Professional Documents
Culture Documents
Judul Penelitian:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengurangi rasio mortalitas diseluruh dunia sebesar 75% antar tahun 1990 hingga 2015
adalah tujuan pembangunan Millenium Development Goals. Kematian ibu adalah
masalah penting di Negara berkembang seluruh dunia.Proses melahirkan oleh penolong
persalinan terlatih berperan sebagai indicator kemajuan kearah pengurangan angka
kematian ibu diseluruh dunia dan merupakan tujuan pembangunan millennium
kelima.Walaupun WHO merekam proporsi wanita yang melahirkan dengan pertolongan
kesehatan terlatih,namun sedikit yang kita lihat tentang kompetensi bidan dalam
manajemen komplikasi obstetric yang mengancam keselamatan jiwa(Harvey et
al.,2007)
Kontribusi perawatan kebidanan bagi hasil kesehatan yang baik telah diakui
baik secara nasional dan internasional,namun sekarang ini terdapat jumlah bidan yang
tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ibu dan anak diseluruh
dunia,Kebutuhan akan bidan bukan saja masalah jumlah,tapi juga berkenaan dengan
bagaimana pendekatan bidan tersebut merawat siibu dan bayinya(Foster and
Healt,2007).
2
Usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan hal yang
diperlukan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi.Kematian bayi baru lahir
berawal dari kesehatan ibu yang rendah,kurangnya perawatan ibu selama
hamil,penanganan persalinan yang salah,sehingga terjadi persalinan yang macet dan
malpresentasi,merupakan penyebab umum kematian perinatal dan kematian ibu akibat
kurangnya pelayanan kebidanan (WHO,2006). Sedangkan menurut Campbell dan
Graham(2006) dalam Harvey at al.,2007, perawatan intrapartum pada pusat kesehatan
adalah strategi paling menjanjikan untuk mengurangi kematian ibu untuk mencapai
millenium Developmen GOALS
Dalam menanggulangi tingginya angka kematian ibu dan angka kematian anak,
jajaran departemen kesehatan telah melaksanakan akselerasi antara lain,program
peningkatan SDM bidan desa melalui pendidikan Diploma I (DI), menambah jenjang
pendidikan bidan Diploma III(DIII) (Depkes,2000).Di ndonesia terdapat program
70.000 bidan baru tersebar diseluruh pelosok tanah air. Bila semua bidan yang ada
memiliki kompetensi yang optimal dalam memberikan pelayanan kebidanan dan
adanya kerjasama lintas sektoral yang baik,diharapkan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan yang terampil serta profesional
terus mengalami peningkatan hingga mencapai 72,4% pada tahun 2006. Hal ini sangat
mempengaruhi angka kematian ibu dan sekaligus mempengaruhi angka kematian bayi.
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 30%, eklampsia 25%, partus lama
5%, komplikasi aborsi 8%, dan karena infeksi 12% (Bappenas, 2007).
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan yang sangat straregis dalam
menjalankan pelayanan berkualitas dan profesional sehingga dapat memberikan
pelayanan terhadap persalinan sesuai dengan konsep dan prosedur kerja yang tepat.
Peran institusi pelayanan kesehatan di rumah sakit ikut berkontribusi dalam
menentukan penurunan AKI (DepKes, 2006). Dalam memberikan pertolongan
persalinan yang berkualitas dibutuhkan tenaga yang terampil dalam memberikan
pelayanan yang cepat, tepat, aman, nyaman dan sesuai standar serta mampu
memberikan intervensi sesuai kebutuhan ibu. Sehingga dalam hal ini diperlukan adanya
evaluasi untuk mengetahui penerapan pada asuhan persalinan sebagai salah satu
jaminan kualitas pelayanan (IBI, 2004).
RSUD Bangkinang merupakan Rumah Sakit Pemerintah yang ada di
Kabupaten Kampar Propinsi Riau dan merupakan rumah sakit rujukan sehingga
3
banyak pasien yang dirujuk dengan komplikasi dan pasien tingkat sosial ekonomi yang
masih rendah.
Menurut data di RSUD Bangkinang pada tahun 2008 jumlah kematian bayi
akibat Asfexia sebanyak 21, bayi dengan berat bayi lahir rendah 29 orang, lahir mati 20
orang, Bayi dengan tetanus Neunatorum 1 orang dari 219 persalinan, ibu bersalin
dengan manual plasenta sebanyak 28 orang dari 162 persalinan pervagina, sementara
pada tahun 2007 terdapat 38 pasien manual plasenta dari 134 persalinan pervagina.
