You are on page 1of 6

Bakso Kaki Lima Kualitas Bintang 

Lima

 Membuat Bakso Sendiri


Bakso, merupakan makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat kita. Hampir di
setiap tempat dapat kita jumpai produk ini. Di pasar-pasar, di pinggir jalan, di pondokan,
pedagang keliling sampai di pasar swalayan.

Bakso yang biasa kita kenal dikelompokkan menjadi bakso daging, bakso urat, dan bakso
aci. Bakso daging dibuat dari daging yang sedikit mengandung urat, misalnya daging bagian
penutup atau bagian gandik, dengan penambahan tepung yang lebih sedikit. Bakso urat terbuat
dari daging yang mengandung jaringan ikat atau urat, misalnya daging iga. Bakso acin adalah
bakso yang penambahan tepungnya lebih banyak dibanding dengan jumlah daging yang
digunakan.

Bang, baksonya pakai boraksnya nggak ? MSG-nya banyak nggak ? Kadang-kadang


pertanyaan-pertanyaan seperti ini terlontar saat konsumen membelinya. Konsumen ingin
mendapatkan produk yang aman, tentunya. Memang, beberapa pedagang bakso sering
menggunakan bahan tambahan pada produknya, seperti bahan pemutih, bahan pengawet, boraks,
fosfat (STPP), dan tawas. Bahan pemutih yang biasa digunakan adalah Titanium dioksida. Bahan
pengawet yang biasa digunakan adalah benzoat, batas penggunaannya dalam produk pangan
maksimum 0,1%. Boraks berupa serbuk putih yang digunakan pada bakso untuk menghasilkan
produk yang kering (kasat dan tidak lengket), bahan ini termasuk bahan kimia yang dilarang
penggunaannya dalam produk pangan. Tawas digunakan dalam air perebus bakso untuk
membantu mengekstrak protein daging, kelebihan STPP ini menyebabkan rasa pahit pada bakso.

Untuk menghindari konsumsi bahan tambahan yang terlalu banyak, bakso dapat dibuat
sendiri di rumah dengan mengurangi atau menghindari sama sekali penggunaan bahan-bahan
tersebut. Caranya mudah, simak saja tulisan berikut.

Pembuatan bakso terdiri dari tahap pemotongan daging, penggilingan daging,


penghalusan daging giling sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu,
pencampuran dengan tepung tapioka dan sagu aren, pembentukan bola-bola dan perebusan.

Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang dihasilkan tidak
keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Tahap pertama, bakso
dipanaskan dalam panci berisi air hangat sekitar 60oC sampai 80oC, sampai bakso mengeras dan
terapung. Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.

Proses Pembuatan :
Siapkan bahan-bahan sebagai berikut :
Daging sapi 500 gr
Tepung tapioka 111,13 gr
Sagu aren 55,7 gr
Es 100 gr
Fosfat (STPP) 1 gr
Lada halus 1 gr
MSG 2,5 gr
Bawang Putih 3 siung
Garam 9 gr
Daging dipotong 10 x 5 x 5 cm.

 Daging digiling dengan menggunakan grinder.


 Daging gilingan dimasukkan ke dalam food processor (chopper) bersama dengan
sebagaian dari es, STTP, garam, lada halus, MSG, dan bawang putih yang telah
dihaluskan.
 Campuran tersebut dihaluskan selama 5 menit.
 Tepung tapioka, sagu aren, dan sisa es ditambahkan ke dalam food processor, dan semua
campuran dihaluskan sampai halus (kurang lebih 10 menit).
 Setelah halus, adonan bakso ini dibulat-bulatkan dengan menggunakan tangan dan
diambil dengan sendok. Ukuran daging disesuaikan dengan selera, bisa besar, kecil, atau
sedang.
 Bola-bola daging yang terbentuk langsung dimasukkan ke dalam air hangat (air hangat
ini belum mendidih atau sekitar suhu 60-80 nol derajat Celsius).
 Bila sudah terapung dalam air, bola-bola bakso ini diangkat. Bila akan dikonsumsi
langsung, bakso tersebut didinginkan sebentar, lalu direbus lagi sampai matang (sekitar
10 menit).
 Bila akan disimpan, dapat disimpan direfrigerator untuk jangka waktu sebentar, atau di
freezer untuk jangka waktu yang lama. Direbus kembali bila akan dikonsumsi.

TIP :
Bila tidak mempunyai grinder dan food processor di rumah, penggilingan daging dan
pencampuran dengan bahan lainnya dapat dilakukan di pasar, dengan bahan-bahan yang sudah
dipersiapkan sendiri dari rumah. Bila ingin mendapatkan bakso yang lebih kenyal, gunakan
daging yang baru dipotong (daging hangat) yang bisa diperoleh di pasar pada dini hari.
Perhitungan Ekonomi
Perhitungan ekonomi ini dilakukan secara sederhana dan menganggap bahwa peralatan
yang digunakan sudah tersedia di rumah. Pada perhitungan ekonomi ini akan dihitung jumlah
produksi perhari, dimaan kita tidak untung dan tidak rugi yang dikenal dengan istilah Break
Even Point (BEP). Jadi, jika ingin mendapatkan untung maka kita harus memproduksi lebih dari
nilai BEP tersebut.

PENENTUAN BIAYA TIDAK TETAP TERDIRI DARI BAHAN BAKU DAN BAHAN
PENUNJANG LAIN UNTUK MEMBUAT BAKSO DARI 500 GRAM DAGING SAPI

Daging sapi 500 gr Rp. 19.500,-


Tepung tapioka Rp. 300,-
Sagu aren Rp. 150,-
Es Rp. 50,-
Fosfat (STPP) Rp. 100,-
Lada halus Rp. 25,-
MSG Rp. 50,-
Bawang Putih Rp. 50,-
Garam Rp. 25,-
Kemasan Rp. 50,-
Transport Rp. 2.000,-
Gas Rp. 1.000,-
JUMLAH Rp. 21.800,-

BIAYA TETAP (per hari)


Gaji Karyawan Rp. 10.000,-
Sewa Tempat Rp. 10.000,-
Perawatan Peralatan Rp. 5.000,-
JUMLAH Rp. 25.000,-

Dari formula di atas akan dihasilkan 810 g bakso (80 butir), dibuat dalam 4 bungkus kemasan 20
butir. Maka biaya tidak tetap untuk pembuatan satu bungkus bakso tiap kemasan adalah Rp.
21.800,- : 4 = Rp. 5.450,- dan jika 1 kemasan bakso tersebut akan kita jual dengan harga Rp.
7.000,- maka nilai BEP dapat dihitung dengan rumus berikut :

A x B = (A x C) + D

Keterangan :
A = Jumlah produksi perhari pada keadaan BEP
B = Harga jual bakso per kemasan 20 butir
C = Biaya tidak tetap untuk 1 kemasan bakso 20 butir
D = Biaya tetap perhari

A x Rp. 7.000 = (A x Rp. 5.450) + Rp. 25.000


1550 A = 25.000
A = 16 bungkus

Dengan demikian untuk mendapatkan keuntungan maka jumlah produksi bakso setiap hari harus
melebihi 16 bungkus perhari, atau menggunakan lebih dari 2 kg daging sapi.

GAMBAR ALAT MESIN PEMBUAT


BAKSO
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
DETEKSI USAHA SPEKULATIF

NAMA : MUHAZAN
NIM : B1A 009 058
JURUSAN : IPT

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011

You might also like