00
70 0
5 Rp. 750,00
Penerimaan (Rp.)
60 0
6 Rp. 900,00
50 0
40 0
30 0
20 0
10 0
0
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah unit y g t erjual ( unit )
KONSEP DASAR
HUBUNGAN MARGINAL : Perubahan variabel dependen dr suatu fungsi yg disebabkan oleh perubahan
salah satu variabel independen sebesar satu unit.
Dlm fungsi TR, Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total
yg disebabkan oleh perubahan satu unit barang yg dijual.
6
By Yahya Kuncoro
Tabel antara Nilai Total, Marginal & Rata2 utk sebuah Fungsi Laba
Unit Output Laba Laba Laba
yang terjual Total Marginal Rata-rata
(Q) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
0 Rp - Rp - Rp -
1 Rp 19,00 Rp 19,00 Rp 19,00
2 Rp 52,00 Rp 33,00 Rp 26,00
3 Rp 93,00 Rp 41,00 Rp 31,00
4 Rp 136,00 Rp 43,00 Rp 34,00
5 Rp 175,00 Rp 39,00 Rp 35,00
6 Rp 210,00 Rp 35,00 Rp 35,00
7 Rp 217,00 Rp 7,00 Rp 31,00
8 Rp 208,00 Rp (9,00) Rp 26,00
Laba akan Maksmimum jika laba Marginal (MR – MC) sama dengan nol. Laba Maksimum jika MR =
MC
KONSEP DASAR
7
By Yahya Kuncoro
Grafik Laba To tal
Laba To t al E
D
Rp186,0 0
Laba Total (Rp.)
Rp93,0 0
N
A
Rp-
T 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Output yg t erjual ( unit )
KONSEP DASAR
8
By Yahya Kuncoro
Grafik Laba Marginal & Laba Rata- rata
Rp4 5,0 0
C
Rp4 0 ,0 0
A D
Rp35,0 0
B
Rp30 ,0 0
Laba (Rp.)
Rp25,0 0
Rp10 ,0 0
Rp5,0 0
Q1 Q2 Q3
Rp-
0 1 2 3 4 5 6 7 8
KONSEP DASAR
Kalkulus Diferensial
Y Variabel Dependen D 9
By Yahya Kuncoro
Y (Y2 Y1 ) dY Y
Marginal Y = X
= (X X ) dX
= lim X
Grafik Y4 C
2 1 X 0 Y3
Pada limitnya jika X mendekati nol, maka perbandingan Y/X
sama dengan slope dari sebuah garis yang bersinggungan dengan B
kurva tersebut pada titik D. Y2
Slope dari garis singgung ini didefinisikan sebagai turunan (dY/dX) A
fungsi tersebut pada titik D;slope itu menunjukkan perubahan Y1
Marjinal Y yang disebabkan oleh suatu perubahan X yang sangat
Kecil pada titik tersebut.
0 X1 X2 X3 X4
Kaidah Penurunan Suatu Fungsi X Variabel Independen
dY dY
-) Y sebuah konstanta maka dX
=0 -) Y = aXb dX
= b.a.X(b-1)
dY dU dV dY dV dV
-) U = g(X) ; V = h(X) = -) Y = U . V = U. V.
dX dX dX dX dX dX
dU dV
U dY V. U. dY dY dU
-) Y = V dX
= dX dX -) Y = f(U), dimana U = g(X) dX
= x
dU dX
V2
Pembedaan Nilai Maksimum dg Nilai Minimum digunakan turunan kedua, jika turunan kedua dari suatu fungsi negatif maka
titik yg ditentukan adalah maksimum demikian sebaliknya
Masalah Maksimasi Masalah Minimasi
Maksimasi Laba, Penerimaan atau Output Minimasi Biaya
Tunduk kepada Kendala Sumber daya Tunduk kepada Kendala Kuantitas atau Kualitas Output
KONSEP DASAR
Pengambilan Keputusan
Frank Knight Risiko : jika dapat ditentukan probabilitas obyektif secara pasti terhadap terhadap hasil/kejadian
Ketidakpastian : jika tidak ada probabilitas obyektif yang dapat ditentukan
10
By Yahya Kuncoro
I. Pengambilan Keputusan di bawah Risiko
Penetapan nilai peluang (probabilitas) : hasil percobaan, pendapat ahli, pertimbangan subjektif berdasar pengalaman dll
Peluang : kesempatan sesuatu akan terjadi. Nilai terletak antara 0 dan 1.
