You are on page 1of 6

Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan meningitis adalah terjadinya

peradangan di selaput-selaput otak yang disebut meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum
tulang belakang.

Meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau
parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Meningitis juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari
jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti kanker. Juga karena luka fisik atau obat-obatan tertentu.

Meningitis yang disebabkan oleh bakteri lebih berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini adalah
pneumokokus yang bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak-anak. Bakteri pneumokokus
memang bisa hidup dan diam di tenggorakan 10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu
dewasa.

Ada dua tipe radang otak:

1. Viras meningitis. Merupakan tipe radang otak paling umum. Tipe ini biasanya tidak
menyebabkan penyakit serius. Pada kasus-kasus parah, gangguan ini bisa menyebabkan
demam dan kejang berkepanjangan.
2. Bacterial meningitis. Tipe ini jarang terjadi namun sangat serius. Radang otak ini perlu segera
ditangani untuk mencegah kerusakan otak dan kematian.

Kedua jenis radang otak ini mempunyai gejala yang sama. Jika mengalami gejala, ada baiknya segera
berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa mengidentifikasi jenis radang otak yang
diderita.

orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:

1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah usia
5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak, pasien
meningitis bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun.

Menurut data, sekitar 50 persen anak yang terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika lolos dari
maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi, lamban
dan retardasi mental.

2. Orang yang berkumpul atau tinggal di hunian padat penduduk


Orang yang tinggal perumahan yang padat penduduk, siswa yang tinggal di asrama, personil di
pangkalan militer atau anak-anak yang dititipkan di penitipan anak (day care) akan meningkatkan
risiko meningitis. Hal ini karena penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila sekelompok orang
berkumpul.

3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh
bakteri listeria, yang juga dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki listeriosis, bayi
yang belum lahir pun akan berisiko terkena.

4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan dengan hewan


Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko tinggi
tertular listeria, yang dapat mengakibatkan meningitis.

5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah antara lain:


- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih rentan terhadap meningitis.

Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis memiliki gejala yang berkembang selama 24 jam.
Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1 hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang mengonsumsi
antibiotik untuk infeksi lain, gejala dapat berkembang lebih lama.

Seperti dilansir dari emedicinehealth, gejala meningitis yang terjadi pada individu dewasa adalah
sebagai berikut:
Gejala umum

1. Sakit kepala
2. Leher kaku
3. Demam dan menggigil
4. Muntah
5. Takut lampu terang (photophobia)
6. Kebingungan
7. Kejang (ini terjadi pada sekitar sepertiga dari pasien meningitis)
8. Infeksi saluran pernafasan atas (misalnya, dingin, sakit tenggorokan)

Gejala lain

1. Kelemahan lokal atau kehilangan kekuatan atau sensasi, terutama di wajah


2. Pembengkakan dan rasa sakit pada satu atau lebih sendi
3. Ruam yang sering terlihat seperti memar

Sumber: http://health.detik.com/read/2010/06/11/110050/1376157/766/orang-orang-yang-rentan-
terkena-penyakit-radang-otak?993306755

Radang otak biasanya berada diberbagai tempat. Radang otak ini bisa sembuh dengan tidak
meninggalkan parut, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkanpengkisutan. Radang ini menular ke
tempat yang berada di dekatnya melalui aliran darah dengan gejala-gejala demam, muntah-muntah,
letargi, neuralhia, lumpuh, dan sebagainya. Gejala ini tergantung pada sarang radang di dalam otak.

