Professional Documents
Culture Documents
Dibuat oleh :
NIM : 06601247009
PENDAHULUAN
juga mempunyai bobot dan kualitas yang tidak kalah dengan pelajaran lain
bahkan harus benar-benar mendapat perhatian yang serius serta ditangani oleh
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses
gerak dasar atletik sederhana, serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin.
cabang olahraga. Hal ini tidak aneh karena gerak-gerak yang dilakukan dalam
atletik sendiri masih terbagi menjadi empat cabang yaitu : jalan, lari, lompat
pembelajaran dengan baik pada siswanya tentang materi gerak dasar atletik
apalagi bila guru pendidikan jasmani mengajar dengan monoton dan kurang
variasi maka anak akan cepat jemu dan malas beraktivitas. Begitu pula yang
pendidikan jasmani dengan materi atletik nomor lompat jauh. Pada waktu
berupa atletik nomor lompat jauh, semua siswa terlihat kecewa dan secara
untuk mengganti materi pembelajaran hari itu dengan permainan kasti atau
sepak bola. Mereka beranggapan bahwa lompat jauh sangat menjemukan dan
dihadapkan pada bak lompat jauh dan disuruh melompat, mereka hanya
melakukan 2-3 kali saja, itupun mereka lakukan karena terpaksa, takut dengan
guru tanpa didasari motivasi dalam diri mereka sendiri. Setelah itu mereka
minta berhenti dan ingin bermain sesuka hati mereka. Apalagi siswa laki-laki,
mereka merasa kurang dapat berkreasi dan tantangan bila hanya melompati
bak pasir terus. Mereka juga merasa belum berolahraga jika belum bermain
sepak bola atau kasti. Bahkan ada siswa laki-laki yang kemudian mengambil
pula siswi putri, mereka mengatasi kejenuhan dengan duduk dibawah pohon
dengan alasan sudah lelah dan kepanasan. Akan tetapi ketika melihat siswa
putra bermain bola, beberapa dari mereka dengan penuh semangat ikut
dan kurang variasi. Dengan keadaan seperti itu jelas akan sangat merugikan
siswa itu sendiri, karena tanpa melakukan dan mencoba teknik dasar yang
diajarkan tentu mereka tidak akan menguasai teknik tersebut dengan baik.
Padahal teknik gerak lompat jauh merupakan gerak yang komplek dan terdiri
dari Empat fase gerakan, seperti yang di katakana Yoyo Bahagia dkk
(2000:16) lompat jauh terdiri dari empat fase yaitu : awalan, tolakan kaki,
kreatif dan inovatif dalam proses pembelajarannya, guru harus lebih dapat
pembelajaran harus di buat agar siswa tertarik dan bergairah serta bersemangat
siswa maka hal ini akan efektif untuk memacu semangat gerak.
Perasaan senang dan gembira akan muncul dalam diri siswa bila di
ajak untuk bermain, hal ini senada seperti yang di kemukakan oleh Hibana S.
rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Oleh karena itu guru harus mampu
permainan yang berisi seperangkat teknik dasar lompat jauh yang disajikan
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Sukogelap ? “
D. Tujuan Penelitian
lompat jauh bagi siswa kelas IV SD Negeri Sukogelap. Dan akhirnya akan
proses pembelajaran.
kelolanya.
2. Bagi Sekolah
3. Bagi Siswa
a. Melalui peningkatan pembelajaran lompat jauh dengan bermain
c. Karena merasa senang dan gembira, siswa juga melakukan aktivitas ter-
sebut di luar jam pembelajaran, bahkan di rumah. Hal ini akan mening-
KAJIAN PUSTAKA
A. Diskripsi Teori
1. Hakikat Pembelajaran
a. Pembelajaran Umum
tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Hal senada juga di
disampaikan kepada oramg lain sebagai saran atau objek yang belum
berkembang keterampilannya.
b. Pembelajaran Gerak
2. Tahapan motorik
3. Tahapan otomatisasi
Tahap ini setiap gerakan yang dilakukan lebih efisien dan efektif,
seperti telah tercantum pada Silabus dan Promes tahun ajaran 2009-2010
lakukan .
dari empat nomor dalam atletik, yaitu ( jalan, lari, lompat dan lempar ).
dalam atletik sebagian besar juga dilakukan pada cabang olahraga yang
lain.
