You are on page 1of 33

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen)

Sekolah : SMA BUPI Majalaya


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : XI eksperimen /IPA 1
Semester : 1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran
(6 x pertemuan/ 3 minggu efektif).

Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan


sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya
Indikator :
1. Menggunakan aturan perkalian untuk menyelesaikan soal cerita.
2. Menerapkan permutasi pada pengerjaan soal-soal cerita.
3. Mengerjakan soal cerita dengan baik dan benar melalui aturan tempat, pada kaidah
penjumlahan, perkalian, faktorial, permutasi, kombinasi dan Binom newton.
4. Menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal cerita.
5. Menentukan peluang suatu kejadian dari berbagai situasi dan penafsirannya.
6. Menggunakan frekuensi harapan atau frekuensi relatif dalam pemecahan soal dan
penafsirannya.
7. Merumuskan aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian majemuk dan
penggunaanya.
8. Menentukan peluang komplemen suatu kejadian dan penafsirannya.
9. Menentukan peluang dua kejadian yang saling lepas penafsirannya.
10. Menentukan peluang dua kejadian yang saling bebas dan penafsirannya.
11. Menentukan peluang kejadian bersyarat.
12. Mengerjakan soal dengan baik dan benar berkaitan dengan materi percobaan, ruang
sampel dan kejadian, peluang kejadian, frekuensi harapan, kejadian majemuk.

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menggunakan aturan perkalian untuk menyelesaikan soal cerita.
b. Peserta didik dapat menerapkan permutasi pada pengerjaan soal-soal cerita.
c. Peserta didik dapat mngerjakan soal cerita dengan baik dan benar melalui aturan
tempat, pada kaidah penjumlahan, perkalian, faktorial, permutasi, kombinasi dan
binom newton.
d. Peserta didik dapat menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal cerita.
e. Peserta didik menentukan peluang suatu kejadian dari berbagai situasi dan
penafsirannya.
f. Peserta didik dapat Menggunakan frekuensi harapan atau frekuensi relatif dalam
pemecahan soal dan penafsirannya.
g. Peserta didik dapat merumuskan aturan penjumlahan dan perkalian dalam
peluang kejadian majemuk dan penggunaanya.
h. Peserta didik dapat Menentukan peluang komplemen suatu kejadian dan
penafsirannya.
i. Peserta didik dapat menentukan peluang dua kejadian yang saling lepas
penafsirannya.
j. Peserta didik dapat menentukan peluang dua kejadian yang saling bebas dan
penafsirannya.
k. Peserta didik dapat Menentukan peluang kejadian bersyarat.
l. Peserta didik dapat Mengerjakan soal dengan baik dan benar berkaitan
dengan materi percobaan, ruang sampel dan kejadian, peluang kejadian,
frekuensi harapan, kejadian majemuk.

B. Materi Ajar
Peluang :
- Menggunakan aturan perkalian permutasi dan kombinasi pada soal cerita yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
- Menggunakan dan menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal – soal
cerita.
- Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsiran yang terdapat dalam soal
cerita.

C. Metode Pembelajaran

 Pendekatan : RME (Realistic Mathematic Education)


 Strategi : Kooperatif Tipe Jigsaw

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama dan Kedua


Pendahuluan
Fase Pengenalan:
a. Apersepsi : Mengingatkan kembali mengenai aturan perkalian
permutasi dan kombinasi.
b. Motivasi : Memberikan stimulus terhadap siswa mengenai materi
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
yang akan diajarkan dengan tujuan proses pembelajaran
lebih menarik untuk dipahami.
Kegiatan Inti
Fase Eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa menjadi kelompok- kelompok kecil dengan anggota 5 -
6 siswa secara heterogen yang bekerja saling ketergantungan positif dan
bertanggungjawab secara mandiri.
Peneliti membagikan materi ajar berbentuk LKS, dimana setiap anggota kelompok
diberi materi yang berbeda.
b. Peserta didik yang mempelajari materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
membahas konsep dalam LKS dan materi ajar mengenai penggunaan aturan perkalian
permutasi dan kombinasi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya kemudian
bertanggungjawab untuk menularkan pemahaman kepada anggota kelompok asalnya,
sehingga kelompok tersebut memiliki pemahaman yang sama mengenai penggunaan
aturan perkalian permutasi dan kombinasi yang digunakan pada soal-soal cerita yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar.
d. Kontribusi siswa serta interaktif dalam PBM mempermudah untuk memahami konsep
aturan perkalian permutasi dan kombinasi yang diimplementasikan pada soal-soal
cerita.
e. Peneliti memberikan kuis/tes untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep
aturan perkalian permutasi dan kombinasi.

Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi,
mengenai penggunaan aturan perkalian permutasi dan kombinasi yang digunakan pada
soal-soal cerita yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.