Bila suatu percobaan dpt menimbulkan sejumlah n hasil yg berbeda serta memiliki peluang yg sama untuk terjadi, dan bila m
dari hasil itu merupakan kejadian A, maka peluang utk kejadian A dirumuskan sbb : P(A) = m/n
Kaidah-kaidah peluang :
1. Peluang terjadinya setiap kejadian dasar merupakan bilangan bukan negatif. P(A) 0
0P1
2. Jumlah peluang dari semua kejadian dasar suatu universum = 1. P(S) = 1
3. Peluang kejadian majemuk sama dengan jumlah peluang kejadian dasar yg menyusunnya.
P(A1+A2+…..+Am) = P(A1) + P(A2) + …. P(Am)
A. Penggunaan Kosep Nilai Harapan & Ragam (Risiko)
Variabel Random variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti tetapi mempunyai distribusi probabilitas yang
diketahui
Jika variabel random X (X1, X2, …Xn) dg probabilitas p1, p2,..pn (p1 + p2 +..+pn = 1) maka
nilai harapan : E(X) = p1X1 + p2X2 +..+ pnXn
Risiko (ragam) ditunjukkan varian dari laba maka V(X) = p1 (X1 - X )2 + p2(X2 - X )2 +..+ pn(Xn - X )2
Simpangan Baku () = V ( X )
KONSEP DASAR
11
By Yahya Kuncoro
Nilai kegunaan dari keputusan yang dibuat dikenal sebagai Utilitas pd pembuatan keputusan.
Terdapat tiga macam sikap terhadap risiko :
1. Risk Averter (penolak risiko)
2. Risk Neutral (netral terhadap risiko)
3. Risk Lover atau Risk Seeker (berani menghadapi risiko)
Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.
U U U
U2 U2 U2
U1
U1
U1
UO
UO
UO
M M M
MO M1 M2 KONSEP
MO DASAR
M1 M2 MO M1 M2
MO
II. Pengambilan Keputusan di bawah Kondisi Ketidakpastian
A. Kriteria Maksimin (Maximin Rule)
Tindakan yg dipilih adalah yg memberikan hasil maksimum di antara nilai-nilai minimum yg ada.
Kriteria Maksimin maks Ai min j ( Pij ) ; dimana (Pij) merupakan hasil dari pilihan alternatif Ai pd situasi j.
Kriteria Maksimin bersifat pesimistis.
B. Kriteria Maksimaks (Maximax Rule)
Tindakan yg dipilih adalah yg memberikan hasil maksimum di antara nilai-nilai maksimum yg ada.
Kriteria Maksimaks maks Ai maks j ( Pij ) ; dimana (Pij) merupakan hasil dari pilihan alternatif Ai pd situasi j.
Kriteria Maksimaks bersifat optimis.
C. Kaidah Hurwicz (The Hurwicz Rule)
Kaidah Hurwicz merupakan suatu indeks relatif yg mewakili kriteria optimis dan pesimis (sikap netral).
12
By Yahya Kuncoro
Indeks sehingga 0 1, dg = 0 mencerminkan sikap pesimis dan = 1 sikap optimis, sedangkan pilihan
terhadap nilai yg lain akan mengarah ke optimis atau pesimis.
Kaidah Hurwicz maks Ai (maks j Pij ) (1 )(min j Pij ) dg (Pij) hasil dari pilihan alternatif Ai pd situasi j.
D. Kaidah Laplace (The laplace Rule)
Prinsip Laplace berasumsi bahwa keadaan dialam ini tidak berbeda, shg memiliki peluang yg sama utk terjadi.
Setiap kejadian memiliki peluang terjadi 1/n, dimana n jml kejadian yg mungkin terjadi dimasa yg akan datang.
Kriteria Laplace tdk lain merupakan nilai rata-rata hasil & pilihan dijatuhkan pd alternatif dg nilai rata-rata keuntungan
terbesar.
E. Kriteria Minimaks “penyesalan” (The Minimax Regret Rule)
Kriteria dg prinsip meminimumkan penyesalan atau suatu kesempatan yg hilang akibat keputusan tertentu.