Teknik dalam lompat jauh terdiri dari beberapa unsur atau fase
1) Awalan.
pada hasil lompatan. Ini berarti bahwa kecepatan lari awalan adalah
2) Tumpuan.
3) Melayang.
salah satu dari faktor yang sering dilalaikan oleh banyak pelompat.
4) Mendarat.
Lari awalan ini secara berangsur dan progresif dipercepat dan pada
2) fase bertolak.
pinggang dan dengan kaki penolak sedikit ditekuk. Aktifitas ini cepat
3) fase melayang.
1) awalan.
Tujuan dari awalan dalam lompat jauh adalah untuk mendapat posisi
besar.
3) melayang di udara.
berat badan. Oleh karena itu usaha yang harus di lakukan adalah
efektif.
4) pendaratan.
di atas, dalam lompat jauh dikenal beberapa gaya yang populer. Menurut
jauh adalah:
lompat jauh ada tiga gaya yang dilakukan untuk mempertahankan sikap
1) Gaya jongkok.
2) Gaya lenting.
dua faktor yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dari dua faktor ini
merupakan tugas guru dikjas. Adapun tugas itu dalam rangka usaha
1. Aktifitas rekreasi.
lain.
meningkat.
2. Aquatik.
keterampilan motorik.
menambah kesenangan.
4. Aktivitas ritmik
sederhana.
f) Pengembang kekuatan dan daya tahan khusus pada otot perut dan
tungkai.
tungkai.
5. Aktifitas pengembangan
merupakan tujuan.
masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang
lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk
belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis,
atletik.
diperhatikan pula, karena pada masa ini anak relative lebih matang dan
tinggi SD, kira-kira umur 9-10 sampai umur 12-13 tahun, mempunyai
pekerjaan-pekerjaan praktis.
b) Amat realistis, ingin mengetahui, ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori factor
e) Pada masa ini, anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat
4. Bermain
mungkin hilang, arti yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban. Sedangkan
menurut Anggani Sudono (2000:1) Bermain adalah suatu kegiatan yang
yaitu :
1. Perkembangan fisik.
2. Dorongan komunikasi.
6. Rangsangan kreatifitas.
8. Belajar bermasyarakat.
9. Standar moral.
tahapan tertentu :
Banyak kesan dari siswa bahwa atletik hanya berisi gerak monoton
dan tak bervariasi yang isinya meliputi lari, lempar dan lompat yang
dalamnya.
permainan bervariasi.
yang ada agar permainan atlelik berhasil, maka beberapa hal di bawah
.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Purworejo Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2010 pada
putra.
B. Desain Penelitian
Tindakan penelitin ini digambarkan seperti spiral yang saling terkait. Dari
siklus pertama bila peneliti menilai masih ada kekurangan maka dapat
sesuai dengan kebutuhan. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila
siklus, setiap siklus dua kali pertemuan dan dalam satu minggu terdapat dua
Siklus pertama
Pada siklus pertama ini tindakan yang dilakukan ialah siswa diberikan
permainan yang menarik yaitu dengan variasi model kardus yang di susun dan
diberi jarak untuk di lompati siswa dengan tujuan melatih gerak dasar
lompatan kaki, baik dengan variasi lompat satu kaki ataupun dengan dua kaki.
terhadap proses pembelajaran, baik di lakukan oleh guru sendiri maupun rekan
sejawat. Sedangkan yang diamati adalah motivasi siswa, kerja sama dan
hasil tindakan dan bila perlu untuk merumuskan kembali tindakan yang akan
dari bahan karet gelang. Segala hal yang masih kurang pada siklus
Permainan pada siklus ini tetap difokuskan pada lompatan kaki, dan
menggunakan tali dari karet gelang yang diatur sedemikian rupa untuk
dilompati siswa serta di buat lebih menarik. Keberhasilan dari tindakan ini
dapat dilihat dari indicator sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti proses
ada paksaan dan tekanan dari guru, diharapkan terus meningkat dari setiap
macam variasi melompati kardus dan tali dari karet gelang sebagai media
Tabel ini merupakan rencana angket yang akan disiapkan untuk mengali
sama dan perkembangan gerak dasar lompat jauh. Bentuk pedoman observasi
lompat jauh.