 Pertemuan Ketiga dan keempat


Pendahuluan
Fase Pengenalan
Apersepsi : Mengulang kembali materi yang telah diajarkan sebagai jembatan
untuk menuju kemateri yang akan diajarkan mengenai menentukan
ruang sampel suatu percobaan.
Motivasi : Memberikan stimulus terhadap siswa mengenai materi
yang akan diajarkan yang berhubungan erat dengan
kehidupan sehari-hari dengan tujuan proses pembelajaran
lebih menarik untuk dipahami.
Kegiatan Inti
Fase eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa dalam kelompok yang sama seperti pertemuan
sebelumnya dan peneliti membagikan materi ajar yang berbeda tentang menentukan
ruang sampel suatu percobaan.
b. Peserta didik yang memperoleh materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
mendapatkan pemecahan suatu masalah.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya untuk
menerangkan, serta mengerjakan beberapa soal mengenai materi menentukan ruang
sampel dan percobaan yang dikerjakan pada soal-soal cerita yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun berkelompok.
d. Peneliti memberikan kuis/tes untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ruang
sampel dan percobaan. Setelah kuis selesai dikerjakan dilakukan penskoran baik
individu atau kelompok untuk menentukan penghargaan.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal – soal pada
LKS.
Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi mengenai
materi menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Pertemuan kelima dan keenam
Pendahuluan
Fase Pengenalan
Apersepsi : Mengulang kembali materi yang telah diajarkan sebagai jembatan
untuk menuju kemateri yang akan diajarkan mengenai : menentukan
peluang suatu kejadian dan penafsiran.
Motivasi : Memberikan stimulus terhadap siswa mengenai materi
yang akan diajarkan yang berhubungan erat dengan
kehidupan sehari-hari dengan tujuan proses pembelajaran
lebih menarik untuk dipahami.
Kegiatan Inti
Fase eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa dalam kelompok yang sama seperti pertemuan
sebelumnya dan peneliti membagikan materi ajar tentang menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran.
b. Peserta didik yang memperoleh materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
membahas konsep dan contoh soal mengenai : materi menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya untuk
menerangkan, serta mengerjakan beberapa soal mengenai : materi menentukan
peluang suatu kejadian dan penafsiran.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai : materi menentukan peluang
suatu kejadian dan penafsiran yang dikerjakan pada soal-soal cerita yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun
berkelompok.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal – soal pada
LKS.
Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi mengenai
materi menentukan peluang suatu kejadian dan penafsira
E. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber :
 Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA Kelas XI program IPA,
karangan Nugroho Soedyarto dan Maryanto, hal. 57-86.
 Sumber referensi lain.
Pengetahuan guru dan pengalaman siswa.

b. Alat :
 Laptop
 LCD
 OHP

F. Penilaian
Teknik : tugas individu, tugas kelompok.
Bentuk Instrumen : essay (uraian).

Catatan :
- LKS Terlampir
- RPP Terlampir
- Skenario pembelajaran terlampir
- Silabus terlampir
- Soal Uji dan kunci jawaban terlampir

Majalaya,

Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Enan Suryana, S.Pd Tati


NIP. NIP.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)

Sekolah : SMA BUPI Majalaya


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : XI eksperimen /IPA 1
Semester : 1 (satu)
Tahun Pelajaran: 2010 - 2011
Alokasi Waktu : 18 jam pelajaran
(6 x pertemuan/ 3 minggu efektif).

Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan


sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya
Indikator :
1. Menggunakan aturan perkalian untuk menyelesaikan soal cerita.
2. Menerapkan permutasi pada pengerjaan soal-soal cerita.
3. Mengerjakan soal cerita dengan baik dan benar melalui aturan tempat, pada kaidah
penjumlahan, perkalian, faktorial, permutasi, kombinasi dan Binom newton.
4. Menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal cerita.
5. Menentukan peluang suatu kejadian dari berbagai situasi dan penafsirannya.
6. Menggunakan frekuensi harapan atau frekuensi relatif dalam pemecahan soal dan
penafsirannya.
7. Merumuskan aturan penjumlahan dan perkalian dalam peluang kejadian majemuk dan
penggunaanya.
8. Menentukan peluang komplemen suatu kejadian dan penafsirannya.
9. Menentukan peluang dua kejadian yang saling lepas penafsirannya.
10. Menentukan peluang dua kejadian yang saling bebas dan penafsirannya.
11. Menentukan peluang kejadian bersyarat.
12. Mengerjakan soal dengan baik dan benar berkaitan dengan materi percobaan, ruang
sampel dan kejadian, peluang kejadian, frekuensi harapan, kejadian majemuk.

A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat menggunakan aturan perkalian untuk menyelesaikan soal cerita.
b. Peserta didik dapat menerapkan permutasi pada pengerjaan soal-soal cerita.
c. Peserta didik dapat mngerjakan soal cerita dengan baik dan benar melalui aturan
tempat, pada kaidah penjumlahan, perkalian, faktorial, permutasi, kombinasi dan
binom newton.
d. Peserta didik dapat menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal cerita.
e. Peserta didik menentukan peluang suatu kejadian dari berbagai situasi dan
penafsirannya.
f. Peserta didik dapat Menggunakan frekuensi harapan atau frekuensi relatif dalam
pemecahan soal dan penafsirannya.
g. Peserta didik dapat merumuskan aturan penjumlahan dan perkalian dalam
peluang kejadian majemuk dan penggunaanya.
h. Peserta didik dapat Menentukan peluang komplemen suatu kejadian dan
penafsirannya.
i. Peserta didik dapat menentukan peluang dua kejadian yang saling lepas
penafsirannya.
j. Peserta didik dapat menentukan peluang dua kejadian yang saling bebas dan
penafsirannya.
k. Peserta didik dapat Menentukan peluang kejadian bersyarat.
l. Peserta didik dapat Mengerjakan soal dengan baik dan benar berkaitan
dengan materi percobaan, ruang sampel dan kejadian, peluang kejadian,
frekuensi harapan, kejadian majemuk.

