Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Candida albicans adalah flora normal pada membran mukosa rongga mulut, saluran
pernafasan, saluran percernaan dan organ genitalia perempuan. Candida albicans dikenal sebagai
mikroorganisme oportunistik pada tubuh manusia, pada keadaan tertentu jamur ini mampu
Infeksi Candida albicans dapat terjadi pada pemakai protesa yang tidak melepaskan pada
malam hari saat tidur dan tidak dibersihkan sehingga memudahkan pertumbuhan Candida
albicans. Infeksi Candida albicans dapat menyebabkan terjadinya suatu gambaran lesi berwarna
merah, bengkak dan menyakitkan pada permukaan mukosa rongga mulut yang dikenal dengan
denture stomatitis.2
stomatitis tetapi merupakan mikroorganisme dominan yang dapat dijumpai pada denture
stomatitis dan perawatannya adalah dengan memberikan antijamur secara oral dan aplikasi
topikal. Candida albicans dapat diisolasi sebanyak 86% dari penderita denture stomatitis, bila
dibandingkan dengan Staphylococcus aureus 84%, dan Streptococcus mutans sebanyak 16%.3
Penelitian Lisna tahun 2009, menunjukkan persentase denture stomatitis yang disebabkan
Candida albicans pada mukosa palatum adalah sebanyak 54,54% (18 pasien) dan persentase
yang sama untuk denture stomatitis yang disebabkan Staphylococcus aureus sebanyak 54,54%.4
Perawatan lokal denture stomatitis biasanya cukup efektif dengan merendam protesa
dalam larutan antiseptik dan pemberian tablet hisap Nistatin 500.000 unit 3 kali perhari,
setelah gejala hilang atau Flukonazol 100 mg per oral sekali sehari selama 2 minggu.5 Akhir-
akhir ini semakin banyak alternatif pengobatan menggunakan bahan alami sebagai antimikroba
karena bahan alami ini mempunyai efek samping yang rendah, kurang toksis dan mempunyai
sifat biodegrabilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan obat-obatan konvensional.6
pemerintah Indonesia juga mendukung tanaman obat tradisional sebagai alternatif pengobatan
karena negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan tradisional.8 Salah satu
Daun sirih atau Piper betle L. merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh
di Indonesia. Daun sirih mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terkandung fenol yang
berfungsi sebagai antiseptik yang sangat kuat (bakterisida dan fungisida) tetapi tidak mampu
mematikan spora (sporosid).9 Masyarakat Indonesia sendiri telah menggunakan daun sirih dalam
menghilangkan bau badan, menghentikan perdarahan gusi dan sebagai obat kumur.10
Sifat bakterisida dan fungisida daun sirih sangat bermanfaat jika digunakan untuk pengobatan
Henny (2008) telah melakukan penelitian mengenai efek antibakteri sediaan daun sirih,
obat kumur minyak essensial dan povidone iodine 1% terhadap Streptoccus mutans. Hasil
penelitian ini menunjukkan perebusan daun sirih tanpa diblender tidak menunjukkan daya
hambat terhadap Streptococcus mutans. Sediaan daun sirih 5% belum menunjukkan daya hambat
hambatan pertumbuhan Streptococcus mutans dengan daerah zona hambat sebesar 7,21 mm dan
8,442 mm pada masing-masing konsentrasi. Obat kumur yang mengandung minyak essensial
tidak memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans sedangkan obat kumur povidone
Muhammad Naim (2009) telah melakukan penelitian tentang efek daya hambat infusum
daun sirih terhadap Staphylococcus aureus dan mendapati bahwa infusum daun sirih 20%
mempunyai zona hambat paling besar (19,7 ± 0,051) mm berikutnya infusum daun sirih 10%
(16,6 ± 0,046) mm zona hambatnya lebih rendah bila dibandingkan dengan infusum daun sirih
20%, sedangkan infusum daun sirih 5% (13,3 ± 0,053) mm lebih rendah dari zona hambat
infusum daun sirih 10%. Perbandingan antara infusum daun sirih dengan etanol 96% sebagai
kontrol terlihat bahwa etanol 96% mempunyai zona hambat lebih rendah (8,4 ± 0,218) mm bila
Penggunaan tanaman untuk pengobatan telah lama dikenal oleh masyarakat. Usaha
pengembangan tanaman untuk pengobatan perlu dilakukan karena tanaman lebih mudah
diperoleh dan murah dibandingkan obat-obat konvensional. Tetapi penggunaan tanaman untuk
pengobatan perlu didasari oleh data-data penelitian dari tanaman tersebut sehingga
khasiatnya secara ilmiah tidak diragukan lagi dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
tentu akan lebih mendorong penggunaan tanaman sebagai obat secara luas oleh masyarakat.
Sehubungan dengan ini, penulis tertarik untuk mengetahui daya hambat daun sirih terhadap
Candida albicans yang diisolasi dari denture stomatitis dengan mengunakan metode perebusan
untuk mendapatkan infusum daun sirih. Hal ini dilakukan sebagai pendekatan dengan cara yang
1. Apakah sediaan infusum daun sirih yang dibuat dengan cara perebusan memiliki efek
2. Apakah terdapat perbedaan zona hambat infusum daun sirih dalam beberapa konsentrasi
1. Untuk mengetahui efek antijamur infusum daun sirih terhadap Candida albicans.
2. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata zona hambat dari beberapa konsentrasi infusum daun
1. Untuk mendapatkan sediaan obat kumur yang efektif dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
2. Sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut tentang pembuatan obat kumur dari bahan
daun sirih.