No Motivasi Kerja Sama Perkembangan gerak
Keterangan :
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
analisis data yang digunakan ialah deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif.
sisw
B C K B C K TM
a
SIKLUS PERTAMA
Sekolah : SD SUKOGELAP
terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mempraktekkan gerak dasar atletik sederhana,
variasi
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
Lompat Jauh
rintangan
C. Metode Pembelajaran
Metode Bermain
- Pemanasan
- Pemberian Tugas
- Pengamatan, pertanyaan
Uraian Materi
a. Pendahuluan.
Bentuk pendahuluan berupa pemanasan dalam permainan Gobak Bunder.
hompimpa.
sampai tersentuh.
b. Inti.
dengan tumpuan satu kaki ( kiri ) dan mendarat dengan dua kaki.
kiri.
tercepat.
c. Penutup
di ayun-ayun di lepas-lepaskan.
SIKLUS KEDUA
Sekolah : SD SUKOGELAP
terkandung didalamnya.
variasi
E. Tujuan Pembelajaran
F. Materi Pembelajaran
Lompat Jauh
rintangan
G. Metode Pembelajaran
Metode Bermain
- Pemanasan
- Pemberian Tugas
- Pengamatan, pertanyaan
a. Pendahuluan
siapa yang tersentuh akan gantian jadi. Siswa yang di kejar bila
lelah berlari boleh jongkok dan waktu jongkok tidak akan jadi bila
b. Inti
3. Melompati 4 kardus berjajar, kardus ke- 3 dan ke-4 dijajar dua buah
kardus.
yang di tentukan.
4. Melompati kardus seperti latihan 3 Tetapi dilakukan
c. Penutup
halaman sekolah.
- Peluit
- Kardus Mie
- Lapangan Sekolah.
siswa jauh
B C K B C K B C K TM -
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
BAB IV
A. Hasil Penelitian
terlihat bersikap seperti biasa saja. Tetapi begitu melihat ada beberapa
penuh semangat bertanya,” Pak, sekarang olahraga apa, kok pakai kardus
bersemangat karena melihat hal baru yang belum pernah mereka lakukan.
Mereka juga kelihatan tidak sabar segera ingin tahu dan melakukan
tanpa merasa malas untuk bergerak. Sambil berlari mereka juga saling
halangan kardus yang di jajar bervariasi. Mereka yang selama ini jenuh
bila mendapat materi lompat jauh dengan bak pasir, maka dengan
melompati kardus siswa seperti mendapatkan pengalaman baru, permainan
latihan berikutnya, siswa ada yang berteriak “ saya belum pak, saya mau
melompat lagi.” Hal ini menunjukkan bahwa dengan permainan baru yang
di sukai anak maka mereka sangat luar biasa semangat tanpa sedikitpun
Pertama.
Perkembangan gerak
Motivasi Kerja Sama
No siswa lompat jauh
B C K B C K B C K TM
1 V V V
2 V V V
3 V V V
4 V V V
5 V V V
6 V V V
7 V V V
8 V V V
9 V V V
persentase 88% 11% - 77% 22% - 77% 11% 11% -
Melihat hasil di atas maka dapat di uraikan bahwa perkembangan
lompat jauh siswa pada umumnya, anak mau dan mampu melakukan
Keterangan :
awal, tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar serta dapat
awal, tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering
awal, tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal
menuju halaman dengan sangat bergembira dan berteriak “ pak cepat pak
mereka bermain “ WILDOK” permainan ini sudah tidak asing bagi mereka
waktu luang. Walau begitu mereka tetap merasa gembira dan asyik
lompati. Demikian pula saat lompat beregu, mereka tampak lebih dapat
bekerja sama dengan baik dari siklus pertama. Apalagi saat pembelajaran
ini dilombakan sangat terlihat semangat juang yang tinggi untuk dapat
menang tanpa merasa lelah dan tetap menjaga sportifitas untuk mengakui
ingin dan berusaha keras untuk dapat melakukan pembelajaran kali ini
dengan baik, dan mau mengulang terus jika ada kegagalan ataupun
kesalahan. Keadaan seperti di atas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Suasana Anak dalam Mengikuti Pembelajaran
Perkembangan gerak
Motivasi Kerja Sama
No siswa lompat jauh
B C K B C K B C K TM
1 V V V
2 V V V
3 V V V
4 V V V
5 V V V
6 V V V
7 V V V
8 V V V
9 V V V
persentase 88% 11% - 100% - - 77% 11% 11% -
anak (88%) kategori baik, 1 anak (11%) kategori cukup. Kerja sama
Keterangan :
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
kardus.