Masih sedikitnya tenaga di kamar bersalin yang telah mengikuti pelatihan
dalam penanganan ibu bersalin (APN) hanya 25%. Pelayanan instalasi rawat inap
kebidanan adalah salah satu jenis pelayanan kebidanan terhadap ibu bersalin yang ada
di RSUD Bangkinang. petugas kamar bersalin 12 orang (bidan) dan yang mendapatkan
pelatihan APN baru 3 orang (25%), dokter Obgyn 2 orang dan dokter umum 1 orang
B. Masalah Penelitian:
Menurut data di RSUD Bangkinang pada tahun 2008 jumlah kematian bayi
akibat Asfexia sebanyak 21, bayi dengan berat bayi lahir rendah 29 orang, lahir mati 20
orang, Bayi dengan tetanus Neunatorum 1 orang dari 219 persalinan, ibu bersalin
dengan manual plasenta sebanyak 28 orang dari 162 persalinan pervagina, sementara
pada tahun 2007 terdapat 38 pasien manual plasenta dari 134 persalinan pervagina
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Kompetensi Bidan kamar bersalin dengan standar Asuhan persalinan
Normal.
b. Diketahuinya permasalahan apa saja yang berkaitan dengan keterampilan penolong
persalinan.
c. Diketahuinya hambatan-hambatan apa saja yang berkaitan dengan keterampilan
penolong persalinan.
Literatur Review:
Penelitian sebelumnya
Harvey at al. (2007) judul penelitian Are Skilled Birth Attendants Really Skilled? A
Measurement Method, Some Disturbing Result and Potential Way Forward. Meneliti
tentang pengukuran keterampilan penolong persalinan, metode Pedoman Integrated
Mangement of Pregnancy and Childbirth (IMPAC) yang merupakan standar
kompetensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keterampilan
Keterampilan adalah hasil dari latihan yang berulang, yang dapat disebut
perubahan yang meningkat oleh orang yang mempelajari keterampilan tadi sebagai
hasil aktivitas tertentu. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan atau
keterampilan (Whitherngton, 1991).
2. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan
bantuan atau tanpa bantuan / kekuatan sendiri (Mochtar, 1998).
Menurut Wiknjosastro et al. (1991), persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu: 1)
kala I, dimulai dengan serviks membuka sampai terjadi pembukaan lengkap. Lamanya
pada primigravida berlangsung 13 jam sedangkan multigravida sekitar 7 jam. Proses
pembukaan serviks dibagi 2 fase yaitu fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks kurang dari 3 cm, biasanya
berlangsung di bawah 8 jam, dan fase aktif dimana serviks membuka dari 4 ke 10 cm;
2) kala II dimana kepala janin sudah masuk di ruang dasar panggul reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Pada primigaravida berlangsung rata-rata 1,5 jam dan
pada multipara rata-rata 0,5 jam; 3) kala III setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit uterus kemudian berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir; 4) Kala IV dimana dianggap perlu untuk mengamati
apakah ada perdarahan post partum.
pengaruh besar terhadap sistem. Untuk mengetahui keterkaitan antara komponen input,
proces, output, dan out come serta adanya pengaruh dari lingkungan yaitu dunia luar
dari system yang tidak dikelola, tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap system
(menajemen aktif kala III) maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pada penelitian ini
dilakukan pada input, dan output.
Dengan evaluasi diharapkan akan meningkatkan dan membantu mutu praktik,
memberikan justifikasi terhadap penggunaan sumber-sumber yang telah terpakai dalam
kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan mengidentifikasi setiap laporan
hasil yang tidak direncanakan atau tidak diharapkan (IBI, 2004).
Kerangka Teori
INPUT PROSES
-Pelatihan APN - Perencanaan OUTPUT
-Standar - Pelaksanaan
-Pelayanan Keb. - Penilaian Keterampilan
-Dana
-Sarana
Terampil
Standar pencegahan
perdarahan kala persalinan
dan Asuhan Persalinan
Normal (APN) Tidak
Terampil
Menilai
keuntungan
Karekteristik penolong: umur, dan kerugian
pendidikan, masa kerja. pelatihan
Variabel Demografi umur,
paritas, akses kepelayanan
Menilai
kesehatan,pemeriksaan ANC
ancaman dan
Variabel psikologis sosial
keseriusan
ekonomi, tarif /biaya.,
masalah
Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Variabel terikat
Pelatihan APN
Keterampilan
Variabel luar
Karakteristik Penolong:
- Umur
- Pendidikan
- Masa kerja
Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterampilan
Penelitian Apakah ada Penolong Persalinan
Dimulai faktor-faktor?