B. Materi Ajar
Peluang :
- Menggunakan aturan perkalian permutasi dan kombinasi pada soal cerita yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
- Menggunakan dan menentukan ruang sampel suatu percobaan pada soal – soal
cerita.
- Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsiran yang terdapat dalam soal
cerita.

C. Metode Pembelajaran

 Pendekatan : Konvensional (biasa)


 Strategi : Kooperatif Tipe Jigsaw

D. Langkah-langkah Kegiatan

 Pertemuan Pertama dan Kedua


Pendahuluan
Fase Pengenalan:
a. Apersepsi : Peneliti mengkondisikan siswa untuk siap menerima mata pelajaran
b. Motivasi : Peneliti memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan
dengan tujuan siswa menyimak materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti
Fase Eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa menjadi kelompok- kelompok kecil dengan anggota 5 -
6 siswa secara heterogen.
Peneliti membagikan materi ajar berbentuk LKS, dimana setiap anggota kelompok
diberi materi yang berbeda.
b. Peserta didik yang mempelajari materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
membahas konsep dalam LKS dan materi ajar mengenai penggunaan aturan perkalian
permutasi dan kombinasi.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya kemudian
bertanggungjawab untuk menularkan pemahaman kepada anggota kelompok asalnya,
sehingga kelompok tersebut memiliki pemahaman yang sama mengenai penggunaan
aturan perkalian permutasi dan kombinasi.
d. Peneliti memberikan kuis/tes untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep
aturan perkalian permutasi dan kombinasi.
Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi, mengenai
penggunaan aturan perkalian permutasi dan kombinasi.
 Pertemuan Ketiga dan keempat
Pendahuluan
Fase Pengenalan
Apersepsi : Mengulang kembali materi yang telah diajarkan sebagai jembatan
untuk menuju kemateri yang akan diajarkan mengenai menentukan
ruang sampel suatu percobaan.
Motivasi : Peneliti memotivasi siswa, agar materi yang akan disampaikan dapat
dipahami oleh siswa.

Kegiatan Inti
Fase eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa dalam kelompok yang sama seperti pertemuan
sebelumnya dan peneliti membagikan materi ajar yang berbeda tentang menentukan
ruang sampel suatu percobaan.
b. Peserta didik yang memperoleh materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
mendapatkan pemecahan suatu masalah.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya untuk
menerangkan, serta mengerjakan beberapa soal mengenai materi menentukan ruang
sampel dan percobaan.
d. Peneliti memberikan kuis/tes untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai ruang
sampel dan percobaan. Setelah kuis selesai dikerjakan dilakukan penskoran baik
individu atau kelompok untuk menentukan penghargaan.
e. Peserta didik dan peneliti secara bersama-sama membahas jawaban soal – soal pada
LKS.
Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan peneliti melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi
mengenai materi menentukan ruang sampel suatu percobaan.
 Pertemuan kelima dan keenam
Pendahuluan
Fase Pengenalan
Apersepsi : Mengulang kembali materi yang telah diajarkan sebagai jembatan
untuk menuju kemateri yang akan diajarkan mengenai : menentukan
peluang suatu kejadian dan penafsiran.
Motivasi : Peneliti memotivasi siswa agar materi yang akan disampaikan dapat
dipahami.
Kegiatan Inti
Fase eksplorasi
a. Peneliti mengelompokan siswa dalam kelompok yang sama seperti pertemuan
sebelumnya dan peneliti membagikan materi ajar tentang menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran.
b. Peserta didik yang memperoleh materi yang sama membentuk kelompok ahli untuk
membahas konsep dan contoh soal mengenai : materi menentukan peluang suatu
kejadian dan penafsiran.
c. Peserta didik yang membentuk kelompok ahli kembali kekelompok asalnya untuk
menerangkan, serta mengerjakan beberapa soal mengenai : materi menentukan
peluang suatu kejadian dan penafsiran.
d. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai : materi menentukan peluang
suatu kejadian dan penafsiran yang dikerjakan pada soal-soal cerita yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun
berkelompok.
e. Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal – soal pada
LKS.
Penutup
Fase Ringkasan
a. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan menyimpulkan materi mengenai
materi menentukan peluang suatu kejadian dan penafsira
E. Alat dan Sumber Belajar
a. Sumber :
 Buku paket, yaitu buku Matematika SMA dan MA Kelas XI program IPA,
karangan Nugroho Soedyarto dan Maryanto, hal. 57-86.
 Sumber referensi lain.
Pengetahuan guru dan pengalaman siswa.
b. Alat :
 Papan tulis & Kapur tulis
F. Penilaian
Teknik : tugas individu, tugas kelompok.
Bentuk Instrumen : essay (uraian).
Catatan :
- LKS Terlampir
- RPP Terlampir
- Skenario pembelajaran terlampir
- Silabus terlampir
- Soal Uji dan kunci jawaban terlampir