Ditentukan nilai maksimum penyesalan dari setiap alternatif pilihan kemudian berdasarkan kriteria minimaks dipilih
alternatif yg memiliki nilai penyesalan terkecil di antara nilai-nilai maksimum penyesalan yg ada.
Kriteria minimaks min Ai (maks j Rij) dg Rij adalah nilai penyesalan akibat pilihan alternatif Ai pd situasi j.
13
By Yahya Kuncoro
Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
PERUMUSAN MASALAH
PENENTUAN TUJUAN
PERENCANAAN
ALTERNATIF
PERAMALAN DAMPAK
PENENTUAN PILIHAN
ANALISIS SENSITIVITAS
14
By Yahya Kuncoro
ANALISA PERILAKU KONSUMEN
1. PENDEKATAN UTILITAS
Kepuasan konsumen yg diperoleh dari pengkonsumsian barang2 dan jasa disebut utilitas.
Pendekatan Utilitas digunakan utk menunjukkan harga & kuantitas yg diminta berhubungan terbalik.
Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas
1. Tingkat Utilitas total merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yg dikonsumsi.
Utilitas = U (barang X, barang Y, barang Z….)
2. Konsumen memaksimumkan utilitasnya dg tunduk pd kendala anggaran.
3. Utilitas dpt diukur secara kardinal.
4. Marginal Utility (MU) dr setiap unit tambahan barang yg dikonsumsi akan menurun. MU adlh perubahan Total Utility
(TU) yg disebabkan oleh tambahan satu unit barang yg dikonsumsi, ceteris paribus.
Konsumen akan memilih barang2 yg dpt memaksimumkan utilitasnya dg tunduk pd kendala anggaran.
Utilitas maksimum jika perbandingan MU dan harga sama utk setiap barang yg dikonsumsi.
15
By Yahya Kuncoro
Asumsi MU menurun (diminishing marginal utility) mencerminkan kurva permintaan berslope negatif.
Konsumen mengurangi jml barang yg dibeli jika harga naik.
2. PENDEKATAN KURVA INDIFERENS
Menggunakan pengukuran ordinal dlm menganalisa pilihan konsumen & menurunkan fungsi permintaan.
Tingkat utilitas pd barang menunjukkan peringkat dr barang tsb.
Asumsi-asumsi Pendekatan Kurva Indeferens
1. Konsumen mndptkan kepuasan/utilitas lewat barang2 yg dikonsumsikannya.
U = U (barang X, barang Y, barang Z)
2. Konsumen memaksimumkan utilitasnya dg tunduk pd kendala anggaran.
3. Konsumen mempunyai skala preferensi.
4. Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun stlh melampaui tingkat utilitas tertentu.
MRS : jml barang Y yg bias diganti oleh satu unit barang X, pd tingkat kepuasan yg sama.
Rumus Point Slope pd persamaan (2) garis anggaran; (I/PY) menunjukkan titik potong dg sumbu Y; Koefisien (-Px/PY)
merupakan slopenya. Dari contoh slopenya negatif (-1/2)
Contoh : Jika anggaran (I) : Rp.100 ribu & harga barang X : Rp.5 ribu ; barang Y : Rp.10 ribu maka
100 5 X
persamaan anggaran : 100 = 5X + 10Y atau Y = X 10
10 10 2
Garis anggaran ditunjukkan oleh garis BB pd gambar. Daerah anggarannya melukiskan semua kombinasi (X,Y) yg dpt
dibeli dg anggaran sebesar Rp.100 ribu atau kurang.
Gambar Garis Anggaran (BB)
Qy
B’
20
F
17
By Yahya Kuncoro
15
I/PY C
10
E
B Garis Anggaran
5 Daerah
Anggaran I/PX
B’
Qx
5 10 15 B 20 B’ 40
Pergeseran Garis Anggaran
Garis anggaran bergeser jika anggaran dan atau harga berubah.
Kenaikan jml anggaran akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik origin) (BB’)
Kenaikan harga barang X akan menyebabkan garis anggaran berputar mendekati titik asal sepanjang sb X
Garis BB’ terjadi karena penurunan harga (Px)
Konsumen akan memilih barang yg memaksimumkan kepuasannya dg tunduk pd kendala anggaran yg ada.