Terampil
Penolong
persalinan Terampil
B. Subjek Penelitian
1. Batasan Populasi
Populasi penelitian ádalah seluruh penolong persalinan di kamar bersalin pada
bulan Desember tahun 2009 s/d Februari 2010, baik yang sudah mendapatkan pelatihan
ataupun yang belum mendapatkan pelatihan APN.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ádalah seluruh penolong persalinan di kamar bersalin RSUD
Bangkinang. Dilakukan observasi pada kelompok yang telah mengikuti pelatihan APN
dengan kelompok yang belum pernah mengikuti pelatihan APN, dengan jumlah sampel
sebanyak 12 penolong persalinan, dengan :
a). Kriteria inklusi :
a. Seluruh penolong persalinan di kamar bersalin baik laki-laki maupun
perempuan yang bersedia untuk dijadikan responden penelitian.
b. Mempunyai latar belakang pendidikan minimal bidan DI dan mahasiswa
( dokter , bidan).
c. Usia dibawah 50 tahun.
b). Kritera ekslusi :
a. Mahasiswa yang berdinas dikamar bersalin yang belum memperoleh izin untuk
menolong persalinan.
b. dr.Obgyn dan dokter umum.
c. Pasien partus patologis.
Variabel Luar
3. Umur Jumlah tahun berdasarkan kelahiran Nominal 0= ≤40 thn
penolong hingga saat ulang tahun 1= >40 thn
terakhir
4. Pendidikan Pendidikan formal yang pernah dijalani Nominal 0= Mahasiswa,
penolong persalinan DI
Kebidanan
1= DIII-DIV,
Kebidanan
12
5. Masa Bekerja Masa kerja yang dihitung saat mulai Nominal 0= < 10 thn
pertama kali bekerja sampaii dengan saat 1= ≥ 10 thn
ini
D. Instrumen Penelitian
1. Alat Ukur
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah check list dan pedoman
wawancara mendalam.
a. Check list
Daftar check list digunakan sebagai alat untuk observasi.
b. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada kelompok yang telah dilatih
APN dan yang belum dilatih APN. Observasi pada penelitian ini dilakukan pada
aspek penyediaanya sarana persiapan alat pertolongan persalinan, prosedur kerja
pada setiap asuhan persalinan, kompetensi dalam menolong persalinan,
pemantauan kemajuan persalinan, dan saat melakukan pertolongan persalinan.
Observasi ini diadopsi dari daftar tilik atau check list Manajemen Asuhan
Persalinan Normal dari WHO dan Depkes 2004.
c. Wawancara mendalam
Pedoman wawancara mendalam disusun menggunakan pertanyaan
terbuka, berisi tentang garis-garis besar atau pokok-pokok yang akan ditanyakan
sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara mendalam dilakukan kepada kepala
ruang kamar bersalin dan kepala ruangan kebidanan. Hasil wawancara direkam
menggunakan tape recorder, selanjutnya dilakukan koding untuk pengelompokan
data.
2. Skala Pengukuran
Indikator pencapaian untuk penyediaan sarana adalah sarana lengkap untuk
pertolongan persalinan dan penanganan perdarahan; indikator pencapaian untuk
keterampilan pertolongan persalinan adalah jika pertolongan persalinan dilakukan
sesuai dengan prosedur tetap saat pertolongan persalinan normal. Pertolongan
persalinan dilakukan dengan konsisten dan benar terhadap seluruh kriteria yang harus
dilakukan sebagai standar validasi penolong persalinan. Kriteria pencapaian nilai
minimal yang diharapkan adalah (85%) dari total observasi.
Cara Penilaian: ∑ Ya N x 100 % = 100 % ( semua tindakan yang dilakukan)
Jumlah kriteria
13
Untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara:
1. Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap objek yang sedang diteliti pada lokasi penelitian. Alat bantu
yang dipergunakan dalam penelitian ini ádalah check list. Check list merupakan
suatu daftar pengecek terhadap aspek pengamatan; berisi nama subjek dan beberapa
identitas lain dari objek pengamatan. Pada penelitian ini pengamat tinggal
memberikan tanda check (X) pada daftar check list, yang menunjukkan adanya
gejala/ciri dari sasaran pengamatan.
Check list mengenai protap dibuat sesuai dengan standar Depkes dan standar
validasi. Untuk memperoleh data yang cermat dalam keterampilan penrtolongan
persalinan, peneliti melakukan observasi terhadap: a) penyediaan persiapan alat
persalinan; b) pelaksanaan prosedur tindakan persalinan yang dilakukan 3 bulan
terakhir (Desember 2008 sampai dengan Februari 2009); c) kompetensi dalam
melakukan tindakan persalinan.
3. Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
permasalahan dan hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan
pertolongan persalinan. Menurut Utarini (2000), wawancara merupakan suatu
cara yang dilakukan dengan tujuan tertentu, untuk mendapatkan keterangan
secara lisan dari seorang responden atau informan, dengan cara bertanya jawab,
bertatap muka dengan orang lain. Wawancara mendalam dilakukan setelah
selesai observasi. Wawancara dilakukan terhadap kepala ruangan kamar
bersalin dan kepala ruangan kebidanan dengan menggunakan daftar panduan
wawancara yang telah disediakan, direkam mengunakan tape recorder.
14
F. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh melalui lembar observasi chek list, yaitu untuk
menilai variabel bebas pelatihan APN, variabel terikat keterampilan, sedangkan
variabel luar umur, pendidikan dan masa kerja.
a) Analisis univariabel
Menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian dengan
distribusi frekuensi dan persentase masing-masing kelompok. Data ditampilkan
dalam bentuk tabel dan narasi.
b) Analisis bivariabel
Analisis bivariabel dilakukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas. Uji yang digunakan adalah chi-square
2x2, Relative Risk (RR) dihitung dengan cara membandingkan kelompok terpapar
dengan kelompok tidak terpapar untuk dilihat hubungannya dengan outcome
(keterampilan).
c) Analisis multivariabel
Menghubungkan variabel bebas yang bermakna secara statistik pada analisis
bivariabel secara bersama-sama dengan variabel terikat menggunakan uji statistik
regresi logistik. Variabel yang dianalisis pada multivariabel adalah variabel bebas
dan variabel luar yang memiliki hubungan yang bermakna pada analisis
bivariabel dengan nilai p value <0,05 dan 95%CI.
G. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan bahan pustaka sebagai bahan
materi dalam penyusunan proposal. Setelah proposal diseminarkan dan dapat diterima,
melakukan pengurusan Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
kesehatan, selanjutnya ijin penelitian pada Direktur RSUD Bangkinang.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi terhadap persiapan
alat untuk pertolongan persalinan yang ada dikamar bersalin dalam pelaksanan
protap pertolongan persalinan sesuai dengan aitem pada check list .
b. Melakukan pengecekan data yang ada pada check list yang telah dikumpulkan.
c. Melakukan editing data, melakukan pengkodean dan melakukan analisa data
kuantitatif dan kualitatif. Data disajikan secara narasi kemudian dikelompokkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan sehingga menjadi suatu deskripsi.
3. Penyusunan Laporan
Tahap akhir penelitian dilakukan penyusunan dan penyajian hasil analisa data
dan pembahasan hasil dari penelitian. Selanjutnya membuat kesimpulan serta saran
sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Carlough, M. & McCall, M. (2004) Skilled Birth Attendance : what does it mean and
how can it be measured? A clinical skill assessment of maternal and child
health workers in Nepal. Int J Gynecol Obstet, 89, 200–208.
Harvey, S.A., Blandon, Y.C.W., McCaw-Binns, A., Sandino, I., Urbina, L., Rodriguez,
C., Gomez, I., Ayabaca, P., Djbrina, S. & The Nicaraguan Maternal and
Neonatal Health Quality Improvement Group (2007) Are skilled birth
attendants really skilled? A measurement method, some disturbing results and a
potential way forward. Bul World Health Organ, 85(10): 783-790.
Mochtar, R. (1998) Sinopsis obstetri: obstetric operatif, obstetric sosial. Ed.2 Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S., Kresno, S., Tafal, Z., Pratomo, H., Sasongko, A., Hassan, A.,
Damayanti, R., Krianto, T., Hadi, N.E. & Ayubi, D. (2005) Promosi
kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Roosmans, C., Achadi, E., Supratikto, G., Ali, Z., Jeanne, M., Marge, K. & Tom, M.
(2001) Evaluation of Comprehensive Home–Based Midwifery Programe in
South Kalimantan, Indonesia. TM & IH, 6(10): 799-810.
Sullivan, R. & Gaffiksin, L. (1997) Instructional design skill for reproductive health
professionals. JHPIEGO Corporation.
Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B. & Rachmadhi, T. (1991) Ilmu kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
World Health Organization, ICM & FIGO (2004) Making pregnancy safer: the critical
role of the skilled attendant. Geneva: Department of Reproductive Health and
Research World Health Organization.
17