You are on page 1of 17

SINUSITIS MAKSILARIS AKUT

OLEH :
ZULFAHMI ZULFA
050100004

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA LEHER


(THT)
RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN
FK USU 2011
PENDAHULUAN

 Sinusitis adalah salah satu penyakit infeksi yang sering


terjadi di masyarakat, kira-kira 50 persen dari kasus
rinologi. Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal
yang terbesar.
 Sinus maksilaris diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan
kronik. Sinusitis akut bila gejalanya berlangsung beberapa
hari sampai 4 minggu, sinusitis subakut bila berlangsung dari
4 minggu sampai 3 bulan. Dan sinusitis kronik bila
berlangsung lebih dari 3 bulan.
DEFENISI AMS
 Sinus maksilaris akut adalah peradangan atau inflamasi
pada mukosa sinus maksilaris. Sinus maksilaris
merupakan sinus yang paling besar dan paling sering
mengalami infeksi atau peradangan.
 Sinus Maksilaris

Sinusitis maksilaris oleh karena radang


mukoperiost dari sinus maksila

Kronis bila lebih dari Akut bila kurang dari 3


3 bulan bulan

IRREVERSIBEL REVERSIBLE
ANATOMI AMS
Sebelumnya dikenal
dengan antrum Highmore

Berbentuk piramid yang


tidak teratur dengan
dasarnya menghadap ke
fosanasalis dan puncaknya
kearah apeks prosesus
zigomatikus os maksila.
ETIOLOGI
 Penyebab tersering sinus maksilaris akut adalah infeksi
saluran nafas atas karena virus, seperti rhinovirus, virus
influenza A dan B, coronavirus, adenovirus, enterovirus dan
virus parainfluenza dan respiratory syncitial virus. Karena
pada infeksi virus akan terjadi edema dan hilangnya fungsi
silia yang normal, maka akan terjadi suatu lingkungan ideal
untuk perkembangan infeksi bakteri.
 Bakteri paling sering ditemukan adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenza, bakteri anaerob,
Branhamella kataralis, Streptococcus alfa, Staphylococcus
aureus dan Streptococcus pyogenes.
EPIDEMIOLOGI
 Infeksi saluran nafas atas (kecuali pharingitis) merupakan
penyebab ketiga alasan pasein datang berobat ke dokter
pada tahun 2000.

 Hasil dari penelitian lain menunjukkan sinusitis maksilaris


berkembang sekitar 31 juta jiwa di Amerika Serikat setiap
tahunnya dan 14 % populasi orang dewasa pernah
mengalami sekurang-kurangnya satu episode yang menderita
sinusitis maksilaris akut.
Table 2

FAKTOR PRESDIPOSISI SINUSITIS

 Rhinitis Alergi
 Variasi Anatomi
 Barotrauma
 Infeksi Gigi
 Trauma
 Faktor Hormon
 Penyakit Immunodefisiensi
 Polusi
 Bahan kimia
 Infeksi Saluran Nafas Atas Gambar: Daerah
 Nasotracheal dan tabung nasogastrik Sinus Maksilaris
GEJALA KLINIK
 Nyeri pada pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta nyeri
pada saat dipalpasi dan perkusi, merupakan keluhan utama
pada sinus maksilaris
 Demam
 Malaise
 Nyeri kepala yang tidak jelas yang biasanya reda dengan
pemberian analgetik biasa seperti aspirin.
 Wajah terasa bengkak dan penuh
 Gigi terasa nyeri pada gerakan kepala mendadak, misalnya
sewaktu naik atau turun tangga.
CON’

 Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang


berbau busuk.
 Batuk iritatif non-produktif sering sekali dialami.
 Sinusitis maksilaris akut diklasifikasikan dengan onset secara
tiba-tiba dalam waktu 4 minggu atau kurang dari 4 minggu
dan sinus maksilaris diklasifikasikan berdasarkan kepada
arah temporal
DIAGNOSIS
 Dalam menegakkan diagnose sinusitis maksilaris akut,
pemeriksaan dimulai dari anamnesis, gejala klinis, diikuti
dengan pemeriksaan klinis rutin sampai pemeriksaan khusus.
 Anamnesis
Memiliki nilai diagnosis yang tinggi. Yang perlu ditanyakan
adalah adanya alergi hidung, dengan gejala yang paling
banyak adalah bersin-bersin lebih dari 5 kali setiap serangan
atau hidung gatal, rinore encer lebih dari 1 jam dan hidung
tersumbat.
 Gejala Objektif
 Pemeriksaan Fisik
1.Tampak pembengkakan di daerah pipi dan kelopak mata
bawah sisi yang terkena.
2.Pada rinoskopi anterior, mukosa konka tampak hiperemis
dan edema.
3.Pada rinoskopi posterior tampak mukopus dinasofaring.
 Pemeriksaan Penunjang
1.Dengan pemeriksaan transiluminasi, sinus yang sakit akan
terlihat suram atau gelap. Akan tetapi bermakna hasilnya bila
hanya salah satu sinus saja yang sakit, sehingga terlihat sekali
perbedaannya antara yang suram atau yang sakit dengan yang
normal.
2. Pemeriksaan radiologi, yaitu foto Waters, PA dan lateral akan
tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau air fluid level
pada sinus yang sakit. CT scan sinus merupakan gold standard
diagnosis sinusitis karena mampu menilai anatomi hidung.

3. Pemeriksaan kultur, sampel diambil dari sekret dari meatus


medius atau meatus superior. Pasien harus dirujuk ke
otolaringologis untuk aspirasi maksila dan kultur bila tidak
sembuh dengan antibiotika yang sesuai dan adekuat
DIAGNOSA BANDING
 Rinitis sekunder dari obat-obatan, baik local
maupun sistemik
 Infeksi gigi geraham
 Benda asing dalam rongga hidung
 Iritasi oleh bahan kimia
TERAPI AMS
AKUT Antibiotik
Spektrum Luas
(Amoxicilin,
Ampicilin,ect)
KONSERVATIF
Dekongestan
TERIMA
KASIH

You might also like