You are on page 1of 10
ELEMEN AKTIF DIPOLE LIPAT PLANAR PADA ANTENA CAWAN Yahya Syukri * INTISARL Pengembangan antena dipole lipat planar biasanya ditempuh dengan cara empiris. Pada pengembangan berikut antena ini, yang digunakan sebagai elemen aktif antena cawan, direneanakan berdasarkan model saluran transmisi. Pengukuran karakteristik antena cawan yang kemudian dibuat, memperlihatkan bahwa hasil yang didapat memenuhi persyaratan yang ditentukan, berupa penggunaannya sebagai elemen aktif antena Yagi-Uda ABSTRACT The development of coplanar folded dipole antenna has been empirical. The following work utilized the transmission line model developed in earliner publications in designing, the dipole ‘as an active element in the cup antenna, Measured characteristics of the prototype: complies with its intended function as active element of Yagi-Uda antenna. PENDAHULUAN Antena dipole lipat planar dapat dibuat dengan teknologi rangkaian cetak. Besar impedansi masukkan dapat pula diatur dalam batas-batas yang cukup lebar. Karena itu antena ini cocok untuk dipergunakan sebagai elemen aktip antena cawan yang kelak akan dipergunakan pada suatu antena Yagi-Uda. Yang terakhir ini mempunyai susunan direktor pipih yang ditopang oleh suatu radome silindrik yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap cuaca, Frekuensi kerjanya relatip terhadap VSWR dan bentuk serta kuat pola pancar yang tetap adalah antara 14920 MHz dan 1520 MHz. Antena dipole lipat planar dapat dianggap sebagai pengembangan lanjutan dari dipole lipat kawat silindrik dengan garis tengah kaki berbeda. Pada dipole lipat planar setiap kaki merupakan pita konduktip yang diukir di atas substrat dielektrika datar. Diketahui bahwa impedansi dipole lipat silindrik dapat ditetapkan dari suatu rumus eksak ©: suatu hal yang pada awalnya belum didapati untuk dipole lipat planar. * Staf peneliti Telkoma-LIPI Karena itu pengembangan dipole terakhir ini biasa ditempuh secara empiris. Pola pengembangan di atas menjadi lebih sederhana setelah persamaan disain pada @ diturunkan, Pada cara ini dipergunakan suatu hubungan yang diturunkan dari model saluran transmisi, Cara ini sebenarnya dipergunakan juga pada dipole silindrik °*° suatu rangkaian ekivalen dari penguraian arus dipole menjadi ‘mode’ saluran transmisi dan ‘mode’ antena diturunkan guna menghitang impedansi masuk dipole. Ketepatan model saluran transmisi pada penentuan impedansi masuk dipole tergantung pada beberapa anggapan. Pertama, efek ujung (end effects) diabaikan, dan kedua, kaki-kaki dipole dianggap dekat secara elektris. Pengarahan ke satu arah, sesuai dengan keperluan saat ini, biasanya didapat dengan menempatkan bidang tanah (ground plane) konduktip pada arah berlawanan. Dalam hal ini bidang tanah adalah bagian dasar dari antena cawan (cup antenna). Menempatkan antena dalam cawan memberikan kemungkinan-keraungkinan baru karena ada parameter tambahan. TEORI LK Dipole Lipat Planar Impedansi masuk dipole lipat planar bergantung kepada tiga besaran, yaitu impedansi mode saluran transmisi, impedansi mode dipole,dan perbandingan ‘kenaikan impedansi (step-up ratio). Impedansi ini dapat dituliskan sebagai berikut, A+aPZZ, ZT () (1 +a}'Z,+2Z, Z, adalah impedansi dipole ekivalen, Z, impedansi mode saluran transmisi, dan (1+a)? adalah perbandingan kenaikan impedansi . Karena itu impedansi masuk ini dapat ditetapkan bila ketiga besaran di atas diketahui. Beberapa pengandaian diambil dalam penentuan persamaan. disain dipole tipat planar, Media sckitar dipole dianggap homogen,pengaruh substrat dielektrika dan interaksi dengan saluran transmisi serta hamburan dari bidang tanah tidak disertakan. Demikian pula titik pencatuan dan efek ujung, Sedangkan konduktor paralel yang, membentuk kaki-kaki dipole dianggap berdekatan dalam ukuran panjang gelombang. Gambar 1 memperlihatkan ukuran-ukuran suatu dipole lipat planar. Pita S, adalah bagian yang dirangsang, Lebarnya adalah W, dan pusatnya berada di x =~, Lebar pita S, adalah W, dan letak pusatnya berada pada x = +c. Jarak antara kedua kaki adalah b. L c =" wy @ Ww, b ~ s “oe 0) Gambar 1.a, tampak samping dipole lipat planar, b. penampang. Impedansi saluran transmisi Z, adalah impedansi saluran transmisi dihubung, singkat yang panjangnya adalah L/2. Impedansi ini dituliskan sebagai Z,=jZ,tan ( ) Q) k, adalah konstanta perambatan media dan Z, impedansi karakteristik saluran transmisi koplanar tak simetris. Impedansi karakteristik dapat dihitung dengan teknik transformasi pemetaan bertahap-konformal dan Schwarz-Christoffel (7.8), sehingga dapat dituliskan sebagai berikut, za WOK @) OE em S+eg+H)] be @ Sew rey p TEKNOLOG! INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 WW, + SW, +W,)- Wo + Wb + WP (5) e= Dw,-%) ¢, adalah konstanta dielektrika relatip media, sedangkan K(k) adalah fungsi eliptik sempurna jenis pertama. K'(k) = K(k’) dan k” = 1 - i Fungsi eliptik dan komplemennya dapat dihitung dengan formula sederhana Hilberg®, Pada frekuensi resonansi antena, untuk L = 4/2 atau setengah panjang gelombang, impedansi saluran transmisi menjadi tak berhingga, sehingga impedansi masuk dipole dapat ditulis sebagai berikut, Z,,= (1+ a)'Zd 6) Persamaan ini menunjukkan bahwa impedansi masuk dapat diatur dengan mengubah perbandingan kenaikan impedansi (i+a)*. a merupakan perbandingan arus pada kedua kaki dipole seperti yang tertera pada rangkaian pengganti dipole pada gambar 2. Penentuan a merupakan problema pita kopianar tak simetris dua dimensi yang dihitung pada (2) dengan teknik “point matching”. 2¢ < L = Ne v ke, Nig. Lele, 1, (14a) TEKNOLOGI INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 Persamaan untuk a adalah In(4e + 2[Qcy' - (FF) - In U,) a= M In(4e + 21 2c) - (H*PY - In ,) Impedansi dipole ekivalen Z,, dihitung berdasarkan teori jari-jari ekivalen Hallen (10). Teori ini mengungkapkan bahwa teori antena silindrik dapat mencakup antena-antena yang penampangnya tidak sirkuler dengan menetapkan jari-jari ekivalennya, Untuk pita koplanar tak simetris jari-jari ekivalen masing-masing pita dihitung melalui pendekatan penampang eliptik (11], yang menurunkan hubungan berikut, r=qW+y (8) r adalah jari-jari ckivalen dan t adalah tebal pita, yang dalam hal ini mendekati nol. 2. Cawan Cawan merupakan turunan dari Tongga (cavity) yang menyimpan energi elektromaknetrik. Rongga ini merupakan versi frekuensi tinggi rangkaian resonansi LC. Cawan adalah rongga yang terbuka pada salah satu ujungnya. Keadaan ini ditampilkan sebagai bumbung gelombang silindrik yang ditutup oleh dinding logam ‘yang tegak Iurus pada sumbunya di satu pihak, dan terbuka. dipibak lain. Antena-antena yang menggunakan rongga disebut antena endoresonan, Perubahan dari rongga tertutup beresonansi menjadi antena Tongga ditandai oleh beberapa gejala elektromaknetis, antara lain, pemancaran daya, penyimpangan Tongga, pergeseran frekuensi resonansi, dan penjarangan spektrum mode. Faktor kualitas antena rongga dapat dinyatakan menurut (12). a 0) Q, Q,,dan Q, merupakan bagian faktor kualitas yang berturut-turut berkaitan dengan rugi-rugi daya pada dinding rongga, medium dalam rongga dan radiasi. Dalam praktek 1/Qd+ 1 Om << 1/Qr, atau dapat dikatakan, Qa = Qr. Faktor kualitas antena rongga yang biasa berkisar menurut Qa >56-100. dengan TEKNOLOGI INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 3. Impedansi Masuk Impedansi masuk dipole planar dalam sistem rongga dan rangkaian direktor adalah impedansi masuk seluruh sistem. Impedansi ini dapat dihitung dari teori dipole-dipole kopling. Cara ini menghitung besar arus kompleks pada elemen- elemen antena. Persamaan Kirchoff. ‘yang didapat dinyatakan dalam bentuk determinan yang ukurannya sesuai dengan jumlah elemen: dalam hal ini 24, Perhitungan melibatkan sejumlah impedansi antara dipole-dipole dengan panjang sembarang sebanyak 24 buah, Pengetahuan atas arus, yaitu besar dan fasanya digunakan untuk menghitung impedansi masuk. PENERAPAN Gambar berikut adalah dipole yang dihitung menurut cara di atas. Padanya disertakan rangkaian balun yang dibuat dari Kabel koaksial kaku-tanggung (semi-rigid), Penghantar pencatu dibuat pula dengan kabel yang sama. yang kemudian dihubungkan_ Kepada konektor-N yang dipasang pada dasar rongga. Frekuensi perencanaannya adalah 1480 GHz. Lebar jalur artip W, adalah 3.6 mm dan lebar, Gambar 3. Dipole lipat planar Jalur pasif W2 adalah 