Majalaya,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

Enan Suryana, S.Pd Tati


NIP. NIP.
Soal

1. Diva mempunyai 6 kaos, 4 celana pendek dan 4 topi berlainan warna. Ada
beberapa pasangan baju, celana panjang, dan topi dapat dipakai ?
2. Seorang siswa disuruh menjawab 5 pertanyaan dari 8 pertanyaan dalam
suatu ujian. Berapa susunan yang mungkin dari pertanyaan-pertanyaan yang dipilih
siswa tersebut ?
3. Dalam suatu pertemuan ada 25 orang dan saling berjabat tangan. Banyak
jabat tangan yang terjadi ada berapa kali
4. Sebuah kantong memuat 8 bola merah, 4 bola hijau, 3 bola diambil secara
acak. Berapa banyak cara pengambilan bola jika bola yang terambil adalah 2 merah dan
1 hijau ?
5. Berapa banyak susunan huruf yang dapat disusun dari huruf-huruf berikut
MATEMATIKA ?
6. Suatu pertemuan dihadiri 7 orang dengan posisi duduk mereka melingkar.
Berapa banyak susunan posisi duduk yang mungkin ?
7. Dengan angka-angka 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dibuat bilangan yang terdiri dari 3
angka yang berlainan, Berapa banyak bilangan genap berlainan yang dapat dibuat ?
8. Dalam pelatihan tenis meja terdapat 8 pemain putri. Berapa pasangan
ganda yang dapat diperoleh ?
9. Dalam satu set kartu bridge, berpakah peluang terambilnya kartu AS
berwarna hitam ?
10. Dalam kantin sekolah terdapat 30 siswa, dimana 15 siswa sedang minum es
dan makan soto, 12 siswa sedang minum es dan makan bakso, sedangkan 3 siswa hanya
duduk. Tentukanlah peluang yang minum es saja ?
11. Pada pelemparan 2 buah dadu satu kali, peluang munculnya mata dadu
berjumlah 7 orang atau berjumlah 4 adalah …
12. Peluang siswa lulus ujian adalah 3/4 . Jika di suatu sekolah terdapat 100
siswa yang ikut ujian, berapa frekuensi harapan siswa-siswa di sekolah itu lulus ujian ?

Kunci jawaban

1. 6 x 4 x 4 = 96 pasangan

2. P = 8! = 8.7.6.5.4.3! = 6720 pertanyaan yang dipilih siswa


8 5
(8 – 5) 3!
3. 25C2 = 25! = 25! = 25.24.23! = 25.24 = 300 kali jabat tangan
! ! ! !
(25-2) .2 23 .2 23!.2! 2.1

4. Diketahui : 8 bola merah dan 4 bola hijau, 3 bola diambil secara acak
Ditanyakan : Berapa banyak cara pengambilan bola 2 merah dan 1 hijau
8C2 x 4C1 ?

Jawab : 8C2 x 4C1 = 8! x 4!


(8-2)!.2! (4-1)!.1!

= 8.7.6! x 4.3!
6!.2! 3!.1!

= 8.7 x 4 = 28 x 4 = 112 cara


2.1 1

5. Diketahui : Kata MATEMATIKA


Ada 2 huruf M yang sama, maka p = 2
Ada 3 huruf A yang sama, maka q = 3
Ada 2 huruf T yang sama, maka r = 2

Ditanyakan : Susunan huruf yang sama p(n,p,q,r.....) = n!


p!.q!.
r!
Jawab : p(10,2,3,2) = 10 ! = 10.9.8.7.6.5.4.3! = 151.200 cara
2!.3!.2! 2.1.3!.2.1
6. Termasuk permutasi siklus :

P (siklus) = (u-1) !

(7-1) ! = 6 ! = 6.5.4.3.2.1 = 720 cara

7. Tiga angka berarti dibuat terlebih dahulu tiga kotak, yaitu : ratusan, puluhan dan
satuan.
Ratusan Puluhan Satuan
2
4 angka 5 angka 4 3 angka genap
6

Jadi, banyaknya bilangan genap yang terdiri atas 3 angka adalah


(4 x 5 x 3) = 60 bilangan.
8. 8C2 = 8! = 8.7.6! = 8.7 = 28 pasang
(8-2) !.2 ! 6!.2! 2

9. As merah ada 2 M(As hitam) = 2


Banyak kartu 52 M(Kartu) =5

P(As Hitam) = =

10. m (A B) = 30-3 = 27
m (A^B) = m (A) + m(B) – m(A B)
= 12 + 18 – 27
(M^B) = 30 – 27 = 3
Peluang minum es saja 3 orang

11. M(S) = 36 Jumlah 7 = (1,6),(6,1),(5,2),(2,5),(3,4),(4,3)


Jumlah 4 = (1,3),(3,1),(2,2)

m(7) = 6
P ( A atau B) =
m(4) = 3

P (7 atau 4) = 6 + 3 = 9 = 1
36 36 4
12. P(lulus ujian) = 3/4 Fhar(lulus ujian) = 100 x 3/4 =75
Jadi, dari 100 orang siswa yang ikut ujian diperkirakan lulus 75 orang.
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Peluang
Kelas/Semester : XI/ganjil
Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan
sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya

BAHAN AJAR 1 (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 1

A. Aturan Perkalian Permutasi dan Kombinasi

1. Aturan Perkalian

Misalkan kota A dan B dihubungkan dengan 3 jalan, sedangkan antara kota B dan C
dihubungkan dengan 2 jalan. Maka banyak rute perjalanan dari kota A ke kota B dan
dilanjutkan perjalanan B ke C adalah 3 x 2 = 6 rute.