Barang dg tingkat kepuasan tertinggi memenuhi 2 syarat :
1. Terjadi pd saat Kurva Indiferens tertinggi bersinggungan dg garis anggaran
2. Terjadi pd titik singgung antara Kurva Indiferens tertinggi dg garis anggaran
Barang yg memaksimumkan kepuasan konsumen tsb ditunjukkan oleh titik C pd gambar.
Titik E terletak di dalam daerah anggaran tapi di bawah Kurva Indiferens.
Titik F di atas Kurva Indiferens tetapi tidak di dalam daerah anggaran.
Syarat Keseimbangan
Titik C pd gambar merupakan titik singgung antara Kurva Indiferens dg Garis Anggaran.
Slope Kurva Indiferens = -(Y/X) = - MRS
-MRS = -PX/PY MRS = PX/PY
Slope Garis Anggaran = - PX/PY
Pergeseran grs anggaran mengubah keseimbangan jml barang X & Y yg dikonsumsi.
18
By Yahya Kuncoro
Jika harga barang Y naik, grs anggaran berputar dr BB ke B’B shg tingkat konsumsi barang2 yg memaksimumkan kepuasan
akan bergeser dari C menjadi C’.
Gambar Perubahan Pendapatan & Harga
Qy
B
B’
C
Y
Y C’
’ B
ANALISA
Qx PERILAKU KONSUMEN
U=20
U=12
U=8
U=7
19
By Yahya Kuncoro
x1
x4 x3 x2 P4 P3 P2 P1 Qx
Kombinasi harga & Kuantitas pd PCC dpt digambarkan pd sumbu haga & Kuantitas Kurva Permintaan
Kurva tsb menunjukkan berbagai kuantitas suatu barang yg akan dibeli konsumen pd berbagai tingkat harga.
P4
P3 Kurva Permintaan
P2
P1
Qx
x4 x3 x2 x1
PCC dan Elastisitas Harga
Slope PCC menunjukkan elastisitas harga
1. Jika PCC horizontal, elastisitas harga = 1 (unitary); Tdk ada perubahan pengeluaran utk barang X atau Y karena Jml
barang Y yg dibeli, harga barang Y & pendapatan Tdk berubah.
2. Jika PCC berslope positif, elastisitas harga < 1 (inelastic); jika harga barang X turun, pengeluaran barang Y naik &
pengeluaran barang X turun.
3. Jika PCC berslope negatif, elastisitas harga > 1 (elastis); jika harga barang x turun, pengeluaran barang Y turun &
pengeluaran utk barang X naik.
Kegunaan Kurva Indiferens
Kurva Indiferens dpt digunakan setiap saat utk menganalisa pilihan antara dua barang.
3. PENDEKATAN ATRIBUT
Didasarkan bahwa perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik tp atribut produk.
20
By Yahya Kuncoro
Atribut barang : semua jasa yg dihasilkan dr penggunaan dan atau pemilikan barang tsb.
Pendekatan menggunakan analisis utilitas yg digabung dg analisis kurva indiferens.
Produk merupakan alat utk menyampaikan satu atau lebih atribut dalam proses konsumsi
ANALISA PERILAKU KONSUMEN
Garis Batas Efisiensi (Efficiency frontier) : batas luar & merupakan kombinasi atribut yg dpt dicapai konsumen dg batas
anggaran tertentu. Setiap titik pd garis itu dpt dicapai dg mengkonsumsi kombinasi barang-barang yg berdekatan satu sama
lain. Garis ini diperoleh dg menghubungkan ujung masing2 garis kombinasi kepuasan atribut.
Panjangnya garis kombinasi hasil kepuasan atribut tergantung pd :
1. Besarnya anggaran yg disediakan oleh konsumen utk makan direstoran
2. Harga setiap kali makan di restoran.
3. Kombinasi hasil kepuasan atribut (penjumlahan kelezatan makanan & kenyamanan suasana) yg diperoleh konsumen
setiap kali makan di restoran tsb.
Tabel
Atribut & Harga Makanan di 6 restoran
Keseimbangan Konsumen
Memperhatikan Kurva indiferens & Kurva Batas efisiensi; Keputusan konsumen akan memilih titikyg ditunjukkan oleh titik
singgung antara kurva batas efisiensi dg salah satu kurva indiferensnya.