Berikut hasil angket tanggapan siswa :
ya.
kegembiraan mereka saling bertanya dengan teman tentang materi hari ini,
Ayam, mereka terlihat sangat riang gembira, anak yang jadi pun mengejar
bawah ini.
Gambar 5. Suasana Anak dalam Permainan Elang dan Induk Ayam
dengan materi kali ini, karena memang berbeda dengan materi sebelumnya
yaitu lompat tali dari karet gelang. Rasa penasaran ingin selalu mencoba
cukup, sudah mengalami kemajuan pesat pada siklus kali ini. Semangat
anak (88%) kategori baik dan hanya 1 anak (11%) kategori cukup.
Keterangan :
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
Tidak terkesan rasa lelah dalam diri anak, mereka masih terlihat
gembira penuh dengan tenaga dan rasa penasaran ingin menambah jam
yang baru mereka lakukan, bahkan dengan teman lain kelas. Kemudian
ya.
larian menuju halaman sekolah. Mereka merasa tidak sabar untuk cepat-
cepat berolahraga, terbukti saat peneliti datang ke sekolah jam 06.45 anak-
yang mereka lakukan dengan penuh semangat. Hal itu dapat terlihat pada
dan tidak mau kalah dengan temannya. Perkembangan pesat terlihat pada
anak (no 6) anak tersebut makin berani dan bagus dalam lompatannya.
lompat tali ataupun kardus di luar jam sekolah, pada sore hari saat bermain
mereka melakukan di luar jam pelajaran tanpa ada paksaan. Semangat dan
pertemuan ke dua :
anak (88%) kategori baik dan hanya 1 anak (11%) kategori cukup.
Keterangan :
tolakan kaki dan mendarat di lakukan dengan benar tetapi sering tidak
tolakan kaki masih lemah dan saat mendarat kurang maksimal dan
untuk menggugah semangat dan perasaan gembira dari anak. Mereka juga
masih ingin bermain lompat tali, bahkan ada yang usul,”pak waktu
istirahat boleh lompat tali ya pak “. Berikut ini juga di sajikan hasil angket
ya.
B. Pembahasan
pembelajaran. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan biasanya, terutama bila
antusias dan gembira serta tanpa terlihat lelah atau jemu. Hal ini sesuai dengan
sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
Kemudian memperhatikan angket tanggapan siswa bahwa proses
rencana, yaitu siswa mengikuti dengan aktif, senang gembira tanpa terpaksa.
ikuti anak kelas lain dengan penuh semangat mengambil kardus lagi dari
pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa anak meyenangi sesuatu hal yang
Namun melihat dari hasil angket dan dari tabel observasi, masih ada beberapa
menyatakan ya.
tidak.
kepada anak. Hasil yang di peroleh bahwa ternyata anak-anak tersebut salah
lancar dan memahami benar makna dari tulisan saat menginjak kelas IV.
Kemudian setelah dijelaskan satu persatu maksud dan arti dari poin-poin pada
cukup.
2. Kerja sama anak, 7 anak (77%) baik dan 2 anak (22%) kategori
cukup.
Melihat dari hasil di atas, maka perkembangan gerak lompat jauh anak
menunjukkan hasil yang kurang baik terbukti masih ada 1 anak (11%)
Semua dapat terlihat pada proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan
semangat, gembira dan semua tugas dilakukan dengan baik tanpa terpaksa dari
awal pembelajaran hingga akhir. Bahkan di akhir pembelajaranpun anak-anak
terlihat masih ingin melakukannya lagi. Hasil dari tabel observasi juga
100% kategori baik. Tapi dalam Motivasi dan perkembangan gerak lompat
jauh belum ada perubahan. Untuk itu peneliti dan rekan sejawat bekerja sama
-----------------
Penelitian ini juga berpengaruh pada siswa kelas lain, banyak yang
kardus. Intinya anak-anak sangat suka dengan suasana, tantangan dan hal-hal
yang baru. Untuk itu proses pembelajaran penjas harus terus di kembangkan
dan kaya akan inovasi yang baru pula agar siswa tertarik beraktifitas.