Prinsip inilah yang disebut prinsip perkalian.

Prinsip dasar dalam aturan pengisian tempat

Jika suatu kejadian dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian kedua dapat terjadi dengan n2 cara,
kejadian ketiga dapat terjadi dengan n3 cara, dan seterusnya maka kejadian – kejadian dengan
urutan yang demikian dapat terjadi dengan (n1 x n2 x n3 x .........) cara.

Catatan : Aturan Perkalian ditandai dengan kata ‘ dan’


Contoh :

1. Sebuah dadu bermata enam dan uang logam dilempar secara bersamaan. Berapa
banyak hasil yang mungkin terjadi ?

Penyelesaian : Dadu dapat terjadi dengan 6 cara, yaitu dapat muncul angka 1, 2, 3, 4,
5, dan 6. Sedangkan uang logam dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu dapat muncul
angka (A) dan gambar (G). Berdasarkan prinsip di atas, banyaknya cara hasil yang
mungkin adalah (6x2) = 12 cara yang berlainan yaitu : {1G, 1A, 2G, 2A, 3G, 3A, 4G,
4A, 5G, 5A, 6G, 6A}. Lihat Tabel.

Dadu
A B
Koin

1 1A 1B

2 2A 2B

3 3A 3B

4 4A 4B

5 5A 5B

6 6A 6B

2. Permutasi

a. Definisi dan Notasi Faktorial

Perkalian bilangan asli dari n sampai dengan 1 atau sebaliknya disebut faktorial yang
dinotasikan dengan n!. Dalam notasi matematika, nilai n faktorial dapat didefinisikan sebagai
berikut :

Untuk setiap bilangan asli n > 2, nilai n faktorial didefinisikan

n! = n x (n-1) x (n-2) x (n-3) x ......x 3 x 2 x 1

0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :
Hitunglah nilai dari 3! x 2! dan n! = 6n(n-3)!

Penyelesaian :

3! x 2! = (3 x 2 x 1) x (2 x1) = 12

n! = 6n(n - 3)!

n(n - 1)(n - 2)(n - 3)! = 6n(n - 3)!

(n - 1)(n - 2) = 6

n2 - 3n + 2 = 6

n2 - 3n - 4 = 0

(n - 4)(n + 1) = 0

n = 4 atau n = 1

b. Definisi dan Notasi Permutasi dan Unsur-unsur yang Berbeda

Susunan k unsur dan n unsur yang berlainan dengan k < n disebut permutasi k unsur
dan n unsur, yaitu urutan berlainan k unsur yang diambil dari n unsur. Banyak permutasi k
unsur dari unsur n unsur dilambangkan dengan notasi nPk atau P(n,k) atau Pnk yang
didefinisikan

P(n,k) = n!

(n-k) !

Bukti :

Jika P(n,k) adalah banyaknya cara pengisian n tempat yang berbeda, maka cara
pengisiannya dapat dilihat pada diagram berikut :

Tempat ke - 1 Tempat ke - 2 .......... Tempat ke - k

Banyaknya cara n ( n – 1) ........ (n – k + 1)


Ada n cara untuk mengisi tempat pertama, (n - 1) cara untuk mengisi tempat ke dua,(n -
2) cara untuk mengisi tempat ketiga, dan seterusnya(n – k + 1) cara untuk mengisi tempat ke -
k. Ingat kembali penggunaan kaidah pencacahan k unsur dari n unsur adalah :

P(n,k) = n(n - 1)(n - 2)(n - 3).........(n – k + 1)

= n(n - 1)(n - 2)(n - 3).........(n – k + 1) x (n – k)(n – k – 1).....x 2 x 1

(n – k)(n – k – 1).....x 2 x 1

= n(n - 1)(n - 2)(n - 3).........3 x 2 x 1 = n!

(n – k)(n – k – 1).....x 3 x 2 x 1 (n-k) !

P(n,k) = n!

(n-k) !

Jadi permutasi adalah susunan objek – objek yang berbeda dengan memperhatikan
urutannya.

Contoh :

1. Dengan menggunakan rumus permutasi tentukan nilai dari P(6,3)

2. Pihak pengelola perusahaan memerlukan 3 staf untuk menduduki posisi ketua,


sekretaris, dan bendahara. Jika tersedia 8 calon, berapa banyaknya susunan staf
pengurus yang mungkin ?

