Professional Documents
Culture Documents
Perusahaan STARBUCKS
Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang
yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,
dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic
(Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi,
penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk
tujuan-tujuan tersebut. Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya
Perencanaan Strategis :
1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua
bentukbentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman
bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman
bentuk-bentuk perencaaan lainnya.
“STARBUCKS ”
Tentang Starbucks
Achieve profitability
Mencapai target keuntungan.
2. Everything matters.
Pilar kedua adalah keyakinan bahwa dalam bisnis retail seperti kedai kopi,
everything matters. Segala detil mesti diperhatikan dan dijaga untuk
menghasilkan proses yang sempurna. Segenap pernik mengenai kebersihan
outlet, desain kursi, keragaman produk, dan pelayanan pelanggan mesti
dieksekusi secara tepat untuk mencapai proses bisnis yang ekselen.
4. Embrace resistance.
Pilar keempat adalah terbuka dan mendengarkan sepenuh hati kritik dan
masukan dari para pelanggan. Starbucks selalu mencoba membangun dialog
yang konstruktif untuk mendapatkan umpan balik dari para pelanggannya.
3|Perencanaan Strategik Organisasi Informasi
Dan dari sini, mereka kemudian memperlakukan masukan tersebut sebagai
satu elemen penting untuk memperbaiki kinerja pelayanannya.
Dibalik kemeriahan gaya hidup mutakhir itu, terselip satu pelajaran penting :
produk-produk simbolis itu ternyata juga merupakan hasil dari sebuah “kejeniusan
manajerial”. Starbucks barangkali layak disebut sebagai contoh yang paling
fenomenal. Ditopang dengan strategi manajemen jempolan, Starbucks tiba-tiba
merebak bagai virus dan gerainya memenuhi setiap sudut kolong langit : mulai dari
keramaian di kota Chicago hingga di pinggir jalan tol Cikampek, mulai dari
Tunjungan Plaza hingga Plaza Del Toro di Barcelona, mulai dari sudut kota di negri
Tibet hingga di depan jalanan padat daerah Tebet Pancoran.
Apa yang sebenarnya sangat istimewa dari sebuah cangkir kopi? perlahan
menjadi sebuah gaya hidup baru dan menjadi tambang emas bagi pemiliknya,tidak
ada yang istimewa dari sebuah kopi (miilinea 1989) starbucks begitu memahami
keadaan ini sehingga mereka sadar dengan tidak adanya keistimewaan ini mereka
tahu harus berbuat apa.
Pilar yang pertama adalah menumbuhkan sense of ownership yang kuat pada
segenap jajaran karyawannya, dari level atas hingga level paling bawah. Spirit ini lalu
mendorong setiap pekerja memiliki dedikasi dan tanggungjawab untuk memekarkan
keberhasilan perusahaan. Dalam konteks ini, Starbucks juga memiliki prinsip yang
harus dipenuhi oleh setiap karyawannya. Prinsip tersebut bertajuk “Five Ways of
Being” atau : be welcoming, be genuine, be considerate, be knowledgeable, dan be
involved.
Pilar kedua adalah keyakinan bahwa dalam bisnis retail seperti kedai kopi,
everything matters. Segala detil mesti diperhatikan dan dijaga untuk menghasilkan
proses yang sempurna. Segenap pernik mengenai kebersihan outlet, desain kursi,
keragaman produk, dan pelayanan pelanggan mesti dieksekusi secara tepat untuk
mencapai proses bisnis yang ekselen.
Pilar ketiga adalah surprise dan delight. Setiap pegawai Starbuck, terutama
yang ada di bagian frontline didorong untuk menciptakan serangkaian tindakan yang
mampu membikin pelanggan menjadi terkesan (surprise dan delight). Contoh, jika
ada pelanggan yang sudah antri di didepan kedai pada jam 6.30, maka kedai kopi bisa
langsung dibuka, meskipun aturannya mestinya baru buka jam 7 (para pelanggan
tidak mesti dibiarkan menunggu sekitar 30 menit untuk menunggu hanya demi
memenuhi prosedur pembukaan kedai).
Pilar keempat adalah terbuka dan mendengarkan sepenuh hati kritik dan
masukan dari para pelanggan. Starbucks selalu mencoba membangun dialog yang
konstruktif untuk mendapatkan umpan balik dari para pelanggannya. Dan dari sini,
mereka kemudian memperlakukan masukan tersebut sebagai satu elemen penting
untuk memperbaiki kinerja pelayanannya.
Dan pilar terakhir yang dilakukan oleh Starbukcs untuk membangun kejayaan
adalah memperlakukan karyawan mereka seperti raja. Sebab mereka percaya,
kepuasan karyawan sesunguhnya merupakan kunci dari kepuasan pelanggan. Tanpa
happy employees, Anda pasti tak akan mampu menciptakan happy customers.
Dengan prinsip inilah, Starbucks kemudian menciptakan serangkaian kebijakan yang
mampu membuat karyawan mereka senang bekerja didalamnya – mulai dari
kebijakan remunerasi yang atraktif, lingkungan kerja yang friendly, hingga jam kerja
yang fleksibel.
Dalam pilar yang pertama,” Make it own ” dalam bahasa ibu kita artinya
buatlah menjadi milikmu,starbucks menanamkan dalam diri mereka bahwa
perusahaan ini adalah milik mereka tempat tinggal mereka rumah mereka,dan mereka
Surprise and delight,kejutan dan kesenangan,dalam hal ini mereka dengan giat
mencoba memberi kesenangan yang mendalam terhadap pelanggan mereka,terlebih
lagi untuk hal hal yang dapat membuat pelanggan terkesan Contoh, jika ada
pelanggan yang sudah antri di didepan kedai pada jam 6.30, maka kedai kopi bisa
langsung dibuka, meskipun aturannya mestinya baru buka jam 7 (para pelanggan
tidak mesti dibiarkan menunggu sekitar 30 menit untuk menunggu hanya demi
memenuhi prosedur pembukaan kedai),bagaimana bertindak untuk mencapai hasil
yang ingin dicapai itu yang akan mereka lakukan,semua berorientasi terhadap hasil
yang ingin dicapai yaitu kepuasan pelanggan yang berujung dengan profit yang
mereka dapat.Kapan sesuatu yang tak biasa harus dilakukan walau menabrak
kebiasaan yang ada seperti jam buka kedai yang dimajukan atau jam tutup kedai yang
dimundurkan.starbuck mengidentifikasi waktu yang spesifik untuk melakukan
perubahan guna membuat pelanggan terkesan dan tentu saja akan selalu kembali ke
kedai mereka.
Starbucks melihat semua hal dari dua sisi yaitu kesejahteraan dan
kepuasan,starbucks melakukannya dengan menggabungkan antara kesejahteraan
karyawan dengan kepuasaan pelanggan yang berjalan beriringan,setiap detai dalam
--Referensi terkait :
Schultz, Howard & Dori Jones Yang. Pour Your Heart into It : How STARBUCKS
Built a Company Ones Cup at a Time. 2003. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama