Professional Documents
Culture Documents
Sistem
perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
(sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh) dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dari tubuh berupa urin
(air kemih). (Syaifuddin, 2006)
A. Anatomi Uretra
Uretra merupakan saluran yang mengeluarkan urin keluar tubuh. Uretra terbentang
dari dasar kandung kencing ke orifisium uretra eksterna. Pada laki-laki panjangnya
sekitar 20 cm sedangkan pada wanita panjangnya sekitar 3-5
cm.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak
hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari
kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior
vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah
involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau
penyakit saraf.http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-saluran-
kemih/
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra
tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/
C. Anatomi Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-
masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak
pada rongga pelvis.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan
dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara
masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi
kemih akan menekan dan menutup ujung distal
ureter itu dan mencegah kembalinya kemih ke
dalam ureter.
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-saluran-kemih/
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/
D. Anatomi Ginjal
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada
bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira
sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal
berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu
tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf, dan ureter. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/28/askep-infeksi-
saluran-kemih/
Ginjal (Ren)
Lapisan-
lapisan
pembungkus ginjal :
1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan permukaan ureter.
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak untuk melindungi
ginjal dari trauma.
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus ginjal dan
menghubungkannya dg dinding abdomen posterior. Jaringan flexibel ini
memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut saat diafragma bergerak waktu bernafas,
mencegah penyebab infeksi dari ginjal ke bagian tubuh
lainnya.http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
Anatomi internal ginjal dari dalam keluar, renal pelvis, medulla dan korteks :
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang menghubungkan medula
dengan ureter. Renal pelvis Memiliki percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor.
Masing-masing ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida. Bagian
apeks dari piramida adalah papilla . Piramida terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus
dari nefron. Tubulus pada piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi.
Urin berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal
pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kemih. Satu ginjal memiliki kurang lebih 1
juta nefron.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari.
Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula melalui piramid membentuk renal
kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urin ke kalliks minor.
http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. (Syaifuddin, 2006).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang
menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis
minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus
urinarius.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/
E. Perdarahan Ginjal
F. Persarafan Ginjal
G. Fisiologi Ginjal
Pembentukan urin dalam nefron melalui tiga proses, yaitu filtrasi Glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus.
1. Filtrasi Glomerulus
Di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate
gromerulus.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-
sistem-perkemihan/
Filtrasi glomerulus merupakan proses yang pasif dan tidak selektif dimana
cairan dan zat-zat terlarutnya terdorong melalui membran semi permeabel melalui
tekanan hidrostatik. Sejumlah volume cairan yang terfiltrasi dari darah ke dalam
kapsula bowman dalam setiap menitnya disebut dengan glomerular filtration rate
(GFR). GFR dipengaruhi oleh tiga faktor:
1. Total permukaan yang memungkinkan untuk proses filtrasi
2. Permeabilitas membran filtrasi
3. Total tekanan filtrasi
Tekanan filtrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik yang
mendorong dan tekanan osmotik yang menarik. Perbedaan kedua tekanan tersebut
yang menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi.
GFR normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut
dipertahankan tetap oleh kontrol intrinsik yang disebut dengan autoregulasi renal.
Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme yaitu: mekanisme myogenik yang
mengontrol diameter arteriol afferen yang berespon terhadap perubahan tekanan pada
pembuluh darah. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan pembuluh darah renal
kontriksi.
Kontrol intrinsik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus
yang disebut dengan aparatus jukstaglomerullus yang berada di tubulus distal. Renin
dikeluarkan oleh sel jukstaglomerulus kebanyakan dipacu oleh adanya penurunan
tekanan dalam sistem sirkulasi.
Filtrasi glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui sistem saraf
simpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, sistem saraf simpatis menyebabkan
vasokonstriksi yang kuat pada arteriol afferen dan menghambat pembentukan filtrat.
Sistem saraf simpatis merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan renin yang
nantinya akan meningkatkan tekanan darah sistemik.
http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
2. Reabsorpsi Tubulus
Pada ginjal yang sehat, nutrien organik seperti asam amino dan glukosa
direabsorpsi. Kecepatan dan banyaknya air yang direabsorpsi tergantung dari respon
ginjal terhadap hormon-hormon yang berperan. Proses reabsorpsi berbagai zat dapat
berlangsung secara aktif diantaranya adalah glukosa, asam amino, laktat, vitamin,
sebagian besar ion.
http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi
kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan
terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/
3. Sekresi Tubulus
Banyak zat seperti hidrogen, kalium kreatinin, amonia, dan asam organik
berpindah dari darah di kapiler peritubular kedalam tubulus sebagai filtrat. Zat lain
yang disekrsikan juga seperti obat-obatan dan zat-zat lain yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh. Proses sekresi ini juga penting dalam mengatur keseimbangan asam basa.
http://djibrilnursemind.blogspot.com/2008/12/anatomi-fisiologi-sistem-
perkemihan.html
Pengaturan asam-basa
K⁺
K⁺
H₂ CO₃ NaH₂PO₄
CO₂ CO₂ + H₂ O
c. ekskresi kelebihan ion H⁺ dengan pendaparan amonia
NH₃ NH₃
K⁺
Na⁺
H₂CO₃ NH₄⁺
Note : untuk setiap ekskresi satu ion H⁺ akan menghasilkan satu ion HCO₃⁻ yang akan
masuk ke dalam pembuluh kapiler.
d. keseimbangan basa
pada saat terjadi alkalosis, yang dikarenakan PCO₂ ↓ di plasma, maka tubuh akan
melakukan kompensasi, dengan cara :
↓ sekresi H⁺ dari sel tubulus H⁺ sedikit atau tidak cukup untuk bereaksi
(HCO₃⁻)Tidak direabsorbsi
(HCO₃⁻)Keluar bersama urin
PH Seimbang
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1. Urine
Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguria). Warna urine kotor,
sediment kecoklatan menunjukkan adanya darah, hemoglobin, mioglobin,
porfirin.
2. Darah
Penatalaksanaan
1. Anti Koagulasia
Bila odema tidak berat, pembatasan komsumsi garam tidak perlu ketat. Untuk pasien yang
sangat oedema diperlukan pembatasan garam dapur yang ketat, misal 10 mEq/hari.
4. Pemberian Diuretik
Hidroklorotiazid atau furosemid.
6. Mencegah Infeksi