Penyelesaian :

1. P(6,3) = 6! = 6 ! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

(6 – 3) ! 3! 3x2x1

2. Susunsn seperti ketua, sekertaris dan bendahara, perlu diperhatikan urutannya. Oleh
karena itu, masalah tersebut merupakan masalah permutasi 3 unsur (ketua, sekertaris,
bendahara) dari 8 unsur yang tesedia(banyaknya calon). Banyak kemungkinan susunan
staf pengurus :

P(8,3) = 8! = 8 ! = 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 336
(8 – 3) ! 5! 5x4x3x2x1

Jadi banyaknya staf pengurus yang dapat dibentuk adalah 336 susunan.

BAHAN AJAR 2 (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 2

2. Permutasi

c. Permutasi dengan Beberapa Unsur yang Sama

Jika dari n unsur terdapat p unsur yang sama dari satu jenis, q unsur yang sama dari satu
jenis, r unsur yang sama dari satu jenis, dan seterusnya, maka :

P(n,p,q,r......) = n!

p !.q !.r !...

Contok ; Ada berapa carakah dapat disusun kata-kata : K A T A K

Penyelesaian : KATAK : Jumlah hurufnya ada 5, maka n = 5

Ada 2 huruf K yang sama, maka p = 2

Ada 2 huruf A yang sama, maka p = 2

Jadi, P(5,2,2) = 5 ! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 30

2 !.2 ! 2x1x2x1

d. Permutasi Siklis (Melingkar)

Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Permutasi siklis dari n unsur dilambangkan
dengan notasi P siklis (n) dan banyaknya permutasi dapat ditentukan dengan rumus :

Psiklis (n) = n! = (n – 1)!

n
Contoh :
Suatu pertemuan dihadiri 7 orang dengan posisi duduk mereka melingkar. Berapa banyak
susunan posisi duduk yang mungkin ?
Penyelesaian : Psiklis (n) = (n-1) !

Psiklis(7) = (7-1) ! = 6 ! = 6.5.4.3.2.1 = 720 cara


3. Kombinasi

Kombinasi adalah suatu kumpulan unsur (objek-objek) tanpa memperhatikan urutannya.


Dari suatu himpunan dengan n anggota dapat dibentuk himpunan bagian dari k unsur (untuk k
< n). Setiap himpunan bagian yang terbentuk merupakan kombinasi k unsur dari n unsur.
Banyak kombinasi k unsur dari n unsur sering dinotasikan dengan lambang nCk, C(n,k) atau
Cnk.

Untuk menghitung banyak kombinasi k unsur dari n unsur yang tersedia dapat
digunakan rumus :

C(n,k) = n!

k!(n-k)!

Contoh :

1, Hitunglah nilai dari C(6,2)

2.Dalam kantong ada 6 kelereng merah dan 3 kelereng putih. Jika diambil 4 kelereng
sekaligus secara acak, tentukanlah peluang terambil kelereng 2 merah 2 putih ?

Penyelesaian :

1. C(6,2) = 6! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 15

2 !(6 – 2) ! 2x1x4x3x2x1

2. M (S)= 9C4 = = = = 126

M (merah) = 6C2 = = = 15
M (putih) = 3C2 = = =3

Peluang terambil 2 merah dan putih adalah =

BAHAN AJAR 3 (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 3 & 4

B. Peluang Suatu Kejadian

1. Pengertian Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian

Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan
yang sama untuk memperoleh hasil tertentu.

Ruang sampel atau dinotasikan dengan S adalah himpunan dari semua hasil percobaan.

Kejadian pada ruang sampel atau sering disebut dengan kejadian adalah himpunan bagian
dari ruang sampel.

Titik sampel adalah anggota-anggota dalam ruang sampel.

Contoh :

1. Pada suatu percobaan melempar sebuah dadu, A adalah kejadian muncul bilangan
ganjil dan B adalah kejadian muncul bilangan kelipatan 3. Nyatakan berikut ini dalam
sebuah himpunan

a. Ruang Sampel

b. Kejadian A

c. Kejadian B

2. Pada pelemparan 2 buah dadu satu kali, peluang munculnya mata dadu berjumlah 8
orang atau berjumlah 5 adalah …
Penyelesaian :

1. Sebuah dadu mempunyai enam sisi permukaan yang masing-masing bernomor 1, 2, 3,


4, 5, dan 6. Jadi permukaan yang muncul nanti adalah satu dari sisi yang bernomor 1
sampai dengan 6 tersebut.

Pada percobaan ini :

a. Ruang Sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

b. Kejadian A = {1, 3, 5}

c. Kejadian B = {3, 6}

2. M(S) = 36 Jumlah 8 = (2,6),(6,2),(5,3),(3,5),(4,4)


Jumlah 5 = (1,4),(4,1),(2,3),(3,2)

m(8) = 5

P ( A atau B) =

m(5) = 4

P (8 atau 4) = = =
BAHAN AJAR 5 (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 5

2. Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Jika kejadian A dapat terjadi dengan k cara dari n cara, maka nilai kemungkinan
(probabilitas) terjadinya kejadian A yang dinotasikan P(A) adalah :

P(A) = k

Jika dikaitkan dengan ruang sampel, maka peluang kejadian A dapat dinyatakan
sebagai P(A) = n(A) , dengan :

n(S)

P(A) adalah peluang kejadian A

n(A) adalah banyak anggota dalam kejadian A

n(S) adalah banyak anggota ruang sampel

Contoh :