Macam-macam Enchapalis :

1. Acute disseminate Encephalitis


2. Economo’s Encephalitis
3. Equine Encephalitis
4. Hemorrharic Encephalitis
5. Encephalitis dimana jadi radang otak dengan bercak-bercak perdarahan dan eksudat
perivaskular.
6. Herpes Encephalitis, Disebabkan oleh virus herpes yang ditandai oleh nekrosis hemorogik
lobus temporal dan frontalis.
7. HIV Encephalitis
8. Japanese Encephalitis, penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh orbo virus yang ditularkan
oleh binatang melalui gigitan nyamuk dan menimbulkan ganguan pada susunan syaraf pusat
yaitu pada otak, sum-sum tulang belakang dan selaput otak.
9. La Crosse Encephalitis, disebabkan oleh virus La Crosse, ditularkan aedestriseriatus terutama
pada anak-anak.
10. Lead Encephalitis
11. Post Infection Encephalitis
12. Post Vaccinal Encephalitis
13. St Lois Encephalitis, penyakit virus yang pertama kali di Illinois pada tahun 1932, biasanya
ditularkan melalui nyamuk
14. Letharagic Encephaliti, bentuk Encephalitis endemic yang ditandai dengan peningkatan
kelesuan, apatis dan rasa nyantuk.
15. Tickborre Encephalitis

Bentuk Encephalitis epedimika yang biasanya disebarkan melalui gigitan sengkenit yang terinfeksi
plavirus, kadang-kadang disertai dengan perubahan degeneratif pada orang lain.

Encephalitis Acuta Pada Anak-Anak


Penyakit ini –biasanya menyerang anak yang berumur antara 1-4 tahun , dengan gejala pusing, tidak
enak badan dan demam. Kadang-kadang yang disertai dengan muntah-muntah dan kejang. Keadaan
ini berlangsung kadang-kadang dampai 3 minggu. Sesudah itu demamnya hilang tetapi ia menjadi
lumpuh. Biasanya angota gerak itu panjang sebelah dengan lengannya lebih panjang dari tungkainya.
Pergerakannya sedikit saja dan tubuhnya tertinggal, reflek urat tinggi dankadang-kadang kelihatan
kontraktur. Otot-otot lisut, perasaannya tidak tergangu. Kalu anak-anak itu berjalan, kelihatan ia
menggerakkan lengan yang panjang itu tidak berketentuan. Anak-anak itu kelak sering mendapatkan
penyakit sawam. Keadaan yang seperti ini kelihatan juga sesudah campak, scarlatina, pneumia,
influenza, batuk rejan.

Encephalitis Epidemica
Pada zaman dahulu penyakit ini dinamakan Encephalitis lethargica. Hama penyakit ini belum
diketahui, tetapi mungkin disebabkan melalui kelinci dan tikus. Virus ini mempunyai daya tahan yang
sangat besar danterdapat dalam jaringan otak, liquor cerebrospinalis, dalam selaput rongga hidung dan
tekak serta air ludah. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia denganmelalui selaput hidung dan
tekak. Penyakit dimulai dengan adanya demam, sakit pada sendi, sakit kepala. Pusing, mengigil.
Setelah itu timbul tanda-tanda sakit otak, yang salah satunya adalah tagih tidur (letargi). Selain itu
juga terjadi ptosis (kelopak mata atas jatuh ke bawah oleh sebab terlalu panjang), pergerakan biji mata
terganggu dan nystagmus (matanya bergetar).
Terkadang pikiran orang tersebut kacau dan gelisah.lama penyakit ini sampai berbulan-bulan
dankadang-kadang bertambah parah yang disebabkan oleh pneumia atau keadaan badanya yang
bertambah lemah, sehingga penyakit ini bisa menahun. Sesudah masa latergi maka terjadi masa
parkinsonisme, dengan ciri-ciri pergerakan sedikit danlambat, badannya menyondong, hipersalivasi,
penglihatan terganggu dan lain-lain.

Encephalitis haemorrhagica acuta pada orang dewasa.


Penyakit ini banyak dijumpai pada wabah influenza. Dengan tanda-tanda sakit kepala, pinsan,
sewaktu demam tinggi serta bisa meninggal. Selain itu juga pikirannya kacau, buta sebelah, tetapi
hanya beberapa hari/minggu, setelah itu keadaanya baik kembali.