BAB V
A. Kesimpulan
I
77,77 88,88% 11,11% 11,11% 11,11% -
B. Implikasi Penelitian
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan bermain pada siswa sekolah
prasarana dan budaya setempat serta materi yang di berikan. Selain itu materi
bermain yang di berikan harus tidak menghilangkan unsure serius, disiplin dan
C. Saran
pembelajaran.
4. Tersedianya tempat yang lapang bagi siswa untuk beraktifitas, sarana alat
dan gizi yang cukup serta waktu yang luang bagi setiap anak sangat di
kualitas fungsi tubuh. Menu dilakukan secara teratur dengan takaran yang
kolesterol.
proses yang dilakukan secara sadar, sistematis dan memiliki tujuan tertentu.
Pendapat dari Mansur, M.S (2007:4) Latihan adalah proses berlatih yang
manfaat:
3. Prinsip kekhususan.
e. Prinsip berkebalikan
guna bagi kebugaran tubuh maka selain prinsip latihan, harus pula
jantung.
3. Prosedur Latihan
1. Pemanasan
sirkulasi darah.
sendi.
2. Latihan inti
Latihan ini berisi latihan fisik dengan type gerak sesuai dengan
tujuan latihan dan harus sesuai dengan prinsip dan pedoman latihan.
3. Penenangan
B. Kerangka Berpikir
yang berarti, hal tersebut sangat diperlukan siswa untuk mendukung proses
kesegaran jasmani
a. Kardiorespirasi
c. Kekuatan otot
d. Kelenturan
e. Kecepatan
f. Kelincahan
kebutuhan anak. Dan salah satu cara penerapan pendidikan jasmani di sekolah
C. Hipotesis Penelitian
Berdasar deskripsi teori dan kerangka berikir maka hipotesis penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain Penelitian
kelompok dengan tes awal dan tes akhir. ( the one group pretest – posttest
design ). Menurut Sugiyono, (1999: 65) desain penelitian the one group
A1 X A2
Pretest treatmen posttest
Keterangan :
A1 = siswa diukur tingkat kebugarannya sebelum treatmen sebagai data
awal ( pretest )
X = pemberian treatment berupa pembelajaran penjas dengan
pendekatan bermain selama dua bulan
A2 = Siswa diukur ingkat kebugarannya setelah treatment sebagai data
akhir.
ada perubahan hasil pengukiran maka dianggap ada pengaruh dari perlakuan.
berikut :
Merupakan salah satu bentuk permainan yang telah dilakukan secara turun
1. Instrumen
penelitian ini adalah tes status kebugaran. Data status sosial diperoleh
sekolah dasar tahun 1986, yang terdiri atas lima komponen yaitu (1) lari
40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3) baring duduk 30 detik, (4) loncat
tegak, (5) lari 600 meter . Tes ini mempunyai validitas dan reliabilitas
yang tinggi. Nilai validitas merupakan derajat ketatapn dari suatu tes
putri 0,897, Niai reliabilitas untuk putra 0,911 sedangkan nilai reliabilitas
yang sudah dibakukan, (2) tes ini lebih mudah diakukan dibanding
berikut :
pembelajaran.
Maka dilakukan tes kebugaran yang kedua ( posttest ) dengan test yang
sama.
tubuh.
Gerry R. Thomas (1985 : 127 ) rumus yang digunakan dalam uji t dua sampel
Keterangan
D = Selisih Oretest dan Posttest
N = Jumlah Populasi
normalitas dan homogenitas. Teknik yang digunakan pada uji prasarat adalajh
sebagai berikut :
1. Uji normalitas dengan rumus Kai Kuadrat, yaitu untuk mengetahui apakah
Menurut Sutrisno Hadi (2004 :259) rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
( f o − Fh ) 2
X2 =∑
fh
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang dieroleh dari (diobservasi dalam ) sampel.
fh = Frekuennsi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari
frekuensi yang diharapkan dalam populasi.
dengan uji Kai Kuadrat Bartlett. Dalam proses analisis data, penulis
dibantu oleh Seri Program Statistik ( SPS 2000 ) edisi Sutrisno Hadi dan
Yuni Pamardiningsih.