Dua buah mata uang dilempar bersamaan. Dalam sekali lemparan, tentukan :

a. Peluang kejadian muncul satu angka

b. Peluang kejadian munculnya kedua gambar

Penyelesaian :
Pada percobaan ini ruang sampelnya S = {AA,AG, GA, GG}, jadi n(S) = 4

a. Peluang kejadian muncul satu angka :

A = { AG, GA}, n(A) = 2

P(A) = n(A) = 2 = 1

n(S) 4 2

b. Peluang kejadian muncul kedua gambar :

A = {GG}, n(B) = 1

P(A) = n(B) = 1

n(S) 4
BAHAN AJAR 6 (Kelas Eksperimen)

Pertemuan 6

3. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Frekuensi harapan suatu kejadian dari sebuah percobaan yang dilakukan sebanyak n kali
didefinisikan sebagai berikut :

Misalkan A adalah suatu kejadian pada ruang sampel S dengan peluang P(A). Frekuensi
harapan munculnya kejadian A yang dinotasikan Fhar(A) dalam n kali percobaan dirumuskan
dengan Fhar(A) = n x P(A).

Contoh :

Jika peluang kejadian hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah 17/30 maka peluang
kejadian tidak hujan dalam kurung waktu 30 hari adalah …
Penyelesaian :

Peluang hujan =

maka peluang tidak hujan 1- =


Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Peluang

Kelas/Semester : XI/ganjil

Standar Kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan

sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : Menentukan peluang suatu kejadian dan penafsirannya

BAHAN AJAR 1 (Kelas Kontrol)

Pertemuan 1

A. Aturan Perkalian Permutasi dan Kombinasi

1. Aturan Perkalian

Misalkan kota A dan B dihubungkan dengan 3 jalan, sedangkan antara kota B dan C
dihubungkan dengan 2 jalan. Maka banyak rute perjalanan dari kota A ke kota B dan
dilanjutkan perjalanan B ke C adalah 3 x 2 = 6 rute.

Prinsip inilah yang disebut prinsip perkalian.

Prinsip dasar dalam aturan pengisian tempat


Jika suatu kejadian dapat terjadi dengan n1 cara, kejadian kedua dapat terjadi dengan n2
cara, kejadian ketiga dapat terjadi dengan n3 cara, dan seterusnya maka kejadian – kejadian
dengan urutan yang demikian dapat terjadi dengan (n1 x n2 x n3 x .........) cara.

Catatan : Aturan Perkalian ditandai dengan kata ‘ dan’

Contoh :

Dengan angka-angka 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 dibuat bilangan yang terdiri dari 3 angka yang
berlainan, Berapa banyak bilangan genap berlainan yang dapat dibuat ?
Penyelesaian :
Tiga angka berarti dibuat terlebih dahulu tiga kotak, yaitu : ratusan, puluhan dan
satuan.
Ratusan Puluhan Satuan
2
4 angka 5 angka 4 3 angka genap
6

Jadi, banyaknya bilangan genap yang terdiri atas 3 angka adalah


(4 x 5 x 3) = 60 bilangan

2. Permutasi

a. Definisi dan Notasi Faktorial

Perkalian bilangan asli dari n sampai dengan 1 atau sebaliknya disebut faktorial yang
dinotasikan dengan n!. Dalam notasi matematika, nilai n faktorial dapat didefinisikan sebagai
berikut :

Untuk setiap bilangan asli n > 2, nilai n faktorial didefinisikan

n! = n x (n-1) x (n-2) x (n-3) x ......x 3 x 2 x 1

0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :

Hitunglah nilai dari 5 ! dan 3 !


Penyelesaian :

5 ! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

3!= 3x2x1=6

b. Definisi dan Notasi Permutasi dan Unsur-unsur yang Berbeda

Susunan k unsur dan n unsur yang berlainan dengan k < n disebut permutasi k unsur
dan n unsur, yaitu urutan berlainan k unsur yang diambil dari n unsur. Banyak permutasi k
unsur dari unsur n unsur dilambangkan dengan notasi nPk atau P(n,k) atau Pnk yang
didefinisikan

P(n,k) = n!

(n-k) !

Jadi permutasi adalah susunan objek – objek yang berbeda dengan memperhatikan
urutannya.

Contoh :

Dengan menggunakan rumus permutasi tentukan nilai dari :

P(6,3)

P(4,2)

Penyelesaian :

P(6,3) = 6! = 6 ! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

(6 – 3) ! 3! 3x2x1

P(4,2) = 4! = 4 ! = 4 x 3 x 2 x 1 = 12

(4 – 2) ! 2! 2x1
BAHAN AJAR 2 (Kelas Kontrol)

Pertemuan 2

2. Permutasi

c. Permutasi dengan Beberapa Unsur yang Sama

Jika dari n unsur terdapat p unsur yang sama dari satu jenis, q unsur yang sama dari satu
jenis, r unsur yang sama dari satu jenis, dan seterusnya, maka :

P(n,p,q,r......) = n!

p !.q !.r !...