Japanese Encephalitis
Yaitu penyakit akut ygdisebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan
nyamuk dan menimbulkan gangguan pada susunan syaraf pusat yaitu pada otak, sumsum tulang dan
selaput otak. Penyebab penyakit ini adalah virus Japanese Encephalitis (Virus JE) yaitu flavirus yang
termasuk arbovirus grup B sehingga tergolong dalam virus danRNA yang mempunyai selubung
(enveloped virus) berukuran 35-40 m dapat dibiakkan di dalam berbagai macam kultur jaringan
misalnya embrio anak ayam, jaringan kelinci, tikus, manusia dan kera.
Virus JE merupakan penyebab penyakit zoonosis yang terutama menginfeksi binatang akan tetapi
dapat ditularkan pada manusia. Babi merupakan sumber utama penularan meskiupun kuda, sapi,
kerbau, anjing dan burung mungkinjuga berperan dalam penularan JE manusia.

Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi, yang ditularkan dari babi dan dari babi ke
manusia oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus dan Culex Vishraei serta nyamuk Culex Gelidus,
nyamuk tersebut berkembang biak di sawah-sawah dan kolam yang dangkal. Nyamuk ini sesudah
menghisap darah binatang yang mengandung virus akan berkembang menjadi infektif dalam waktu 9-
12 hari. Di Indonesia ketika spesies nyamuk tersebut yang senang menghisap darah manusia di
sampingdarah babi. Penyakit ini teruama menyerang anak-anak usia sekolah terutama anak umur 2-5
tahun, meskipun orang dewasa juga dapat diserang.

Penyebab
Encephalitis disebabkan oleh virus berikut ini :
1. virus arbo (arthropod-borne) yang mencakup virus equine dan west niie
2. enterovirus yang mencakup ECHO, COMCACHIE A dan B serta poliovirus.
3. Paramyxovirus (mumps)
4. Herpes virus
5. virus rabies

Gejala
1. Demam
2. Muntah-muntah
3. Enek
4. Susah tidur
5. heuralgia
6. Lumpuh
Gejala-gejala ini bergantung pada sarang radang di otak (lihat hal 280-285 dari a-d (a-c)) (Buku Ilmu
Penyakit).

Patologi
Hasil bedah jenasah pada penderita yang menderita serangan akut menunjukkan terjadinya endema
yang difus dan kongesti vaskuler dari selaput otak dan jaringan otak. Selain itu pada infeksi yang
berat akan dijumpai pula petekia, pada selaput otak disertai dengan meningkatnya jumlah cairan
serebrospinal meskipun warnanya tetap jernih. Perubahan yang khas pada JE adalah terjadinya
degenerasi neuron terutama pada substansi nigra, thalamus, basal nucleus, serebelum dan korna
anterior medulla spinalis serta korteks serebelum. Juga di serebelum akan dijumpai kerusakan sel-sel
puekinye. Pada system retikula-endotel didapatkan hiperplasma dari sel-sel hati. Limpa dan sel linfa.

Gambaran Klinik
Masa Inkubasi
Masa inkubasi sukar ditentukan, mungkin berlangsung antara 5-15 hari.

Perjalanan Penyakit :
Dibagi 3 stadium :
1. Stadium Prodromal
Yaitu waktu yang berlangsung sebelum timbulnya gejala-gejala akibat gangguan pada susunan saraf
pusat. Penyakit yang timbul dengan mendadak ini selalu diawali dengan demam kemudian diikuti
oleh sakit kepala yang berat, malaise dan kekakuan serta kerap kali disertai dengan mual-mual dan
muntah. Stadium prodromal berlangsung antara 1 sampai 14 hari tetapi pad umumya kurang dari 6
hari

2. Stadium ensefalitis akut


Pada stadium ini telah tampak tanda-tanda yang spesifik penting :
a. Tanda-tanda neurologis
b. Panas tinggi terus menerus sampai lebih dari 400C
c. Bradikardi yang relatif
d. Wajah tampak datar, dull, seperti topeng

3. Stadium akhir dengan sequelae


Pada saat keradangan menghilang, suhu badan dan hematokrit menjadi normal, stadium ketiga ini
dimulai.tanda-tanda neurologis dapat menetap atau membaik. Bila stadium ensefalitis berlangsung
lama, maka penyebuhan berjalan lambat. Sequele yang sering dijumpai adalah gangguan mental,
emosi tidak stabil, perubahan kepribadian, dan paralysis motor neuron.prognosis menjadi lebih buruk
jika demam berlangsung lama, terjadi gangguan jalan nafas, kejang berulang dan lama, terjadi
albuminaria berat dan kadar protein cairan serebbrospunal meningkat. Angka kematian berkisar antara
20-58% akibat edema paru. Bila penderita mendapatkan perawatan yang sangat baik, penderita dapat
sembuh sempurna terhadap sequele.