2.0 mm. sedangkan jarak antara kedua kaki b adalah 2.7 mm. Ujung-ujung dipole ini dibiarkan terbuka pada desain rangkaian cetaknya, Penutupannya dilakukan kemudian pada saat penalaan antena, Panjang kaki-kaki dipole terbuka adalah L adalah 75 mm, Antena ini bukan antena mikrostrip, dalam arti bidang tanahnya telah ditiadakan, TEKNOLOGI INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 Gambar 4a adalah cawan yang merupakan rongga silindris terbuka di satu sisi Panjang garis-tengahnya adalah 100.5 mm, dan dalamnya 45 mm. Cawan ini dibuat dari aluminium dural. Gambar 4. Cawan dan dipole lipat planar Gambar 4b memperlihatkan antena dipole lipat planar yang telah dipasang pada cawan. Pola VSW nya ketika diukur terbuka di udara adalah seperti dalam gambar 5. Pola VSWR antena dalam susunan antena Yagi-Uda adalah seperti pada gambar 6. Tampak babwa rugi-rugi refleksinya dalam batas pita frekuensi yang diinginkan tidak Kurang dari 17.7 dB, atau dibawah 1.3 dalam VSWR. Gambar 5. Pola VSWR cawan TEKNOLOGI INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 Gambar 6. Rugi-rugi refleksi dipoie planar susunan antena Yagi-Uda KESIMPULAN Pengukuran menunjukkan bahwa antena ini memberikan pita VSWR yang cukup lebar sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi. Hal ini sama dengan yang didapat pada acuan sebelumnya (13-15), meskipun dalam hal terakhir ini digunakan dipole selubung terbuka (open sleeve) yang berciri pita VSWR lebar. Pita yang lebar dalam hal dipole lipat planar adalah karena pengaruh substrat dielektrika penopang antena. Acuan ini menunjukkan pula bahwa didapati penguatan tetap dalam pita yang lebar; dan bal ini diperkirakan didapati pula pada antena ini, karena meskipun tidak diukur, hasilnya terbayang pada karakteristik antena Yagi-Uda (16). Penempatan dipole pla- nar pada rongga terbuka mengungkapkan karakteristik ‘Yang didapat pada antena-antena Tongga sebelumnya. Hasil dengan metoda desain di atas dapat memenuhi persyaratan dengan sedikit coba-coba, yaitu dengan menggeser-geser letak penutup kaki dipole. TERNOLOGI INDONESIA, VOL XIX, NO. 1, 1996 DAFTAR PUSTAKA Schoenbeck, R.J. 1988. Electronics Communications. 2nd edition Maxwell Macmilian, New York. Lampe, R.W. 1985. Design Formulas for an Asymmetric Coplanar Strip Folded Dipole. IEEE Transactions on Antennas and Propagation, vol. AP-33, No. 99, September. Uda, S and Mushiake, Y. 1954. Yagi-Uda Antenna. Sendai, Japan: Sasaki. Jasik, H. Ed., 1961. Antenna Engineering Handbook. McGraw-Hill. New York. Stutzman, W.L. and Thiele, G.A. 1980. Antenna Theory and Design. Wiley. New York. Jordan, E.C., and Balmain, K.G. 1968. Electromagnetic Waves and Radiating Sys- tems. Prentice-Hall. Englewood Cliffs, NJ. Hanna, V, Fouad and Thebault, D. 1981. Analysis of Asymmetrical Coplanar Waveguides. Int. }. Electron. vol, 50: 221-224, . 1984. Theoritical and Experimental Investigation of Asymmetric Coplanar Waveguides. Digest 1984 IEEE Microwave Theory Tech. Soc. Int. Micro- wave Symp., San Fransisco, CA: 469-471. June. Hilberg, W. 1969. From Approximation to Exact Relations for Characteristic Im- pedances, IEEE Trans. Microwaves Theory and Tech., vol MTT-17: 259-265. May. Hallen, E. 1938. Theoritical Investigations into the Transmitting and Receiving Qualities of Antenna. Nova Acta Regiae Soc. Sci. Upsaliensis, se IV, vol 11, no. 4: 3-44, Elliot, R.S, 1985. Antenna Theory and Design. Prentice-Hall of India: 321-325, New Delhi 110001. Kumar, A and Hristov, H.D. 1989. Microwave Cavity Antennas. Artech House. Norwood. King, HE. and Wong, J.L. 1972. An Experimental Study of a Balun-fed Opensleeve Dipole in front of a Metallic Reflector. EEE Trans Antennas Propagat, vol AP-20: 201-204. March. TEKNOLOGI INDONESIA, VOL. XIX, NO. 1, 1996 ~~, 1973. 225 t0 400 MHz Cavity-Backed Dipole with Almost Constant Gain. the Electronics Res Lab., Aerospace Corps, Los Angeles, California, Tech Rep TR-0073(3401)-1, May 15. ~~. 1973. A Cavity-Backed Dipole Antenna with Wide Bandwidth Characteris- tics. IEEE Trans on Antennas and Propagat: 725-727. September, Syukri, Y. 1989. Antenna Yagi-Uda Kapsul. LEN Technical Journal, vol 3, no. 2, April/May/June: 29-34.

You might also like