ANALISA PERILAKU KONSUMEN
21
By Yahya Kuncoro
Gambar Batas Efisiensi & Maksimasi dg Pendekatan Atribut
Kenyamanan
Batas Efisiensi
A B
C
D
r2 M
r1 E
N
P
F
O
X1 X2
Kelezatan
Permintaan : Jml barang & jasa yg akan dibeli konsumen pd periode waktu dan keadaan tertentu.
Permintaan pasar merupakan penjumlahan dr permintaan individu.
22
By Yahya Kuncoro
Dua factor penentu permintaan individu (efektif) :
1. Nilai dari cara mendapatkan & menggunakan barang dan jasa;
2. Kemampuan utk mendapatkan barang & jasa
Dua model permintaan individu :
1. Teori Perilaku Konsumen dg permintaan akan barang konsumsi perorangan memaksimumkan utilitas
2. Teori Perusahaan dg permintaan sbg input pengolahan produk/jasa lebih lanjut memaksimumkan nilai
Fungsi Permintaan Pasar : hubungan jml produk yg diminta dg semua factor yg mempengaruhi permintaan
Faktor (Variabel) penentu permintaan : var.strategis (harga,iklan,kualitas & design barang, saluran distribusi), var.
konsumen (tingkat pendapatan,selera konsumen & harapan konsumen), var. pesaing (harga barang subtitusi &
komplementer,iklan) & var.lainnya (kebijakan pemerintah, jml penduduk & cuaca).
Qx = f(harga produk X, harga barang saingan, harapan akan adanya perubahan harga, pendapatan konsumen, selera &
preferensi konsumen, biaya iklan , dan lain-lain)
Pergeseran sepanjang kurva permintaan jika terjadi perubahan harga berakibat perubahan kuantitas.
Pergeseran kurva permintaan (dari suatu kurva ke kurva lain) menunjukkan terjadinya perubahan satu variable atau lebih
(selain harga) dari fungsi permintaan tsb.
Elastisitas
Salah satu ukuran derajat kepekaan dlm analisis permintaan adalah Elastisitas.
Didefinisikan : presentase perubahan kuantitas yg diminta sbg akibat dari perubahan nilai salah satu variable yg menentukan
permintaan sebesar 1 persen.
TEORI PERMINTAAN
Persamaan Elastisitas :
Persentase _ perubahan _ Q Q / Q Q X
Elastisitas = Persentase _ perubahan _ X X / X X x Q
Q :jml barang yg diminta, X : varibel dlm fungsi permintaan, : jml perubahan varibel
Setiap variable Independen dlm fungsi pemintaan memiliki satu elastisitas.
23
By Yahya Kuncoro
Elastisitas Titik : mengukur elastisitas pd suatu titik tertentu ;
(Konsep Marginal) terbatas menganalisa perubahan varibel yg sangat kecil
Q X
x = x
X Q
Busur : mengukur elastisitas rata2 pd suatu kisaran (range) tertentu dr suatu fungsi;
(Konsep Inkremental) menganalisa perubahan variable pd range yg lebih luas
Q X 2 X1
x = X x Q Q
2 1
Elastisitas Harga menunjukkan derajat kepekaan jml produk yg diminta terhadap perubahan harga
(pengaruh perubahan harga terhadap penerimaan).
Kisaran Elastisitas harga {0 (inelastis sempurna) s/d - (elastis sempurna)} :
1. > 1, sebagai permintaan elastis TR turun jika harga naik; TR naik jika harga turun.
p
Inelastis sempurna ( 0 ), berapapun tingkat harga akan tetap bisa menjual produksinya sebesar Q shg dpt mengeksploitir
pasar (monopolistik)
Elastisitas sempurna( = ), dpt menjual output dlm jmlh yg tak terbatas pd tingkat harga P,tp akan kehilangan semua
permintaan jika menaikkan harga seberapapun kecilnya (persaingan tinggi)
TEORI PERMINTAAN
Elastisitas pd Kurva Permintaan & Hubungan antara elastisitas harga dg AR,MR & TR
Harga (Rp/unit) P=AR=a-bQ
Elastis Sempurna : p
TR = P x Q
= (a-bQ)Q
a
Kisaran Elastis : p 1 = aQ-bQ2
dTR
MR = a 2bQ
dQ
Elastisitas uniter : p 1
Kisaran Inelastis : p 1
O
Total Revenue (Rp/waktu) 1/2Qx Total Revenue
Qx Kuantitas yg diminta (unit waktu)
TEORI PERMINTAAN
25
By Yahya Kuncoro
Q (P P ) 1 (100 90) 1 (190)
Cth : Ep = P x (Q Q ) 10 x (1 2) 6,33
2 1
x
2 1 10 (3)
Elastisitas Pendapatan (I) : ukuran kepekaan dari kuantitas yg diminta (permintaan) terhadap perubahan pendapatan.