Contok ; Ada berapa carakah dapat disusun kata-kata : K A T A K

Penyelesaian : KATAK : Jumlah hurufnya ada 5, maka n = 5

Ada 2 huruf K yang sama, maka p = 2

Ada 2 huruf A yang sama, maka p = 2

Jadi, P(5,2,2) = 5 ! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 30

2 !.2 ! 2x1x2x1

d. Permutasi Siklis (Melingkar)

Misalkan tersedia n unsur yang berbeda. Permutasi siklis dari n unsur dilambangkan
dengan notasi P siklis (n) dan banyaknya permutasi dapat ditentukan dengan rumus :
Psiklis (n) = n! = (n – 1)!

Contoh : Suatu pertemuan dihadiri 7 orang dengan posisi duduk mereka melingkar. Berapa
banyak susunan posisi duduk yang mungkin ?
Penyelesaian : Psiklis (n) = (n-1) !

Psiklis(7) = (7-1) ! = 6 ! = 6.5.4.3.2.1 = 720 cara


3. Kombinasi

Kombinasi adalah suatu kumpulan unsur (objek-objek) tanpa memperhatikan


urutannya. Dari suatu himpunan dengan n anggota dapat dibentuk himpunan bagian dari k
unsur (untuk k < n). Setiap himpunan bagian yang terbentuk merupakan kombinasi k unsur
dari n unsur. Banyak kombinasi k unsur dari n unsur sering dinotasikan dengan lambang nCk,
C(n,k) atau Cnk.

Untuk menghitung banyak kombinasi k unsur dari n unsur yang tersedia dapat
digunakan rumus :

C(n,k) = n!

k!(n-k)!

Contoh :

Hitunglah nilai dari

C(6,2)

C(5,3)

Penyelesaian :

C(6,2) = 6! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 15

2!(6 – 2) ! 2x1x4x3x2x1

C(5,3) = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 10

3!(5 – 3) ! 3x2x1x2x1
BAHAN AJAR 3 (Kelas Kontrol)

Pertemuan 3 & 4

A. Peluang Suatu Kejadian

1. Pengertian Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian

Percobaan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan yang
sama untuk memperoleh hasil tertentu.

Ruang sampel atau dinotasikan dengan S adalah himpunan dari semua hasil percobaan.

Kejadian pada ruang sampel atau sering disebut dengan kejadian adalah himpunan bagian
dari ruang sampel.

Titik sampel adalah anggota-anggota dalam ruang sampel.

Contoh :

1. Pada suatu percobaan melempar sebuah dadu, A adalah kejadian muncul bilangan
ganjil dan B adalah kejadian muncul bilangan kelipatan 3. Nyatakan berikut ini dalam
sebuah himpunan

a. Ruang Sampel

b. Kejadian A

c. Kejadian B

Penyelesaian :
Sebuah dadu mempunyai enam sisi permukaan yang masing-masing bernomor 1, 2, 3,
4, 5, dan 6. Jadi permukaan yang muncul nanti adalah satu dari sisi yang bernomor 1
sampai dengan 6 tersebut.

Pada percobaan ini :

a. Ruang Sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

b. Kejadian A = {1, 3, 5}

c. Kejadian B = {3, 6}

BAHAN AJAR 5 (Kelas Kontrol)

Pertemuan 5

4. Pengertian Peluang Suatu Kejadian

Jika kejadian A dapat terjadi dengan k cara dari n cara, maka nilai kemungkinan
(probabilitas) terjadinya kejadian A yang dinotasikan P(A) adalah :

P(A) = k

Jika dikaitkan dengan ruang sampel, maka peluang kejadian A dapat dinyatakan sebagai P(A)
= n(A) , dengan :

n(S)

P(A) adalah peluang kejadian A

n(A) adalah banyak anggota dalam kejadian A

n(S) adalah banyak anggota ruang sampel

Contoh :

Dua buah mata uang dilempar bersamaan. Dalam sekali lemparan, tentukan :

c. Peluang kejadian muncul satu angka

d. Peluang kejadian munculnya kedua gambar


Penyelesaian :

Pada percobaan ini ruang sampelnya S = {AA,AG, GA, GG}, jadi n(S) = 4

c. Peluang kejadian muncul satu angka :

A = { AG, GA}, n(A) = 2

P(A) = n(A) = 2 = 1

n(S) 4 2

d. Peluang kejadian muncul kedua gambar :

A = {GG}, n(B) = 1

P(A) = n(B) = 1

n(S) 4
BAHAN AJAR 6 (Kelas Kontrol)

Pertemuan 6

5. Frekuensi Harapan Suatu Kejadian

Frekuensi harapan suatu kejadian dari sebuah percobaan yang dilakukan sebanyak n
kali didefinisikan sebagai berikut :

Misalkan A adalah suatu kejadian pada ruang sampel S dengan peluang P(A). Frekuensi
harapan munculnya kejadian A yang dinotasikan Fhar(A) dalam n kali percobaan dirumuskan
dengan Fhar(A) = n x P(A).

Contoh :

Jika peluang kejadian hujan dalam kurun waktu 30 hari adalah 17/30 maka peluang
kejadian tidak hujan dalam kurung waktu 30 hari adalah …
Penyelesaian :

Peluang hujan =

maka peluang tidak hujan 1- =

You might also like