Diagnosis
Diagnosis JE ditegakkan atas dasar gejala-gejala klinis yang didukung oleh hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu :
1. Gejala-gejala Klinis

 Panas tinggi dan terus menerus > 400C


 Sakit kepala yang berat terutama di dahi atau diseluruh kepala.
 Terdapat gangguan kesadaran samapi koma.
 Kejang-kejang dengangerakan klonik dan pada anak dapat timbul kejang umum.
 Terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
 Kaku kuduk kerap dijumpai.
 Tanda kernig positif

2. Pemeriksaaan Laboratorium

 Lekositosis darah antara 10.000-35.000/mm dengan neutrofil 50-90%


 Cairan serebiospinal menunjukkan pleositosis dan peningkatan kadar protein.

Diagnosis Pembanding

 Meningitis Tuberkulosa.
 Malaria serebral
 Penyakit virus lainnya : rabies, poliomyelitis, campak, herpes, parotitis dan penyakit oleh
arbovirus lainnya yang menimbulkan ensefalopati.
 reye’s syndrome
 Ensefalopati akibat keracunan.

Pengobatan
1. Perawatan yang baik banyak menurunan angka kematian
2. Obat-obatan diberikan sesuai dengan gejala yang timbul pad masing-masing stadium.

 Anti Konvulsan : Diazepam 0,3 mg/kg berat badan intravena atau fenobarbital 10%
intramaskuler dengan dosis 0,5 cc sampai 1 cc.
 Antipiretika : diberikan per oral atau per rectal aspirin. Dapat dibantu dengan kompres dingin
 Cairan Elektrolit, Infus dengan glukosa 5% dalam larutan garam faali
 Suntkan IV glukosa hipertonis, mannitol atau dekstran untuk mencegah edema cerebral.
 Oksigen : diberikan bila ada tanda-tanda hipoksia. Jalan nafas hendaknya selalau dibersihkan
untuk mencegah pneumonia.
 Antobiotik : untuk mencegah infeksi sekunder pada paru dan saluran kemih.

Rehabilitasi
Untuk mengembalikan fungsi otot-otot ygterganggu akibat terjadinya sequele neurologis perlu
dilakukan rehabilitasi yang bisa dikerjakan di rumah penderita.

Pencegahan
Tindakan pencegahan dilakukan baik terhadap vektornya, sumber penularan (babi), manusia dan
lingkungan hidup.
1. Terhadap vector (Nyamuk)

 Insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa maupun larvanya.


 Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau repellent
2. Terhadap Sumber penularan (Babi)

 vaksinasi babi muda


 Kandang babi sebaiknya bebas nyamuk dengan disemprot insektisida atau diberi kawat kasa.
Peternakan babi harus jauh dari pemukiman penduduk.

3. Terhadap Manusia
Vaksinasi merupakan tindakan yang sebaiknya dulakukan satu bulan sebelum masa penularan, dan
ditujukan kapda orang-orang yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi virus ini,
misalnya karyawan peternakan babi. Vaksinasi tidak diberikan pada bayi berumur <>
 Isolasi virus dengan inokulasi intrasereberal pada tikus atau biakanpada kultur sel.
 Pemeriksan adanya antigen virus dengan FAT ( Fluorescent Antibody Tehnic) terhadap jaringan
otak dan CFT (Complement Fixation Test)
 Pemeriksaan antobodi terhadap virus JE, misalnya tes HI (Haemaglutination Inhibitions) atau tes
neutralisasi pada tikus yang lebih spesifik dari pad tes HI

You might also like