I adalah positif, menunjukkan semakin tinggi pendapatan semakin tinggi permintaan.
Jika > 1,proporsi kenaikan permintaan lebih besar daripada proporsi kenaikan pendapatan, < 1 sebaliknya. Hal tsb
I I
26
By Yahya Kuncoro
Permintaan turunan, menunjukkan hubungan kuantitas barang yg dibeli diturunkan dari permintaan akan barang lainnya.
Permintaan akan barang-barang modal diturunkan dari permintaan akan produk-produk konsumsi.
27
By Yahya Kuncoro
c. Eksperimen Pasar secara langsung, melibatkan orang2 yg benar2 berada di suatu pasar sebenarnya yg
membelanjakan uangnya utk barang & jasa yg mereka inginkan
2. Metode Tidak Langsung : metode penaksiran permintaan berdasar data yg telah dikumpulkan & dilakukan upaya
menemukan hubungan2 statistik antara variabel dependen dg independen ex :
Analisis Regresi : teknik statistik yg digunakan utk menemukan derajat ketergantungan satu variabel terhadap satu
variabel lainnya atau lebih.
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
Data dari hasil observasi variabel dependen Y dan nilai variabel independen X yg berhubungan.
Data yg digunakan :
a. Data Runtut Waktu (time-series), menggunakan observasi yg dicatat selama waktu tertentu dlm
situasi tertentu.
Permasalahan jika terdapat beberapa faktor yg tak dpt dikendalikan yg mempengaruhi penjualan cenderung utk
berubah selama periode waktu tsb.
b. Data Seksi Silang (cross section), menggunakan observasi dari perusahaan yg berbeda dlm
lingkungan bisnis yg sama pd periode waktu yg sama.
Syarat Analisis Regresi adlh bentuk linier Y = a + b1X1 + b2X2 +…+ bnXn + e
Penaksiran Parameter Regresi, dg metode kuadrat terkecil : proses matematis utk menentukan intersep dan slope garis
yg paling tepat sehingga menghasilkan jml kuadrat deviasi (simpangan) yg minimum.
Y
Y = a-bX
28
By Yahya Kuncoro
Variabel Independen (X)
X1 X
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
n XY X Y
= =
Y 26,1 X 4,96 6(19,506) 4,96(26,1) 12,42
Y 4,35 ; X 0,8267 ;b= n X ( X )
2 2 = 6(4,5094) (4,96) 2 2,4548 5,0595
n 6 n 6
Koefisien Determinasi (R2) adlh angka yg menunjukkan proporsi variabel dependen yg dijelaskan oleh variasi variabel
independen (seberapa jauh kesesuaian persamaan regresi tsb dg data).
2
n XY X Y
2
Persamaan (R ) =
n X 2
( X ) 2 n Y 2 ( Y ) 2 =0,8624
lebih dari 86% variasi pd observasi penjualan
Kesalahan Baku Penaksiran (Se) adlh ukuran penyebaran (dispersi) data dr garis yg paling tepat.
Dpt menghitung interval keyakinan (sekitar nilai penaksiran utk variabel independen) utk tingkat2
keyakinan yg berbeda.
Interval Keyakinan adlh kisaran nilai dimana observasi aktual diharapkan terletak dlm persentase tertentu.
Asumsi residu (deviasi) terdistribusi normal :
1. Ada 68% probabilitas bahwa observasi aktual variabel dependen akan terletak pd kisaran tertentu yg diberikan nilai
taksiran minus atau plus satu kesalahan baku penaksiran.
2. Ada 95% probabilitas bahwa observasi yg akan datang terletak dalam pus atau minus dua kesalahan baku dr nilai
prediksinya.
3. Ada 99% probabilitas bahwa nilai observasi tsb akan terletak antara plus atau minus tiga kesalahan baku penaksiran.
Persamaan (Se) = Y 2
a Y b XY
=
125,6798 (8,5327)( 26,1) (5,0595)(19,506)
=
1,66694
= 0,64555
n2 62 4
Misal harga Rp. 0,85 ribu maka taksiran penjualan : Yˆ = 8,5327 – 5,0595 (0,85) = 4,2321
Batas atas interval keyakinan 95% : Yˆ 2Se = 4,2321 + 2(0,64555) = 5,5233
Dg harga Rp.0,85 ribu penjualan terletak di antaranya
Batas bawah interval keyakinan 95% : Yˆ 2Se = 4,2321 - 2(0,64555) = 2,9409
Daya Prediksi Persamaan Regresi, bila interval keyakinan relatif sempit, karena nilai kesalahan baku relatif kecil, dpt
dikatakan bahwa persamaan regresi tsb mempunyai kemampuan prediksi yg lebih besar drpd nilai Se yg relatif besar dg interval
keyakinan relatif luas.
Bila rasio Se/ Y < 0,05,maka persamaan daya prediksi yg cukup akurat dg batas keyakinan relatif ketat.
Kesalahan Baku Koefisien (S) : ukuran ketepatan nilai ̂ yaitu koefisien yg menaksir hubungan marginal antara variabel X
dengan Y Simpangan baku dr distribusi sampling ̂
Semakin kecil kesalahan baku koefisien, semakin besar keyakinan akan koefisien regresi yg diperoleh dari data tsb sebagai
indikator atas hubungan marginal antara nilai-nilai X dan Y
PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN
Asumsi simpangan terdistribusi normal :
30
By Yahya Kuncoro
1. Ada 68% probabilitas dimana koefisien yg benar akan terletak dlm interval koefisien taksiran plus atau minus satu
kesalahan baku koefisien tsb.
2. Ada 95% probabilitas dimana koefisien yg benar akan terletak dlm interval koefisien taksiran plus atau minus dua
kesalahan baku koefisien tsb.
3. Ada 99% probabilitas dimana koefisien yg benar akan terletak dlm interval koefisien taksiran plus atau minus tiga
kesalahan baku koefisien tsb.
Se 0,6456e
Kesalahan baku koefisien (S) = = =1,0097
X 2
nX 2
4,5094 6(0,8267) 2
Jadi batas 95% keyakinan utk koefisien taksiran -5,0595 2(1,0097) atau –7,079 dan – 3,040
Pedoman sederhana menguji koefisien regresi adlh membuat dua kali nilai kesalahan baku koefisien (S ) dan
membandingkannya dg koefisien regresi taksiran. Bila koefisien regresi penaksiran dua kali lebih besar dari kesalahan baku
koefisien, dapat yakin bahwa 95% koefisien taksiran secara signifikan berbeda dari nol dan ada hubungan statistik yg
signifikan antara variabel-variabel tsb.
Masalah-masalah dlm Analisis Regresi
1. Kesalahan Spesifikasi : kesalahan spesifikasi hubungan yg dihipotesiskan antara variabel dependen dg variabel
independen.
Kesalahan utama: penggunaan bentuk hubungan fungsional yg salah & terabaikannya beberapa variabel yg penting
2. Kesalahan Pengukuran : pengukuran variabel yang tidak tepat
3. Persamaan Simultan (masalah identifikasi) : permasalahan timbul dlm penaksiran permintaan karena suatu variabel
independen yg terjadi merupakan hasil dr persamaan simultan bukan tunggal.
4. Multikolinieritas : jika variabel2 independen tdk independen satu sama lain koefisien b masing2 varibel menjadi bias.
5. Heteroskedastisitas : kesalahan yg terjadi tdk acak tp menunjukkan hubungan yg sistematis sesuai dg besarnya variabel2
independen.
6. Otokorelasi : jika kesalahan tdk sesuai dg batasan yg disyaratkan oleh analis regresi (besarnya kesalahan kian besar atau
kecil atau pola siklus, pola ini menunjukkan bahwa beberapa variabel lain berubah secara sistematis & mempengaruhi
variabel dependen
31
By Yahya Kuncoro